• Tidak ada hasil yang ditemukan

UKL UPL DAERAH IRIGASI TAMBAK

N/A
N/A
Sastro Wijaya

Academic year: 2024

Membagikan " UKL UPL DAERAH IRIGASI TAMBAK"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

DAERAH IRIGASI TAMBAK

DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

KABUPATEN KUTAI TIMUR

2021

(2)

UKL-UPL

KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI TAMBAK DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

KATA PENGANTAR

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia- Nya sehingga penyusunan Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pembangunan Dareah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang ini dapat diselesaikan.

Dokumen UKL-UPL ini kami susun untuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif serta mengembangkan dampak positif, sehingga pelaksanaan konstruksi dan operasional yang ada pada kegiatan kami tidak menimbulkan dampak negatif bagi kelestarian lingkungan hidup dan seluruh aktivitas yang ada tetap sesuai dengan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Penyusunan Formulir UKL-UPL ini mengacu pada Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Demikian Formulir UKL-UPL ini disusun, diharapkan dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan dan fungsi yang dirumuskan dalam penyusunannya.

Sangatta, Desember 2021 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur Pejabat Pembuat Komitmen,

Ade Sudradjat, S.T.,M.Si

NIP. 19760518 200604 1 015

(4)

UKL-UPL

KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI TAMBAK DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

DAFTAR ISI

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

A. IDENTITAS PEMRAKARSA ... 1

B. USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ... 1

1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ... 1

2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ... 1

3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ... 1

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan... 1

4.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang ... 1

4.2. Persetujuan Teknis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ... 2

4.3. Uraian Komponen Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan... 3

4.3.1. Tahap Pra-Konstruksi ... 5

4.3.2. Tahap Konstruksi ... 5

4.3.3. Tahap Operasi ... 16

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ... 28

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MELAKUKAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(6)

UKL-UPL

KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI TAMBAK DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

DAFTAR PETA

(7)

DAFTAR PETA

Peta 1. Peta Lokasi ... 2

Peta 2. Peta RTRW Kabupaten Kutai Timur... 3

Peta 3. Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha ... 4

Peta 4. Peta Lokasi Pengenlolaan Lingkungan Hidup ... 58

Peta 5. Peta Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup ... 59

(8)

UKL-UPL

KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI TAMBAK DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Tahapan Kegiatan Pembangunan Tata Guna Air Irigasi

Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang ... 2

Tabel 2. Rencana Konstruksi Tata Guna Air Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang ... 4

Tabel 3. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi yang dibutuhkan... 6

Tabel 4. Peralatan Konstruksi Pembangunan Jalan ... 7

Tabel 5. Alternatif Pola Pemakaian Air ... 14

Tabel 6. Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kerja untuk Pemeliharaan Saluran ... 23

Tabel 7. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Tata Guna Air Irigasi Tambak Desa Selangkau ... 28

(10)

UKL-UPL

KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI TAMBAK DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Kegiatan Tata Guna Air Irigasi Tambak Desa

Selangkau Kec. Kaliorang ... 1

Gambar 2. Layout Tata Guna Air Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang ... 11

Gambar 3. Penampang Melintang Saluran yang Akan Dibangun ... 14

Gambar 4. Rekomendasi Struktur Organisasi Perkumpulan Petambak ... 17

Gambar 5. Struktur Organisasi O & P Tingkatan Blok Tambak ... 18

(12)

UKL-UPL

KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI TAMBAK DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG

TUBUH BAB

(13)

A. IDENTITAS PEMRAKARSA

Nama Pemrakarsa : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur Penanggung Jawab : Ade Sudradjat, S.T.,M.Si

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen

NIP : 19760518 200604 1 015

Alamat Kantor : Jl. Prof. Dr. Sudiatmo, Kawasan Pusat Pemerintahan, Bukit Pelangi, Teluk Lingga, Sangatta Utara

Telepon : (0549) 25414

email : satudata@kutaitimurkab.go.id B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikaji dalam UKL- UPL ini adalah Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang.

2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Lokasi rencana kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang ini terletak di Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Skala/besaran rencana kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang adalah 200,24 hektar.

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 4.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang

Berdasarkan overlay peta lokasi kegiatan dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 01 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015-2035, diketahui bahwa lokasi rencana kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang berada pada Kawasan Permukiman Pedesaan dan Pertanian Tanaman Pangan.

Berdasarkan hasil tumpang susun tapak proyek dengan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB) diketahui lokasi rencana kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang berada di luar area PIPPIB.

(14)
(15)
(16)
(17)

4.2. Persetujuan Teknis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Pasal 43 ayat 3, Persetujuan teknis terdiri dari pemenuhan Baku Mutu Air Limbah, pemenuhan Baku Mutu Emisi, Pengelolaan Limbah B3 dan analisis mengenai dampak lalu lintas. Berdasarkan uraian komponen rencana kegiatan penyebab dampak lingkungan, tidak ada kegiatan membuang air limbah ke badan perairan, tidak ada kegiatan yang menghasilkan emisi, tidak ada kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dan tidak ada kegiatan yang menimbulkan bangkitan lalu lintas. Sehingga Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang tidak memerlukan persetujuan teknis.

4.3. Uraian Komponen Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan

Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang yang ditelaah akan menimbulkan dampak penting secara umum dibagi menjadi 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi. Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Tahapan Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang

No. Tahapan Kegiatan Tahun Ke-

1 2 3 4 dst

A Tahap Pra Konstruksi

1 Sosialisasi Rencana Usaha/Kegiatan X

2 Survey dan Penentuan Lokasi X

3 Pembebasan Lahan X

B Tahap Konstruksi

1 Mobilisasi Alat dan Material X X

2 Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi X X

3 Pembukaan Lahan X X

4 Pembangunan Sarana Penunjang Kegiatan

Proyek X X

5 Pembuatan Saluran X X

6 Pembuatan Bangunan Penunjang X X

7 Perbaikan Alat Berat dan Pengoperasian

Genset X X

8 Pemutusan Hubungan Kerja X

9 Demobilisasi Peralatan X

C Tahap Operasi

1 Pengoperasian Tambak X

2 Penerimaan Tenaga Kerja untuk Pemeliharaan

Saluran Tambak X

Uraian deskripsi tahapan kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang disajikan sebagai berikut.

(18)

4.3.1. Tahap Pra-Konstruksi

Kegiatan peningkatan jalan swastika pada tahap pra konstruksi meliputi kegiatan survei lapangan dan pengukuran.

1. Sosialisasi Rencana Usaha/Kegiatan

Sosialisasi tentang rencana kegiatan akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur berupa pemasangan pengumuman pada lokasi proyek khususnya ditempat-tempat dimana pengumuman tersebut mudah dibaca masyarakat luas dan berupa pertemuan dan diskusi yang didahului dengan penjelasan rencana kegiatan kepada masyarakat luas khususnya masyarakat yang terkena dampak dari proyek dengan berkoordinasi dengan aparat pemerintahan setempat, khususnya Kepala Desa.

Semua saran masukan hasil konsultasi di catat dan di dokumentasikan dengan baik untuk dan disajikan pada lampiran.

Komponen masyarakat yang akan di undang dalam kegiatan sosialiasi di antaranya masyarakat Desa Selangkau, termasuk di dalamnya Kepala Desa, Tokoh adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Organisasi kemasyarakatan dan Ketua RT.

2. Survey dan Penentuan Lokasi

Kegiatan survey dan penentuan lokasi rencana kegiatan pengembangan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang telah dilaksanakan oleh pelaksana Survey Investigasi Desain (SID) Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang.

Dari hasil penelitian telah ditetapkan lokasi terpilih dengan rencana konstruksi sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2. Rencana Konstruksi Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang

No. Uraian Satuan Volume

1. Areal Terlayani Ha 200,24

2. Jumlah Saluran Jalur 6,00

3. Panjang Saluran Meter 24,836,30

4. Lebar saluran Meter 5,40

5. Kedalaman saluran Meter 2,00

6. Lebar jalan produksi Meter 3,00

7. Elevasi tanggul/jalan dari tanah dsr Meter 1,20

8. Jumlah Blok* Unit Blok 7,00

9. Volume galian Meter3 532.446,525

10. Volume timbunan Meter3 537.776,709

3. Pengadaan Lahan

Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan untuk kepentingan umum, diperlukan tanah yang pengadaannya dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis, dan adil,

(19)

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, antara lain sebagai berikut :

a. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.

b. Yang dimaksud dengan Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

c. Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digunakan untuk pembangunan, al. jalan umum;

d. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.

e. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan pemberian Ganti Kerugian yang layak dan adil.

Mekanisme/proses pengadaan lahan tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, antara lain:

a. Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan melalui tahapan perencanaan; persiapan; pelaksanaan; dan penyerahan hasil.

b. Rencana Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, paling sedikit memuat : maksud dan tujuan rencana pembangunan; kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Prioritas Pembangunan; letak tanah; luas tanah yang dibutuhkan; gambaran umum status tanah; perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah; perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan; perkiraan nilai tanah; rencana penganggaran.

c. Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah disusun berdasarkan studi kelayakan yang mencakup : survei sosial ekonomi; b. kelayakan lokasi; analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat; perkiraan nilai tanah; dampak lingkungan dan dampak sosial yang mungkin timbul akibat dari Pengadaan Tanah dan pembangunan; studi lain yang diperlukan

Kegiatan pembebasan lahan ini akan merubah status kepemilikan tanah yang semula milik masyarakat akan berubah menjadi milik proyek (dalam

(20)

hal ini Pemerintah Daerah Kalimantan Timur). Sistem pengadaan tanah dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak. Sebelum kegiatan ini dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan identifikasi, inventarisasi dan pengukuran mengenai letak, luas dan pengguna sah lahan/tanah yang dibebaskan oleh tim pembebasan lahan. Kemudian hasilnya akan diumumkan agar semua pihak mengetahuinya dan dapat mempertanyakan jika ada hal‐hal yang dianggap tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan. Setelah data yang terhimpun sudah cukup valid dan diperkirakan tidak akan ada permasalahan tumpang tindih kepemilikan lahan, maka dilakukan negosiasi harga untuk selanjutnya dilakukan pembayaran. Pada pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Dinas/Instansi yang terkait dengan pengadaan tanah, Kecamatan Kaliorang dan Desa Selangkau.

Hal ini dilakukan dalam rangka untuk menghindari timbulnya hal‐hal yang tidak diinginkan dikemudian hari seperti adanya tumpang tindih penguasaan lahan, permasalahan legalitas surat‐surat tanahnya dan lain sebagainya.

4.3.2. Tahap Konstruksi

Kegiatan pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang pada tahap konstruksi meliputi kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi, mobilisasi alat, pembuatan dan operasional base camp, mobilisasi material, pekerjaan badan jalan, pembangunan drainase, pekerjaan minor, aktivitas perbaikan dan pemeliharaan peralatan, demobilasi alat dan demobilisasi tenaga kerja konstruksi.

1. Mobilisasi tenaga kerja konstruksi

Komponen kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah aktivitas pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk pelaksanaan kegiatan kontruksi. Jumlah tenaga kerja kontruksi yang dibutuhkan 42 orang yang meliputi tenaga terampil dan non terampil. Tenaga kerja yang dibutuhkan berasal dari sekitar lokasi rencana kegiatan maupun dari luar lokasi rencana kegiatan. Sebagian besar tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proyek adalah pekerja biasa, tukang kayu, dan tukang batu.

Rincian tenaga kerja yang diperlukan pada kegiatan pembangunan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang, dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi yang dibutuhkan

No Uraian Pendidikan Jumlah (orang)

1 Pekerja SLTP 8

2 Mandor D3 2

3 Pimpinan Proyek S1 1

4 Tukang Listrik SLTA 1

(21)

No Uraian Pendidikan Jumlah (orang)

5 Tukang Kayu SLTA 1

6 Tukang Batu SLTA 4

7 Tukang Besi SLTA 1

8 Tukang Cat SLTA 2

9 Tukang Gali Tanah SLTA 4

10 Kepala Tukang SLTA 1

11 Operator Chain Shaw SLTA 1

12 Pembantu Operator Chain Saw SLTA 1

13 Operator Alat Berat SLTA 6

14 Pembantu Operator Alat Berat SLTA 6

15 Sopir SLTA 1

16 Penjaga Proyek SLTP 1

17 Ahli K3 S1 1

J u m l a h : 42

Sumber : Analisis Tim Penyusun

Dalam kegiatan penerimaan karyawan konstruksi, pemrakarsa akan memprioritaskan karyawan lokal sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, selain itu pemrakarsa akan berkoordinasi dengan Kelurahan setempat terkait kegiatan penerimaan karyawan konstruksi.

Sistem kerja yang diterapkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan dalam Jaringan. Sedangkan untuk sistem Jam kerja mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat.

Waktu kerja yaitu 6 hari kerja dengan jam kerja selama 7 jam/hari. Dan apabila karyawan melakukan kerja lembur maka perusahaan akan membayar sesuai dengan perhitungan upah lembur karyawan yang berlaku yang mengacu pada pasal 77 dan pasal 78 kluster Ketenagakerjaan Undang- Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Sedangkan untuk sistem pengupahan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021 tentang pengupahan dan sesuai dengan Upah Minimum Sektor Konstruksi tahun berjalan.

Sebagai upaya mencegah dan meminimalkan resiko kecelakaan kerja, maka semua karyawan yang terlibat dalam pekerjaan pembangunan jalan akses dan jembatan sungai nibung setiap pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung keselamatan kerja yang merupakan perlengkapan standar yang harus dikenakan oleh pekerja antara lain meliputi : helm pengaman, sarung tangan, sepatu safety, alat pelindung diri saat mengelas, ear plug, reflection jacket, safety belt. Setiap kegiatannya terkait terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3), maka akan mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

(22)

Selain itu setiap akan diikutkan ke dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan program Jaminan Hari Tua sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua (JHT). Program BPJS dan JHT merupakan amanat dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

2. Mobilisasi Alat dan Material

Mobilisasi peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan peningkatan jalan swastika akan melewati jalan raya yang sudah ada langsung menuju lokasi proyek. Alat berat diangkut menggunakan trailer. Peralatan-peralatan yang akan di mobilisasi dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4. Peralatan Konstruksi Pembangunan Jalan

No Jenis Peralatan Jumlah Kegunaan

1 Excavator 2 Unit Penggalian dan Pengerukan 2 Tandem Roller 1 Unit Peadatan tanah

3 Vibrator Roller 1 Unit Pemadatan tanah 4 Dump Truck 1 Unit Mengangkut tanah 5 Hand compactor 1 Unit Pemadatan tanah 6 Water Pump 1 Unit Menyedot air

7 Chainsaw 1 Unit Pemotong kayu

Untuk pelaksanaan kegiatan mobilisasi peralatan, akan diajukan perijinan kepada Dinas Perhubungan Kab. Kutim dengan memperhatikan peraturan- peraturan berikut:

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

2. Untuk mobilisasi alat berat harus memperhatikan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK. 726/AJ.307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2014 tentang Pedomen Teknis Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di Jalan.

3. Untuk mobilisasi material harus memperhatikan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Nomor SK.727/AJ.307/DRJD/2004 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan.

Mobilisasi material yang akan digunakan untuk kegiatan konstruksi akan melewati jalan raya yang sudah ada langsung menuju lokasi proyek. Material seperti pasir, semen, batu, aspalt, besi, agregat, box culvert dan lain-lain diangkut menggunakan truck.

(23)

3. Pembukaan Lahan

Pembukaan lahan yang berkaitan dengan pembuatan jaringan tata air rawa ini adalah dengan cara membuka atau membersihkan lahan dari vegetasi dengan menerapkan sistem Zero Burning khusus pada jalur saluran jaringan tata air tambak. Pembukaan lahan dilakukan sesuai keperluan lebar dan panjang saluran. Pada rencana saluran dilakukan perintisan dan penebangan pohon-pohon di sepanjang rencana saluran dan jalan, kemudian memotong- motong batang pohon menggunakan chainsaw. Lokasi penumpukkan semak belukar dan tumbuhan pengganggu harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga aman terhadap sumber hama dan penyakit tanaman dan sumber kebakaran.

Selanjutnya diikuti pembukaan lahan menggunakan excavator yang dibantu dengan gergaji mesin (chainsaw) untuk memotong kayu-kayu yang besar.

Lahan yang dibuka mayoritas belukar rawa, dan sebagian vegetasi mangrove.

Pembukaan lahan untuk keperluan budidaya tambak tidak dilakukan oleh pemrakarsa akan tetapi akan dilaksanakan instasi terkait di Kabupaten Kutai Kartanegara setelah sistem jaringan tata air tambak ini selesai dikerjakan.

4. Pembangunan Sarana Penunjang Kegiatan Proyek

Untuk memudahkan dalam kegiatan konstruksi, maka perlu dibangun direksi keet dan base camp yang berfungsi untuk mengurusi pekerjaan, administrasi proyek termasuk di dalamnya pengendalian proyek. Penempatan direksi keet dilakukan pada daerah yang memiliki kemudahan aksesibilitas transportasi dan komunikasi. Pemeliharaan alat berat dilakukan di luar lokasi proyek.

Basecamp yang akan dibuat layak bagi para pekerja untuk beristirahat dan dilengkapi dengan APAR dan kotak P3K.

Komponen kegiatan pembangunan dan pengoperasian base camp adalah aktivitas penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk pelaksanaan lapangan. Karena lokasi kegiatan berdekatan dengan permukiman, base camp pekerja dapat memanfaatkan rumah penduduk setempat. Permukiman yang dapat digunakan sebagai lokasi base camp adalah Desa Sebuntal dan Desa Tanjung Limau.

Berkaitan dengan adanya aktivitas pada base camp dibutuhkan sumber daya untuk kebutuhan hidup berupa air bersih. Jumlah kebutuhan air bersih didekati dengan jumlah manusia yang beraktivitas serta kebutuhan air bersih per orang yang mengacu pada SNI 03-7065-2005 pada kebutuhan rumah susun sebesar 100 l/orang.hari. Sehingga dengan jumlah tenaga kerja yang beraktivitas berjumlah 42 orang, maka kebutuhan air bersih dihitung sebagai berikut:

(24)

V = P x N Di mana :

V = Volume air bersih yang dibutuhkan (m3/hari) P = Jumlah tenaga kerja (orang)

N = Kebutuhan air bersih per-orang/hari (l/orang/hari) Maka; V = 42 orang x 100 l/orang/hari

= 4.200 l/hari = 4,2 m3/hari

Dari penggunaan air bersih tersebut akan dihasilkan limbah cair domestik sebesar 2,94 m3/hari dengan asumsi jumlah air limbah 70% dari air bersih yang dibutuhkan.

Selain menghasilkan limbah cair domestik, pengoperasian base camp juga menghasilkan limbah padat domestik dari aktivitas pekerja konstruksi.

Adapun perhitungan jumlah timbulan limbah padat domestik adalah sebagai berikut.

i. Diprakirakan kuantitas timbulnya adalah 0,45 kg/orang/hari (E.

Damanhuri, Diktat Kuliah Pengelolaan Limbah padat, Bandung, 2010) ii. Jumlah orang yang beraktivitas = 42 orang

iii.Jumlah timbulnya limbah padat = 0,45 kg/orang/hari x 42 orang

= 18,9 kg/hari

Diprakirakan jumlah timbulnya limbah padat ini merupakan campuran dari:

a. Limbah padat organik yang dihasilkan sebesar 65% (Specific Weight = 490 lb/yd3 = 490 x 0,5933 = 290,717 kg/m3). Sehingga, prakiraan jumlah limbah padat basah adalah (18,9 kg/hari x 65%) : 290,717 kg/m3 = 0,0423 m3/hari

b. Kertas-kertas sebesar 5% (Specific Weight = 150 lb/yd3 = 150 x 0,5933 = 88,995 kg/m3). Sehingga, prakiraan jumlah limbah padat kertas/hari adalah (18,9 kg/hari x 5%) : 88,995 kg/m3 = 0,0106 m3/hari

c. Plastik sebesar 30% (Specific Weight = 110 lb/yd3 = 110 x 0,5933 = 65,263 kg/m3). Sehingga, prakiraan jumlah limbah padat plastik/hari yang ditimbulkan adalah (18,9 kg/hari x 30%) : 65,263 kg/m3 = 0,0869 m3/hari

Menurut hasil perhitungan di atas, diprakirakan volume limbah padat domestik yang dihasilkan dari aktivitas pekerja konstruksi adalah sebesar 0,1398 m3/hari. Dengan jumlah limbah padat organik dan anorganik sebagai berikut:

(25)

a. Limbah padat organik dan kertas-kertas sebesar 0,0423 m3/hari.

b. Limbah padat anorganik berasal dari plastik yaitu sebesar 0,0975 m3/hari.

Pengelolaan limbah padat domestik ini direncanakan dengan menyediakan sarana pewadahan limbah padat domestik sebanyak 2 buah dengan kapasitas masing-masing 500 l atau 0,5 m3. Secara rutin limbah padat domestik ini akan dibuang ke TPS terdekat di permukiman.

5. Pembuatan saluran

Lay-out jaringan irigasi tambak mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara umum agar dapat dioperasikan secara optimal, yaitu :

a) Memanfaatkan jaringan yang ada

Perencanaan didasarkan pada pemanfaatan jaringan yang sudah ada, yaitu sungai alam maupun saluran buatan

b) Pengendalian Air

Sistem tata air direncanakan mampu mengendalikan air di tambak, agar dapat :

1) Mencegah masuknya luapan air pasang dan banjir rob ke lahan tambak

2) Mengatasi kelebihan genangan air di lahan akibat limpasan curah hujan

3) Mengendalikan muka air di tambak, disesuaikan dengan kebutuhan 4) Mengadakan pencucian lahan untuk meningkatkan kualitas tanah c) Saluran Air

Mampu mengalirkan kebutuhan air di untuk tambak, baik sewaktu pengisian awal, penggantian air dan sewaktu pemanenan.

(26)

Gambar 1. Layout Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang

Berdasarkan masukan data lapangan dan kriteria perencanaan, maka dapat disusun alternatif layout jaringan tata air Dalam perencanaan layout ini diutamakan efisiensi dimensi saluran dengan membuat ruas saluran sependek mungkin untuk mencukupi kebutuhan air. Untuk itu maka luas layanan dari masing-masing saluran menjadi kecil, sehingga dimensi yang diperlukan kecil pula sehingga operasi dan pemeliharaan juga mudah sehingga diharapkan tingkat produksi baik.

Simulasi sistem jaringan pasok dilakukan untuk kondisi pergantian air tambak menggunakan pergantian air tambak sebesar 6% per hari.

Sistem jaringan pasok yang direncanakan adalah pasokan dari air laut dan sungai yang hanya dijalankan oleh kekuatan pasang surut. Saluran dibuat dengan kedalaman yang sesuai sedemikian rupa sehingga pasang surut dapat mengalirkan air sampai ke saluran-saluran yang ada di seluruh lokasi. Sedangkan untuk pengaliran air ke dalam petak tambak dapat dilakukan secara langsung atau dengan pepompaan sesuai dengan kondisi yang ada.

Untuk mensimulasikan kondisi jaringan pasok ini, maka saluran didiskritisasikan dengan menempatkan titik (node) pada titik pertemuan saluran dan pada titik (node) pengambilan air untuk masing-masing petak tambak. Pengambilan air ke dalam petak tambak disimulasikan sebagai structure pump, sedangkan petak tambaknya disimulasikan sebagai section. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketercukupan air untuk dipasok ke dalam petak tambak (meskipun dalam kenyataannya mungkin tidak diperlukan structure pump).

(27)

Perencanaan saluran

Desain saluran juga harus mengikuti kaidah yang berlaku secara umum sesuai dengan rencana budidaya tambak. Beberapa hal yang terpenting adalah :

a) Pengaliran air genangan yang berlebihan

Saluran harus dapat mengalirkan kelebihan air : limpasan permukaan maupun air pasang.

b) Ketahanan

Mampu mempertahankan ketinggian muka air di petakan tambak, terutama pada musim kemarau dengan memanfaatkan potensi pasang surut.

c) Stabil tidak tergerus dan tidak terjadi pengendapan

Perhitungan hidrodinamis (gerakan air tak langsung/unsteady flow) dilakukan dengan software Duflow

d) Dapat dilewati oleh perahu penduduk

Diusahakan saluran primer dibuat dalam ukuran minimal lebar 4 m dan elevasi dasar minimal di bawah elevasi muka air surut.

Dimensi saluran yang digunakan dalam pemodelan adalah dimensi saluran yang direncanakan dan dipilih berdasarkan hasil perhitungan aliran rencana pada masing-masing sistem. Untuk perhitungan dimensi awal digunakan dimensi saluran yang memenuhi ketentuan dalam persamaan aliran seragam dengan menggunakan metode Manning.

Selanjutnya dalam perencanaan, dimensi yang ada ditingkatkan pada besaran yang mudah diterapkan di lapangan. Hasil besaran rencana saluran bersangkutan kemudian diuji dengan pemodelan matematik menggunakan program komputer Duflow yang akan memberikan gambaran kelayakan dimensi yang dipilih tersebut.

Beban saluran Sekunder adalah debit yang diperlukan untuk pengisian serta pergantian air sebesar 6% pada tiap inlet tambak. Debit desain yang digunakan dalam perencanaan dimensi saluran pasok ini adalah sebesar :

q =

 

8 3600

100 100

% 6

 = 0,020833 m3/detik/ha = 20.833 liter/detik/ha

QPASOK = 0,028 x A

(28)

dimana :

q = debit pasok tambak per Ha

QPASOK = debit pasok untuk A hektar tambak A = luas areal tambak layanan (Ha) Asumsi yang digunakan :

- Kedalaman air di tambak 1 m.

- Pengisian diasumsikan dengan pompa selama 8 jam per hari.

Berdasarkan layout yang sudah ditentukan, maka dapat dihitung untuk masing-masing beban saluran/sungai/pengambilan untuk Tambak di Desa Selangkau. Untuk tambak di Desa Selangkau, dengan kondisi saluran alam yang cukup lebar, sehingga yang diperlukan adalah normalisasi saluran alam yang ada terutama saluran Selomanis, serta pengaturan titik pengambilan air untuk saluran sekunder / tersiernya.

Sebagian besar tambak mengambil air langsung dari sungai.

Pembuatan saluran dilakukan dengan menggali tanah yang tepat berada pada jalur-jalur yang telah dipetakan berdasarkan desain saluran (gambar detil desain saluran terlampir). Tanah digali sampai dengan kedalaman tertentu sesuai desain saluran, kemudian tanah galian tersebut ditimbun ke kiri dan kanan bagian saluran dan merupakan bahu saluran sehingga membentuk tanggul. Permukaan tanggul ini diratakan dengan baik dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dari pekerjaan pembuatan saluran sekaligus terbentuk jalan di kiri dan kanan saluran.

Jalan ini merupakan jalan permanen yang dapat digunakan selama pengoperasian dan pemanfaatan jaringan tata air tambak.

Sistem ini terdiri dari jaringan saluran yang berfungsi membuang kelebihan air dan saluran pasok/penggantian 6 % dari kebutuhan tambak setiap hari. Pekerjaan pembuatan saluran terdiri dari pekerjaan galian dan penimbunan. Volume galian digunakan untuk menimbun badan jalan di sisi saluran jaringan tata air tambak. Secara umum sketsa penampang melintang saluran disajikan pada gambar berikut.

(29)

Gambar 2. Penampang Melintang Saluran yang Akan Dibangun 6. Pembuatan Bangunan Penunjang

a. Jembatan

Jembatan dibuat dari konstruksi kayu, jembatan sebagai sarana tambak yang berfungsi menghubungkan antar petak tambak yang terpisah oleh saluran guna mempermudah pengangkutan sarana prasarana produksi yang harus menggunakan kendaraan. Secara umum jembatan ini didesain untuk mampuh menahan beban muatan jalan kelas III. Dan sangat diharapkan kesadaran masyarakat untuk tidak melewati jembatan dengan beban yang melebihi kapasitas jembatan, agar jembatan tidak mudah rusak / roboh.

b. Jalan akses atau jalan produksi

Adapun jalan akses atau jalan produksi dibangun di atas tanggul yang terdapat pada saluran yang dibangun. Jalan akses atau jalan produksi pada saluran direncanakan dengan lebar 3,0 m. Jalan produksi sangat penting perannya dalam menunjang kegiatan budidaya, antara lain berfungsi sebagai prasarana pengangkutan hasil produksi. Jalan ini dirancang untuk lalu lintas rendah dengan mengacu pada standar Jalan Tak Beraspal yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, dengan beban kurang lebih 6 ton. Oleh karena itu sangat diharapkan nantinya jalan produksi ini mampuh dilalui kendaraan dengan beban yang sesuai, serta dihindari beban angkutan

(30)

yang melebihi dari kapasitas jalan agar tidak mempercepat kerusakan jalan.

c. Handling space

Handling space merupakan bangunan penunjang budidaya yang berfungsi sebagai tempat penanganan hasil produksi pertambakan. Pencucian, penimbangan dan pengepakan hasil panen dilakukan di Handling Space.

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih dari sumur bor, air bekas cucian dialirkan ke saluran pembuangan.

7. Perbaikan Alat Berat dan Pengoperasian Genset

Perbaikan alat berat dilakukan di luar lokasi proyek dan merupakan tanggung jawab kontraktor sehingga tidak terdapat limbah perbengkelan di lokasi proyek.

Kebutuhan tenaga listrik untuk kegiatan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau disuplai dengan menggunakan genset kapasitas 12 KVA sebanyak 1 unit, mesin genset tersebut digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik kantor proyek. Berdasarkan Permen LH Nomor 13 Tahun 2009 diketahui bahwa sumber emisi yang mempunyai kapasitas di bawah 100 hp (76,5 KVA);

beroperasi secara kumulatif kurang dari 1000 jam per tahun; yang digunakan untuk kegiatan darurat yang beroperasi kurang 200 jam/tahun merupakan sumber emisi yang tidak wajib dipantau. Genset yang akan digunakan hanya berkapasitas 12 KVA (< 76,5 KVA) dan hanya dioperasikan sebagai sumber energi listrik cadangan sehingga tidak wajib untuk dipantau. Pihak kontraktor harus benar-benar memastikan bahwa pada saat pelaksanaan kegiatan tidak ada limbah B3 yang tercecer di sekitar lokasi kegiatan terutama di sekitar genset.

8. Pemutusan Hubungan Kerja

Setelah selesai kegiatan konstruksi akan dilakukan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi, yaitu pemutusan hubungan kerja antara kontraktor konstruksi dengan tenaga kerja yang diterima pada saat awal pelaksanaan proyek.

9. Demobilisasi Peralatan

Peralatan yang digunakan selama kegiatan Daerah Irigasi Tambak Desa Selangkau akan dikembalikan ke lokasi asalnya setelah selesai kegiatan pembangunan saluran. Proses pengembalian peralatan (demobilisasi) diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran udara.

(31)

4.3.3. Tahap Operasi

1. Pengoperasian Tambak

a. Pembentukan organisasi petani tambak

Sudah cukup banyak kegiatan pembinaan yang diberikan untuk membantu petani tambak yang dilaksanakan oleh berbagai pihak / instansi terkait.

Tetapi dua hal pokok yang nyata dan perlu dipertimbangkan untuk penyempurnaan di masa mendatang adalah :

1. pembinaan tersebut dilakukan secara terpisah-pisah, dengan / tanpa kaitan langsung antara petani tambak dan pembina, serta

2. pembinaan-pembinaan yang beragam tersebut belum mengarah kepada upaya pemantapan usaha mereka, petambak diharapkan mampu merangkum sendiri bagaimana usahanya dapat berkembang seperti yang diharapkan.

Dalam kaitan tersebut, pihak konsultan menyarankan suatu pembinaan terpadu dengan wadah yang berbentuk himpunan atau paguyuban petambak udang. Melalui wadah ini, semua informasi (yang bersifat teknis maupun ekonomi), bantuan dan kerjasama dari pihak lain akan terarah kepada program kerja lembaga tersebut yang akan mengembangkan usaha petambak sebagai suatu agribisnis. Begitu pula sebaliknya segala permasalahan yang dihadapi petambak secara melembaga akan cepat disampaikan kepada pihak yang terkait dan berkompeten.

Agar program pembinaan usaha tambak ini dapat terlaksana dengan baik dan berhasil, maka diperlukan adanya :

1. perlindungan dan jaminan dari pemerintah terhadap kelangsungan usaha petambak, sesuai dengan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku, serta

2. pemberian fasilitas pinjaman bagi lembaga tersebut (paguyuban petambak udang) dengan suku bunga lunak (rendah), baik untuk mendukung kegiatan produksi maupun untuk pemasaran hasilnya.

Organisasi petambak perlu segera dibentuk untuk mengakomodasi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan operasional budidaya, penyediaan sarana produksi, penanganan pasca panen maupun pemasaran hasil produksi tambak.

Guna mempermudah komunikasi antar petambak perlu dibentuk beberapa divisi dengan melibatkan pihak pemerintah khususnya Dinas Perikanan setempat untuk membina dan memberikan penyuluhan teknis budidaya

(32)

maupun manajemen usaha pertambakan. Secara garis besar bentuk organisasi perkumpulan petambak dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 3. Rekomendasi Struktur Organisasi Perkumpulan Petambak Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan seperti telah diuraikan, diperlukan organisasi pelaksana kegiatan O & P. Organisasi tersebut akan berfungsi sebagai berikut :

- pengatur kegiatan operasi dan pemeliharaan - pelaksana kegiatan pekerjaan fisik

- penyelenggara penyuluhan tentang masalah irigasi tambak kepada para petani, serta

- pelaksana kegiatan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan pada khususnya, dan kegiatan pengembangan teknik pertambakan di wilayah proyek pada umumnya.

Manager / Ketua Badan Musyawarah Petani Tambak

(BMPT)

Divisi Pemasaran

Udang

Divisi Teknik Budidaya

Divisi Sarana Produksi

Band eng

Udan g

DEMP OND

Jalur ke Pemasok

Udang

Cold Storage

Divisi Panen

Pemasaran produk

Handling Space B

e

P u

P a

O b

Air Be E

s Divisi

(33)

Pada tingkat terendah, pelaksanaan kegiatan O & P akan dikoordinir oleh Manager Blok yang bertugas sebagai penyuluh teknik budidaya dan teknik irigasi. Manager Blok untuk pelaksanaan kegiatan fisik dibantu oleh beberapa orang tenaga teknis dan wakil kelompok tani. Organisasi pada tingkat blok disajikan pada Gambar berikut ini :

Gambar 4. Struktur Organisasi O & P Tingkatan Blok Tambak

Ada beberapa bagian penting dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan ini yang nantinya memiliki tugas yang berbeda-beda, antara lain :

a. Manajer Blok

- melakukan koordinasi dan pengawasan atas keadaan fisik operasi dan pemeliharaan di wilayah kerjanya

- mengadakan pembinaan dan penyuluhan teknik irigasi kepada para juru irigasi dan wakil kelompok tani

- mengikuti rapat koordinasi ditingkat zone dan membantu Manager Zone untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan

- membuat laporan kegiatan yang bersifat rutin, periodik dan rehabilitasi, serta

- mendokumentasikan semua hasil pemantauan di wilayah kerjanya.

b. Tenaga Teknis

- melakukan kegiatan fisik pemeliharaan yang bersifat rutin dan periodik, serta pemantauan di wilayah kerjanya

- melakukan pengawasan atas kegiatan rehabilitasi

- melakukan kegiatan pemantauan periodik dan mengumpulkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh para petani

- dibantu oleh wakil kelompok tani melakukan koordinasi dan

Wakil Kelompok Tani

Tenaga Teknis Wakil

Kelompok Tani Tenaga Teknis

Manager Blok Budidaya dan Teknik Irigasi

(34)

pengawasan atas kegiatan fisik operasi dan pemeliharaan pada tingkat kelompok tani, serta

- mengadakan pembinaan dan penyuluhan teknis irigasi kepada para petani tambak.

c. Wakil Kelompok Tani

- memimpin dan membina kelompok tani

- mewakili para anggota kelompok tani dalam rapat koordinasi, serta - membantu Juru Irigasi dalam mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan

fisik operasi dan pemeliharaan pada tingkat kelompok tani.

b. Ketinggian air di tambak

Ketinggian air di tambak mempunyai kaitan yang erat dengan tahap-tahap pemeliharaan agar tetap mendukung populasi udang yang dipelihara. Pada dua minggu pertama setelah tambak dikeringkan, tambak diisi air dengan ketinggian sekitar 25 – 30 cm. Pada saat itu dapat dilakukan usaha pemberantasan hama dan penyakit dengan mempergunakan desinfektan dan atau pestisida seperti saponin. Saponin adalah glikosida, yaitu metabolit sekunder yang banyak terdapat di alam, terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Saponin yang digunakan di tambak dari bungkil biji teh dengan dosis 150-200 kg bungkil biji teh untuk per ha tambak.

Setelah diketahui efek residu pestisida tersebut mulai hilang, ketinggian air ditambah hingga mencapai kira-kira 70 – 80 cm. Pada saat itu benur yang telah dipelihara dalam petak ipukan dapat dipindahkan ke dalam kolam pembesaran. Ketinggian air ditingkatkan hingga mencapai 100 cm yang dipertahankan terus selama 30 hari. Memasuki bulan kedua pemeliharaan benur, air kemudian diper-tahankan hingga mencapai ketinggian 100 - 120 cm. Ketinggian air ini harus terus dipertahankan selama masa pemeliharaan sampai panen.

Ketinggian air selama pemeliharaan akan banyak dipengaruhi oleh faktor kehilangan air akibat evaporasi, infiltrasi maupun perkolasi. Oleh karena itu perlu diupaya-kan untuk menambah air baru apabila ketinggian air dalam petakan tambak berkurang terutama pada musim kemarau. Sedangkan pada musim hujan, akan terjadi kelebihan ketinggian air yang harus diupayakan pembuangan kelebihan air tersebut sampai batas ketinggian yang diharapkan.

c. Pola penggunaan air

Khusus untuk pembesaran ikan/udang di tambak memakan waktu sampai ukuran panen (size 30 – 40) berkisar antara 90 – 100 hari, maka dapat diusulkan 2 alternatif pola pemakaian air berdasar periode pembesaran

(35)

udang tiap musim baik untuk tradisional plus dan semi intensif seperti yang disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 5. AlternatifPola Pemakaian Air

Tahapan

Alternatif I Alternatif II Musim

Kemarau Musim

Hujan Musim

Kemarau Musim Hujan 1. Pencucian saat

reklamasi lahan 90 hari - 90 hari -

2. Perbaikan konstruksi tambak, pengapuran, pemupukan & penumbuhan plankton

- 20 hari - 20 hari

3. Pengisian air tambak 10 hari 10 hari 10 hari 10 hari 4. Pemeliharaan (tahap

pembesaran sampai panen) 90 hari 90 hari 100 hari 100 hari 5. Pengasatan (pem buangan

air bertahap) 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari

6. Panen 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

7. Pengeringan tambak 11 hari 31 hari 11 hari 11 hari Sub-Total 205 hari 155 hari 215 hari 145 hari

Total 360 hari 360 hari

Oleh karena pada permulaan pembukaan lahan mangrove dan penggalian tanah untuk konstruksi tambak Gantung akan terjadi pembukaan lapisan bagian dalam yang mengandung pyrite akan mengalami oksidasi sehingga menyebabkan kemasaman (pH tanah rendah).

d. Penggantian air

Penggantian air tambak dengan air laut dilakukan dengan cara membuang air dari dalam tambak dan menggantinya dengan air dari saluran pemberi, saluran pemberi terisi secara otomatis dari fluktuasi air laut baik dan selanjutnya penggantian air ke tambak adalah menggunakan pompa.

Mula-mula dilakukan pembuangan air dari tambak dengan pompa sehingga muka air di tambak menurun sampai mencapai elevasi sesuai dengan yang ditetapkan. Pembuangan air hendaknya dilaksanakan pada waktu air laut menyurut. Berdasarkan hasil perencanaan, pembuangan air dapat dilaksanakan setiap waktu selama muka air di dalam petakan tambak lebih tinggi dari muka air di saluran pembuang.

Pada musim kemarau salinitas air dalam tambak tinggi, hal ini harus menjadi perhatian dengan melakukan pengontrolan agar mendekati keadaan optimum sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan udang dan ikan.

Hal yang lebih penting adalah kualitas air dalam tambak tetap terjaga.

(36)

Air di dalam tambak lama kelamaan akan mengalami penurunan kualitas air baik karena adanya proses pembusukan dan penguraian jasad mati dalam tambak maupun karena terjadinya penumpukan bahan buangan sebagai hasil samping proses metabolisme udang dan plankton.

Penurunan kualitas air ini dapat menurunkan derajat kelangsungan hidup benur atau menyebabkan pertumbuhan benur terhambat. Untuk mengatsi hal tersebut diatas, pada saat-saat tertentu, sebagian air harus diganti.

Pada awal pemeliharaan sampai benur umur 15 hari di tambak, penambahan air hanya dilakukan untuk mempertahankan ketinggian air.

Untuk periode berikutnya, penambahan air selain untuk mengganti volume air yang hilang, juga untuk mengganti air yang telah menurun kualitasnya.

Mengingat pengelolaan air pada budidaya ikan dan udang secara tradisional tidak memungkinkan pergantian air secara harian dalam prosentase lebih dari 10 % per hari, maka sistem penggantian air diupayakan setiap dua atau tiga minggu. Prosentase penggantian air dapat dirinci sebagai berikut : - 3 – 5 % (pembuangan dan penambahan air baru setinggi 3,6 – 6 cm)

(pemeliharaan benur minggu 5 – 8)

- 5 – 7 % (pembuangan dan penambahan air baru setinggi 6 – 8,4 cm) (pemeliharaan benur minggu 9 – 12)

- 7 – 10 % (pembuangan dan penambahan air baru setinggi 8,4 – 12 cm) (pemeliharaan benur minggu 13 – 16)

- 10 – 15 % (pembuangan dan penambahan air baru setinggi 12 – 18 cm) (pemeliharaan benur minggu 13 – panen)

Penggantian air sebaiknya dilakukan pada saat kandungan oksigen rendah (pukl 03.00 – 06.00), atau pada saat suhu air tinggi (pukul 13.00 – 16.00).

Pergantian air tambak yang menambahkan air baru dan mengeluarkan air tambak sebaiknya yang dikeluarkan adalah air yang berada di dasar tambak agar limbah yang menumpuk di dasar ikut terbuang. Pengeluaran air dasar tambak ini dapat dilakukan dengan menggunakan pintu pembuangan air tipe monnik yang membuang hanya air dasar saja. Sedangkan apabila ingin membuang air bagian atas permukaan petakan tambak karena meluap saat musim hujan dapat menggunakan pipa pembuangan tipe leher angsa (pipa U).

e. Pembuangan air hujan

Air hujan yang jatuh dan menggenangi areal tambak akan mengakibatkan penurunan kualitas air. Oleh sebab itu air hujan harus segera dibuang dengan sampai diperkirakan kandungan air hujan berkurang. Untuk mendukung keberhasilan kegiatan ini, perlu diadakan pemeriksaan salinitas air tambak untuk mengetahui apakah perlu diadakan suplesi air asin akibat turunnya salinitas air tambak oleh hujan yang terjadi.

(37)

f. Pengisian tambak

Pada awal kegiatan budidaya perlu dilakukan pengisian tambak mulai dari keadaan kering sampai terisi penuh. Pengisian air ke patakan tambak pada areal ini dilakukan dengan cara memompa air dari saluran ke petak tambak dan ada yang ditampung terlebih dahulu dalam tandon untuk selanjutnya dialirkan ke tambak.

g. Pengosongan tambak

Pada akhir kegiatan budidaya perlu dilakukan pengosongan tambak untuk kemudian dibiarkan kering selama beberapa minggu. Pengosongan air di dalam tambak dilakukan dengan cara dipompa. Hal ini dilakukan terus sampai air di dalam tambak benar-benar habis, dan dapat berlangsung selama 2 sampai 4 hari.

h. Pengelola irigasi tambak

Pembentukan unit pengelola irigasi tambak oleh masing-masing kelompok tambak setiap blok jaringan irigasi perlu ditetapkan oleh pihak pemerintah (Balai Wilayah Sungai Kalimantan III), dan pihak petambak untuk mengurusi kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan air irigasi tambak. Idealnya wakil pihak pemerintah menjadi ketua pengelola irigasi tambak yang dibantu oleh anggota kelompok tambak yang menangani kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tambak.

Tanggung jawab pemeliharaan jaringan dan saluran irigasi tambak pada setiap blok jaringan (luas layanan kurang lebih 100 Ha atau menurut sistem pembagian yang diterapkan) meliputi Saluran Pemasukan Primer (SPP), Saluran Buang Primer (SBP), Saluran Pemasukan Sekunder (SPS), Saluran Buang Sekunder (SBS), Saluran Pemasukan Tersier (SPT) dan Saluran Buang Tersier (SBT) dibebankan kepada masing-masing kelompok tambak pada setiap blok jaringan irigasi. Pihak pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap perawatan saluran irigasi yang mencakup perawatan Saluran Pemasukan Primer (SPP), Saluran Buang Primer (SBP), Saluran Pemasukan Sekunder (SPS), dan Saluran Buang Sekunder (SBS).

Sedangkan pihak petani tambak bertanggung jawab terhadap perawatan Saluran Pemasukan Sekunder (SPS) yang melewati masing-masing unit petakan petambak, Saluran Buang Sekunder (SBS) yang melewati petakan tambak, Saluran Pemasukan Tersier (SPT) dan Saluran Buang Tersier (SBT) yang melewati masing-masing petakan.

2. Penerimaan Tenaga Kerja Untuk Pemeliharaan Saluran Tambak a. Wewenang dan tanggung jawab pihak terkait

Pada prinsipnya semua pihak yang berhubungan dengan kegiatan budidaya tambak ikut bertanggung jawab dan harus menjaga semua sarana dan prasarana per-tambakan. Namun secara lebih terinci, tanggung jawab atas

(38)

pemeliharaan saluran dan bangunan adalah dibagi sebagaimana penjelasan berikut :

1) Pemeliharaan saluran kecil dengan lebar dasar  1 m berikut semua bangunan di atasnya adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab dari petani yang mendapat manfaat dari saluran tersebut. Dalam pelaksanaannya, petani akan mendapat penyuluhan dari PPL, serta berkoordinasi dengan Camat dan Kepala Desa setempat.

2) Pemeliharaan saluran besar dengan lebar dasar > 1 m berikut semua bangunan di atasnya adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Pihak Pemerintah, dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Kalimantan III.

b. Pemeliharaan saluran

Pada saat sudah beroperasi, saluran perlu dirawat secara rutin untuk menjaga agar kinerja saluran tetap baik. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan saluran tambak sekitar 20 orang dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 6. Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kerja untuk Pemeliharaan Saluran

No Uraian Pendidikan Jumlah (orang)

1. Pekerja SLTP 4

2. Mandor D3 1

3. Pimpinan Proyek S1 1

4. Tukang Kayu SLTA 1

5. Tukang Batu SLTA 2

6. Tukang Cat SLTA 2

7. Tukang Gali Tanah SLTA 2

8. Kepala Tukang SLTA 1

9. Operator Chain Shaw SLTA 1

10. Pembantu Operator Chain Saw SLTA 1

11. Operator Alat Berat SLTA 1

12. Pembantu Operator Alat Berat SLTA 1

13. Sopir SLTA 1

14. Penjaga Proyek SLTP 1

J u m l a h : 20

Kegiatan pemeliharaan tambak dapat diartikan sebagai usaha-usaha yang bertujuan untuk mengoptimalkan dan menjaga kelangsungan serta kegunaan sistem tata air tambak sesuai dengan yang telah direncanakan.

Jadi, pemeliharaan adalah merupakan hal yang mutlak diperlukan, meskipun memerlukan dana yang relatif tidak sedikit.

Kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara tepat menurut waktu dan intensitas-nya. Berdasarkan intensitasnya, maka kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan menjadi :

(39)

1) Pemeriksaan, kegiatan ini dilakukan setiap pagi dan sore, atau pada saat musim hujan lebat dimana sering terjadi banjir. Pemeriksaan mencakup kondisi saluran, tanggul, tanaman pelindung dan bagian lain yang memerlukan perbaikan secepatnya.

2) Pemeliharaan rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan. Kegiatan ini sifatnya rutin, ringan dan pelaksanaannya dijadwalkan secara teratur dalam satu tahun dengan jangka waktu harian ataupun mingguan.

3) Pemeliharaan periodik, yaitu kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan selang waktu tertentu, biasanya 3 – 6 bulan sekali.

4) Perbaikan, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk memulihkan kondisi suatu bangunan kepada fungsinya semula. Kegiatan ini harus segera dilaksanakan apabila terjadi kerusakan yang dapat mengganggu pola tata air yang telah direncanakan. Kegiatan ini meliputi perbaikan darurat dan perbaikan permanen. Perbaikan darurat merupakan kegiatan yang mendesak dan sifatnya sementara, dengan maksud agar sebelum diadakan perbaikan permanen yang sebenarnya bangunan tersebut masih dapat dimanfaatkan / dipergunakan. Sedangkan kegiatan permanen adalah kegiatan yang pada dasarnya merupakan kelanjutan dari perbaikan darurat.

5) Peningkatan, yaitu menambah fungsi bangunan dan perlengkapan tambak yang ada untuk tujuan peningkatan produksi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan hasil evaluasi, analisa dan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk merehabilitasi atau menyempurnakan bangunan- bangunan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan.

Adapun sarana tata air dan perlengkapan tambak yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pemeliharaan adalah :

1) Pemeliharaan tanggul, meliputi :

a) pembersihan tanaman pengganggu

b) penanaman, perapihan atau pemotongan rumput.

c) penutupan lubang tikus, ketam dan hewan lainnya.

d) perbaikan dan pemadatan kembali.

2) Pemeliharaan jalan inspeksi / jalan produksi, meliputi : a) perbaikan slope timbunan

b) pembersihan tanaman pengganggu

c) penutupan dan pemadatan lubang di permukaan jalan

(40)

3) Pemeliharaan saluran tambak, meliputi : a) pembersihan tanaman pengganggu b) pengerukan lumpur / endapan c) perbaikan pelindung tebing d) pembersihan sampah

4) Pemeliharaan jembatan, meliputi :

a) perbaikan atau penggantian bagian yang rusak b) pengecatan pagar jembatan

5) Pemeliharaan sarana hidrometri / topografi, meliputi : a) penggantian, perbaikan atau pengecatan papan duga b) penggantian, perbaikan dan pengecatan penakar hujan c) pengecatan BM dan CP

d) perbaikan perletakan papan duga, penakar hujan atau BM dan CP 6) Pemeliharaan bangunan seperti :

a) handling space

b) rumah jaga, bangunan pendukung bagi petugas (teknisi) tambak c. Disinfeksi saluran irigasi tambak

Mengingat kondisi air baik dari sumbernya maupun yang berasal dari jaringan irigasi tambak yang saat ini relatif tidak higienis karena banyak mengandung limbah organik toksik maupun bakteri patogen maka diperlukan upaya penerapan sistem sanitasi lingkungan perairan areal pertambakan dengan program desinfeksi pada saluran-saluran irigasi tambak (primer, sekunder) untuk mencegah ber-kembang biaknya penyakit di petakan tambak. Program eradikasi patogen ini dapat diterapkan pada seluruh hamparan tambak apabila dilaksanakan secara simultan oleh para petambak melalui gerakan kelompok tambak. Program sanitasi lingkungan ini merupakan kegiatan rutin kelompok tambak yang harus dimonitoring setiap saat apabila ada indikasi mulai berjangkitnya penyakit yang harus dapat ditangani secara kelompok. Penerapan program ini juga termasuk dalam aplikasi sistem budidaya udang yang menitik beratkan pada aspek sanitasi lingkungan air tambak.

Pada program desinfeksi saluran irigasi dan petakan tambak ini, maka prasarana irigasi yang harus disterilisasi adalah :

1) saluran primer, 2) saluran sekunder, 3) petakan tambak.

(41)

Bahan sterilisasi air pada prasarana irigasi tersebut adalah kaporit yang diperguna-kan dengan dosis 5 ppm (5 gr kaporit/m3 air) yang diaplikasikan sesuai dengan volume air di saluran irigasi maupun petakan tambak, dan mutlak harus dilakukan secara berkelompok (kelompok petambak) karena terkait dengan hamparan tambak yang cukup luas. Selama perlakuan dengan kaporit ini, sebaiknya tidak dilakukan proses ganti air untuk mempertahankan efektifitas perlakuan sterilisasi tersebut terhadap bibit- bibit penyakit yang terkandung dalam air minimal selama 1,5 bulan untuk lingkungan air yang sudah tercemar berat oleh bakteri patogen.

d. Pemeliharaan bangunan penunjang Jalan produksi

Jalan produksi sangat penting perannya dalam menunjang kegiatan budidaya, antara lain berfungsi sebagai prasarana pengangkutan hasil produksi. Jalan ini dirancang untuk lalu lintas rendah dengan mengacu pada standar Jalan Tak Beraspal yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, dengan beban kurang lebih 6 ton. Oleh karena itu sangat diharapkan nantinya jalan produksi ini mampuh dilalui kendaraan dengan beban yang sesuai, serta dihindari beban angkutan yang melebihi dari kapasitas jalan agar tidak mempercepat kerusakan jalan.

Salah satu hal yang terpenting adalah perawatan jalan produksi, sebelum dilakukan perawatan terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan pada muka tanah apakah terjadi penurunan atau tidak terutama pada saat musim hujan. Apabila terjadi penurunan muka tanah, maka badan jalan harus segera ditimbun dengan pasir. Di samping itu perlu dilakukan penimbunan pada bagian-bagian yang berlobang atau mengalami penurunan permukaan jalan.

Jembatan

Jembatan dibuat dari konstruksi kayu, jembatan sebagai sarana tambak yang berfungsi menghubungkan antar petak tambak yang terpisah oleh saluran guna mempermudah pengangkutan sarana prasarana produksi yang harus menggunakan kendaraan. Secara umum jembatan ini didesain untuk mampuh menahan beban muatan jalan kelas III. Dan sangat diharapkan kesadaran masyarakat untuk tidak melewati jembatan dengan beban yang melebihi kapasitas jembatan, agar jembatan tidak mudah rusak / roboh.

Karena jembatan dibuat dari konstruksi kayu, bagian yang mudah mengalami rusak adalah lantai jembatan yang secara rutin harus segera diganti. Demikian juga pada dinding samping jembatan. Dalam beberapa bulan sesudah pembangunan tanggul dan jembatan sering terjadi proses penurunan tanah oprit. Apabila hal ini terjadi maka harus dilakukan penimbunan ulang oprit sehingga jembatan tidak kelihatan menggantung.

(42)

Handling space

Handling space merupakan bangunan penunjang budidaya yang berfungsi sebagai tempat penanganan hasil produksi pertambakan. Pencucian, penimbangan dan pengepakan hasil panen dilakukan di Handling Space.

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih dari sumur bor, air bekas cucian dialirkan ke saluran pembuangan.

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengkajian secara lebih mendalam diperlukan terhadap dampak-dampak yang diprakirakan berpotensi muncul dari rencana kegiatan Pembangunan Daerah Tambak Desa Selangkau Kec. Kaliorang, karena upaya ini akan memudahkan dalam menyusun program pengelolaan serta pemantauan lingkungannya. Pengkajian tersebut juga akan memudahkan dalam mengetahui pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara komponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak komponen lingkungan hidup.

Dampak yang terjadi akibat dari rencana kegiatan peningkatan jalan swastika terbagi menjadi dua bagian yakni dampak positif dan dampak negatif.

Dampak negatif merupakan akibat dari terjadinya perubahan kualitas dan kuantitas lingkungan dari baik menjadi sangat buruk. Sedangkan dampak positif merupakan akibat dari terjadinya perubahan kualitas dan kuantitas lingkungan dari buruk menjadi lebih baik atau sebaliknya. Dampak dari kegiatan tersebut, perlu di kelola dengan baik, agar kualitas dan kuantitas lingkungan yang ada berada pada kondisi keseimbangan ekosistem yang dinamis.

Adapun komponen rencana kegiatan yang nantinya akan menyebabkan perubahan kualitas lingkungan pada rencana kegiatan peningkartan jalan swastika dibagi menjadi dua tahapan kegiatan, yaitu tahap konstruksi, dan tahap operasi. Dalam studi ini, usaha pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak lingkungan hidup yang berpotensi muncul pada rencana kegiatan Pembangunan Daerah Tambak Desa Selangkau Kec. Kaliorang, ditampilkan pada Tabel di bawah ini.

Gambar

Tabel 1. Jadwal  Tahapan  Kegiatan  Pembangunan  Daerah  Irigasi  Tambak  Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang
Tabel 2. Rencana  Konstruksi  Daerah  Irigasi  Tambak  Desa  Selangkau  Kecamatan Kaliorang
Tabel 3. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi yang dibutuhkan
Gambar 1.  Layout  Daerah  Irigasi  Tambak  Desa  Selangkau  Kecamatan  Kaliorang
+7

Referensi

Dokumen terkait

BESARAN DAMPAK BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN `HIDUP LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK UPAYA PEMANTAUAN

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Uraian Komponen Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Rencana usaha dan/atau kegiatan kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Muang Datu secara garis besar terdiri dari 3 tiga