Persiapan
Pembahasan dan persetujuan
bersama RANPERDA RPJMD
VISI, MISI RPJMN/ RPJMD
Provinsi
Perumusan Indikasi rencana
program prioritas &
Kerangka Kebijakan umum
dan program pembangunan
daerah
6
Perumusan Strategi dan arah
kebijakan
Analisis Gambaran
umum kondisi daerah & pengelolaa n keuangan
daerah
Pembahasan dengan DPRD
Pelaksanaan Forum Konsultasi
PENDAHULUAN
RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5
(lima) tahun sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program
kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta
program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN (UU 23 Tahun 2014).
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 akan
dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
sebagai rencana pembangunan tahunan daerah, dan menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat
Daerah (Renstra-PD) tahun 2016-2021 yang merupakan
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 juga
menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten/kota.
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 juga
digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
RPJMD akan menjadi acuan bagi masyarakat dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah untuk mengevaluasi kinerja
Sistematika RPJMD 2016-2021
Bab I
Pendahuluan
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah
Bab IV Analisis Isu Strategis
Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab VI
Strategi dan Kebijakan
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Daerah
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
KONDISI UMUM
DAERAH
Pertumbuhan Ekonomi
6.96 7.63 7.11 7.32
6.02
2011 2012 2013 2014 2015 Prov. Kepri Nasional
-0.72 Kep. Bangka Belitung Kepri
Dibandingkan dengan provinsi lain di Wilayah Sumatera (tahun 2015),
pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau merupakan yang tertinggi.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional Tahun 2011-2015 (%)
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015 (%)
Dalam kurun waktu tahun 2011-2015, trend pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan
Inflasi
2011 2012 2013 2014 2015
Batam Tanjungpinang
Laju Inflasi di Kota Batam dan Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 (%)
•
Inflasi di Provinsi Kepulauan
Riau selama 2011-2015
sangat fluktuatif (antara
2,02%
–
10,09%).
•
Laju inflasi tahun kalender
(Januari - Desember) 2015 di
Kota Batam sebesar 4,73%,
sedikit lebih rendah
dibandingkan laju inflasi
periode yang sama tahun
2014 yaitu sebesar 7,61%.
•
Laju inflasi tahun kalender
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Per Kapita
No
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
1
PDRB Per Kapita Atas
Dasar Harga Berlaku (Rp
ribu)
45.469 49.644 87.630 95.400 103.030
Tingkat Kemiskinan
122,500
131,300
125,020 124,170
114,840
6.79 6.83 6.30 6.40
5.78
2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan
8.82 5
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Kepri dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun 2015 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) dan Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Kepri Tahun 2011–2015
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami
penurunan dilihat dalam lima tahun terakhir (2011-2015), dari sebesar 6,79% pada menjadi 5,78%. Jika dilihat dari kinerja penurunannya, tren kemiskinan di Provinsi
Kepulauan Riau menunjukkan kondisi yang melambat.
•Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepri tahun 2015 sebesar 5,78%, lebih baik dari tingkat kemiskinan Nasional sebesar 11,13%.
Indeks Gini
0.32 0.32 0.36
0.4 0.34
2011 2012 2013 2014 2015
0.33 Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
Nilai indeks gini Provinsi Kepulauan Riau antara tahun 2011–2015 meningkat dari sebesar 0,32 pada tahun 2011 menjadi 0,34 pada tahun 2015. Angka ini menunjukan bahwa ketimpangan pendapatan di Provinsi Kepulauan Riau termasuk kategori sedang.
Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Perbandingan Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015
Indeks Pembangunan Manusia
No Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015
Aceh 67,45 67,81 68,30 68,81 69,95 Sumatera Utara 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51 Sumatera Barat 67,81 68,36 68,91 69,36 69,98 Riau 68,90 69,15 69,91 70,33 70,84 Jambi 66,14 66,94 67,76 68,24 68,89 Sumatera Selatan 65,12 65,79 66,16 66,75 67,46 Bengkulu 65,96 66,61 67,50 68,06 68,59 Lampung 64,20 64,87 65,73 66,42 66,95 Kep. Bangka Belitung 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05
Kepulauan Riau 71,61 72,36 73,02 73,40 73,75 Indonesia 67,09 67,70 68,31 68,90 69,55 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kepulauan
Riau dengan Provinsi lain di Wilayah Sumatera Tahun 2010-2015
IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 sebesar 71,61 meningkat
menjadi 73,75 pada tahun 2015. Jika diakumulasikan, kenaikan IPM Provinsi
Kepulauan Riau dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2011
–
2015) sebesar 2,14
point. IPM Provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat ke-4 seluruh
Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepri pada tahun 2015 mencapai 6,20%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 6,69%. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau lebih tinggi dibandingkan Provinsi Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan
Indeks Pembangunan Gender
87.62 87.74 87.88
89.62 90.2691.02 91,50 91.64
93,20 94.04
92.05 92.11 92.23 92.81 93.2
30
2010 2011 2012 2013 2014
Perkembangan IPG Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014
Perbandingan IPG Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2014
IPG Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 93,2. Hal ini menandakan bahwa
kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan belum seimbang.
Capaian IPG Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 93,2 diantara provinsi lain di wilayah
Indeks Pemberdayaan Gender
59.32 60.79 60.54 68.15 69.14 70.07
70.46 70.68
2010 2011 2012 2013 2014 Kepulauan Riau Nasional
PerbandinganPerkembangan IDG di Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional Tahun 2010–2014
Perbandingan IDG Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2014
Capaian IDG Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 60,54 apabila dibandingkan
provinsi lain di Wilayah Sumatera lebih rendah dari Provinsi
Bengkulu, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, dan
Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Capaian IDG Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan
Kondisi Infrastruktur Perhubungan
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah pelabuhan angkutan penyeberangan yang sudah beroperasi
unit 4 5 5 6 6
2
Jumlah kapal penyeberanganyang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam provinsi yang menghubungkan jalan provinsi yang terputus oleh perairan
unit 4 5 6 6 7
3
Jumlah lintas penyeberanganyang terlayani
Trayek (lintas)
4 5 6 6 6
4
Jumlah bandar udara yang dapatdidarati pesawat berbadan lebar
Bandara 3 3 3 3 3
5
Jumlah angkutan udara perintisrute antar kabupaten/kota, antar provinsi
Pesawat 0 3 4 4 5
6
Jumlah trayek perintis Trayek 2 2 3 3 37
Jumlah armada angkutan lautantar kabupaten/kota.
Kondisi Infrastruktur Pekerjaan
Umum, dan Perumahan
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada (%)
% 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64
Persentase Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk (%)
% 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60
Persentasi pelayanan akses air bersih/minum yang aman (%)
% 63,96 64,78 65,50 67,10 70,21
Cakupan pelayanan Sanitasi (Air Limbah domestik, drainase, persampahan) (%)
% 73,01 69,20 71,35 71,50 71,80
Persentase jalan berkondisi baik (%)
% 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008
Persentasi luas kawasan kumuh/lingkungan
permukiman/perumahan yang ditangani (%)
% 20,00 30,00 40,00 45,00 50,00
Kelautan dan Perikanan
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Produksi Perikanan Tangkap
Ton 208.756 360.560 392.638 406.395,00 375.441,66
2 Jumlah produksi perikanan budidaya
ton 27.776 25.316 29.383 91.847,78 33.515,48
3 Jumlah Produk Olahan Hasil Perikanan
Ton 1.548,23 1.385,73 1.414,01 1.462,01 1.315,67
4 Konsumsi Ikan Per Kapita
kg/kapita 47,13 47,13 58,48 59,49 59,66
5 Volume Ekspor Hasil Perikanan
ton 100.636,00 20.938,00 23.166,94 38.804,80 38.882,41
6 Nilai ekspor produk perikanan
USD miliar 201.132,00 40.846,00 42.924,61 64.995,66 65.001,13
7 Jumlah Kapal Motor unit 21.891 34.379 34.481 35.368 35.368 8 Jumlah Motor tempel unit 5.586 7.546 5.762 8.614 6.449 9 Jumlah Perahu tanpa
motor
unit 12.596 11.769 11.460 12.733 11.911
Kelautan Perikanan, dan Pariwisata
Pariwisata
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Kunjungan wisatawan Mancanegara
orang 1.709.511 1.767.439 1.859.066 1.973.425 1.998.625
Rata-rata lama tinggal wisatawan
Mancanegara
Pendidikan
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK Paket C
% 63,50 64,00 75,10 81,79 89,37 Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/MA/SMK
% 61,49 61,78 62,00 67,61 71,58 Angka Putus Sekolah
SMA/MA/SMK
% 2,5 2,0 0,3 0,2 0,95 Persentase Ruang Kelas
SMA/MA/SMK Dalam Kondisi Baik
% 94,30 94,70 95,00 95,30 86,49
Persentase SMA/MA terakreditasi minimal B
% 55 60 65 75 75 Guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV semua jenjang Pendidikan
% 55 67 67 86 80
Angka Kelulusan SMA/MA/SMK/Paket C
% 95,83 99,04 99,47 99,45 100 Rata-rata nilai UN
SMA/MA/SMK/Paket C
Kesehatan
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH
per 100.000
KH
121 112 97 137 144
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH
per 1.000 KH
28 22 21 16 14 Persentase kekurangan
gizi (underweight) pada anak balita)
% 3,77 2,67 3,71 3,72 12,6
Angka Kejadian DBD Per 100.000 penduduk
Per 100.000 penduduk
56,31 80 74,02 95,7 41
Angka Kejadian Malaria per 1.000 penduduk
per 1.000 penduduk
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH
1,858 1,877
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Mil
y
ar
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
I PENDAPATAN 1.853.640.596.351 2.589.568.774.093 2.840.444.043.886 3.094.430.658.810 3.392.117.218.981 3.818.048.879.805
A Pendapatan Asli
Daerah 1.035.109.266.163 1.020.293.616.418 1.111.437.628.288 1.221.324.353.496 1.325.225.641.407 1.463.892.222.287
1 Pajak Daerah 949.518.583.541 948.662.716.418 1.028.788.852.788 1.128.017.904.861 1.223.171.016.633 1.351.781.945.829
2 Retribusi Daerah 3.562.500.000 2.976.150.000 3.213.793.000 3.414.546.010 3.621.301.731 3.839.480.352
3 Lain-lain PAD yang
Sah 82.028.182.622 68.654.750.000 79.434.982.500 89.891.902.625 98.433.323.044 108.270.796.106
B Dana Perimbangan 1.115.394.430.588 1.183.522.075.489 1.305.197.007.241 1.386.564.732.960 1.532.218.194.124 1.766.540.181.285
1 Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak 184.532.471.400 183.694.860.288 198.411.385.924 213.208.978.380 232.542.182.328 261.580.383.697
2 Dana Alokasi Umum 804.031.330.188 860.313.523.301 946.344.875.631 993.662.119.413 1.093.028.331.354 1.256.982.581.057
3 Dana Alokasi
Khusus 126.830.629.000 139.513.691.900 160.440.745.685 179.693.635.167 206.647.680.442 247.977.216.531
C
Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah
360.826.028.000 385.753.082.186 423.809.408.357 486.541.572.354 534.673.383.450 587.616.476.233
1
Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah
359.661.320.000 384.487.612.400 422.436.373.640 485.051.829.686 533.057.012.655 585.862.713.920
2 Sumbangan Pihak
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
II BELANJA DAERAH
A Belanja Tidak Langsung
948.355.667.897 1.019.827.510.093 1.120.177.617.886 1.211.772.263.810 1.380.846.887.981 1.461.219.552.805
1 Belanja Pegawai 295.419.506.347 310.190.481.665 325.700.005.748 341.985.006.035 359.084.256.337 377.038.469.154
2 Belanja Bunga - - -
-3 Belanja Hibah 101.575.563.824 147.633.991.306 194.678.388.882 228.350.600.340 336.130.734.060 337.043.835.211 4 Belanja Bantuan
Sosial
58.515.861.250 59.978.757.781 61.478.226.726 63.015.182.394 66.165.941.514 69.474.238.589
5 Belanja Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota
414.629.008.479 420.808.551.344 457.105.268.533 497.205.747.044 538.250.228.073 596.447.281.854
6 Belanja Bantuan Keuangan
75.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997
7 Belanja Tidak Terduga
3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000
II Belanja Langsung 922.533.500.000 1.529.741.264.000 1.680.266.426.000 1.842.658.395.000 2.071.270.331.000 2.316.829.327.000
Jumlah Belanja Daerah
1.870.889.167.897 2.549.568.774.093 2.800.444.043.886 3.054.430.658.810 3.452.117.218.981 3.778.048.879.805
Surplus/Defisit (17.248.571.546) 40.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 (60.000.000.000) 40.000.000.000
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021 III PEMBIAYAAN
1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
32.248.571.546 - - - 75.000.000.000 -a Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
- - -
-b Penerimaan
Pengembalian Tuntutan Ganti Rugi
- - -
-c Penerimaan
Pengembalian Pinjaman Dana Bergulir
- - -
-d Penggunaan SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya
32.248.571.546 - - - - -e Pencairan Dana Cadangan - - - - 75.000.000.000 -2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
15.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000 40.000.000.000 a Pembentukan Dana
Cadangan
- 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000 b Penyertaan Modal
Pemerintah
15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 c Pembayaran Pokok Utang - - - -d Pemberian Pinjaman
Daerah dan Obligasi Daerah
- - -
-e Tuntutan Ganti Rugi dan Tuntutan Perbendaharaan
- - -
-PEMBIAYAAN NETTO 17.248.571.546 - 40.000.000.000 - 40.000.000.000 - 40.000.000.000 60.000.000.000 - 40.000.000.000 SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN
1. Kemiskinan Perlu Terus Diturunkan
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau meskipun cenderung
menurun dari tahun 2010 sebesar 8,13% (137.072 jiwa) menjadi
6,24% (122.398 Jiwa) pada tahun 2015, namun lebih tinggi jika
dibandingkan Provinsi Bangka Belitung (4,97%).
2. Pengangguran Cukup Tinggi
Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi, yaitu sebesar 6,20%
pada tahun 2015. Apabila tidak memperoleh perhatian serius angka
pengangguran dapat terus meningkat.
3. Kualitas Pembangunan Manusia Belum Optimal
IPM Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kecenderungan
4. Kesetaraan dan Keadilan Gender Masih Rendah
IPG Provinsi Kepri pada tahun 2014 baru mencapai 93,20, dan IDG tahun
2013 sebesar 60,79. IPG Provinsi Kepri masih lebih rendah dibandingkan
kondisi ideal yaitu menuju angka 100. Dilihat capaian masing-masing
indikator pembentuk IPG dan IDG, secara umum masih terdapat
kesenjangan hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan pada
bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik.
5. Pemerataan dan Mutu Pendidikan Masih Rendah
Pemerataan dan kualitas pendidikan masih belum optimal, terkendala pada
kondisi geografis masing-masing kabupaten/kota yang dipisahkan oleh laut.
APK SMA/SMK/MA relatif rendah, baru mencapai 89,37% pada tahun 2015.
Pemerataan guru pada wilayah terpencil belum merata.
6. Derajat Kesehatan Masyarakat Belum Optimal
Derajad kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau belum optimal. Angka Usia
Harapan Hidup tahun 2015 sebesar 69,41 tahun, AKI sebesar 144 per
7. Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Belum Memadai
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar
71,97%, Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 10,20%, Proporsi
rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak
73,57%, Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap
sanitasi dasar 71,35%. Disamping itu, terdapat pula permasalahan
keterbatasan ketersediaan dan menurunnya kualitas air baku.
8. Kesenjangan Antar Kelompok Pendapatan
Ketimpangan pedapatan antar kelompok penduduk menunjukkan angka
yang cukup tinggi sebesar 0,34 pada tahun 2015.
9. Pengembangan Wilayah Perbatasan Belum Optimal
Kepulauan Riau memiliki 19 Pulau Terluar (Karimun 2, Batam 4, Bintan 1,
Natuna 7, Anambas 5) yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga. Tingkat pengembangan wilayah yang berbatasan dengan
10. Kapasitas Fiskal Daerah yang Terbatas dan Tata kelola
pemerintahan belum optimal
Kapasitas keuangan daerah untuk membiayai belanja daerah relatif
kecil, pada tahun 2015 total penerimaan (pendapatan daerah dan
penerimaan pembiayaan daerah) hanya sebesar 2.637 milyar rupiah.
11. Pengembangan Kemaritiman dan Pariwisata
Kepulauan Riau memiliki luas wilayah laut seluas 96% dengan potensi
maritim dan wisata yang besar, namun saat ini belum dikembangkan.
Armada perikanan tangkap di Provinsi Riau terdiri dari perahu tanpa
motor, motor tempel, dan kapal motor dengan jumlah didominasi oleh
perahu tanpa motor. Di samping itu, ada dinamika transaksi ikan di
tengah laut.
12. Konektivitas Antar Pulau dan Antar Kabupaten Kota
13. Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan yang Tinggi
Berdasarkan peta ketahanan pangan dan kerentanan pangan kabupaten/kota tahun 2015, dari sebanyak 43 kecamatan, tidak ada kecamatan yang termasuk Prioritas 1 dan 2, ada 3 kecamatan pada Prioritas 3 (6,98 %), 10 kecamatan pada Prioritas 4 (23,26 %), 9 kecamatan pada Prioritas 5 (20,93 %), dan 21 kecamatan pada Prioritas 6 (48,84 %). Kecamatan-kecamatan di Prioritas 3 dan 4 merupakan kecamatan-kecamatan yang memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan dan gizi tingkat sedang, sedangkan prioritas 5 dan 6 termasuk kategori tahan pangan.
14.Belum Optimalnya Pelestarian Budaya Melayu
Persentase cagar budaya yang dilestarikan sampai dengan tahun 2015 baru mencapai sebesar 14,97%. Capaian tersebut tergolong sangat rendah, sehingga kedepan perlu mendapatkan perhatian untuk dapat ditingkatkan. Jumlah Event Kebudayaan Tingkat regional, nasional dan International pada tahun 2015 hanya dilaksanakan sebanyak 2 kali.
15.Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Ancaman Bencana
VISI, MISI,
TUJUAN,
SASARAN,
STRATEGI,
KEBIJAKAN DAN
PROGRAM,
SERTA ARAH
PENGEMBANGAN
WILAYAH
1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis,
demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah
payung budaya Melayu.
2. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan
infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan
keterhubungan antar kabupaten/kota.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan, ketrampilan dan
profesionalisme Sumber Daya Manusia sehingga memiliki
daya saing tinggi.
4. Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender,
5. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim,
pariwisata, pertanian untuk mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar
wilayah serta meningkatkan ketahanan pangan
6. Meningkatkan iklim ekonomi kondusif bagi kegiatan penanaman
modal (investasi) dan pengembangan usaha mikro, kecil dan
menengah.
7. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis industri dan
perdagangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
8. Meningkatkan daya dukung, kualitas dan kelestarian lingkungan
hidup.
9. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
Arah pengembangan wilayah Provinsi Kepulauan Riau
disusun dengan mengacu pada tema pengembangan
wilayah Sumatera dalam RPJMN tahun 2015-2019, yaitu:
“ Salah satu pintu gerbang Indonesia dalam
perdagangan internasional, dan Percepatan
pembangunan ekonomi berbasis maritim
(kelautan) melalui pengembangan industri
perikanan, pariwisata bahari, industri
Fokus pembangunan wilayah Provinsi Kepulauan Riau
tahun
2016-2021
pada:
upaya
mempercepat
pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah
dengan
mendorong
akselerasi
pembangunan
pada
kabupaten/kota yang tertinggal.
1. Pengembangan
pusat wisata maritim
(Wisata Pantai dan Pulau) di
Kabupaten Kepulauan
Anambas
, Kabupaten
Bintan, dan natuna
2. Pengembangan
Pusat wisata budaya dan religi
di Kabupaten
Lingga
dan Kota
Tanjungpinang.
3. Pengembangan
Pusat perdagangan, jasa
, di Kota
Batam
, Kabupaten
Karimun
, dan Kota
Tanjungpinang
dan Kabupaten
Bintan.
4. Pengembangan pusat
produksi perikanan tangkap dan industri
pengolahan perikanan
di Kabupaten
Natuna,
Kepulauan
Anambas
, dan
Lingga.
5. Pengembangan
pusat produksi pertanian, peternakan, dan perikanan
budidaya
di Kabupaten
Lingga.
6. Pengembangan
pusat distribusi hasil produksi pertanian, peternakan,
dan perikanan
di Kota
Batam.
INDIKATOR
KINERJA DAERAH
Indikator Kinerja Daerah
No IndikatorKinerja
Program (outcome) Satuan
Kondisi Kinerja Awal RPJMD
Target Kinerja Program Kondisi
Kinerja
1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 5,70 5,85 6,26 6,75 6,91 6,95 6,95 Seluruh PD
2 Laju Inflasi % 6,36-6,39 5 - 7 5 –7 5 - 7 5 - 7 5 - 7 5 - 7 5 – 7 Seluruh PD
3 PDRB Perkapita Ribu rupiah
103.029 110.493 118.794 128.346 139.424 151.826 165.55 7
165.557 Seluruh PD
4 Indeks Gini % 0,4 0,4 0,39 0,38 0,37 0,37 0,36 0,36 Seluruh PD
5 Persentase penduduk miskin
% 5,78 5,53 5,28 5,03 4,78 4,53 4,28 4,28 Seluruh PD
6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)