EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII MAN TANJUNGBALAI T.P 2012/2013
TESIS
Oleh :
AMALIA FEBRI ARISTI NIM. 8106176003
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
ABSTRAK
Amalia Febri Aristi, ”Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII MAN Tanjungbalai T.P 2012/2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction. (2) Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction. (3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII MAN Tanjungbalai. Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan mengacak kelas. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes hasil belajar (2) angket motivasi belajar siswa. Adapun tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah berbentuk essay. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi baik di kelas Group Investigation dan di kelas Direct Instruction. (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar Fisika.
i
ABSTRACT
Amalia Febri Aristi.The Effects of Cooperative Learning Model Group Investigation And Motivation Toward Physics Learning Results Class XII MAN Tanjungbalai TP 2012/2013.
This study aimed to determine: (1) Is there a difference in student's learning outcomes with the application of learning models Investigation Group and Direct Instruction teaching model. (2) Is there a difference in students' motivation with the application of learning models Investigation Group and Direct Instruction teaching model. (3) Is there an interaction between learning models Investigation Group and Direct Instruction to improve students' motivation in learning outcomes Physics. This research is a quasi experimental. The study population was a student of class XII Tanjungbalai MAN. Random sample selection is done by randomizing the class. The instrument used consisted of: (1) achievement test (2) students' motivation questionnaire. The tests are used to obtain the data is shaped essay. The data in this study were analyzed using ANOVA analysis of two paths. The results showed that: (1) There were differences in learning outcomes between students who used the physics model of Group Investigation learning compared with students who used the Direct Instruction teaching model. (2) There was a difference in student's learning outcomes that had a low learning motivation and high motivation to learn both in the classroom and in the classroom Investigation Group Direct Instruction. (3) There was interaction between learning models Instruction Direct Group Investigation and motivation to learn in improving learning outcomes Physics.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 4
1.3.Batasan Masalah 5
1.4.Rumusan Masalah 5
1.5.Tujuan Penelitian 6
1.6.Manfaat Penelitian 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Hasil Belajar 9
2.1.3. Motivasi Belajar 11
2.1.4. Aktivitas Belajar Siswa 13 2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 18
2.1.7. LKS Terstruktur 20
2.2. Kerangka Konseptual 25
2.3. Hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN 28
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 28 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 28
3.3. Variabel Penelitian 28
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 29
3.5. Defenisi Operasional 30
3.6. Prosedur Penelitian 31
3.7. Instrumen Penelitian 32
3.7.1. Tes Hasil Belajar Fisika 32 3.7.2. Angket Motivasi Belajar Siswa 33
3.8. Analisis Butir Tes 33
3.8.1. Validitas Isi 33
3.8.2. Validitas Butir Soal 34
3.8.3. Reliabilitas Tes 35
3.8.4. Indeks Kesukaran 36
3.9. Teknik Analisis Data 38 3.9.1. Analisis Secara Deskriptif 38 3.9.2. Analisis Secara Inferensial 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 44
4.2. Analisis Hasil Belajar dan Motivasi Berdasarkan Tingkat kognitif 46
4.3. Uji Persyaratan Analisis 48
4.4. Uji Normalitas 48
4.5. Uji Homogenitas 53
4.6. Pengujian Hipotesis 54
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian 63
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 68
5.1. Simpulan 68
5.2. Saran 68
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation 19 Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian 29 Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA 29 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Hasil Belajar 32 Tabel 4.1. Hasil Belajar Pretes Kelas DI dan GI 45 Tabel 4.2. Hasil Belajar Postes Kelas DI dan GI 46 Tabel 4.3. Hasil Belajar Berdasarkan Tingkat Kognitif 47 Tabel 4.4. Hasil Belajar Motivasi Rendah dan Tinggi Berdasarkan
Tingkat Kognitif 49
Tabel 4.5. Uji Normalitas Pretes 51
Tabel 4.6. Uji Normalitas Postes 52
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1. Hasil Belajar Pretes Dan Postes DI dan GI 46 Gambar 4.2. Hasil Belajar Berdasarkan Tingkat Kognitif 48 Gambar 4.3. Hasil Belajar Motivasi Tinggi dan Rendah Berdasarkan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 69
Lampiran 2 : Bahan Ajar I 80
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa I 83 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 89
Lampiran 5 : Bahan Ajar II 99
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II 101 Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 105
Lampiran 8 : Bahan Ajar III 116
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa III 120 Lampiran 10: Tabel Spesifikasi Tes Materi Induksi Elektromagnetik 126
Lampiran 11: Tes Hasil Belajar 130
Lampiran 12: Jawaban Tes Hasil Belajar 132 Lampiran 13: Angket Motivasi Siswa 135 Lampiran 14: Data Pretes Siswa Kelas Kontrol 138 Lampiran 15: Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen 139 Lampiran 16: Data Postes Siswa Kelas Kontrol 140 Lampiran 17: Data Postes Siswa Kelas Eksperimen 141 Lampiran 18: Tabel Validitas Instrumen Penelitian 142 Lampiran 19: Tabel Reliabilitas Soal Instrumen 143 Lampiran 20: Tabel Daya Pembeda Instrumen 144 Lampiran 21: Tabel Tingkat Kesukaran Tes 145 Lampiran 22: Tabel Validitas Angket Motivasi Belajar 146 Lampiran 23: Tabel Reliabilitas Angket motivasi Belajar 147 Lampiran 24: Rekapitulasi Postes Siswa Tinggi dan Rendah
di Kelas Kontrol 148 Lampiran 25: Rekapitulasi Postes Siswa Tinggi dan Rendah di Kelas
Eksperimen 149
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran saat ini harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik (Wena, 2009). Sementara itu pembelajaran Fisika di SMA sebagai bagian rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memiliki andil yang besar dalam rangka mencapai kompetensi pengetahuan (kognitif), afektif dan keterampilan (psikomotorik).
Kompetensi kognitif yang diharapkan berupa memahami konsep, kemampuan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir analitis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Namun kebanyakan proses pembelajaran Fisika saat ini berlangsung sebatas pada upaya memberikan pengetahuan deklaratif dalam menggunakan rumus-rumus menyelesaikan soal seperti yang telah dicontohkan sebelumnya. Akibatnya, kemampuan siswa dalam pembelajaran fisika hanya terbatas sampai pada kemampuan menghafalkan sekumpulan fakta yang disajikan guru tidak mengarah kepada pemahaman konsep. Seringkali terjadi kesulitan siswa bila bentuk soal diubah meski masih dalam konsep yang sama yang mengindikasikan
2
siswa tidak memahami makna soal yang sebenarnya. Padahal Fisika merupakan ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman (Siregar, 2003) .
Kondisi seperti yang diungkapkan di atas juga masih terjadi dalam pembelajaran Fisika di MAN Tanjungbalai dimana peneliti merupakan guru mata pelajaran Fisika di sekolah tersebut. Beberapa temuan peneliti dalam analisis hasil pembelajaran dalam beberapa semester melaksanakan pembelajaran Fisika di MAN Tanjungbalai di antaranya :
a. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan pemahaman konsep sangat rendah. Hal ini tergambar dari hasil tes Fisika di mana jawaban siswa yang paling banyak salah adalah jawaban untuk soal-soal yang berkaitan dengan tes pemahaman konsep.
b. Rendahnya motivasi dan kemampuan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini tergambar dari banyaknya siswa yang terlambat mengumpulkan tugas-tugas.
c. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat pembelajaran yang sesuai.
d. Budaya belajar mandiri baik secara individu atau kelompok masih sangat rendah.
e. Laboratorium yang belum digunakan secara optimal.
3
berbagai aktivitas kognitif selama pengamatan terhadap suatu fakta berlangsung. Pembelajaran praktik seperti ini diharapkan akan memberikan pengalaman langsung dan nyata kepada siswa. Sehingga pembelajaran membentuk makna bagi siswa mengingat keilmuan Fisika itu sendiri mempelajari tentang benda dan gejala-gejala kebendaan maka pembelajaran dengan menyelidiki gejala-gejala kebendaan itu secara langsung atau praktikum adalah penting. Hal ini juga diharapkan mampu memperbaiki motivasi belajar siswa
4
kemudian membentuk pemahaman dengan mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok) sehingga diperoleh suatu kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari permasalahan tersebut. Melalui model pembelajaran Group Investigation diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep Fisika dan keterampilan psikomotorik siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan keterbukaan pihak sekolah maka peneliti akan mengadakan penelitian pada MAN Tanjungbalai dengan judul :” Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII MAN Tanjungbalai T.P 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran Fisika belum menumbuhkan penguasaan terhadap konsep-konsep Fisika.
2. Pembelajaran Fisika belum memperhatikan upaya perningkatan motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat pembelajaran yang sesuai.
4. Budaya belajar mandiri baik secara individu atau kelompok masih sangat rendah.
5
I.3 Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction 2. Motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group
Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction
3. Interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar fisika siswa dan aktivitas siswa pada konsep induksi elektromagnetik?”. Rumusan masalah ini dijabarkan menjadi pertanyaan - pertanyaan penelitian sebagai berikut 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction?
6
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi pokok induksi elektromagnetik. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
7
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data, temuan dan pembahasan selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan menekankan pada motivasi belajar dan hasil belajar, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi baik di kelas Group Investigation dan di kelas Direct Instruction.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar Fisika.
5.2. Saran
a. Berdasarkan temuan peneliti, model pembelajaran Group Investigation akan semakin meningkat jika siswa dilatih secara berulang-ulang dalam kegiatan praktikum dan dapat menemukan konsep-konsep Fisika pada saat melakukan praktikum.
66
b. Sebelum diberikan tes akhir, siswa terlebih dahulu dilatih dengan berbagai soal yang berbeda tetapi masih dalam konsep yang sama sehingga ketika mengerjakan soal tes akhir, siswa mampu mengerjakan dengan baik. c. Dalam menerapkan model pembelajaran Group Investigation, sebaiknya
perhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.
69
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta Bandung, Bandung. Budiyanto, J,. 2009, Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII, PusatPerbukuan
Depdiknas, Jakarta.
Dewi, Iswari, dan Susanti., (2012), Penerapan Model Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia di SMP, UNNES Science Education Journal, Vol 1, No 2.
Dimyati Dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta Glover, D., dan Sue Law., (2005), Memperbaiki Pembelajaran, Praktek
Profesional di Sekolah Menengah, Grasindo, Jakarta.
Handayani, S dan Damari, A,. 2009, Fisika3 : Untuk SMA/MA Kelas XII, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta.
Herlanti, Y., (2006), Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Irianti., (2007), Interaksi Belajar Mengajar dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri Tambang Kampar,
Jurnal Geliga Sains, Volume 1.
Istikomah., (2010), Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa, JPFI, Volume 6.
Joyce, Wheil, dan Calhoun, (2010), Model’s of Teaching (Model–Model Pengajaran), PustakaPelajar, Yogyakarta.
Kunandar., (2007), Guru Profesional, Grafindo, Jakarta.
Lambang Subagiyo., (2007), Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi, dan Kualitas Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2 Samarinda, Didaktika, Volume 8, Nomor 1.
Majid, A., (2009), Perencanaan Pembelajaran, Rosda, Bandung.
Panjaitan, M., (2013), Analisis Hasil Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigasi dan Model Pembelajaran Langsung, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
70
Saefudin, A., (2012), Meningkatkan Profesionalisme Guru Dengan PTK, PT. Citra Aji Parama, Yogyakarta.
Santyasa, W., (2009), Pengembangan Pemahaman Konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan pemberdayaan model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok, Tesis, FMIPA, UPI, Bandung.
Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Siregar, H., (2012), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Tipe STAD, Tipe NHT) dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa M.Ts Negeri 3 Medan, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
Siswanto,. 2009, Fisika :Untuk SMA/MA Kelas XII, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta.
Sudjana, N., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjiono, A., (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Pustaka, Jakarta.
Syah, M., (2003), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Syamsuri., (2011), Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Perawatan dan Perbaikan Sistem Refrigerasi, INVOTEC, Volume VII, Nomor 2. Wena, M., (2009), StrategiPembelajaranInovatifKontemporer, BumiAksara,
Jakarta.