• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Siswa Kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga Melalui Model Project Based Learning (PJBL) Tahun Pembelajaran 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Siswa Kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga Melalui Model Project Based Learning (PJBL) Tahun Pembelajaran 20"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga. Letak SD berdampingan dengan SD Negeri Mangunsari 05. Meskipun begitu kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Lokasi sekolah dekat dengan jalan raya.

Penelitian dilakukan pada kelas 3 dengan jumlah siswa 41. Penelitian dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut:

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi sebekum adanya dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan tabel wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017 pada kelas 3 jumlah siswanya yaitu 41. Hasil belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan oleh guru kelas, sebagian siswa nilainya masih rendah di bawah Kriteria Krtuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 70. Dengan demikian maka diperoleh hasil pembelajaran siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan.

Menurut sugiono (2011: 36-37), Data yang disederhanakan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Range = Max – Min = 95 – 40 = 55

Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 41

= 1 + 3,3 X 1,612 = 1 + 5,3196

(2)

Interval = �����

�����

= 55 6

= 9,16 (dibulatkan menjadi 9)

Berikut ini kemampuan awal setelah mengerjakan sebelum tindakan dalam tabel distribusi frekuensi:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Sebelum Tindakan

Siswa Kelas 3 Semester 1 SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 90-99 6 14,63

2 80-89 6 14,63

3 70-79 4 9,76

4 60-69 12 29,26

5 50-59 7 17,09

6 40-49 6 14,63

Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan hasil kondisi sebelum tindakan kelas 3 pada subtema perkembangan teknologi pangan diperoleh 6 siswa berada pada interval 40-49 (14,63), 7 siswa berada pada interval 50-59 (17,09), 12 siswa berada pada

(3)

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Pra Siklus Siswa Kelas 3 Semester 1 SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

Selain di dapatkan frekuensi kondisi sebelum tindakan siswa didapatkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini data ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siswa Kelas 3 Semester 1 SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

Berdasarkan tabel 4.2 tampak perbandingan siswa yang telah ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) adalah sebanyak 16 siswa (39,02%), sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa (60,97%). Dengan nilai tertinggi 95 sedangkan nilai terendah adalah 40.

(4)

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Project Based Learning Siklus I

Praktek siklus I dilaksanakan dengan Tema 2 Perkembangan Teknologi, Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dan Pembelajaran ke 1. Pelaksanaan penelitian siklus I ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 November 2016 selanjutnya pada

pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 16 November 2016. Berikut adalah tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus sebagai berikut.

4.2.1 Perencanaan Siklus I

Awal dari perencanaan dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah kemudian meminta izin kepada wali kelas sekaligus guru kelas 3 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan oleh peneliti pada kelas 3 sebagai subjek penelitian. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas untuk mendiskusikan yang akan diteliti, selanjutnya peneliti memilih mata pelajaran yang akan diteliti yaitu Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan.

Setelah kepala sekolah dan guru kelas mengizinkan meneliti Subtema Perkembangan Teknologi Pangan, selanjutnya hal pertama yang dilakukan peneliti melakukan wawancara kepada guru. Peneliti menyakan beberapa hal yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan membicarakan materi yang dipilih

untuk penelitian. Setelah mendapatkan materi yang akan digunakan oleh peneliti, langkah selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas 3 saat mata pelajaran

(5)

Berawal dari permasalahan yang dijumpai di kelas 3, peneliti akan mempersiapkan teknik pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Berikut merupakan persiapan yang dilakukan oleh peneliti:

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk mencari pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan model Project Based Learning yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran tematik Subtema Perkembangan Teknologi Pangan.

3. Menyiapkan media yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun dalam kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning.

5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

Hal yang pertama yang dilakukan peneliti melakukan pertemuan dengan guru kelas untuk mendiskusikan tentang kegitan yang dilakukan peneliti. Selanjutnya peneliti memperkenalkan model pembelajaran Project Based Learning. Kepada guru, guru memberikan masukan kepada peneliti mengenai menggunakan model Project Based Learning. Karena dengan masukan guru dapat memotivasi dan memantapkan

peneliti dalam menerapkan model Project Based Learning. Dalam penyususnan

rencana pelaksanaan pembelajaran peneliti juga berkonsultasi saling berbagi pendapat kepada guru agar penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi baik.

Langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen untuk keperluan posttest. Uji coba instrumen dilakukan sebagai upaya agar soal tes yang digunakan

(6)

uji instrumen itu dilakukan di SDN Mangunsari 05 terlebih dahulu meminta izin kepada kepala sekolahnya.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

Tahap pelaksanaan siklus I dilakukan 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 November 2016 dengan alokasi waktu 6

jam pelajaran selama 210 menit dengan Subtema Perkembangan Teknologi Pangan. Tindakan dilakukan oleh guru sementara observernya guru kelas 6. Tahap observasi dilakukan untuk setiap pertemuan saat pembelajaran Subtema Perkembangan Teknologi Pangan berlangsung untuk mengetahui apakah sintaks model Project Based Learning berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan instrumen lembar

observasi sesuai dengan sintaks model Project Based Learning yang terdiri dari instrumen lembar observasi guru dan siswa.

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, gueu mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 195 menit, diawali dengan guru memperlihatkan video pembelejaran mengenai teknologi pangan, guru mengajukan beberapa pertanyaan misalnya dari video yang kalian lihat, apa saja produk teknologi pangan, guru mengingatkan kembali tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan ketika membaca teks dengan suara lantang, guru meminta siswa membaca surat yang ditayangkan di LCD secara bergantian, guru memperkenalkan

(7)

guru membagikan buku gambar pada siswa, guru meminta kelompok menggambar kaligrafi (muslim) dan salib (non-muslim), guru mengajak siswa berimajinasi kertas yang dibayangkan sebagai tahu, guru membimbing siswa memotong kertas menjadi beberapa bagian, guru menjelaskan pecahan menggunakan kertas yang sudah dipotong, guru membagi siswa dalam 10 kelompok, guru memberikan tugas proyek kepada siswa, guru membimbing siswa merancang langkah-langkah penyelesaian

proyek, guru mendampingi siswa melakukan penjadwalan.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit, dengan menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menutup pembelajaran dengan do’a.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 16 November 2016 dengan alokasi waktu 6 jam pelajaran selama 210 menit. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, gueu mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 175 menit, diawali dengan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa misalnya apakah masih ingat dengan pembelajaran kemaren, guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, guru memonitoring aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas, guru meminta kelompok memilih gambar yang akan ditempel, guru membimbing siswa dalam menempel gambar pada kardus yang telah disediakan, guru membimbing siswa membuat

kerucut dari kertas lipat yang dipotong pada pembelajaran sebelumnya, guru membimbing siswa untuk menempelkan kerucut melingkari gambar yang ditempel

pada kardus, guru menilai hasil karya siswa, guru melakukan refleksi diakhir pembelajaran terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.

(8)

soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar, guru menutup pembelajaran dengan do’a.

Pada siklus I dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 hasil observasi guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi telaksananya sintaks yang terdiri dari kegiatan guru dan siswa , peneliti mengamati sintaks pembelajaran dapat terlaksana baik atau tidak berdasarkan hasil observasi yang diperoleh.

4.2.3 Hasil Observasi Siklus I

Pada siklus I setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di akhir pertemuan pelaksanaan siklus I. Hasil posttest merupakan ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN Mangunsari 01 Salatiga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan siswa kelas 3 semester 1 tahun 2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

(9)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Posstest

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus I

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa posttest pada

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan diperoleh 7 siswa berada pada interval 50 – 57 (21,95%), 8 siswa berada pada interval 58 – 65 (24,39%), 2 siswa berada pada interval 66 – 71 (4,89%), 5 siswa berada pada interval 72 – 79 (12,19%), 10 siswa berada pada interval 80 – 87 (24,39%), 9 siswa berada pada interval 88 – 95 (21,95%). Dengan nilai yang tertinggi 95. Sedangkan nilai yang terendah adalah 50. Untuk lebih jelasnya data frekuensi ulangan harian dapat ditunjukkan dengan diagram pada gambar 4.2 berikut ini:

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 88 – 95 9 21,95

2 80 – 87 10 24,39

3 72 – 79 5 12,19

4 66 – 71 2 4,89

5 58 – 65 8 19,51

6 50 – 57 7 17,07

(10)

Gambar 4.2 Diagram Hasil Posstes Subtema Teknologi Pangan Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Siklus I

Selain didapatkan frekuensi hasil posstes siswa didapatkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan posstes siswa pada siklus 1 yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

Tabel 4.4

Distribusi Ketuntasan Belajar

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus I

Berdasarkan tabel 4.4 tampak perbandingan siswa yang telah mencapai ketuntasa belajar (KKM≥70) adalah 26 siswa (63,41%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 15 siswa (36,58%). Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah adalah 50.

No Ketuntasan Jumlah Persentase

(11)

Untuk lebih jelasnya sata nilai ketuntasan belajar siswa Posstes pada tabel 4.3 dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus I

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat sebagai berikut :

Pertemuan pertama, selama tindakan siklus I pertemuan ke 1 berlangsung, peneliti dan observer berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari pra pembelajaran, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap Project Based Learning secara runtut . Observer melakukan pengamatan dengan

mengisi lembar observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam memulai pembelajaran guru sudah menyampaikan materi dengan baik karena sudah menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak dan, siswa memilih tema apa yang akan dipakai dalam pembuatan produk wall art,

63% 37%

Hasil

Posstes

Siklus I

(12)

merencanakan dan menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan akhir, guru sudah melakukan refleksi.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media pembelajaran. Hasil dari

lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati duduknya, dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara siswa dan guru. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa untuk membuat rangkuman kesimpulan, serta belum memberikan tugas atau pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.

Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa belum mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, dalam kegiatan berdiskusi masih ada siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik

kepada kelompoknya.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

(13)

adanya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan mampu mendorong siswa untuk membuat rangkuman.

Pertemuan kedua, hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah Project Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir guru sudah memberikan apersepsi dengan

baik, dan mampu memonitori siswa saat membuat produk dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan dengan tekun dan tenang, guru juga sudah melakukan refleksi, memberikan motivasi, meluruskan kesalahpahaman dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada siswa.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pembelajaran.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara beberapa siswa dengan guru. Pada pelaksanaan pembuatan produk wall art. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan untuk menghasilkan sebuah produk. Dalam penilaian

proses dan hasil belajar siswa sudah berani mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas, dan siswa sudah mengerjakan soal evaluasi yang

(14)

Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran belum terlaksana, dan guru belum membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa terdapat beberapa hal yang belum dilakukan siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan di siklus selanjutnya yaitu sama dengan pertemuan 1 siswa belum mendapatkan penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan mengerjakan tugas kelompok siswa sudah mulai aktif dengan kelompoknya sehingga siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta membuat produk yang diperontahkan oleh guru.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki.usaha tersebut diantaranta peneliti bersama guru berdiskusi mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya, adanya penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa, membimbing siswa untuk membuat laporan yang berupa rangkuman pembelajaran dan memantau siswa dalam kerja kelompok.

4.2.4 Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi

pada siklus I, nantinya tidak akan terjadi di siklus 2. Beberapa permasalahan di siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Diawal pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pemnbelajaran. 2. Siswa hanya terfokus pada satu hal yang dilakukan, yang tidak membuat

(15)

3. Siswa seringkali mengobrol dengan teman sekelompoknya, biasanya hanya melihat temannnya yang sedang mengerjakan tidak membantu berdiskusi.

Berdasarkan dari permasalahan yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga pada siklus I masih mempunyai permasalahan dikegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, mereka cenderung mengobrol sendiri saat guru

menjelaskan materi, itu penyebabnya hasil belajar siswa masih rendah di bawah (KKM ≥ 70) yang telah ditentukan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar tedapat 26 siswa dari 41 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM yang ditentukan, sedangkan yang 15 siswa yang lainnya dinyatakan belum mencapai KKM yang telah di tentukan.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Project Based Learning Siklus II

4.3.1 Perencanaan Siklus II

Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan memperhatikan kekurangan atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, kekurangan tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam perencanaan siklus II agar pelaksanaan tindakan siklus II ini menjadi lebih baik.

Berangkat dari permasalahan yang dijumpai tersebut maka peneliti menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan pada siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk mencari pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan model Project Based Learning yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

(16)

3. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran. 4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti sebagai

acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun dalam kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning.

5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

Peneliti melakukan pertemuan dengan guru untuk mendiskusikan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru saat melakukan tindakan. Sebelum itu peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan tindakan di siklus I kepada guru, agar guru memberikan masukan dalam pelaksanaan tindakan di siklus II kepada peneliti, karena dengan masukan dari guru tersebut dapat memantapkan peneliti dalam menerapkan model Project Baes Learning pada siklus II ini. Selain itu peneliti dengan guru juga saling berbagi pendapat tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga tindakan apa saja yang perlu dilakukan agar hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II menjadi lebih baik dari siklus I.

4.3.2 Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan dan observasi siklus II dilakukan pada tiap pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 November 2016 dengan alokasi waktu 6 jam pelajaran selama 210 menit dengan Subtema Perkembangan Teknologi Pangan. Tindakan dilakukan oleh guru, sedangkan observer dilakukan oleh guru kelas 6. Tahap observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung untuk

mengetahui apakah sintaks model Project Based Learning berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi sintaks model

(17)

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 195 menit, guru

memperlihatkan teks di LCD, guru memperlihatkan motif-motif hias dekoratif, guru menjelaskan mengenai pengertian dekoratif, guru membagi buku gambar, guru meminta siswa menggambar motif dekoratif sendiri atau meniru yang ada pada gambar, guru meminta siswa untuk mewarnai gambarnya, guru menjelaskan tentang kue yang berbentuk lingkaran atau persegi yang dapat dipotong menjadi beberapa bagian sama besar, guru mengajak siswa berimajinasi menggunakan kertas lipat yang dibayangkan sebagai kue, guru membimbing siswa untuk memotong kertas menjadi beberapa bagian yang sama, guru menjelaskan tentang lambang bilangan pecahan biasa, guru memberi contoh soal, guru membahas contoh soal, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal, guru menyajikan surat teks tanggapan pribadi di LCD, guru mengajak siswa berdiskusi tentang bagian-bagian surat, guru membimbing siswa untuk menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan teknologi pangan, guru membagi siswa dalam 10 kelompok, guru memberikan tugas proyek kepada siswa, guru membimbing siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek, guru mendampingi siswa melakukan penjadwalan.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit,

dengan menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menutup pembelajaran dengan do’a.

(18)

siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 175 menit, Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa misalnya pakah masih ingat dengan pembelajaran kemaren, guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, guru meonitoring aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas, guru meminta kelompok memilih gambar

yang akan ditempel, guru membimbing siswa dalam menempel gambar pada kardus yang telah disediakan, guru membimbing siswa membuat kerucut dari kertas lipat yang dipotong pada pembelajaran sebelumnya, guru membimbing siswa untuk menempelkan kerucut melingkari gambar yang ditempel pada kardus, guru menilai hasil karya siswa, guru melakukan refleksi diakhir pembelajaran terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.

Kegiatan penutup dilakukan kurang lebih 25 menit yaitu guru dan siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar, guru menutup pembelajaran dengan do’a.

Pada siklus II dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 hasil observasi guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi telaksananya sintaks yang terdiri dari kegiatan guru dan siswa , peneliti mengamati sintaks pembelajaran dapat terlaksana baik atau tidak. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh disajikan pada lampiran.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus II

Pada siklus II setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya

menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di akhir pertemuan pelaksanaan siklus

(19)

mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II dengan Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

Hasil belajar yang telah dianalisa oleh peneliti menunjukan hasil yang sangat memuaskan pada siklus II ini karena semua siswa kelas 3 telah mencapai KKM yang sudah ditentukan. Hasil belajar dari soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3

pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas 3 pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan diperoleh 6 siswa berada pada interval 55 – 61 (14,63%), 0 siswa berada pada interval 62 - 67 (0%), 4 siswa berada pada interval 68 – 74 (9,76 %), 9 siswa berada pada interval 75 -81 (21,95%), 8 siswa berada pada interval 82 – 87 (19,52%), 14 siswa berada pada interval 88 – 94 (34,14%). Dengan nilai yang tertinggi adalah 94. Sedangkan nilai yang terendah adalah 55. Untuk lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil posttest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.4 berikut ini :

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 88 – 94 14 34,14

2 82 – 87 8 19,52

3 75 – 81 9 21,95

4 68 – 74 4 9,76

5 62 – 67 0 -

6 55 – 61 6 14,63

(20)

Gambar 4.4 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan posttest siswa pada siklus II yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

Tabel 4.6

Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 35 85,36%

2 Belum tuntas ( < KKM 70) 6 14,63%

Rata – rata 80,36

Skor maksimal 94

Skor Minimum 55

14

8 9

4

0

6

0 2 4 6 8 10 12 14 16

88 –94 82 –87 75 –81 68 –74 62 –67 55 –61

Hasil

Posstes

Siklus II

(21)

Berdasarkan tabel 4.6 tampak bahwa semua siswa kelas 3 pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dengan jumlah siswa sebanyak 41 telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) Dengan nilai tertinggi adalah 94 sedangkan nilai terendah adalah 55.

Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar pada posttest siswa siklus IIpada tabel dapat ditunjukan dengan diagram seperti pada gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat sebagai berikut :

Pertemuan pertama, selama tindakan siklus II pertemuan ke 1 berlangsung, peneliti dan observer berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari pra pembelajaran, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap Project Based Learning secara runtut. Observer melakukan pengamatan dengan

mengisi lembar observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam memulai pembelajaran guru sudah menyampaikan materi dengan baik karena sudah

85% 15%

Hasil

Posstes

Siklus II

(22)

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak dan, siswa memilih tema apa yang akan dipakai dalam pembuatan produk wall art, merencanakan dan menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan akhir, guru sudah melakukan refleksi.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media pembelajaran. Hasil dari lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati duduknya, dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara siswa dan guru. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa untuk membuat rangkuman kesimpulan, serta belum memberikan tugas atau pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.

Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan

oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa belum

mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, dalam kegiatan berdiskusi masih ada siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik kepada kelompoknya.

(23)

agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya peneliti dengan guru berdiskusi bersama mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil dari diskusi antara lain yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, adanya motivasi agar siswa berpartisipasi aktif dengan baik kepada kelompoknya dan adanya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan mampu mendorong siswa untuk membuat rangkuman.

Pertemuan kedua, hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah Project Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal guru sudah menyampaikan tujuan dengan baik, kegiatan inti sampai kegiatan akhir guru sudah memberikan apersepsi dengan baik, dan mampu memonitori siswa saat membuat produk dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan dengan tekun dan tenang, guru juga sudah melakukan refleksi, memberikan motivasi, meluruskan kesalahpahaman dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada siswa.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pembelajaran, guru juga sudah menyampaikan materi dengan baik.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

(24)

proses dan hasil belajar siswa sudah berani mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas, dan siswa sudah mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada kegiatan penutup siswa melakukan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman bersama guru.

Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti

bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran sudah terlaksana, dan guru sudah membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa semua sudah terlaksana dan ada dari siklus I. Siswa sudah mendapatkan penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan mengerjakan tugas kelompok siswa sudah mulai aktif dengan kelompoknya sehingga siswa mendengarkan penjelasan dari guru serta membuat produk yang diperintahkan oleh guru.

Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua ini semua kelemahan yang pada pembelajaran di siklus I sudah diperbaiki, guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dengan baik kepada siswa, guru juga sudah membimbing siswa untuk membuat rangkuman, sudah mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

4.3.4 Refleksi Siklus II

Pada siklus II ini pelaksanaan pendekatan pembelajaran pada siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga secara keseluruhan sudah sangat baik karena dalam

proses pembelajaran guru mampu menguasai sekaligus menerapkan model Project Based Learning dengan sangat baik sehingga aktivitas belajar siswa menjadi lebih

(25)

ditentukan yaitu KKM ≥ 70. Walaupun pada siklus ini secara keseluruhan pelaksanaan sudah baik masih saja terdapat hal yang mengganggu yaitu masalah tentang siswa yang masih mengobrol di dalam kelas, tetapi berdasarkan siklus 1 yang telah dilakukan maka permasalahan yang ada dapat diatasi pada siklus 2 ini yaitu dengan cara menegur siswa yang sedang mengobrol saat pembelajaran berlangsung dan menasihatinya secara baik.

4.4 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

(26)

Tabel 4.7

Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Kondisi awal, Posttest siklus Idan Posttest Siklus II

No Nilai

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

F Persen (%)

Posttest Posttest

F Persen

(%) F

Persen (%)

1 Tuntas 16 39,03% 26 63,42% 35 85,37%

2 Belum

Tuntas 25 60,97% 15 36,58% 6 14,63%

Jumlah 41 100% 41 100% 41 100%

Berdasarkan tabel 4.7 perbandingan rekapitulasi ketuntasan hasil bealajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dapat dilihat bahwa ada peningkatan dan penurunan jumlah siswa yang tuntas dari 41 siswa, terbukti pada kondisi awal masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan setelah dilakukan tindakan siklus I jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan bertambah terlihat dari hasil posttest. Pada kondisi awal yang belum mencapai KKM 25 siswa setelah siklus I yang belum mencapi KKM berkurang menjadi 26 siswa. Dengan masalah seperti ini peneliti terpacu untuk menigkatkan hasil belajar siswa agar semakin membaik. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dari hasil posttest terlihat 6 siswa yang belum mencapai KKM , sedangakan 35 siswa sudah mencapai KKM. Hal ini membuktikan

bahwa pembelajaran bila dilakukan dengan pendekatan yang menarik dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

(27)

Gambar 4.6 Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Kondisi Awal, Posstest Siklus I dan

Posstest Siklus II 4.5 Pembahasan

Pada hasil observasi kondisi awal sebelum tindakan di kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga, mempunyai permasalahan pada proses pembelajaran kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Subtema Perkembangan Teknologi Pangan, hasil belajar masih banyak siswa yang berada di bawah ketuntasan minimal (KKM ≥ 70). Kondisi ini ditandai karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang membuat siswa kurang antusias dalam

pembelajaran dan menjadikan siswa pasif di dalam kelas. Terlihat dari hasil belajar sebelum tindakan siswa yang belum mencapai (KKM ≥ 70) sebanyak 25 siswa, sedangkan yang mencapai (KKM ≥ 70) sebanyak 16 siswa. Dari hal itu peneliti ingin meningkatkan hasil belajar kelas 3 SDN Mangunsari 01.

Dengan adanya permasalah yang terjadi peneliti akan melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Setelah

16

26

35

25

15

6

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

(28)

diadakanya tindakan didapatkan data hasil belajar siswa kelas 3 dan dianalisis oleh peneliti dengan analisis komparatif, dari analisis data yang telah dilakukan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa mulai dari keadaan awal hingga siklus 2, dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan dari 65,60% menjadi 73,78% dengan jumlah siklus 1 sebanyak 36 siswa. Selanjutnya peningkatan pada siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 80,36% dengan kata lain hampir dari semua siswa kelas 3 telah mencapai

KKM yang sudah ditentukan.

Melalui model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tidak hanya hasil belajar siswa saja yang meningkat, namun sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat, setelah dilakukan penelitian siswa menjadi lebih aktif selama mengikuti pembelajaran, sebelum ada penelitian beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. Dengan melakukan tugas proyek pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan, pengalaman belajar bertambah, sumber-sumber belajar sosa tidak hanya didapat dari guru saja melainkan dapat ditemukan dari sumber-sumber lain misalnya buku atau dapat ditemukan dalam waktu pembuatan tugas proyek.

Temuan keefektifan dalam model pembelajaran Project Based Learning merupakan kontribusi sintaks pembelajaran Project Based Learning. Langkah penentuan proyek memancing siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompok. Siswa aktif terhadap materi tema/topik proyek yang akan dibuat dari awal sampai akhir pembelajaran.

Selanjutnya penerapan sintaks perancangan langkah-langkah penyelesaian

proyek memancing siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompok mengenai langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampi akhir beserta pengelolaanya.

Dampaknya siswa mampu mengerti langkah yang akan dilakukan dalam menyelesaikan proyek.

(29)

pembelajaran selanjutnya adalah penyelesaian proyek, pada langkah ini siswa akan membuat wall art sebagai tugas proyek yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru sambil memonitoring, siswa bersama kelompok diharapkan bekerjasama untuk menyelesaikan wall art sesuai langkah-langkah yang telah dirancang.

Langkah selanjutnya adalah siswa mempresentasikan atau memamerkan hasil karyanya kepada kelompok lain dan guru didepan kelas. Guru juga menilai hasil

karya siswa. Langkah terakhir adalah refleksi diakhir pembelajaran terhadap aktivitas dan hasil tugas prooyek yang siswa kerjakan.

Langkah model pembelajaran Project Based Leraning itu menjadi satu kesatuan dapat mengantarkan siswa memahami materi Subtema Perkembangan Teknologi Pangan sehingga dapat mengerjakan evaluasi dengan baik, karena siswa aktif mengerjakan proyek sehingga mengetahui cara menggambar dekoratif dan pecahan sederhana. Dalam hal ini akan terjadi peningkatan hasil belajar. Temuan ini berarti sejalan dengan pandangan (Hosnan:2014 :325) Model Project Based Learning didalamnya siswa melakukan pembelajaran berbasis produk. Model pembelajaran ini berguna untuk menumbuhkan kerjasama, kreatif, berpikit kritis dalam pembelajaran. Jadi model pembelajaran Project Based Learning yang digunakan peneliti dapat meningakatkan hasil belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan kelas 3 karena sudah sesuai dengan sintak pembelajarannya.

Temuan keberhasialan model Project Based Learning ini sejalan dengan teori tentang kelebihan model tersebut juga mendukung berbagai penelitian terdahulu seperti :

Penelitian yang Peneliti Muhamad Fajar Dismawan (2014) Hasil penelitian menunnjukkan: sebelum menggunakan penelitian tindakan kelas berdasarkan hasil

(30)

57,22 dengan kategori “cukup” (C), meningkat pada siklus 2 sebesar 62,52 dengan kategori “cukup” (C+), meningkat lagi pada siklus 3 sebesar 82,21 dengan kategori “sangat baik” (A-).

Penelitian yang Peneliti Yohana Setiawan (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase siswa tuntas KKM 75 yaitu Siklus I sebesar 53,33%

dan pada Siklus II sebesar 96,77%. Perbaikan sikap siswa pada pelajaran Matematika ditunjukan dengan adanya peningkatan klasifikasi dari “baik” setelah Siklus I dilaksanakan dan menjadi “sangat baik” setelah Siklus II dilaksanakan.

Gambar

tabel wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga
tabel distribusi frekuensi:
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Pra Siklus Siswa Kelas 3
Gambar 4.2 Diagram Hasil Posstes Subtema Teknologi Pangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

KOTA : YOGYAKARTA LOKASI TES LABORATORIUM : APOTEK KIMIA FARMA ADI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan. © Rahmatika Septina

3) Peserta dengan jenis Formasi Disabilitas apabila memenuhi nilai ambang batas yaitu nilai kumulatif Seleksi Kompetensi Dasar paling sedikit 260 (dua ratus enam

Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai sanksi bagi pelaku perdagangan satwa yang dilindungi terdapat pada Pasal 40

Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme yang tergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili

Berdasarkan analisa data dari hasil in-depth interview, didapatkan petugas memahami tentang pengertian, manfaat, dan jenis alat pelindung diri yang harus digunakan selama

[r]

Profesionalisme merupakan salah satu hal utama yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugasnya dan merupakan syarat utama bagi profesi tersebut,