1
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk mengusai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP, 2006). Matematika merupakan ilmu dasar sebagai sarana berpikir yang harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa sehingga siswa dapat mudah menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Wahyudi dan Kriswandani, 2013). Oleh karena itu, sejak dini peserta didik harus dibekali dengan pembelajaran matematika yang baik, sehingga peserta didik akan memahami matematika tidak hanya sebatas pelajaran untuk menghitung saja tetapi memahami matematika sebagai pelajaran yang akan menunjang kehidupannya.
Pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar harus dapat mengembangkan kompetensi peserta didik, oleh karena itu guru tidak boleh melakukan pembelajaran matematika dengan asal-asalan, melainkan melakukan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran matematika harus dilakukan dengan semenarik mungkin karena pada tahap Sekolah Dasar peserta didik belum mampu apabila dituntut untuk selalu fokus di dalam pembelajaran yang dilakukan, selain itu agar stimulus-stimulus yang diberikan dapat direspon baik oleh peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Jika peserta didik menerima materi matematika dengan baik dan menyenangkan maka peserta didik tidak akan merasa tertekan dalam belajar matematika, tetapi akan senang dalam belajar matematika sehingga matematika akan menjadi pelajaran yang disukai oleh peserta didik , bukan menjadi pelajaran yang menakutkan lagi. Jika peserta didik sudah tertarik dengan pembelajaran matematika, maka mereka akan menunggu pembelajaran matematika selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pelem, guru sudah melakukan berbagai upaya agar pembelajaran matematika dapat menarik minat peserta didik. Guru menggunakan metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih aktif di dalam pembelajaran, seperti metode eksperimen. Peserta didik sudah mulai aktif dalam pembelajaran yang dilakukan, akan tetapi masih ada beberapa peserta didik yang hanya bergantung pada teman kelompoknya, jadi peserta didik yang sudah paham akan semakin paham sementara yang belum paham tidak akan berkembang. Selain menggunakan metode, guru menggunakan media pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Guru juga menggunakan media video pembelajaran dalam pembelajaran matematika, tetapi tidak semua peserta didik bisa mengikuti video pembelajaran karena untuk mengikuti alur video pembelajaran peserta didik harus berkonsentrasi dan fokus pada video tersebut. Mengingat peserta didik usia sekolah dasar yang belum bisa menjaga konsentrasinya dalam jangka lama, maka peserta didik akan ramai sendiri. Peserta didik yang ramai dan tidak memperhatikan video pembelajaran akan tertinggal materi, sementara yang mengikuti akan paham dengan materi yang ditampilkan. Untuk membuat peserta didik paham seluruhnya maka video harus diulang, tetapi peserta didik yang mengikuti video dengan baik dan sudah paham dengan materi akan bosan apabila video diulang kembali. Apabila dalam pengulangan peserta didik ramai dan tidak mengikuti video, maka pembelajaran tidak akan efektif. Penggunaan media video pembelajaran ini tidak meningkatkan aktivitas peserta didik, karena peserta didik hanya duduk diam untuk melihat video yang ditayangkan.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar faktanya masih belum dikatakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar masih kurang memanfaatkan media pembelajaran khususnya media yang berbasis interaktif. Kebanyakan dari guru sekolah dasar hanya membelajarkan matematika dengan cara konvensional, belum memanfaatkan suatu media di dalam pembelajarannya terutama media yang memanfaatkan teknologi komputer. Pembelajaran matematika yang dilakukan hanya mengharapkan agar materi yang ada cepat selesai sesuai dengan berjalannya silabus, tidak mengutamakan pada baiknya pemahaman peserta didik. Penaksiran perkalian pecahan adalah salah satu dari materi matematika yang masih sulit untuk dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik dituntut untuk dapat menaksirkan dari bilangan pecahan kemudian mengalikan kedua pecahan yang telah di taksirkan tersebut. Padahal pada tahap sekolah dasar peserta didik belum dapat berpikir abstrak.
peserta didik terhadap penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Digunakannya media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sebagai alat bantu bagi guru, tetapi sebagai penyampai informasi atau materi pembelajaran yang tentunya sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian peserta didik. Menurut menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:14) secara umum media mempunyai kegunaan untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditor dan kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Terdapat banyak media yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajarannya, menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:14) media dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok. Kelompok pertama adalah media grafis, bahan cetak, dan gambar diam, kelompok kedua adalah media proyeksi diam, kelompok ketiga adalah media audio diam, kelompok keempat adalah media audio visual diam, kelompok kelima adalah film, kelompok keenam adalah televisi, dan kelompok ketujuh adalah multimedia. Kelompok multimedia memiliki karakteristik yaitu siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Muhamad Ali (2005:12) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan. Penggunaan multimedia interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi siswa, Homsyer (1970) dalam Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:126) melakukan penelitian dengan memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap peserta didik, 1 kelas melakukan pembelajaran dengan menggunakan komputer atau yang disebut Computer assissted instruction (CAI) dan yang 1 kelas lainnya melakukan
menunjukkan penghematan waktu yang signifikan, peserta didik yang menggunakan sistem komputer atau Computer assissted instruction dapat menyelesaikan pelajaran dengan rata-rata 13,75 jam, sedangkan peserta didik yang melakukan pembelajaran dengan tatap muka biasa memerlukan waktu 24 jam. Lebih dari 560 peserta didik sekolah menengah yang menggunakan program
komputer “Enviro Quest” dan ROD-CD hasil yang ditunjukkan adalah: 93% siswa
menemukan tujuannya setelah mempelajari program tersebut, lebih dari 40% peserta didik menyatakan menyenangi mempelajari materi Enviromental Career menggunakan program komputer, 70% menyatakan memperoleh banyak pengetahuan dan 97% menyatakan menyenangi program komputer tersebut.
Multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika akan mempermudah peserta didik untuk memahami materi matematika yang bersifat abstrak mengingat pada usia sekolah dasar peserta didik masih dalam tahap operasional konkret, di mana peserta didik belum dapat mempelajari sesuatu yang abstrak. Dengan digunakannya multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika terutama dalam materi penaksiran perkalian pecahan, peserta didik akan lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran matematika.
Media pembelajaran yang berbasis interaktif ini dibuat karena belum adanya media interaktif khususnya pada materi penaksiran perkalian pecahan kurikulum 2013 (revisi 2016) yaitu pembelajaran matematika berdiri sebagai mata pelajaran sendiri dan keluar dari pembelajaran tematik. Media yang ada untuk matematika sebelumnya belum meningkatkan aktivitas peserta didik, jadi pembelajaran masih didominasi dengan penjelasan guru, peserta didik hanya duduk diam melihat video yang diputarkan oleh guru, apabila peserta didik tertinggal pada bagian materi tertentu, maka tidak bisa diulang, karena apabila mengulang video akan mengganggu peserta didik lain yang seharusnya sudah pada materi selanjutnya. Video yang sudah ada sebelumnya juga belum menarik peserta didik, karena dari segi materi videonya terlalu sederhana, hanya berisi beberapa slide dengan background satu warna dan bertuliskan materi yang berlembar-lembar.
tiap program yang digunakan. Ada program yang dengan mudah digunakan oleh pemula untuk mengembangkan multimedia interaktif, ada juga program yang lebih kompleks dan sedikit lebih rumit apabila digunakan oleh pemula dalam mengembangkan multimedia interaktif.
Multimedia interaktif ini dibuat dengan menggunakan adobe flash creative Suite 6. Adobe flash creative Suite 6 merupakan program yang didesain khusus
oleh Adobe System Incorporated untuk membuat animasi interaktif dan dinamis yang sangat menarik. Adobe flash creative suite 6 didesain untuk membuat animasi flash 2 dimensi yang handal dan ringan bagi sistem perangkat komputer pengguna sehingga flash sering digunakan untuk membuat dan memberikan efek yang menarik dalam multimedia interaktif. Dalam flash terdapat teknik-teknik tertentu yang digunakan untuk membuat animasi flash 2 dimensi, fasilitas Action script, filter, dapat dimasukkan video untuk memperlengkap animasi flash, dan
fitur playback FLV atau dapat memutar video flash pada saat proses editting. Multimedia interaktif yang dibuat dengan adobe flash creative Suite 6 akan meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika, karena multimedia interaktif memberikan pengalaman yang nyata pada peserta didik untuk mengeksplor materi yang ada pada multimedia interaktif. Materi yang dikembangkan sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik. Di dalam multimedia interaktif juga menampilkan gambar yang menarik, suara yang akan menghilangkan kejenuhan peserta didik, dan video yang akan meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi yang ada. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Frista Meylinda (2015:66-74) dengan judul penelitian “Pengembangan media pembelajaran keterampilan berbicara dengan program adobe flash untuk siswa kelas V Sd”, dengan digunakannya media interaktif yang
Berdasarkan analisis permasalahan yang terjadi di lapangan akan dikembangkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif bagi siswa kelas
4 SD dengan judul “Pengembangan Media Interaktif dengan Memanfaatkan
Adobe Flash Creative Suite 6 pada Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 2 SD
Kristen Satya Wacana Semester 1”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Guru masih kurang memanfaatkan media pembelajaran khususnya media interaktif dalam pembelajaran di sekolah dasar.
2. Media pembelajaran yang sudah ada belum meningkatkan aktivitas peserta didik.
3. Belum adanya media interaktif matematika berdasarkan kurikulum 2013 (revisi 2016).
4. Guru yang mengajar sudah menguasai materi, tetapi belum menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer.
5. Cara mengembangkan sebuah multimedia interaktif tidak sama pada setiap program.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengembangkan multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD?
2. Apakah multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD valid?
3. Apakah multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD efektif?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian menggunakan media pembelajaran “multimedia
a. Mengetahui cara mengembangkan multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
b. Mengetahui kevalidan multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
c. Mengetahui keefektifan multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Pengembangan media pembelajaran berupa multimedia interaktif dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:
a. Bagi guru
1. Penggunaan multimedia interaktif mempermudah dalam pembelajaran matematika materi penaksiran perkalian pecahan.
2. Sebagai salah satu pilihan untuk menentukan media pembelajaran yang akan digunakan.
3. Meningkatkan mutu pembelajaran matematika yang dilakukan. b. Bagi siswa
1. Mempermudah dalam memahami materi penaksiran perkalian pecahan. 2. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika materi
penaksiran perkalian pecahan. c. Bagi kepala sekolah
1. Memberikan pelatihan dalam proses pembelajaran bagi guru. 1.5 Spesifikasi produk
Produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Produk berupa media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif. b. Multimedia interaktif dikembangkan dengan menggunakan Adobe Flash
Creative Suite 6.
d. Kompetensi dasar yang ingin dicapai dengan dikembangkannya multimedia interaktif ini adalah peserta didik dapat mengerti materi penaksiran perkalian pecahan
e. Multimedia interaktif ini berisi tentang: 1. Materi penaksiran perkalian pecahan. 2. Simulasi penaksiran perkalian pecahan..