• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialisasi Ranperda RPJMD 2016 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sosialisasi Ranperda RPJMD 2016 2021"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Persiapan

Pembahasan dan persetujuan

bersama RANPERDA RPJMD

VISI, MISI RPJMN/ RPJMD

Provinsi

Perumusan Indikasi rencana

program prioritas &

Kerangka Kebijakan umum

dan program pembangunan

daerah

6

Perumusan Strategi dan arah

kebijakan

Analisis Gambaran

umum kondisi daerah & pengelolaa n keuangan

daerah

Pembahasan dengan DPRD

Pelaksanaan Forum Konsultasi

(3)

PENDAHULUAN

(4)

RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5

(lima) tahun sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program

kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah

kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta

program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang

disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk

jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan

berpedoman pada RPJPD dan RPJMN (UU 23 Tahun 2014).

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 akan

dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

sebagai rencana pembangunan tahunan daerah, dan menjadi

pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat

Daerah (Renstra-PD) tahun 2016-2021 yang merupakan

(5)

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 juga

menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten/kota.

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 juga

digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

RPJMD akan menjadi acuan bagi masyarakat dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah untuk mengevaluasi kinerja

(6)
(7)

Sistematika RPJMD 2016-2021

Bab I

Pendahuluan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah

Bab IV Analisis Isu Strategis

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Bab VI

Strategi dan Kebijakan

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

Daerah

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai

Kebutuhan Pendanaan

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

(8)

KONDISI UMUM

DAERAH

(9)

Pertumbuhan Ekonomi

6.96 7.63 7.11 7.32

6.02

2011 2012 2013 2014 2015 Prov. Kepri Nasional

-0.72 Kep. Bangka Belitung Kepri

Dibandingkan dengan provinsi lain di Wilayah Sumatera (tahun 2015),

pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau merupakan yang tertinggi.

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional Tahun 2011-2015 (%)

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015 (%)

Dalam kurun waktu tahun 2011-2015, trend pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan

(10)

Inflasi

2011 2012 2013 2014 2015

Batam Tanjungpinang

Laju Inflasi di Kota Batam dan Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 (%)

Inflasi di Provinsi Kepulauan

Riau selama 2011-2015

sangat fluktuatif (antara

2,02%

10,09%).

Laju inflasi tahun kalender

(Januari - Desember) 2015 di

Kota Batam sebesar 4,73%,

sedikit lebih rendah

dibandingkan laju inflasi

periode yang sama tahun

2014 yaitu sebesar 7,61%.

Laju inflasi tahun kalender

(11)

Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Per Kapita

No

Uraian

2011

2012

2013

2014

2015

1

PDRB Per Kapita Atas

Dasar Harga Berlaku (Rp

ribu)

45.469 49.644 87.630 95.400 103.030

(12)

Tingkat Kemiskinan

122,500

131,300

125,020 124,170

114,840

6.79 6.83 6.30 6.40

5.78

2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan

8.82 5

Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Kepri dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun 2015 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) dan Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Kepri Tahun 2011–2015

Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami

penurunan dilihat dalam lima tahun terakhir (2011-2015), dari sebesar 6,79% pada menjadi 5,78%. Jika dilihat dari kinerja penurunannya, tren kemiskinan di Provinsi

Kepulauan Riau menunjukkan kondisi yang melambat.

•Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepri tahun 2015 sebesar 5,78%, lebih baik dari tingkat kemiskinan Nasional sebesar 11,13%.

(13)

Indeks Gini

0.32 0.32 0.36

0.4 0.34

2011 2012 2013 2014 2015

0.33 Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau

Nilai indeks gini Provinsi Kepulauan Riau antara tahun 2011–2015 meningkat dari sebesar 0,32 pada tahun 2011 menjadi 0,34 pada tahun 2015. Angka ini menunjukan bahwa ketimpangan pendapatan di Provinsi Kepulauan Riau termasuk kategori sedang.

Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015

Perbandingan Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015

(14)

Indeks Pembangunan Manusia

No Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015

Aceh 67,45 67,81 68,30 68,81 69,95 Sumatera Utara 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51 Sumatera Barat 67,81 68,36 68,91 69,36 69,98 Riau 68,90 69,15 69,91 70,33 70,84 Jambi 66,14 66,94 67,76 68,24 68,89 Sumatera Selatan 65,12 65,79 66,16 66,75 67,46 Bengkulu 65,96 66,61 67,50 68,06 68,59 Lampung 64,20 64,87 65,73 66,42 66,95 Kep. Bangka Belitung 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05

Kepulauan Riau 71,61 72,36 73,02 73,40 73,75 Indonesia 67,09 67,70 68,31 68,90 69,55 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kepulauan

Riau dengan Provinsi lain di Wilayah Sumatera Tahun 2010-2015

IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 sebesar 71,61 meningkat

menjadi 73,75 pada tahun 2015. Jika diakumulasikan, kenaikan IPM Provinsi

Kepulauan Riau dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2011

2015) sebesar 2,14

point. IPM Provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat ke-4 seluruh

(15)

Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepri pada tahun 2015 mencapai 6,20%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 6,69%. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau lebih tinggi dibandingkan Provinsi Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan

(16)

Indeks Pembangunan Gender

87.62 87.74 87.88

89.62 90.2691.02 91,50 91.64

93,20 94.04

92.05 92.11 92.23 92.81 93.2

30

2010 2011 2012 2013 2014

Perkembangan IPG Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014

Perbandingan IPG Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2014

IPG Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 93,2. Hal ini menandakan bahwa

kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan belum seimbang.

Capaian IPG Provinsi

Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 93,2 diantara provinsi lain di wilayah

(17)

Indeks Pemberdayaan Gender

59.32 60.79 60.54 68.15 69.14 70.07

70.46 70.68

2010 2011 2012 2013 2014 Kepulauan Riau Nasional

PerbandinganPerkembangan IDG di Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional Tahun 2010–2014

Perbandingan IDG Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2014

Capaian IDG Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 60,54 apabila dibandingkan

provinsi lain di Wilayah Sumatera lebih rendah dari Provinsi

Bengkulu, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, dan

Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Capaian IDG Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan

(18)

Kondisi Infrastruktur Perhubungan

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah pelabuhan angkutan penyeberangan yang sudah beroperasi

unit 4 5 5 6 6

2

Jumlah kapal penyeberangan

yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam provinsi yang menghubungkan jalan provinsi yang terputus oleh perairan

unit 4 5 6 6 7

3

Jumlah lintas penyeberangan

yang terlayani

Trayek (lintas)

4 5 6 6 6

4

Jumlah bandar udara yang dapat

didarati pesawat berbadan lebar

Bandara 3 3 3 3 3

5

Jumlah angkutan udara perintis

rute antar kabupaten/kota, antar provinsi

Pesawat 0 3 4 4 5

6

Jumlah trayek perintis Trayek 2 2 3 3 3

7

Jumlah armada angkutan laut

antar kabupaten/kota.

(19)

Kondisi Infrastruktur Pekerjaan

Umum, dan Perumahan

No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

Persentase Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada (%)

% 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64

Persentase Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk (%)

% 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60

Persentasi pelayanan akses air bersih/minum yang aman (%)

% 63,96 64,78 65,50 67,10 70,21

Cakupan pelayanan Sanitasi (Air Limbah domestik, drainase, persampahan) (%)

% 73,01 69,20 71,35 71,50 71,80

Persentase jalan berkondisi baik (%)

% 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97

Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan

0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008

Persentasi luas kawasan kumuh/lingkungan

permukiman/perumahan yang ditangani (%)

% 20,00 30,00 40,00 45,00 50,00

(20)

Kelautan dan Perikanan

No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Produksi Perikanan Tangkap

Ton 208.756 360.560 392.638 406.395,00 375.441,66

2 Jumlah produksi perikanan budidaya

ton 27.776 25.316 29.383 91.847,78 33.515,48

3 Jumlah Produk Olahan Hasil Perikanan

Ton 1.548,23 1.385,73 1.414,01 1.462,01 1.315,67

4 Konsumsi Ikan Per Kapita

kg/kapita 47,13 47,13 58,48 59,49 59,66

5 Volume Ekspor Hasil Perikanan

ton 100.636,00 20.938,00 23.166,94 38.804,80 38.882,41

6 Nilai ekspor produk perikanan

USD miliar 201.132,00 40.846,00 42.924,61 64.995,66 65.001,13

7 Jumlah Kapal Motor unit 21.891 34.379 34.481 35.368 35.368 8 Jumlah Motor tempel unit 5.586 7.546 5.762 8.614 6.449 9 Jumlah Perahu tanpa

motor

unit 12.596 11.769 11.460 12.733 11.911

Kelautan Perikanan, dan Pariwisata

Pariwisata

No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

Kunjungan wisatawan Mancanegara

orang 1.709.511 1.767.439 1.859.066 1.973.425 1.998.625

Rata-rata lama tinggal wisatawan

Mancanegara

(21)

Pendidikan

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK Paket C

% 63,50 64,00 75,10 81,79 89,37 Angka Partisipasi Murni (APM)

SMA/MA/SMK

% 61,49 61,78 62,00 67,61 71,58 Angka Putus Sekolah

SMA/MA/SMK

% 2,5 2,0 0,3 0,2 0,95 Persentase Ruang Kelas

SMA/MA/SMK Dalam Kondisi Baik

% 94,30 94,70 95,00 95,30 86,49

Persentase SMA/MA terakreditasi minimal B

% 55 60 65 75 75 Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV semua jenjang Pendidikan

% 55 67 67 86 80

Angka Kelulusan SMA/MA/SMK/Paket C

% 95,83 99,04 99,47 99,45 100 Rata-rata nilai UN

SMA/MA/SMK/Paket C

(22)

Kesehatan

No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH

per 100.000

KH

121 112 97 137 144

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH

per 1.000 KH

28 22 21 16 14 Persentase kekurangan

gizi (underweight) pada anak balita)

% 3,77 2,67 3,71 3,72 12,6

Angka Kejadian DBD Per 100.000 penduduk

Per 100.000 penduduk

56,31 80 74,02 95,7 41

Angka Kejadian Malaria per 1.000 penduduk

per 1.000 penduduk

(23)

GAMBARAN

PENGELOLAAN

KEUANGAN

DAERAH

(24)

1,858 1,877

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Mil

y

ar

(25)

No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

I PENDAPATAN 1.853.640.596.351 2.589.568.774.093 2.840.444.043.886 3.094.430.658.810 3.392.117.218.981 3.818.048.879.805

A Pendapatan Asli

Daerah 1.035.109.266.163 1.020.293.616.418 1.111.437.628.288 1.221.324.353.496 1.325.225.641.407 1.463.892.222.287

1 Pajak Daerah 949.518.583.541 948.662.716.418 1.028.788.852.788 1.128.017.904.861 1.223.171.016.633 1.351.781.945.829

2 Retribusi Daerah 3.562.500.000 2.976.150.000 3.213.793.000 3.414.546.010 3.621.301.731 3.839.480.352

3 Lain-lain PAD yang

Sah 82.028.182.622 68.654.750.000 79.434.982.500 89.891.902.625 98.433.323.044 108.270.796.106

B Dana Perimbangan 1.115.394.430.588 1.183.522.075.489 1.305.197.007.241 1.386.564.732.960 1.532.218.194.124 1.766.540.181.285

1 Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak 184.532.471.400 183.694.860.288 198.411.385.924 213.208.978.380 232.542.182.328 261.580.383.697

2 Dana Alokasi Umum 804.031.330.188 860.313.523.301 946.344.875.631 993.662.119.413 1.093.028.331.354 1.256.982.581.057

3 Dana Alokasi

Khusus 126.830.629.000 139.513.691.900 160.440.745.685 179.693.635.167 206.647.680.442 247.977.216.531

C

Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah

360.826.028.000 385.753.082.186 423.809.408.357 486.541.572.354 534.673.383.450 587.616.476.233

1

Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah

359.661.320.000 384.487.612.400 422.436.373.640 485.051.829.686 533.057.012.655 585.862.713.920

2 Sumbangan Pihak

(26)

No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

II BELANJA DAERAH

A Belanja Tidak Langsung

948.355.667.897 1.019.827.510.093 1.120.177.617.886 1.211.772.263.810 1.380.846.887.981 1.461.219.552.805

1 Belanja Pegawai 295.419.506.347 310.190.481.665 325.700.005.748 341.985.006.035 359.084.256.337 377.038.469.154

2 Belanja Bunga - - -

-3 Belanja Hibah 101.575.563.824 147.633.991.306 194.678.388.882 228.350.600.340 336.130.734.060 337.043.835.211 4 Belanja Bantuan

Sosial

58.515.861.250 59.978.757.781 61.478.226.726 63.015.182.394 66.165.941.514 69.474.238.589

5 Belanja Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota

414.629.008.479 420.808.551.344 457.105.268.533 497.205.747.044 538.250.228.073 596.447.281.854

6 Belanja Bantuan Keuangan

75.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997

7 Belanja Tidak Terduga

3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

II Belanja Langsung 922.533.500.000 1.529.741.264.000 1.680.266.426.000 1.842.658.395.000 2.071.270.331.000 2.316.829.327.000

Jumlah Belanja Daerah

1.870.889.167.897 2.549.568.774.093 2.800.444.043.886 3.054.430.658.810 3.452.117.218.981 3.778.048.879.805

Surplus/Defisit (17.248.571.546) 40.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 (60.000.000.000) 40.000.000.000

(27)

No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021 III PEMBIAYAAN

1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

32.248.571.546 - - - 75.000.000.000 -a Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman Daerah

- - -

-b Penerimaan

Pengembalian Tuntutan Ganti Rugi

- - -

-c Penerimaan

Pengembalian Pinjaman Dana Bergulir

- - -

-d Penggunaan SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya

32.248.571.546 - - - - -e Pencairan Dana Cadangan - - - - 75.000.000.000 -2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN

15.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000 40.000.000.000 a Pembentukan Dana

Cadangan

- 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000 b Penyertaan Modal

Pemerintah

15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 c Pembayaran Pokok Utang - - - -d Pemberian Pinjaman

Daerah dan Obligasi Daerah

- - -

-e Tuntutan Ganti Rugi dan Tuntutan Perbendaharaan

- - -

-PEMBIAYAAN NETTO 17.248.571.546 - 40.000.000.000 - 40.000.000.000 - 40.000.000.000 60.000.000.000 - 40.000.000.000 SISA LEBIH PEMBIAYAAN

ANGGARAN

(28)
(29)

1. Kemiskinan Perlu Terus Diturunkan

Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau meskipun cenderung

menurun dari tahun 2010 sebesar 8,13% (137.072 jiwa) menjadi

6,24% (122.398 Jiwa) pada tahun 2015, namun lebih tinggi jika

dibandingkan Provinsi Bangka Belitung (4,97%).

2. Pengangguran Cukup Tinggi

Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi, yaitu sebesar 6,20%

pada tahun 2015. Apabila tidak memperoleh perhatian serius angka

pengangguran dapat terus meningkat.

3. Kualitas Pembangunan Manusia Belum Optimal

IPM Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kecenderungan

(30)

4. Kesetaraan dan Keadilan Gender Masih Rendah

IPG Provinsi Kepri pada tahun 2014 baru mencapai 93,20, dan IDG tahun

2013 sebesar 60,79. IPG Provinsi Kepri masih lebih rendah dibandingkan

kondisi ideal yaitu menuju angka 100. Dilihat capaian masing-masing

indikator pembentuk IPG dan IDG, secara umum masih terdapat

kesenjangan hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan pada

bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik.

5. Pemerataan dan Mutu Pendidikan Masih Rendah

Pemerataan dan kualitas pendidikan masih belum optimal, terkendala pada

kondisi geografis masing-masing kabupaten/kota yang dipisahkan oleh laut.

APK SMA/SMK/MA relatif rendah, baru mencapai 89,37% pada tahun 2015.

Pemerataan guru pada wilayah terpencil belum merata.

6. Derajat Kesehatan Masyarakat Belum Optimal

Derajad kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau belum optimal. Angka Usia

Harapan Hidup tahun 2015 sebesar 69,41 tahun, AKI sebesar 144 per

(31)

7. Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Belum Memadai

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar

71,97%, Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 10,20%, Proporsi

rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak

73,57%, Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap

sanitasi dasar 71,35%. Disamping itu, terdapat pula permasalahan

keterbatasan ketersediaan dan menurunnya kualitas air baku.

8. Kesenjangan Antar Kelompok Pendapatan

Ketimpangan pedapatan antar kelompok penduduk menunjukkan angka

yang cukup tinggi sebesar 0,34 pada tahun 2015.

9. Pengembangan Wilayah Perbatasan Belum Optimal

Kepulauan Riau memiliki 19 Pulau Terluar (Karimun 2, Batam 4, Bintan 1,

Natuna 7, Anambas 5) yang berbatasan langsung dengan negara

tetangga. Tingkat pengembangan wilayah yang berbatasan dengan

(32)

10. Kapasitas Fiskal Daerah yang Terbatas dan Tata kelola

pemerintahan belum optimal

Kapasitas keuangan daerah untuk membiayai belanja daerah relatif

kecil, pada tahun 2015 total penerimaan (pendapatan daerah dan

penerimaan pembiayaan daerah) hanya sebesar 2.637 milyar rupiah.

11. Pengembangan Kemaritiman dan Pariwisata

Kepulauan Riau memiliki luas wilayah laut seluas 96% dengan potensi

maritim dan wisata yang besar, namun saat ini belum dikembangkan.

Armada perikanan tangkap di Provinsi Riau terdiri dari perahu tanpa

motor, motor tempel, dan kapal motor dengan jumlah didominasi oleh

perahu tanpa motor. Di samping itu, ada dinamika transaksi ikan di

tengah laut.

12. Konektivitas Antar Pulau dan Antar Kabupaten Kota

(33)

13. Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan yang Tinggi

Berdasarkan peta ketahanan pangan dan kerentanan pangan kabupaten/kota tahun 2015, dari sebanyak 43 kecamatan, tidak ada kecamatan yang termasuk Prioritas 1 dan 2, ada 3 kecamatan pada Prioritas 3 (6,98 %), 10 kecamatan pada Prioritas 4 (23,26 %), 9 kecamatan pada Prioritas 5 (20,93 %), dan 21 kecamatan pada Prioritas 6 (48,84 %). Kecamatan-kecamatan di Prioritas 3 dan 4 merupakan kecamatan-kecamatan yang memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan dan gizi tingkat sedang, sedangkan prioritas 5 dan 6 termasuk kategori tahan pangan.

14.Belum Optimalnya Pelestarian Budaya Melayu

Persentase cagar budaya yang dilestarikan sampai dengan tahun 2015 baru mencapai sebesar 14,97%. Capaian tersebut tergolong sangat rendah, sehingga kedepan perlu mendapatkan perhatian untuk dapat ditingkatkan. Jumlah Event Kebudayaan Tingkat regional, nasional dan International pada tahun 2015 hanya dilaksanakan sebanyak 2 kali.

15.Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Ancaman Bencana

(34)

VISI, MISI,

TUJUAN,

SASARAN,

STRATEGI,

KEBIJAKAN DAN

PROGRAM,

SERTA ARAH

PENGEMBANGAN

WILAYAH

(35)
(36)

1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis,

demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah

payung budaya Melayu.

2. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan

infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan

keterhubungan antar kabupaten/kota.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, ketrampilan dan

profesionalisme Sumber Daya Manusia sehingga memiliki

daya saing tinggi.

4. Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender,

(37)

5. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim,

pariwisata, pertanian untuk mendukung percepatan

pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar

wilayah serta meningkatkan ketahanan pangan

6. Meningkatkan iklim ekonomi kondusif bagi kegiatan penanaman

modal (investasi) dan pengembangan usaha mikro, kecil dan

menengah.

7. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis industri dan

perdagangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal.

8. Meningkatkan daya dukung, kualitas dan kelestarian lingkungan

hidup.

9. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih,

(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Arah pengembangan wilayah Provinsi Kepulauan Riau

disusun dengan mengacu pada tema pengembangan

wilayah Sumatera dalam RPJMN tahun 2015-2019, yaitu:

“ Salah satu pintu gerbang Indonesia dalam

perdagangan internasional, dan Percepatan

pembangunan ekonomi berbasis maritim

(kelautan) melalui pengembangan industri

perikanan, pariwisata bahari, industri

(54)

Fokus pembangunan wilayah Provinsi Kepulauan Riau

tahun

2016-2021

pada:

upaya

mempercepat

pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah

dengan

mendorong

akselerasi

pembangunan

pada

kabupaten/kota yang tertinggal.

(55)

1. Pengembangan

pusat wisata maritim

(Wisata Pantai dan Pulau) di

Kabupaten Kepulauan

Anambas

, Kabupaten

Bintan, dan natuna

2. Pengembangan

Pusat wisata budaya dan religi

di Kabupaten

Lingga

dan Kota

Tanjungpinang.

3. Pengembangan

Pusat perdagangan, jasa

, di Kota

Batam

, Kabupaten

Karimun

, dan Kota

Tanjungpinang

dan Kabupaten

Bintan.

4. Pengembangan pusat

produksi perikanan tangkap dan industri

pengolahan perikanan

di Kabupaten

Natuna,

Kepulauan

Anambas

, dan

Lingga.

5. Pengembangan

pusat produksi pertanian, peternakan, dan perikanan

budidaya

di Kabupaten

Lingga.

6. Pengembangan

pusat distribusi hasil produksi pertanian, peternakan,

dan perikanan

di Kota

Batam.

(56)

INDIKATOR

KINERJA DAERAH

(57)

Indikator Kinerja Daerah

No IndikatorKinerja

Program (outcome) Satuan

Kondisi Kinerja Awal RPJMD

Target Kinerja Program Kondisi

Kinerja

1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 5,70 5,85 6,26 6,75 6,91 6,95 6,95 Seluruh PD

2 Laju Inflasi % 6,36-6,39 5 - 7 5 –7 5 - 7 5 - 7 5 - 7 5 - 7 5 – 7 Seluruh PD

3 PDRB Perkapita Ribu rupiah

103.029 110.493 118.794 128.346 139.424 151.826 165.55 7

165.557 Seluruh PD

4 Indeks Gini % 0,4 0,4 0,39 0,38 0,37 0,37 0,36 0,36 Seluruh PD

5 Persentase penduduk miskin

% 5,78 5,53 5,28 5,03 4,78 4,53 4,28 4,28 Seluruh PD

6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(58)

KAIDAH

PELAKSANAAN

(59)

Kaidah Pelaksanaan RPJMD

1. Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau dan

pemangku kepentingan agar melaksanakan program-program

RPJMD dengan sebaik-baiknya mengarah pada pencapaian

target-target yang telah ditetapkan dalam RPJMD;

2. Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi

berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang

memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan

kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing

SKPD dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD

setiap tahun;

(60)

Kaidah Pelaksanaan RPJMD (Lanjutan)

5.

Seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau dalam

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten/Kota harus memperhatikan RPJMD;

6.

Apabila setelah ditetapkan terjadi perubahan struktur

organisasi dan tata kerja di lingkungan pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau, maka program, indikator dan target kinerja

dialihkan kepada perangkat daerah yang baru sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dengan

Peraturan Daerah;

7.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berkewajiban

melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

RPJMD, dan mengkoordinasikan hasil evaluasi Renstra

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai teks, kehadiran gejala ini tidaklah untuk dijelaskan, tetapi untuk dibaca, ditafsir, diberi makna (Geertz, 1963). Definisi simbol sebagai sesuatu yang dimaknai di

Analisis Kesalahan Bahasa dalam Tajuk Rencana Harian Kompas; Luluk Ulfa Hasanah; 100110201013; 2014; 105 halaman; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Aditif silase LAB atau media yang baik untuk pertumbuhan LAB seperti WSC tinggi dan DM yang sesuai dapat meningkatkan kualitas silase (McDonald et al.. 10 bahan kering

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja gaya bahasa yang terdapat dalam slogan lingkungan

Pada tahun 2008 Departemen Kesehatan merubah terminology Askeskin berdasarkan Surat Mentri Kesehatan RI Nomor 112/Menkes/II/2008 menjadi Program Jaminan Kesehatan

Produksi arus listrik yang dihasilkan diduga merupakan hasil kegiatan dari mikroorganisme pada sedimen yang menguraikan bahan organik dan menghasilkan elektron.. Hal ini

Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016- 2021 adalah menjabarkan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,