• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP TIEM BPPT 2016 LAKIP TIEM 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP TIEM BPPT 2016 LAKIP TIEM 2016"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN 2016

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI,

ENERGI, DAN MATERIAL

(DEPUTI BIDANG TIEM)

(2)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 i

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji syukur kami kehadhirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayahnya-Nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Teknologi

Informasi, Energi dan Material (TIEM) Tahun Anggaran 2016 dapat kami selesaikan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

Dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan

Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

maka setiap Instansi Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, diwajibkan untuk

menyusun laporan kinerjanya. Laporan Kinerja dimaksud merupakan salah satu dari

enam komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem

AKIP).

Laporan Akuntabilitas kinerja ini, terdiri atas 4 bagian yaitu:

BAB I. Menjelaskan tentang latar belakang kedudukan, tugas dan fungsi serta

kewenangan. Selain itu juga memberikan informasi tentang struktur

organisasi dan rincian sumberdaya manusia Deputi Bidang TIEM.

BAB II. Berisi tentang landasan aturan dan perundang-undangan, Visi dan Misi serta

Rencana Strategis dari Deputi Bidang TIEM. Dalam Bab ini juga disampaikan

mengenai Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja dari Deputi

Bidang TIEM.

BAB III. Adalah merupakan inti dari laporan ini. Di dalam Bab ini dijelaskan tentang

capaian kinerja Deputi Bidang TIEM dan realisasi anggarannya.

BAB IV. Merupakan penutup.

Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Deputi Bidang TIEM serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan

(3)
(4)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Hal - iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN I - 1

1.1. Latar Belakang Organisasi I - 1

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi I - 7

1.2.1 Kedudukan I - 7

1.2.2 Tugas I - 7

1.2.3 Fungsi I - 7

1.3. Struktur Organisasi I - 8

1.4. Sumber Daya Manusia I - 9

1.5. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama I - 9

1.5.1 Bidang Teknologi Informasi I - 10

1.5.2 Bidang Teknologi Energi I - 13

1.5.3 Bidang Teknologi Material I - 15

1.6 Sistematika Penyajian Laporan I - 16

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA II - 17

2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Iptek Nasional II - 17 2.2. Renstra Deputi Bidang TIEM Tahun 2015-2019 II - 22 2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang

TIEM Tahun 2016

II - 47

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III - 49

3.1. Pengukuran Kinerja

3.1.1 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Program 1 3.1.2 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Program 2

III - 49 III - 52 III - 93

3.2. Realisasi Anggaran III - 102

BAB IV PENUTUP IV - 103

(5)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Organisasi

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah Lembaga

Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang berada dibawah koordinasi Menteri

Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, mempunyai tugas

melaksanakan pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

BPPT bermula dari gagasan mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto,

kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974, bahwa sejak

memasuki tahap kedua pembangunan jangka panjang sudah sangat diperlukan

suatu lembaga tingkat pusat untuk mendampingi BAPPENAS. Jika BAPPENAS

memberikan pertimbangan secara makro ekonomi, maka BPPT memberikan

pertimbangan secara mikro ekonomi dari segala bentuk kegiatan pembangunan.

Tugas BPPT adalah memilih, mengkaji dan menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang tepat dan berguna untuk pembangunan industri.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada awalnya adalah

merupakan salah satu divisi yang berada dibawah Pertamina. BPPT atau

dikenal juga dengan Divisi Advanced Technology Pertamina (ATP),

didirikan pada tahun 1976. Melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 25 tahun

1978, BPPT dibentuk sebagai Lembaga Pemerintah non Departemen (LPND)

dan berada dibawah serta bertanggungjawab langsung kepada Presiden.

Selama 25 tahun berjalan Jabatan Kepala BPPT di rangkap oleh Menteri Negara

(6)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -2

melakukan perubahan struktur organisasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan

internal maupun eksternal. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Presiden

Nomor 42 tahun 2006, tentang pengangkatan Kepala BPPT, secara otomatis

Kepala BPPT resmi terpisah dengan Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Sejak tahun 1978, BPPT telah mengalami beberapa kali penggantian

Kepemimpinan, yaitu :

1. Prof.Dr.-Ing. B.J. Habibie 1978 - 1998

2. Prof.Dr.Ir. Rahadi Ramelan 1998 - 1998

3. Prof.Dr.Ir. Zuhal, MSEE 1998 - 1999

4. Dr. A.S. Hikam 1999 - 2001

5. Ir. M. Hatta Rajasa 2001 - 2004

6. Dr. Kusmayanto Kadiman 2004 - 2006

7. Prof. Ir. Said D. Jenie, Sc.D. 2006 - 2008

8. Dr.Ir. Marzan A. Iskandar 2008 – 2014

9. Dr. Unggul Priyanto 2014 –……...

Di dalam Keppres 25/ 1978, Organisasi BPPT terdiri dari

1. Kepala

2. Wakil Kepala

3. Sekretaris

4. Direktur Sarana Teknologi

5. Direktur Sistem analisa

6. Direktur Pengembangan Kekayaan Alam

7. Direktur Pengkajian Ilmu Dasar dan Terapan

8. Direktur Pengembangan Teknologi

9. Direktur Pengkajian Industri

10.Unit Pelaksana Teknis

Mengacu pada Keppres 25/ 1978, Direktorat Pengembangan Teknologi

(7)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -3

Pengembangan Teknologi pada 1978 – 1982 ditunjuk Ir. Harsono Djuned

Pusponegoro.

Selanjutnya melalui Keppres 31/ 1982, Direktorat Pengembangan Teknologi

mengalami metamorfosa menjadi Deputi Bidang Pengembangan Teknologi

(Bangtek). Kedeputian tersebut terdiri atas 5 unit direktorat yakni 1).

Direktorat Pengkajian Teknologi Pemukiman dan Lingkungan Hidup, 2).

Direktorat Pengkajian Teknologi Proses Industri, 3). Direktorat Pengkajian

Teknologi Konversi dan Konservasi Energi dan 4). Direktorat Pengkajian

Teknologi Elektronika dan Informatika serta 5). Direktorat Pembinaan Sarana

Fisik dan Laboratorium. Pada masa tersebut Kedeputian Bidang Pengembangan

Teknologi telah mengalami 3 (tiga) kali periode penggantian pimpinan (Deputi),

yaitu :

1. Ir. Harsono Djuned Puponegoro (1982 – 1986)

2. Prof. Dr. Ir. Harsono Wiryosumarto (1986 – 1991)

3. Prof. Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo (1991 – 1998)

Pada tahun 1998, BPPT melakukan reorganisasi dengan mengganti nama

Kedeputian Bidang Pengembangan Teknologi (Bangtek) menjadi Kedeputian

Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material. Reorganisasi tersebut

tertuang di dalam Keppres 117/ 1998. Di dalam Keppres tersebut Kedeputian

Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM), terdiri atas 4 (empat)

direktorat yang didukung oleh beberapat Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Unit-unit yang berada di bawah kedeputian tersebut adalah :

1. Direktorat Teknologi Informasi dan Elektronika

2. Direktorat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi

3. Direktorat Teknologi Material

(8)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -4

Sebagai pejabat pimpinan / Deputi pada masa tersebut adalah Dr. Ir. Ashwin

Sasongko Sastrosubroto, MSc. (1998 – 2000)

Pada tahun 2000, Presiden RI menerbitkan Keppres 178/ 2000 yang

merupakan penyempurnaan atas Keppres mengenai organisasi BPPT

sebelumnya. Pada Masa tersebut sebagai pejabat pimpinan Kedeputian Bidang

Teknologi Informasi, Energi dan Material, adalah :

1. Dr. Rachmad Mulyadi (2000- 2002)

2. Dr. Ir. Martin Djamin, MSc. 2002 – 2005

3. Dr. Ir. Marzan Azis Iskandar 2005- 2009

Pada tahun 2006, BPPT melakukan reorganisasi yang bersifat internal melalui

regrouping dan refocusing terhadap bidang-bidang teknologi pada unit eselon 2

(setingkat direktorat). Perubahan internal BPPT tersebut tertuang di dalam

Keputusan Kepala BPPT Nomor: BPPT 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006.

Untuk selanjutnya Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material

terdiri atas 4 (empat) unit eselon 2 yang berupa “pusat” dan didukung oleh

balai-balai. Unit-unit yang berada dibawah Kedeputian tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)

2. Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE)

3. Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE)

4. Pusat Teknologi Material (PTM)

5. Balai Jaringan IPTEKNET

6. Balai Besar Teknologi Energi ( B2TE )

7. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi ( BRDST )

8. Balai Pengkajian Teknologi Polimer ( BPTP )

9. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik

(9)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -5

Sebagai pejabat pimpinan/ Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan

Material adalah Dr. Ir. Unggul Priyanto, MSc. (2010 – 2014). Pada periode

2014 – sekarang deputi dijabat oleh Dr. Ir. Hammam Riza, MSc.

Reorganisasi terakhir dilakukan tahun 2015, dengan melakukan perubahan

struktur, penggabungan dan penyesuaian nama-nama unit kerja yang disahkan

melalui Peraturan Kepala BPPT No 009 tahun 2015 Tetang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Melalui reorganisasi tersebut

yang efektif diberlakukan per Januari 2016, maka Deputi Bidang Teknologi

Informasi, Energi, dan Material (TIEM) terdiri dari:

a. Pusat Teknologi Elektronika (PTE) - mempunyai tugas melaksanakan

pengkajian dan penerapan di bidang teknologi elektronika ;

b. Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK) -

mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi pengembangan sumber daya energi dan industri kimia;

c. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) – mempunyai

tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi

informasi dan komunikasi; dan

d. Pusat Teknologi Material (PTM) - mempunyai tugas melaksanakan

pengkajian dan penerapan di bidang teknologi material.

Selain itu, sesuai Peraturan Kepala Nomor 12 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Konversi Energi, bahwa Balai Besar

Teknologi Konversi Energi (B2TKE) merupakan Unit Pelaksana Teknis di

lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan

Material. B2TKE mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi

konversi energi. Dengan demikian Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi,

(10)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -6

Pusat juga 1 orang Kepala Balai Besar. Sedangkan Balai setingkat eselon III

berada dibawah koordinasi dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusat yang

terkait.

Adapun Balai setingkat eselon III yang ada dalam kedeputian TIEM adalah :

1. Balai Teknologi Polimer (BTP) merupakan unit pelaksana teknis di

lingkungan BPPT yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

Direktur Pusat Teknologi Material, Deputi Bidang Teknologi Informasi,

Energi, dan Material. (Peraturan Kepala Nomor 20 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Polimer).

2. Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi (BJIK) merupakan unit pelaksana

teknis di lingkungan BPPT yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Deputi Bidang

Teknologi Informasi, Energi, dan Material. (Peraturan Kepala Nomor 21

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi dan

Komunikasi).

3. Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain (BTBRD) merupakan unit

pelaksana teknis di lingkungan BPPT yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan

Industri Kimia, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material.

(Peraturan Kepala Nomor 22 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain)

Tidak hanya organisasi yang diubah, pola penganggaran dan penyusunan

program dan kegiatan juga disesuaikan. Melalui kebijakan Kepala BPPT, sejak

tahun anggaran 2016 semua kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(PPT) dilaksanakan oleh Pusat dengan dukungan dari Balai yang

(11)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -7 1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja BPPT.

1.2.1. Kedudukan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, yang selanjutnya dalam

peraturan ini disebut BPPT, adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui

menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi.

BPPT dipimpin oleh Kepala. Sedangkan Deputi Bidang Teknologi Informasi,

Energi dan Material (TIEM) adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi

BPPT di bidang teknologi informasi, energi, dan material, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Deputi Bidang TIEM dipimpin

oleh Deputi.

1.2.2. Tugas Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material

Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi

informasi, energi, dan material .

1.2.3. Fungsi Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material

Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan

Material menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang Pengkajian dan

penerapan teknologi informasi, energi, dan material;

b) Pelaksanaan kegiatan teknologi elektronika, teknologi sumber daya

energi dan industri kimia, teknologi informasi dan komunikasi, serta

teknologi material;

c) Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang Pengkajian dan

(12)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -8

d) Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang pengkajian dan

penerapan teknologi informasi, energi, dan material; dan

e) Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi TIEM sesuai dengan SK Kepala BPPT Nomor 009 Tahun

2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT, adalah sebagaimana dalam

kotak hijau, sebagai berikut :

(13)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -9 1.4. Sumber Daya Manusia

Deputi Bidang TIEM di dukung oleh sumberdaya manusia sejumlah 549 orang

dengan berbagai latar belakang pendidikan mulai dari SLTA sampai S3. Sebaran

berdasarkan pendidikan adalah S3 60 orang, S2 166 orang, S1 272 orang,

Diploma 4 orang dan SLTA berjumlah 47 orang.

PENDIDIKAN

Berdasarkan fungsional yang ditempati, SDM TIEM juga menduduki berbagai

jabatan fungsional dengan yang terdiri dari mayoritas perekayasa, sebagaian

kecil peneliti, arsiparis berbagai level, litkayasa berbagai level, pranata humas

dan lainnya. Sedangkan sisanya yang lain merupakan fungsional umum.

1.5. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merupakan salah satu

lembaga pemerintah yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset

Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang memiliki peranan penting dalam

pertumbuhan ekonomi nasional karena dapat berperan penting dalam

perkembangan teknologi di Indonesia, BPPT memiliki peran sebagai entry point

(14)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -10

diterapkan di dalam kegiatan perekonomian Indonesia dalam rangka

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

BPPT juga dapat menjadi salah satu ujung tombak penyampai hasil karya

penelitian, pengembangan dan perekayasaan di bidang teknologi ke dunia

industri ataupun ke masyarakat umum yang memiliki kepentingan terhadap

berbagai hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan yang dihasilkan

oleh para peneliti dan perekayasa Indonesia.

Kebutuhan akan teknologi yang dinilai makin hari makin tinggi dan juga dengan

adanya tuntutan kemajuan teknologi yang terkini, menyebabkan keberadaann

BPPT sangat diperlukan dan penting adanya. BPPT diharapkan mampu

memberikan peran yang nyata dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan

pembangunan nasional. Program-program yang dimiliki oleh BPPT sebagai

kebijakan institusi mandiri maupun program-program kebijakan lintas

kementerian/lembaga, diharapkan mampu menjadi faktor pendorong bagi

peningkatan perekonomian negara, terutama kebijakan program yang

bersentuhan dengan dunia industri.

Beberapa aspek strategis dan permasalahan utama yang mendasari

pelaksanaan kegiatan/program BPPT pada tahun 2016, khususnya pada Deputi

Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material, antara lain adalah:

1.5.1 Bidang Teknologi Informasi

Perekonomian dunia saat ini sedang mengarah pada digital ekonomi dimana

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang didukung dengan teknologi

elektronika (TE) akan banyak berperan dalam business dan pemerintahan baik

sebagai “enabler” model bisnis baru maupun sebagai “tools” dalam meningkatkan efisiensi. Indonesia terus mempersiapkan diri baik dari sisi

suprastruktur (peraturan) dengan UU 11/2008 tentang Informasi dan

(15)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -11

Dalam Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019,

khususnya mengacu pada Buku I RPJMN 2015-2019, bahwa peningkatan

kapasitas Inovasi dan Teknologi yang bertujuan untuk mendukung

peningkatan daya saing sektor produksi barang dan jasa, penyelenggaraan

litbang (riset) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) difokuskan

pada:

• Pengembangan infrastruktur TIK, khususnya IT security

• Pengembangan sistem dan framework/platform perangkat lunak berbasis

Open source khususnya industri TIK pendukung Government dan

e-Business.

Implementasi TIK dalam pemerintahan diharapkan dapat meningkatkan

efisiensi pelaksanaan proses bisnis pemerintahan dan meningkatkan kualitas

layanan pemerintah kepada masyarakat. Implementasi e-pemerintahan

menjadi tantangan tersendiri dengan begitu banyaknya layanan masyarakat

yang harus disediakan oleh berbagai institusi pemerintahan. Dalam UU

23/2006 yang diperbarui dengan UU 24/2013 disebutkan bahwa pelayanan

publik harus menggunakan Nomor Identitas Kependudukan (NIK) yang

dikelola oleh Kementrian Dalam Negeri. Sehingga dalam penjelasan

Undang-undang tersebut pada pasal 64 ayat 6 disebutkan bahwa KTP-El yang

didalamnya tertera NIK seorang penduduk akan ditingkatkan secara bertahap

menjadi KTP-El multi-guna.

Untuk mempersiapkan penggunaan KTP-El multi-guna inilah maka Deputi

Bidang TIEM – BPPT melaksanakan Program Pengkajian dan Penerapan

Teknologi yang meliputi beberapa aspek secara horisontal maupun vertikal.

Secara horisontal, kajian dilakukan harus meliputi masalah keamanan

informasi, kajian ketunggalan seseorang melalui teknologi biometrik, kajian

pertukaran data antar instansi pemerintah, kajian teknologi komputasi awan,

sedangkan secara vertikal kajian dilakukan sesuai dengan kaidah

(16)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -12

demokrasi (e-Pemilu), kesehatan (e-health), pendidikan (kartu Indonesia

Pintar). Tahapan perekayasaan tersebut meliputi, pendefinisian ruang lingkup,

Design-Requirement and Objective (DrnO), pembuatan prototipe, proof of

concept , pembuatan pilot model, uji coba dalam lingkungan sebenarnya,

pembuatan rekomendasi untuk kementerian teknis dan alih-teknologi pada

industri nasional.

Lebih lanjut dalam Buku I RPJMN 2015-2019, penyelenggaraan litbang (riset)

di bidang Teknologi Elektronika (TE) difokuskan pada pembangunan

kesehatan khususnya pelaksanaan program Indonesia Sehat, dan membangun

Konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan. Oleh

karenanya, program Deputi Bidang TIEM yang lainnya adalah

mengembangkan Inovasi Sistem Elektronika Navigasi untuk Keselamatan

Transportasi. Hal ini dilakukan mengingat Indonesia sebagai bagian dari jalur

penerbangan sipil internasional dan anggota International Civil Aviation

Organization (ICAO), Indonesia terikat dengan peraturan internasional tentang

penerbangan sipil. Peraturan ini menyangkut keselamatan dan keamanan

penerbangan dimana di dalamnya tercakup masalah Komunikasi, Navigasi dan

Pengawasan penerbangan serta Manajemen Lalu-lintas Udara. Selain itu,

Undang-undang No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dinyatakan bahwa

Navigasi penerbangan menjadi satu bagian yang sangat penting dalam

mewujudkan tujuan pelayanan penerbangan yang baik. Mengingat penting

dan strategisnya aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, maka

Deputi TIEM melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan inovasi

dibidang teknologi informasi dan komunikasi untuk keselamatan transportasi

dan komponen Sertifikasi Automatic Dependent Surveilance Broadcast

(17)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -13

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, pada buku 2

dinyatakan bahwa e-Services belum merata sehingga diarahkan untuk segera

melakukan inovasi pelayanan publik dan menumbuhkan budaya pelayanan

yang bermutu. Program ini mempunyai peluang yang pasti dengan dukungan

UU Nomor 25 tahun 2010 tentang Pelayanan publik dimana setiap badan

publik wajib mempunyai sistem informasi pelayanan publik dan memberikan

pelayanan publik baik secara manual dan elektronik. Oleh karena itu Deputi

Bidang TIEM juga melaksanakan program untuk menghasilkan inovasi di

bidang komputasi cerdas dan memberikan layanan teknologi penyelenggaraan

sistem elektronik untuk e-Services. Kompetensi teknis yang digali dan

dikembangkan di laboratorium Intelligent Computing meliputi antara lain

teknologi pemrosesan bahasa alami, text-to-speech synthesizer, speech

recognition, statistical machine translation, multimodal biometrics, signal

processing, medical image processing dan datamining.

Kegiatan – kegiatan ini dilaksanakan bersama para stake-holder institusi

pemerintah seperti kementerian teknis, lembaga pemerintah pusat,

pemerintah daerah, dan industri nasional.

1.5.2 Bidang Teknologi Energi

Kebijakan energi utama nasional adalah dengan melakukan diversifikasi energi

dan konservasi energi nasional. Konservasi energi nasional dilakukan dengan

berbagai usaha antara lain melakukan sosialisasi hemat energi, penerapan

teknologi hemat energi dan penerapan manajemen energi. Salah satu

teknologi penghemat energi yang mempunyai berbagai keunggulan teknis

adalah teknologi kogenerasi. Teknologi ini mampu memproduksi listrik dan

energi thermal secara serentak sehingga lebih efisien. Efisiensi thermal yang

(18)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -14

yang tinggi tersebut maka penerapan teknologi kogenerasi juga berdampak

terhadap pengurangan emisi CO2 ke lingkungan.

Dalam rangka pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya energi panas

bumi perlu dikembangkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan

nasional dalam menyiapkan teknologinya. Untuk itu Deputi Bidang TIEM

melakukan pengembangan teknologi PLTP skala kecil.

Untuk peningkatan pemanfaatan energi terbarukan BPPT khususnya Deputi

Bidang TIEM menyiapkan taman Tekno energi terbarukan yang bisa dipakai

dalam rangka pengembangan dan juga sarana untuk melakukan difusi

teknologi.

Penyediaan bahan bakar transportasi dan industri serta penyediaan tenaga

listrik menjadi isu penting. Untuk itu penyediaan teknologi bahan bakar dan

kelistrikan yang efisien, handal dan ramah lingkungan menjadi sebuah

kebutuhan dalam rangka meningkatkan daya saing industri dan kemandirian

nasional.

Bahan Bakar Minyak (BBM) memegang peranan yang sangat penting dalam

pemenuhan kebutuhan energi domestik yang selalu meningkat setiap

tahunnya. Konsumsi total BBM nasional masih dominan yaitu sekitar 50% dari

total bauran energi (energi mix), kebutuhan minyak solar di dalam negeri

mencapai 30 juta KL. Sekitar 50% dari kebutuhan solar tersebut masih

diimpor. Konsumsi BBM Indonesia yang terus meningkat juga berarti akan

meningkatkan impor BBM Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan bkonservasi

dan diversifikasi energi diantaranya dengan melakukan upaya pengembangan

industri dan penggunaan energi alternatif seperti seperti Bahan Bakar Nabati

(BBN) seperti biodiesel.

Pengembangan biodiesel sebagai energi alternatif pengganti BBM akan sangat

membantu dalam mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi

khususnya solar di Indonesia. Melihat potensi atau kebutuhan domestik yang

(19)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -15

pengembangan industri biodiesel di Indonesia sangat potensial.

Pengembangan biodiesel merupakan bagian dalam rencana energi mix tahun

2025. Pemerintah telah mengeluarkan perangkat kebijakan untuk

pengembangan biofuel seperti Perpres No.5 tahun 2006 mengenai kebijakan

energi nasional dan Inpres No 1 tahun 2006 dalam rangka percepatan

penyediaan dan pemanfaatan sumber energi alternatif ini.

1.5.3 Bidang Teknologi Material

Undang-undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) mulai berlaku 1 Januari 2014. BPJS kesehatan merupaka upaya

Pemerintah dalam menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi

masyarakat. Alat kesehatan merupakan alat utama yang dibutuhkan,

disamping pelayanan kesehatan dan obat-obatan, yang harus dapat dijamin

sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

Kebutuhan nasional alat kesehatan (alkes), tidak terkecuali implan untuk

penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat tinggi, seiring meningkatnya

angka kecelakaan lalu lintas, meningkatnya usia harapan hidup manusia

Indonesia dan kebutuhan implan karena kerusakan tulang lainnya (penyakit

degeneratif). Hal ini tercermin, lebih dari 90% produk alat kesehatan

merupakan barang impor. Sementara itu dari produk alat kesehatan lokal yang

ada, sebagian besar bahan bakunya pun sangat bergantung pada impor.

Industri alat kesehatan dalam negeri baru mampu menghasilkan produk

teknologi sederhana dan sedang.

Sehubungan dengan hal tersebut, Deputi Bidang TIEM melalui program inovasi

dan layanan biocompaible material untuk alat kesehatan dalam tahun 2016

berupaya untuk mengembangkan material dan produk alat kesehatan berupa

implan lokal, yang berkualitas dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN)

yang tinggi dan harga yang relatif murah serta sesuai dengan anatomi tulang

(20)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab I -16

Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan material dan produk alat

kesehatan tersebut adalah mengembangkan teknik pemaduan (alloying) dan

pengecoran (investment casting) untuk memproduksi alat kesehatan implan

tulang (bone implant) Stainless Steel 316 L (SS 316L) yang banyak digunakan

pada kedokteran orthopaedi dalam pelayanan kesehatan untuk rehabilitasi

organ tubuh.

Prototipe produk implan tulang SS 316L yang dikembangkan berbasis

sumberdaya lokal ini dapat menghemat biaya (cost reduction) 60% sampai

dengan 70% dan telah memenuhi persyaratan medis kedokteran orthopaedi

dan kekuatan mekanik bahan, yaitu Standard ASTM F 138 dan ISO 5832-1.

1.6. Sistematika Penyajian Laporan

LAKIP Deputi Bidang TIEM - BPPT Tahun 2016 berisi 4 Bab yaitu:

Bab I. Pendahuluan

Berisi latar belakang, kedudukan tugas, fungsi dan kewenangan,

Organisasi dan Sumberdaya Manusia.

Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Berisi Peraturan dan Kebijakan Bidang Iptek Nasional, Renstra BPPT

Tahun 2015-2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016, dan

Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016.

Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Berisi Sasaran Strategis, Pengukuran Kinerja, Pengungkapan dan

Penyajian Hasil Pengukuran dan Akuntabilitas Keuangan.

(21)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 17

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJINAN KINERJA

2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Iptek Nasional

1. Pancasila

Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Nasional serta falsafah / pandangan hidup

bangsa, Pancasila secara konsepsional mengandung nilai-nilai Demokrasi, Hak

Asasi Manusia, Persatuan dan Kesatuan dalam semangat kekeluargaan dan

kebersamaan yang harmonis serta untuk mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai tersebut menjadi landasan idiil yang sesuai

dengan tuntutan perkembangan zaman pada saat ini dan masa mendatang

khususnya dalam mendorong pembangunan Iptek nasional.

2. UUD 1945

UUD 1945 mengamanatkan:

a) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk

memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia (Pasal 31 ayat

(5));

b) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari

iptek, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan

kesejahteraan umat manusia (Pasal 28 c ayat (1)).

Nilai-nilai dalam butir UUD-1945 digunakan sebagai landasan konstitusional

dan dasar hukum dalam menyusun konsepsi pembangunan Iptek nasional

3. UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

(22)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 18

Undang-undang No.18/2002 menjelaskan mengenai Sisnas P3 Iptek;

memberikan landasan hukum; mengamanatkan penyusunan Jakstranas;

mendorong tumbuhnya Sisnas P3 Iptek; dan mengikat semua pihak,

pemerintah pusat, pemda, dan masyarakat untuk berperan aktif. Nilai-nilai

dalam UU. No.18/2002 ini menjadi landasan konsepsional pembangunan Iptek

nasional

4. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025

Dalam RPJPN disebutkan bahwa pembangunan iptek diarahkan untuk

menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar

maupun terapan, dan mengembangkan ilmu sosial dan humaniora, serta

untuk menghasilkan teknologi dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian.

Pengembangan, dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat,

kemandirian, dan daya saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan

kapasitas iptek senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai

etika, kearifan lokal, serta memerhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Pembangunan iptek diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan

energi; penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi;

penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, dan

teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; serta

peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi.

5. Perpres Nomor 2 Tahun 2015 RPJMN 2015-2019 RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019

Dalam Bab IV RPJMN 2015-2019 tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

dinyatakan bahwa kebijakan Iptek diarahkan kepada :

a) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan

(23)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 19

menjadi prototip laboratorium, kemudian menuju prototip industri

sampai menghasilkan produk komersial (penguatan sistem inovasi

nasional);

b) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya iptek untuk

menghasilkan produktivitas litbang yang berdayaguna bagi sektor

produksi dan meningkatkan budaya inovasi serta kreativitas nasional;

c) mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti

di lingkup nasional maupun internasional untuk mendukung

peningkatan produktivitas litbang dan peningkatan pendayagunaan

litbang nasional;

d) meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan

teknologi yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat serta

menumbuhkan budaya kreativitas masyarakat

e) meningkatkan pendayagunaan iptek dalam sektor produksi untuk

peningkatan perekonomian nasional dan penghargaan terhadap iptek

dalam negeri

6. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Iptek dalam

RPJMN 2015-2019

Sesuai dengan TUPOKSI, BPPT ditugaskan untuk menjalankan tugas

pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Dari sebelas

program diatas, pembangunan bidang Iptek ditugaskan untuk untuk

mendukung 6 (enam) program Prioritas Nasional. Secara ringkas di dalam

UUD 45 amandemen ke 4 menegaskan bahwa “Pemerintah memajukan Iptek

dengan menjunjung tinggi agama dan persatuan bangsa untuk memajukan

peradaban dan kesejahteraan manusia” Namun demikian pembangunan IPTEK akan dapat memberikan kontribusi nyata bila produk yang dihasilkan dapat

didayagunakan dan menjadi solusi permasalahan. Untuk itu diperlukan suatu

(24)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 20

Stategi pembangunan di Bidang IPTEK dilaksanakan melalui 2 (dua) prioritas

pembangunan, yaitu:

a) Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN), yang berfungsi sebagai

wahana pembangunan IPTEK menuju visi pembangunan IPTEK dalam

jangka panjang.

b) Penguatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK

(P3 IPTEK) yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan

dalam RPJPN 2005 -2025.

Dalam unsur SIN terdiri atas 3 (tiga) fokus pembangunan sebagai berikut :

a) Kelembagaan Iptek (menguatnya kelembagaan Iptek): Perguruan

Tinggi, Lembaga Litbang, dan Badan Usaha.

b) Sumberdaya Iptek (menguatnya Sumberdaya Iptek) : terdiri atas

keahlian, kompetensi dan pengoperasannya, kekayaan inteletual, dan

sarpras iptek, dimana masing-masing bertanggung jawab

meningkatkan terus menerus daya guna dan nilai guna sumberdaya.

c) Jaringan Iptek (menguatnya Janginran Iptek) : membentuk jalinan

hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek

untuk menghasilkan kinerja dan manfaat yang lebih besar dari

keseluruhan yang dapat dihasilkan.

Dalam unsur penguatan P3 Iptek fokus pembangunan dijabarkan dalam

bentuk gugus (cluster) pusat-pusat litbang yang setingkat dengan eselon II,

yaitu sebagai berikut :

a) Biologi Molekuler, Bioteknologi, dan Kedokteran

b) Ilmu Pengetahuan Alam

c) Energi, Energi Baru dan Terbarukan

d) Material Industri dan Material Maju.

e) Industri, Rancang bangun, dan Rekayasa.

(25)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 21

g) Ilmu Kebumian dan Perubahan Iklim.

h) Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan.

i) Ketenaganukliran dan Pengawasannya.

j) Penerbangan dan Antariksa.

k) Gambar Fokus Pembangunan Iptek

Berdasarkan RPJMN 2015-2019, program di BPPT terdiri dari Program

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) dan Program Generik.

1. Program PPT

Berisi kegiatan-kegiatan untuk melakukan pelayanan eksternal BPPT dan

bersifat teknis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPPT, Unit

Oganisasi/ Eselon I, dan Unit Kerja/Satker di lingkungan BPPT. Program

teknis BPPT hanya 1 (satu) program yaitu Program Pengkajian dan

Penerapan Teknologi.

2. Program Generik

Berisi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pelayanan internal dalam

rangka peningkatan pelayanan eksternal. Program generik ini terdapat 2

(dua) program, yaitu:

a. Program Dukungan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPPT

b. Program Peningkatan Sarana da Prasarana Aparatur BPPT.

Di dalam pembahasan AKIP BPPT, evaluasi dan penilaian dilakukan

berdasarkan performance dari fokus program. Untuk tujuan fokus di BPPT

ditetapkan 10 fokus program yang merupakan bagian program PPT dan

Generik.

Pembahasan AKIP Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material

(26)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 22

kelompok bidang. Kelompok Bidang tersebut adalah Bidang Teknologi

Informasi, Bidang Teknologi Energi dan Bidang Teknologi Material.

Performance kegiatan program Bidang Teknologi Informasi di dasarkan dari

capaian Unit Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) dan Pusat

Teknologi Elektronika (PTE). Performance kegiatan program Bidang Teknologi

Energi di dasarkan dari capaian Unit Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan

Industri Kimia (PTSEIK), dan Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE).

Sedangkan performance kegiatan program Bidang Teknologi Material di

dasarkan dari capaian Pusat Teknologi Material (PTM).

2.2. Renstra Deputi Bidang TIEM Tahun 2015-2019

Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa penguasaan,

pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)

difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas, yaitu : (i) pembangunan ketahanan

pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan

terbarukan (iii) pembangunan teknologi transportasi, (iv) penciptaan dan

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, (v) pengembangan

teknologi pertahanan, (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan,

dan (vii) pengembangan teknologi material maju.

Sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku, Deputi Bidang TIEM - BPPT

telah menyusun rencana strategis (Renstra) sebagai dokumen perencanaan lima

tahunan untuk periode tahun 2015-2019. Kemudian Renstra Deputi TIEM - BPPT

tahun 2015-2019 ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan

(RKT), Rencana Kerja (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA K/L).

Pelaksanaan dan Pemantauan terhadap program dan kegiatan dilakukan melalui

indikator kinerja dan targetnya. Terkait dengan perencanaan kinerja dalam Sistem

(27)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 23

Sejalan dengan waktu dan perkembangan situasi nasional serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ditindak lanjuti dengan perubahan struktur

organisasi BPPT pada September 2015, sesuai Peraturan Kepala Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, maka Rencana Strategis Deputi

Bidang TIEM Tahun 2015-2019 dilakukan revisi.

Dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang TIEM tahun

2016 ini dokumen rencana strategis yang digunakan adalah dokumen Rencana

Strategis Deputi Bidang TIEM Tahun 2015-1019 Revisi 2, yang ditandatangani oleh

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material pada bulan

Juni 2016.

2.2.1 Visi

Visi Deputi Bidang TIEM BPPT dalam rangka pencapaian Pembangunan Jangka

Menengah khususnya untuk periode 2015-2019 adalah:

Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan

Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Industri dan Kemandirian

Bangsa di Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material.

2.2.2 Misi

Upaya - upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi Deputi Bidang

Bidang Teknologi Informasi Energi Dan Material BPPT tersebut

dilaksanakan melalui misi sebagai berikut:

Melaksanakan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

Menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi di Bidang Teknologi

Informasi, Energi dan Material.

Visi dan Misi Deputi Bidang TIEM merupakan turunan dari Visi dan Misi BPPT. Visi

(28)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 24

Deputi Bidang TIEM untuk kemudian ditetapkan sebagai visi bersama.

Sedangkan Misi Deputi Bidang TIEM ditetapkan untuk dilaksanakan oleh segenap

karyawan dalam lingkungan Deputi Bidang TIEM dengan mengedepankan

nilai-nilai sebagai dasar tindakan dalam melaksankan kegiatan.

2.2.3. Tujuan Program Deputi Bidang TIEM

Berkaitan dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT, maka

tujuan kedeputian TIEM adalah mewujudkan inovasi untuk mendukung

peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa serta mewujudkan layanan

teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa

dalam bidang teknologi informasi, energi, industri kimia dan material.

2.2.4 Sasaran Program

Sasaran Program Kedeputian TIEM merupakanan penjabaran lebih detail dari

tujuan BPPT dengan indikator dan target yang terukur, dimana Kedeputian TIEM

mendukung sasaran strategis BPPT di bidang teknologi informasi, energi dan

material. Dengan demikian formulasi dari sasaran program TIEM 2015-2019

adalah sebagai berikut:

1. Sasaran Program 1-TIEM adalah terwujudnya inovasi di bidang Informasi,

Energi dan Material untuk mendukung peningkatan daya saing dan

kemandirian bangsa.

2. Sasaran Program 2-TIEM adalah terwujudnya layanan teknologi di bidang

Informasi, Energi dan Material untuk mendukung peningkatan daya saing dan

kemandirian bangsa.

2.2.5 Indikator Kinerja Program Deputi Bidang TIEM

2.2.5.1. Indikator Kinerja Program Bidang Teknologi Informasi dan

(29)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 25

Dalam Keppres no.4/2015 tentang RPJMN 2015 - 2019, di bidang peningkatan

kapasitas inovasi dan teknologi yang bertujuan untuk mendukung peningkatan

daya saing sektor produksi barang dan jasa, penyelenggaraan litbang (riset) di

bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan pada:

1. Pengembangan infrastruktur TIK, khususnya IT security

2. Pengembangan sistem dan framework/platform perangkat lunak berbasis

Open source khususnya industri TIK pendukung Government dan

e-business

Oleh karenanya, sasaran program bidang TIK adalah meningkatnya

penyelenggaraan sistem elektronik untuk e-government dan e-business berbasis

identifikasi dan/atau sertifikat elektronik.

Sasaran program bidang TIK yang ada di kedeputian TIEM mengikuti Cascading

gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Cascading impact, outcome dan output Bidang TIK

(30)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 26 Indikator Kinerja :

1.Jumlah layanan e-Goverment dan e-business berbasis identifikasi dan

sertifikat elektronik, dengan target kinerja 2 layanan baru.

2.Jumlah infrastruktur TI berkeamanan yang dapat digunakan bersama, dengan

target kinerja adalah 1 pilot project Data Center berkeamanan.

3.Jumlah inovasi teknologi intelligent computing untuk human information

processing dengan target kinerja 2 inovasi teknologi.

Untuk berpartisipasi dalam meningkatkan daya saing sektor produksi melalui

kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan melalui sistem Government dan

e-business, maka akan melaksanakan 4 kegiatan selama tahun 2015 - 2019 yakni:

1. Inovasi teknologi infrastruktur Data Center (DC) untuk cloud computing dan

certifite authority (CA), di mana akan dikembangkan sistem layanan storage

dan aplikasi (software-as-a-service/saas) yang dapat digunakan secara

bersama-sama oleh lembaga pemerintah maupun swasta sehingga

memudahkan konsolidasi data dan membuat lebih efisien pengelolaan

perangkat keras maupun lunak. Dalam kegiatan ini juga akan dikembangkan

layanan sertifikat keamanan digital bagi lembaga pemerintah maupun UKM

yang memastikan keamanan tukar-menukar data antara lembaga/institusi

dengan pelanggannya

2. Inovasi dalam pengembangan layanan e-governement dan e-business berbasis

identifikasi dan / atau sertifikat elektronik.

3. Pengembangan perangkat lunak strategis yakni algoritma dan pendataan untuk

biometrik dan korpus bahasa

4. Layanan ICT Supporting termasuk teknologi infrastruktur data center untuk

cloud computing dan CA, di mana akan diterapkan berbagai layanan yang telah

dikembangkan di atas bagi seluruh unsur masyarakat Indonesia yang

membutuhkan dan termasuk pengujian, inspeksi dan sertifikasi perangkat lunak

/ keras yang digunakan dalam berbagai kegiatan government maupun

(31)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 27

Keempat kegiatan di atas adalah merupakan implementasi dari arah kebijakan

program Bidang TIK 2015 – 2019 sebagaimana pada gambar 2 di bawah.

Gambar 2. Arah Kebijakan Program Bidang TIK 2015-2019

CLUSTER: IT Security Infrastructure

Cyber Security dan Digital Forensic

1. Kajian Infrastruktur Kritis.

Pada masa yang akan datang, diperkirakan bahwa pertahanan siber (Cyber

defence) akan semakin berperan, dengan adanya pergeseran pemikiran

dikalangan militer bahwa cyber world merupakan matra baru pertahanan yang

harus diperhatikan, bukan hanya sebagai bagian dari matra lain. Dalam

perang siber (cyber war), peperangan tidak dilakukan secara fisik yang dapat

dengan mudah diketahui besarnya korban. Peperangan dilakukan dengan

(32)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 28

negara, sehingga mengakibatkan dampak yang sangat luas. Untuk itu

kegiatan pada tahun 2015 ini melakukan kajian beberapa infrastruktur kritis.

2. Digital Forensic Security.

Kegiatan ‘digital forensic security’ merupakan kegiatan untuk melakukan

analisa keamanan dari suatu sistem informasi dan komunikasi dengan

melakukan kejadian forensik. Sedangkan Digital Forensic merupakan proses

investigasi peranti komputer/piranti sistem untuk mengetahui apakah

komputer/piranti sistem tersebut dipergunakan untuk keperluan yang ilegal,

tidak sah atau tidak biasa. Kegiatan ini memfokuskan pada peningkatan

kapabilitas SDM dalam melakukan analisa keamanan (Security Analytic) dan

juga melakukan forensic sistem informasi seperti jaringan, komputer dan

lainnya yang berhubungan dengan sistem informasi dan komunikasi

Inovasi Teknologi Infrastruktur Data Center untuk Cloud Computing dan

Certificate Authority (CA)

Peningkatan daya saing sektor produksi salah satunya disebabkan oleh

peningkatan kualitas layanan sektor pemerintah seperti perijinan, bantuan teknis

maupun non-teknis. Kualitas layanan tersebut akan tercapai dengan implementasi

TI yang teramankan dan efisien sehingga memungkinkan perbaikan proses bisnis

pemerintahan dalam mendukung sektor produksi.

Indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah layanan teknologi infrastruktur data

center untuk cloud computing. Layanan teknologi infrastruktur data center untuk

cloud computing yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan-layanan TIK

berbasis komputasi awan, yang secara garis besar terdiri atas Infrastructure as a

Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS).

Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi (BJIK) sebagai salah satu unit kerja di

BPPT yang fokus mendeliver layanan berbasis TIK kepada mitranya berkomitmen

untuk terus mengembangkan layanan-layanan tersebut sesuai dengan

(33)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 29

instalasi Data Center berteknologi komputasi awan, mulai dari IaaS dan PaaS,

mulai tahun ini fokus pengembangan akan diarahkan pada implementasi layanan

Software as a Service (SaaS).

Dalam rangka peningkatan efisensi terhadap investasi dan kemudahan konsolidasi

data dari sistem / aplikasi e-government, Data Center BPPT yang akan dilengkapi

dengan Sistim Layanan Bersama dapat digunakan secara kolektif untuk keperluan

tersebut. Untuk menjaga keamanan data BPPT akan membangun infrastruktur

Certificate of Authentication yang merupakan bagian dari IT security guna

menjamin keabsahan laman web layanan pemerintah.

Indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah layanan teknologi infrastruktur data

center untuk Certificate Authority (CA). Layanan teknologi infrastruktur data

center untuk CA yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan-layanan TIK berbasis

IT security.

Pengembangan government CA (Gov-CA) diharapkan menjadi cikal bakal

implementasi Public Key Infrastructure (PKI) di Indonesia. Bekerja sama dengan

Kemenkominfo dan instansi terkait lainnya dalam konteks penyediaan solusi,

IPTEKnet akan mulai membuat prototipe country level root CA untuk menjawab

tren kebutuhan sertifikat enkripsi yang terus meningkat akhir-akhir ini.

Layanan Teknologi infrastruktur Data Center untuk Cloud Computing

dan Certificate Authority/CA

Kegiatan ini adalah wadah untuk pelayanan teknologi yang diberikan oleh BJIK

kepada seluruh masyarakat meliputi layanan teknologi infrastructure Data Center

(Infrastructure-as-a-Service/IAAS), layanan pengembangan dan pemanfaatan

perangkat lunak (Software-as-a-service/SAAS) maupun layanan pembuatan

Certificate digital untuk pengamanan situs WEB pemerintah maupun UKM dalam

(34)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 30

mitra melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun aktivitas

pendampingan swakelola.

Pengembangan arah bisnis baru ini diharapkan akan mengganti secara bertahap

layanan pengadaan bandwidth sebagai Internet Service Provider (ISP) yang

merupakan layanan balai IPTEKnet sejak awal berdirinya. Keberterimaan bisnis

baru ini akan ditunjang oleh akreditasi ISO 9000:2001, ISO 27001, Tier-3

Certification dari Uptime Institute, atau TIA-942 Data Center, serta sertifikasi

personelnya.

Cluster System & Framework e-Services

Innovative e-Services berbasis identifikasi dan / atau sertifikat

elektronik

Dalam kegiatan ini dilaksanakan pengkajian, pengembangan dan implementasi

berbagai layanan pemerintah berbasis elektronik. Dengan tujuan adalah

mendekatkan, mempermudah dan melaksanakan secara efisien berbagai layanan

pemerintah pada masyarakat. Dalam kegiatan ini dikembangkan berbagai

perangkat lunak e-Pemerintahan, e-Pemilu, e-Kesehatan, e-Pendidikan dan

berbagai aplikasi lainnya. BPPT melakukan kajian, pengembangan dan

implementasi prototipe / pilot project yang pada sistem produksi / implementasi

realnya akan dilaksanakan oleh kementrian / institusi yang berwenang pada

sektornya dengan didampingi oleh industri nasional.

System Intelligent Computing

Kegiatan ini mewadahi berbagai pengkajian dan pengembangan teknologi yang

tidak selalu bersifat komersial akan tetapi strategis bagi negara. Seperti

pengembangan teknologi korpus bahasa yang berguna dalam pengembangan

teknologi speech-to-speech translation, maupun teknologi biometrik yang

(35)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 31

itu masih juga terdapat berbagai teknologi maju baru yang penerapannya secara

komersial masih membutuhkan pematangan dan waktu yang cukup lama.

Gambar 3. Kurva Teknologi Maturity

CLUSTER: IT Supporting

Pengujian, Inspeksi dan Sertifikasi Peralatan TIK

Merupakan kumpulan kegiatan untuk penguatan kelembagaan dan operasional

sebagai lembaga audit / inspeksi dan laboratorium uji, termasuk di dalamnya

adalah kegiatan-kegiatan untuk pengembangan Rencana Standar Nasional

Indonesia dan sertifikasi personil Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Akreditasi laboratorium serta Pusat.

2.2.5.2. Indikator Kinerja Program Bidang Teknologi Elektronika

Sasaran program di bidang Elektronika mengikuti cascading gambar 4 seperti

(36)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 32

Gambar 4. Cascading impact, outcome dan output Bidang TE

Sasaran Program Bidang Elektronika adalah meningkatnya inovasi dan

layanan teknologi elektronika dalam mendukung terlaksananya

konektivitas/transportasi udara dan laut, pengembangan serta implementasi

teknologi pemerataan layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia

(telemedicine). Semua itu terlaksana sebesar mungkin dengan menggunakan

peralatan dan jasa dari perusahaan-perusahaan nasional.

Indikator Kinerja :

1.Jumlah layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk

transportasi dengan target kinerja 3 layanan teknologi

2.Jumlah paket teknologi konvergensi yang dimanfaatkan untuk telemedicine

dengan target kinerja 5 paket teknologi.

Inovasi dan Layanan Konvergensi Teknologi Telemedicine

Kumpulan kegiatan yang melakukan kajian, pengembangan, ujicoba hingga

(37)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 33

kesehatan yang menggunakan komponen elektronika seperti USG, EKG,

Haemodialisa dan sebagainya. Alkes ini masih 100% di import dan dibutuhkan di

seluruh Indonesia sehingga merupakan pasar yang besar untuk industri nasional

tumbuh dan berkontribusi.

Inovasi teknologi elektromedika digabungkan dengan konvergensi teknologi

telekomunikasi menghasilkan inovasi teknologi telemedicine yang memungkinkan

layanan kesehatan spesialis secara jarak jauh. Kegiatan inovasi konvergensi

teknologi telekomunikasi merupakan kumpulan kegiatan yang melakukan kajian

tentang infrastruktur telematika dan telekomunikasi, pengembangan peralatan,

pengujian dan pemberian rekomendasi penggunaan guna tercapainya pemerataan

akses telekomunikasi multimedia di seluruh Indonesia. Akses telekomunikasi ini

menjadi penting mengingat dengan cara ini dapat dilaksanakan berbagai aktivitas

seperti tele-edukasi, tele-medicine, tele-governance dll dimana layanan

pemerintah dapat dilakukan tanpa memerlukan kehadiran seseorang / secara

virtual sehingga dapat dilaksanakan secara merata ke seluruh rakyat Indonesia.

Inovasi dan Layanan Teknologi Navigasi Udara dan Laut

Merupakan kumpulan kegiatan pengkajian, pengembangan, ujicoba hingga

sertifikasi dan penggunaan masal bersama industri nasional di bidang pemantauan

posisi geografis suatu peralatan / kegiatan ekonomis. Teknologi ini akan berguna

untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari kebutuhan militer (radar), hingga

perikanan di mana dapat dipantau posisi setiap kapal nelayan untuk menjadi dasar

penegakan hukum bila nelayan mengambil ikan di daerah-daerah terlarang.

Termasuk dalam kegiatan ini adalah teknologi Commmunication Navigation

Surveillance / Air Traffic Management (CNS/ATM) yang digunakan untuk

mengelola ruang udara Indonesia. Teknologi yang sama digunakan dengan

Automatic Vessel Information System (AVIS) dengan menerapkan untuk

memantau keberadaan dan status kapal – kapal laut di perairan Indonesia.

Untuk mendukung keselamatan transportasi juga dilakukan pengkajian,

(38)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 34

keselamatan transportasi seperti signalling kereta, automatic vehicle avoidance,

tactical collision avoidance system. Teknologi ini digunakan untuk mencapai yang

utama dalam pengembangan transportasi umum yakni keselamatan

penumpangnya.

Standarisasi Kualitas Mutu Produk dan Jasa bidang TIE

Merupakan kumpulan kegiatan untuk penguatan kelembagaan dan operasional

sebagai lembaga audit / inspeksi dan laboratorium uji melalui akreditasi, termasuk

di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan untuk pengembangan Rencana Standar

Nasional Indonesia dan sertifikasi personil Pusat Teknologi Elektronika.

2.2.5.3. Indikar Kinerja Program Bidang Kelistrikan

Di bidang kelistrikan, program pengkajian dan penerapan teknologi, umumnya

didorong untuk mendukung sasaran strategis peningkatan kemandirian bangsa.

CASCADING IMPACT, OUTCOME DAN OUTPUT BIDANG KELISTRIKAN

12

Sub output, Komponen dan Sub Komponen

Buku 1 dan Buku 2 RPJMN 1 unit PLTP 500 kW Binary Cycle yang beroperasi

3 buah layanan audit energi yang diterapkan di industri dan sektor komersial dan 1 unit 500 kW Binary Cycle •3 buah layanan audit energi yang

diterapkan di industri dan sektor komersial

•230 layanan pengujian energi terbarukan Peningkatan daya saing industri dan kemandirian bangsa

di bidang teknologi inf ormasi, elektronika, energi, industri kimia, dan material

1.Pemanf aatan EBT untuk pembangkit listrik

2. Pemanf aatan Layanan Teknologi untuk Pengujian sistem energi baru terbarukan 3. Peningkatan pemanf aatan

rekomendasi audit energi

(39)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 35

Dalam gambar di atas, dapat dilihat bahwa sasaran strategis bidang kelistrikan

ada 2, yaitu Sasaran Strategis 15 adalah termanfaatkannya penggunaan energi

terbarukan untuk pembangkit listrik, dan sasaran strategis 16 adalah

termanfaatkannya layanan audit energi di sektor industri untuk peningkatan

efisiensi energi nasional.

Untuk mewujudkan outcome kedeputian TIEM termanfaatkannya energi baru

terbarukan untuk pembangkit listrik, maka bidang kelistrikan melaksanakan

kegiatan techno park Energi Terbarukan di daerah pantai Baron, Kab. Gunung

Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai sarana wisata edukasi dan

demonstrasi teknologi energi baru dan terbarukan untuk pembangkit listrik.

Indikator kinerja program tersebut adalah jumlah layanan kunjungan edukasi

Teknopark EBT Baron sebanyak 4000 wisatawan sampai 2019.

Selain itu, untuk mendukung sasaran kelistrikan tersebut di atas, dalam jangka

menengah juga akan dihasilkan sebuah inovasi dan layanan teknologi smart grid

ketenaga-listrikan. Adapun indikator kinerjakegiatan tersebut adalah jumlah pilot

plant SCADA smard grid for smart city. Disamping menghasilkan Inovasi teknologi

smart grid kelistrikan, dalam jangka menengah ini kedeputian TIEM merencanakan

untuk menghasilkan Inovasi Teknologi Konservasi dan Audit Energi dengan

sasaran kegiatan berupa adalah termanfaatkannya rekomendasi audit energi dan

terwujudnya layanan pengujian efisiensi peralatan pengguna energi listrik dan

indicator kinerja kegiatan berupa jumlah rekomendasi audit energi yang

dimanfaatkan mitra dan jumlah sertifikasi pengujian peralatan listrik berbasis

standard nasional.

Guna mencapai masing-masing indikator sasaran strategis sebagaimana tertulis

pada sasaran strategis BPPT, maka ditentukan 2 sasaran Program di bidang

kelistrikan di kedeputian TIEM, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut. Di

mana 2 sasaran program merupakan program yang mendukung sasaran strategis

(40)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 36

energi terbarukan untuk pembangkit listrik dan terwujudnya pemanfaatan

rekomendasi audit energi.

Indikator Kinerja :

1.Jumlah layanan TCH PLTP binary cycle 500 kW yang beroperasi dengan target

kinerja 1 layanan teknologi.

2.Jumlah PLTP condensing turbin 3 MW yang beroperasi, dengan target 1 unit.

3.Jumlah layanan kunjungan edukasi Teknopark EBT Baron, dengan target 4000

kunjungan.

4.Jumlah sertifikat pengujian energi terbarukan dengan target 230 sertifikat

pengujian.

5.Prosentase peningkatan efisiensi energi di industri yang menerapkan

rekomendasi audit energi, dengan target 10 % sampai dengan 2019

6.Jumlah layanan pengujian peralatan pengguna listrik, dengan 20 layanan

sampai dengan 2019

2.2.5.4. Indikator Kinerja Program Bidang Bahan Bakar dan Industri Kimia

Sasaran program TIEM untuk progam bidang bahan bakar dan industri kimia pada

RPJMN ke–3 terdiri dari empat program yang merepresentasikan kompetensi dari

(41)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 37

Gambar 6. Cascading impact, outcome dan output Bidang Bahan Bakar dan

Industri Kimia

1. Terwujudnya Hasil inovasi dan Layanan Teknologi Bahan Bakar

Nabati Untuk Substitusi BBM

Dalam lima tahun ke depan, hasil inovasi dan layanan teknologi dari TIEM

bidang bahan bakar yang ditargetkan dimanfaatkan oleh industri (sebagai

outcome yang berpotensi menghasilkan dampak/impact) adalah bio-energi

untuk substitusi BBM melalui indikator kegiatan biodiesel,

biomethanol/bioDME/biohythane yang ditargetkan akan tercapai pada tahun

2019.

Permasalahan bahan bakar di sektor transportasi maupun industri juga selalu

menjadi perhatian publik akibat dari pemanfaatan BBMbersubsidi yang sangat

dominan di sektor ini. Krisis BBM diperkirakan akan terus terjadi mengingat

(42)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 38

melalui produksi dalam negeri. Dengan mempertimbangkan pentingnya

keberlanjutan dalam penyediaan energi nasional dan dalam rangka

meningkatkan kemandirian nasional di bidang bahan bakar, maka dipandang

sangat urgen bahwa Indonesia harus segera memberdayakan dan membangun

industri nasional untuk bahan bakar cair, yakni bio-energi.

Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 mentargetkan kontribusi EBT

sebesar 23 % dari bauran energi nasional pada tahun 2025 mendatang.

Biomassa menjadi salah satu opsi strategis penyediaan bio-energi untuk

substitusi BBM. Namun, potensi yang ada saat ini belum bisa langsung dan

maksimal dimanfaatkan tanpa melalui rekayasa teknologi.

Program inovasi dan layanan teknologi pemanfaatan BBN diarahkan untuk

menghasilkan teknologi bio-energi yang kompetitif sehingga industri dapat

memanfaatkan hasil inovasi ini. Dalam lima tahun ke depan, program ini

ditargetkan bisa menghasilkan 1 produk inovasi teknologi bio-energi dalam

bentuk demo plant yang dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri.

Program inovasi dan layanan teknologi bio-energi bertujuan untuk

menghasilkan teknologi produksi bio-energi yang dapat dimanfaatkan oleh

industri. Program ini mendukung program pemerintah dalam percepatan dan

peningkatan mandatori pemanfaatan bio-energi.

Percepatan peningkatan pemanfaatan bio-energi merupakan tindak lanjut 4

paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah yang salah satunya

adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan dan mengurangi impor migas

dengan cara meningkatkan pemanfaatan biodiesel.

Mandatori bio-energi bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada energi

fosil khususnya BBM. Untuk pengembangan industri bio-energi dalam negeri

perlu segera dilakukan dalam rangka memberikan nilai tambah pada

perekonomian, mengurangi emisi GRK akibat pembakaran energi fosil, serta

(43)

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 39

akibat pengurangan impor BBM). Meningkatnya porsi biodiesel, maka dapat

melakukan penghematan devisa dengan meningkatkan pemanfaatan biodiesel

untuk kebutuhan dalam negeri.

Dalam lima tahun ke depan, hasil inovasi teknolgi yang ditargetkan

dimanfaatkan oleh industri adalah biodiesel dan biomethanol. Teknologi

biodiesel dari proses non katalitik ditargetkan dapat memberikan outcome

pada tahun 2019, demikian juga teknologibio-methanol diharapkan dapat

memberikan outcome pada tahun 2019.

2. Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi produksi dan

pemanfaatan migas dan batubara

Sebagaimana disadari bahwa saat ini bahan bakar untuk pembangkit listrik

yang dominan adalah batubara, demikian juga kecenderungannya kedepan

adalah masih batubara. Melihat kenyataan bahwa sumber batubara Indonesia

kebanyakan adalah Low Rank Coal, maka diperlukan upaya yaitu upgrading

batubara sehingga batubara tersebut mempunyai kalor yang relative cukup

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Untuk mensuport program

pemerintah dibidang bahan bakar cair (BBM), batubara juga bisa berkontribusi

memenuhi kebutuhan BBM transportasi yaitu dengan proses pencairan

batubara dengan teknologi hidrogenasi. Kedua upaya ini meningkatkan

peranan secara nasional bahwa saat ini pemakaian nasional hanyalah 23%

sedangkan untuk ekspor adalah 77%.

Untuk bahan bakar gas dimasa mendatang masih akan besar peranannya

sehingga masih diperlukan upaya upaya untuk teknologi pemanfaatannya

untuk transportasi, rumah tangga, industri kimia dan pembangkit listrik.

Disamping itu juga perlu upaya upaya untuk memproduksi gas-gas sistesis dari

Gambar

Gambar 2. Arah Kebijakan Program Bidang TIK 2015-2019
Gambar 4. Cascading impact, outcome dan output  Bidang TE
Gambar 5. Cascading impact outcome dan output Bidang Kelistrikan.
Gambar 6. Cascading impact, outcome dan output Bidang Bahan Bakar dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PAKET: REHABILITASI JARINGAN TERSIER KELOMPOK TANI "BERINGIN JAYA" GAMPONG PERSIAPAN TELADAN

For a general Levy process (satisfying some moment conditions), we introduce the power jump processes and the related Teugels martingales. Furthermore, we orthogonalize the

Bagi peserta yang berkeberatan terhadap pengumuman ini dapat mengajukan sanggahan melalui sistem aplikasi SPSE LPSE Kabupaten Aceh Jaya di

[r]

[r]

If you are a runner, for example, you would want clothing that would allow good air flow to keep you from becoming overheated, and still fit snugly to help with wind resistance..

[r]