• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba (Studi Deskriptif di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba (Studi Deskriptif di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2014 pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81

Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.

Perpres ini mengatur rencana tata ruang Kawasan Danau Toba yang disebutkan

sebagai Kawasan Strategis Nasional. Pada tahun 2016, dengan pertimbangan untuk

mempercepat pengembangan dan pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba

diperlukan pengaturan secara khusus. Guna menyatukan pelaksanaan kewenangan

pengelolaan kawasan, pemerintah memandang perlu membentuk Badan Otorita

Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. Atas dasar pertimbangan ini, Presiden

Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Peraturan Presiden

Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau

Toba. Menurut Perpres ini, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba wajib menyusun

Rencana Induk Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba untuk jangka waktu

25 tahun, yaitu tahun 2016-2041 dan Rencana Detail Pengembangan dan

Pembangunan 5 (lima) tahunan Kawasan Pariwisata Danau Toba.

Saat ini Kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis

Nasional (KSN) berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008.Selain itu Danau Toba juga

ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan Kawasan Strategis

(2)

Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional yang menjadikan Danau

Toba sebagai salah satu dari sepuluh prioritas pengembangan kepariwisataan

nasional.

KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

KEK, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

Gambar 1.1 Lokasi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas

TomokParsaoran adalah sebuah desa kecil yang terletak di pesisir Timur

Pula

Jam dari Kota Medan untuk sampai di

kota. Sesampainya di Parapat, perjalanan dilanjutkan lagi dengan menyebrangi Danau

Toba menggunakan kapal yang menghabiskan waktu sekitar satu jam lagi untuk

sampai di Tomok. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir

pada tahun 2016 jumlah penduduk desa Tomok ialah sebanyak 2.128 jiwa yang

terdiri atas 487 kepala keluarga. Masyarakat di desa ini menggantungkan hidup di

(3)

Desa Tomok Parsaoran menjadi salah satu detinasi pariwisata di Kabupaten

Samosir dengan beberapa daya tarik wisata seperti Makam RajaSidabutar, Museum

Batak, Patung Sigale-Gale, Batukursi Tomok,Museum Batak Tomok, Pasar Seni,

Deretan Rumah Bolon, Patung Gajah, HKBP Resort Tomok dan gereja gereja yang

sederhana memenuhi daerah ini. Ditambah pula dengan adanya resort yang berada di

Tuk Tuk Siadong yang semakin mengukuhkan daaerah ini menjadi tempat pariwisata.

Desa Tomok juga menjadi pintu masuk untuk menuju lokasi wisata lainnya di sekitar

Danau Toba seperti TukTuk Siadong, Simanindo, Pantai Pasir Putih Parbaba.

Banyaknya makam dan benda-benda peninggalan zaman megalitik dan purba

menjadikan lokasi ini sebagai salah satu situs kebudayaan Batak yang cukup terkenal

di kalangan wisatawan.Lokasinya yang terletak tepat di tepi dermaga penghubung ke

Parapat juga memudahkan para wisatawan mengunjungi tempat ini.

Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan di Toba Samosir Tahun 2013 – 2015

Wisatawan Tahun

2013 2014 2015

F % F % F %

Wisatawan

Mancanegara 10.680 10,25 12.329 10,62 11.828 10,32

Wisatawan

Domestik/Nusantara 93.493 89,75 103.759 89,38 102.766 89,68

Jumlah

104.173 100 116.088 100 114.594 100

(4)

Berdasarkan statistik kunjungan wisata, jumlah pengunjung objek wisata di

Toba Samosir tahun 2015 tercatat sekitar 114.594 orang yang terdiri dari 11.828

untuk wisatawan mancanegara dan 102.766 wisatawan nusantara. Jumlah pengunjung

objek wisata pada tahun 2015 ini mengalami penurunan sebesar 1,29 persen (1.494

orang) dari tahun 2014, yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebesar 2,98 persen

(364 orang) dan wisatawan nusantara sebanyak 1,17 persen (1.220 orang) (BPS

Kabupaten Toba Samosir, 2016).

Sejak dahulu, Tomok sudah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di

kawasan Danau Toba. Tidak hanya menjadi destinasi wisata, lokasi ini juga menjadi

tujuan penelitian berbagai peneliti maupun pelajar baik dari dalam negeri maupun

mancanegara. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman kondisi pariwisata di

Tomok dan Danau Toba sekitarnya semakin merosot. Semakin hari kunjungan

wisatawan semakin menurun. Pada umumnya wisatawan hanya berkunjung pada

akhir pekan atau hari libur. Wisatawan yang berkunjung pun pada umumnya

merupakan wisatawan lokal dari Sumatera Utara. Banyak pihak yang mensinyalir

bahwa penurunan jumlah wisatawan ke Danau Toba, khususnya Tomok disebabkan

oleh beberapa faktor seperti terjadinya pencemaran air Danau Toba, buruknya

infrastruktur, sikap masyarakat lokal, dan lain-lain.

Di tengah menurunnya geliat pariwisata di kawasan Danau Toba khususnya

Tomok Parsaoran, pemerintah pusat mencanangkan kembali pembangunan pariwisata

Danau Toba menjadi salah satu destinasi pariwisata nasional. Saat ini, sejumlah

(5)

pembangunan pariwisata Danau Toba yang dicita-citakan. Sepanjang periode tahun

2016, pemerintah telah membangun infrastruktur berupa jalan tol yang

menghubungkan Kota Medan sebagai gerbang masuk ke Sumatera Utara dengan

Parapat yang merupakan gerbang masuk menuju objek wisata Danau Toba khususnya

Kabupaten Samosir. Dengan dibangunnya jalan ini diharapkan akan berpengaruh

terhadap aksesibilitas yang memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Danau

Toba. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemerintah bahkan telah membentuk

badan khusus yang akan menangani pembangunan pariwisata Danau Toba yang

disebut Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.

Dalam pembangunan kepariwisataan khususnya Danau Toba, partisipasi

masyarakat merupakan bagian penting. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu

faktor penentu serta sekaligus indikator keberhasilan dan keberlanjutan

pembangunan. Nilai modal sosial yang terkandung dalam partisipasi masyarakat

merupakan salah satu yang membentuk pengembangan pariwisata. Peran serta

masyarakat dapat ditumbuhkan dan digerakkan melalui usaha-usaha pariwisata serta

pengembangan komunikasi sosial yang sehat, yang dilakukan melalui dialog dan

bersifat terbuka, terarah, jujur, bebas dan bertanggung jawab. Dialog yang demikian

akan melahirkan gagasan serta pandangan untuk pembangunan tetap berjalan dan

berkeadilan. Untuk itu pembangunan dan pengembangan pariwisata harus melibatkan

(6)

Pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi, bergerak dari

bawah (bottom up), mengikutsertakan masyarakat secara aktif (participatory),

dilaksanakan dari dan bersama masyarakat (from and with people).Pendekatan

pembangunan yang bersifat top down yang yang selama ini dilaksanakan pemerintah

dimana kekuasaan sepenuhnya berada di pemerintah pusat menyebabkan pemerintah

daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi masyarakat

daerah.Kewenangan perencanaan pembangunan sepenuhnya berada pada pemerintah

pusat, sedangkan pemerintah daerah tidak ikut dilibatkan.Akibatnya pelaksanaan

pembangunan berjalan lamban karena kelemahan birokrasi yang terlalu panjang dan

terjadinya tumpang tindih dalam melaksanakan suatu program pembangunan.Akibat

lainnya yang muncul adalah tidak jarang rencana-rencana pembangunan yang telah

disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah ternyata tidak sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Terkait dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata,

penelitian menemukan beberapa referensi tentang bagaimana dampak pembangunan

yang di hasilkan dengan adanya partisipasi masyarakat yang tinggi untuk

mengembangkan desa/wilayah mereka menjadi desa wisata, selain bagi pemerintah,

dampak langsung juga dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Beberapa daerah seperti

Bali, Yogyakarta, NTT berhasil menjadi salah satu destinasi wisata bagi para

wisatawan domestik maupun mancanegara dengan memberdayakan kehidupan

masyarakat di sekitar objek wisata agar ikut berkontribusi untuk ikut meningkatkan

(7)

Kesulitan yang akan dihadapi pemerintah adalah bagaimana masyarakat lokal

ikut berkontribusi atau berpartisipasi dalam program pembangunan kawasan

pariwisata Tomok Parsaoran, apakah masyarakat dilibatkan untuk berpartisipasi

dalam perencanaan pembangunan atau tidak. Inilah yang menjadi alasan peneliti

ingin meneliti bagaimana pengaruh keberhasilan dari partisipasi masyarakat Desa

Tomok Parsaoran dalam perencanaan dan pembangunan Desa Tomok Parsaoran.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik

ataupun judul penelitian yang akan di jawab dan mencari jalannya pemecahannya.

Rumusan masalahakan mengarahkan penelitiagar terfokus dan tidak lari dari jalur

yang telah ditetapkan. Berdasarkanuraian latar belakang diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

kawasan pariwisata Danau Toba di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan

Simanindo Kabupaten Samosir?

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

kawasan pariwisata Danau Toba di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan

(8)

1.4. Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya

penelitian-penelitian sejenis yang telah ada yang dapat dijadikan perbandingan dengan

penelitian-penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan peneliti untuk

mengetahui bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan kawasan pariwisata Danau Toba di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan

Simanindo.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah serta menambah

pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.Hasil penelitian juga diharapkan

dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam

memberdayakan masyarakatnya serta melihat dan mengembangkanpotensi wisata

(9)

1.5. Defenisi Konsep

Konsep adalah defenisi abstrak mengenai gejala atau realita atau suatu

pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Suyanto dan Sutinah, 2005:

49). Konsep yang ada menjadi panduan dan acuan bagi peneliti saat melakukan

penelitian agar tidak terjadi kerancuan.Sedangkan pendefenisian konsep merupakan

proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian

untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang digunakan

dalam penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi

makna-makna konsep yang diteliti. Adapun konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam

proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan

dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi,

serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan (Sumaryadi, 2010:

46).Partisipasimasyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan atau

kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk ikut berperan serta berkontribusi dalam

perencanaan dan pembangunan kawasan pariwisata di Danau Toba di Desa Tomok.

Pembangunan akan berhasil jika masyarakat ikut berpartisipasi, karena salah satu

indikator keberhasilan pembangunan adalah adanya partisipasi masyarakat lokal

(10)

rapat atau pengambilan keputusan terhadap program perencanaan pembangunan

kawasan pariwisata Danau Toba di Desa Tomok, sehingga masyarakat bisa

menyampaikan aspirasi dan melihat langsung program pembangunan apa yang akan

di lakukan di desa mereka serta akan mengetahui program itu bisa diterapkan atau

tidak dengan mereka.

2. Perencanaan Pembangunan Pariwisata

Perencanaan merupakan suatu kegiatan universal, suatu keahlian dasar dalam

kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum dilakukan

pemilihan diantara alternatif yang ada.Demikian pula halnya dalam perencanaan

pembangunan kepariwisataan.Perencanaan pembangunan kepariwisataan tak lepas

dari segala aspek kepariwisataan, yakni segala hal yang berkaitan dengan

pembangunan pariwisata. Dengan demikian lingkup perencanaan pembangunan

kepariwisataanmencakup jaringanseluruh kegiatan yang berkaitan dengan

pembangunan pariwisata, suatu proses perencanaan yang menyeluruh (komprehensif),

antardisiplin dan multidisiplin (Warpani,2007 :157).

3. Pembangunan Partisipatif

Di Indonesia, kata pembangunansudah menjadi kata kunci bagi segala hal.

Secara umum, kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan

masyarakat dan warganya (Budiman, 1995).Secara sosiologis pembangunan

merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai

(11)

masyarakat.Pembangunan Partisipatif merupakan perencanaan pembangunan

diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau program pembangunan yang

disusun itu adalah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, berarti dalam

penyusunan rencana/program pembangunan dilakukan penentuan prioritas, dengan

demikian dalam pelaksanaan program pembangunan akan terlaksana secara efektif

dan efisien dengan bantuan masyarakat (Adisasmita, 2006).

4. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembang)

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) desa adalah forum

musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (stakeholders) desa untuk

menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang

direncanakan. Musrenbang desa dilakukan setiap bulan Januari dengan mengacu

kepada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa).

Setiap desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan yaitu RPJM

Desa dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP Desa (Djohani,2008).

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh

lembaga publik, yaitu pemerintah desa, bekerjasama dengan warga dan para

pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampu

membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara

memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik dari dalam

(12)

1.7. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Operasional variabel digunakan untuk melihat variabel-variabel yang menjadi kajian

penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Partisipasi Masyarakat,

sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perencanaan Pembangunan

Kawasan Pariwisata.

1.Variabel Bebas (X)

Adapunyang menjadi indikatorPartisipasi Masyarakat dalam penelitian

ini,yaitu:

1. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan :

Tahap perencanaan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan

masyarakat dalam rapat-rapat. Proses perencanaan bermaksud untuk

melihat sejauh mana kesadaran masyarakat dalam memberikan

penilaian dan menentukan pemilihan sesuai dengan kebutuhan mereka

sendiri. Seringkali pengambilan keputusan dalam perencanaan yang

dilakukan oleh stakeholders hanya terpusat pada orang-orang yang

memiliki kekuasaan, seperti pihak perusahaan yang lebih merasa

mampu dari segala bidang, sedangkan masyarakat cenderung

diabaikan bahkan tidak dilibatkan dalam proses ini, padahal dalam

(13)

pada keberhasilan aktivitas kemudian. Apabila masyarakat

diikutsertakan sebagai subyek dan mampu mengambil keputusan

mandiri maka akan lebih baik untuk keberlanjutan programnya.

2. Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan :

Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam

pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya.

Wujud nyata partisipasi pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu

partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan

materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota. Tahap pelaksanaan juga

seringkali diartikan sebagai tahap implementasi, bahwa pada tahap ini

partisipasi tidak hanya bernilai sebuah tindakan nyata, namun dapat

pula secara tidak langsung memberikan masukan untuk perbaikan

program dan membantu melalui sumber daya. Tahap pelaksanaan

partisipatif sangat berbeda dengan top down dan bottom up, namun

partisipasi dapat berupa gabungan dari kedua pendekatan tersebut,

seperti yang bekerja bukanlah hanya pihak perusahaan, namun

bersama merumuskan kebutuhan kemudian membangun hal yang

diperlukan. Seperti contoh pelaksanaan top down hanya mengikuti

instruksi dari pihak tertentu baik instansi atau perusahaan tanpa secara

langsung mengikuti kebutuhan dari masyarakat sehingga banyak

pelaksanaan pembangunan yang menjadi sia-sia dan tidak

(14)

3. Keterlibatan dalam penerimaan dan pemanfaatan hasil :

Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan

partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan

proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek

pembangunan, maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti

proyek tersebut berhasil mengenai sasaran. Pada tahapan ini

masyarakat sudah mampu merasakan keberhasilan dari program yang

telah mereka lakukan. Mereka juga dapat mengukur hasil yang mereka

peroleh dengan potensi sendiri yang mereka miliki.

4. Keterlibatan dalam pengawasan dan penilaian hasil :

Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada

tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi

perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya. Evaluasi merupakan

kemampuan masyarakat dalam menilai baik-buruknya, berhasil-tidak

berhasil, dan efektif-tidak efektifnya suatu program. Pada tahapan ini

masyarakat setingkat lebih memahami kegunaan dan kerugian dari

suatu program yang diberikan sehingga mereka dapat menyusun dan

mengeksekusi solusi atas penilaian mereka. Evaluasi juga dapat

menilai sejauhmana keberhasilan dan keefektifan program yang

mereka lakukan, sehingga mereka dapat menentukan secara mandiri

dan sadar apakah mereka harus melanjutkan atau meninggalkan

kegiatan tersebut. Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam

(15)

orang luar. Apabila evaluasi dilakukan oleh pihak lain hal ini tentunya

menunjukkan belum munculnya partisipasi dari masyarakat sendiri.

2. Variabel Terikat (Y)

Adapunyang menjadi indikatorPerencanaa Pembangunan Kawasan Pariwisata

dalam penelitian ini,yaitu:

1. Sarana dan Prasarana.

Sarana merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kepada

wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Prasarana

pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang

memungkinkan saran kepariwisataan dapat hidup dan berkembang

dalam rangka memberikan pelayanan kepada para wisatawan.

2. Peningkatan Jumlah Wisatawan.

Wisatawan merupakan pelaku atau orang yang melakukan wisata.

Pengembangan pariwisata berdampak pada peningkatan jumlah

wisatawan. Semakin bagus pengembangan pariwisata, semakin tinggi

(16)

3. Daya Tarik

Daya tarik dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,

daya tarik, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau kunjungan wisatawan yang datang ke suatu daerah

tertentu.

4. Promosi dan Pemasaran Pariwisata.

Promosi pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memperkenalkan pariwisata yang menjadi daya tarik dari sebuah

daerah yang bertujuan untuk mampu mempengaruhi wisatawan untuk

datang ke daerah tersebut. Kegiatan promosi harus dapat

memanfaatkan segala media yang ada serta melakukan berbagai

(17)

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan di Toba Samosir Tahun 2013 – 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan produktivitas rerumputan pada ketinggian yang berbeda di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol

(4) menyusun strategi pengembangan pariwisata agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah di sekitar obyek wisata Danau Toba. Metode penelitian yang

KARAKTERISTIK USAHA SOUVENIR DI KAWASAN OBJEK WISATA DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO..

Strategi pengembangan kawasan wisata Danau Toba yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dapat disimpulkan berhasil dilihat dengan

Untuk mengetahui perkembangan Bandara Silangit sebagai pendukung Pembangunan Danau Toba, dilakukan analisis terhadap fasilitasnya berdasarkan seberapa penting dan

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Struktur dan Produktivitas Rerumputan di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol

Kabupaten Samosir, salah satu kabupaten di Kawasan Danau Toba dinilai sebagai asal- muasal dari semua ethnis Batak se-dunia yang memiliki kearifan lokal dengan

Maka akan memberikan solusi berupa promosi dengan media yang mendukung perkenalan kawasan pariwisata Danau Toba sehingga wisatawan dari luar Sumatera Utara dapat mengetahui,