• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selanjutnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Selanjutnya "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997

TENTANG

PENGESAHAN PATENT COOPERATION TREATY AND REGULATIONS UNDER THE PCT

Presiden Republ ik Indonesia,

Menimbang : a. bahwa sebagai hasil persidangan Negara-negara Anggot a Worl d Int el l ect ual Propert y Organizat ion di Washingt on, Amerika Serika pada t anggal 19 Juni 1970 t el ah dit erima Pat ent Cooperat ion Treat y (PCT) and t he Regul at ions under t he PCT sebagaimana t el ah dua kal i diubah, t erackhir pada t anggal 3 Pebruari 1984: b. bahwa sehubungan dengan it u, dan sesuai dengan Amanat Presiden

Republ ik Indonesia kepada Ket ua Dewan perwakil an Rakyat Nomor 2826/ HK/ 1960 t anggal 22 Agust us 1960 t ent ang Pembuat an Perj anj ian-perj anj ian dengan Negara Lain, dipandang perl u unt uk mengesahkan Treat y t ersebut dengan Keput usan Presiden;

Mengingat : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN:

Menet apkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN PATENT COOPERATION TREATY (PCT) AND REGULATIONS UNDER THE PCT.

Pasal 1

(2)

Pasal 2

Keput usan Presiden ini mul ai berl aku pada t anggal dit et apkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Keput usan Presiden ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 7 Mei 1997

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d.

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 7 Mei 1997

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d.

(3)

LAMPIRAN ATAS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997

PENSYARATAN (RESERVATION)

TERHADAP PASAL 59 PATENT COOPERATION TREATY (PCT) AND REGULATION UNDER THE PCT.

The Republ ic of Indonesia does not consider it sel f bound by t he provision of Art icl e 59 of t he Treat y, which provides:

Subj ect t o Art icl e 64 (5), any disput e bet ween t wo or more Cont ract ing St at es concerning t he int erpret at ion or appl icat ion of t his Treat y or t he Regul at ions, not set t l ed by negot iat ion , may, by any one of t he St at es concerned, be brought bef ore t he Int ernat ional Court , of j ust ice by unl ess t he St at es appl icat ion in conf ormit y wit h t he St at ut e of t he Court , unl ess t he St at es concerned agree on some ot her met hod of set t l ement . The Cont ract ing St at es bringing t he disput e bef ore t he Court shal l inf orm t he Int ernat ional Bureau; t he Int ernat ional Bureau shal l bring t he mat t er t o t he at t ent ion of t he ot her Cont ract ing St at es. The Republ ic of Indonesia t akes t he posit ion t hat f or any disput e t o be ref erred t o t he Int ernat ional Court of Just ice f or it s decision, t he agreement of al l t he Part ies t o t he disput e shal l be necessary in each individual case".

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

PATENT COOPERATION TREATY (PCT)

DONE AT WASHINGTON ON JUNE 19, 1970, AMENDED ON OCTOBER 2, 1979,

AND MODIFIED ON FEBRUARY 3, 1984,

AND

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sehubungan dengan itu, dan sesuai dengan Amanat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960,

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Keput usan Presiden ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik

2 Tahun 1992 t ent ang Usaha Perasuransian merumuskan asuransi at au pert anggungan sebagai perj anj ian ant ara dua pihak at au lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat kan

bahwa sehubungan dengan itu, dan sesuai dengan Amanat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang

Tunggakan bunga yang dikapi t al isasi menj adi pokok t agihan dal am perj anj i an kredi t baru dicat at sebagai pendapat an bunga t angguhan dan akan diakui

Pada Bulan Maret 2015 t el ah disyahkan Perj anj ian Ki nerj a (PK) yang merupakan dokumen pernyat aan kinerj a ant ara Ment eri Pert anian dan Direkt ur Jenderal Perkebunan unt

Ket uj uh, oligopsoni diat ur dalam ket en- t uan Pasal 13 yang mengat ur bahwa pelaku usaha dilarang membuat perj anj ian dengan pelaku usaha lain yang bert

Unt uk perj anj ian kerj a harian lepas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 maka yang dicat at kan adalah daf t ar pekerj a/ buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2).