• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA BERKELANJUTAN MEGA PUSPITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA BERKELANJUTAN MEGA PUSPITA"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

BERKELANJUTAN

MEGA PUSPITA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

(2)

RINGKASAN

MEGA PUSPITA. Pengelolaan Kebun Wisata Pasirmukti, Citeureup, Kabupaten Bogor sebagai Kawasan Agrowisata Berkelanjutan. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR dan NURHAYATI HADI SUSILO ARIFIN.

Kebun Wisata Pasirmukti merupakan salah satu kawasan wisata agro yang cukup diminati oleh masyarakat Jabodetabek. Kawasan agrowisata ini terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini memiliki lahan seluas 50 hektar serta menyediakan paket wisata yang sangat lengkap. Kebun Wisata Pasirmukti memiliki misi utama yaitu untuk memperkenalkan pertanian kepada masyarakat luas. Selain menawarkan keindahan alam pertaniannya, di tempat ini juga terdapat berbagai atraksi dan paket wisata yang mengedepankan faktor edukasi bagi pengunjung terutama pelajar sekolah. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja dalam pengelolaan kawasan agrowisata, baik secara konsep maupun operasionalnya di lapang. Selain itu juga mengevaluasi lebih lanjut apakah kegiatan pengelolaan telah memenuhi kriteria untuk menjaga keberlanjutan kawasan dari sisi ekologis maupun wisata dan edukasi pertanian sebagai tujuan utama.

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang berlangsung selama 3 bulan (Maret 2011-Mei 2011). Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif terhadap aspek pengelolaan yang dipelajari selama kegiatan magang berlangsung, analisis daya dukung kawasan, analisis karakteristik dan persepsi pengunjung berdasarkan data kuisioner, serta analisis SWOT untuk menentukan alternatif strategi yang dapat digunakan untuk mengelola kawasan Kebun Wisata Pasirmukti.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aspek pengelolaan yaitu pengelolaan zonasi ruang dan sirkulasi; pemeliharaan lanskap; pengelolaan fasilitas, sarana dan prasarana; pengelolaan program dan aktivitas wisata agro; serta pengelolaan pengunjung diketahui bahwa secara umum pengelolaan kawasan Kebun Wisata Pasirmukti sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan sesuai dengan desain dan fungsinya semula sehingga tercapai kepuasan, kenyamanan, dan keamanan pengunjung tanpa merusak ciri khas lanskap alami pertanian serta untuk mencapai kondisi lanskap yang berkelanjutan. Dari hasil analisis daya dukung dapat diketahui bahwa seluruh aktivitas wisata agro yang dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti belum melebihi daya dukung kawasan. Rata- rata pengunjung yang datang setiap harinya masih dibawah 1.000 orang sedangkan kapasitas yang dapat ditampung sebesar 2.149 pengunjung.

Dari hasil analisis persepsi pengunjung diketahui bahwa pengunjung merasa cukup puas pada seluruh aktivitas wisata agro yang dilakukan (37.75%). Terdapat pula pengunjung yang merasa kurang puas (13.75%) dan tidak puas (8.25%). Para pengunjung tersebut menyatakan seluruh aktivitas wisata agro yang dilakukan adalah penting (38.25%). Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola untuk meningkatkan pelayanan pada aktivitas agrowisata terutama pada aktivitas yang dianggap penting tapi masih mendapatkan penilaian yang kurang

(3)

tersebut dapat diganti atau dihilangkan. Jika tetap dipertahankan aktivitas tersebut harus dimodifikasi menjadi lebih menarik agar pesan pendidikan pertanian dan ilmu pengetahuan yang disampaikan dapat dimaknai oleh pengunjung.

Faktor kekuatan yang dimiliki kawasan ini antara lain paket wisata bervariatif untuk semua usia; memiliki potensi pengembangan wisata agro lain;; serta lanskap alami pertanian yang khas. Sedangkan faktor kelemahannya yaitu penataan lanskap, tata ruang dan sirkulasi belum maksimal; kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana belum optimal; serta kegiatan pemeliharaan lanskap belum terkoordinasi dengan baik. Faktor peluang yang terdapat di Kebun Wisata Pasirmukti adalah potensi pasar tinggi; dukungan dari masyarakat, mitra kerja dan pemerintah serta ancamannya berupa persaingan dengan wisata agro sejenis.

Keempat faktor tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SWOT serta menghasilkan lima alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Kebun Wisata Pasirmukti sebagai kawasan wisata agro yang ideal dan berkelanjutan, yaitu : (1) Meningkatkan kegiatan promosi, mengikuti pameran dan mengadakan event yang menarik minat pengunjung; (2) Meningkatkan kegiatan pemeliharaan lanskap maupun sarana dan prasarana wisata, memperbaiki struktur organisasi dan sistem kerja pemeliharaan lanskap; (3) Menarik minat pengunjung dengan mengoptimalkan lanskap alami pertanian dan view ke arah sekitar sebagai objek wisata; (4) Memperluas jaringan pasar dan penambahan program wisata agro baru; (5) Melakukan penataan ulang/redesign

terhadap lanskap, tata ruang dan sirkulasi.

Kata kunci : Agrowisata, Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan, Kebun Wisata Pasirmukti

(4)

PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA

BERKELANJUTAN

MEGA PUSPITA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

(5)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

(6)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA BERKELANJUTAN

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Oktober 2011

(7)

Berkelanjutan.

Nama : Mega Puspita

NRP : A44070055

Program Studi : Arsitektur Lanskap

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Aris Munandar, M.Sc Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Sc. NIP. 1956 1228 1983 03 1 003 NIP. 1962 0121 1986 012 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP 19480912 1974 122 001

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengelolaan Kebun Wisata Pasirmukti, Citeureup, Kabupaten Bogor Sebagai Kawasan Agrowisata Berkelanjutan”. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang yang telah dilakukan dan merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Ir. Aris Munandar, M. Sc dan Dr.Ir Nurhayati HS Arifin, M. Sc selaku pembimbing atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr. dan Vera Dian Damayanti, SP, MLA selaku dosen penguji atas saran dan kritiknya. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur Utama Kebun Wisata Pasirmukti Ibu Emily Turangan Senduk, atas kesempatan yang diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Ir. Cecep M. Ramdan, Bapak Rizkon, Bapak Karni dan seluruh staff Kebun Wisata Pasirmukti atas bantuan dan informasi yang diberikan selama magang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman ARL 44 atas persahabatan dan dukungan selama perkuliahan. Tidak lupa, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan kepada Ibunda Amroh dan Ayahanda Iip Nuryadi, Tia Septian dan Windayah selaku saudara kandung, serta seluruh keluarga yang terus memberikan doa dan motivasi kepada penulis. Besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi Kebun Wisata Pasirmukti dan semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Oktober 2010 Penulis

(9)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Agustus 1989. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari ayahanda Iip Nuryadi dan ibunda Amroh. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1993 dan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Shandykara Putra Telkom Bogor pada tahun 1995. Pada tahun 1995-2001 penulis menempuh pendidikan di SD Negeri Bantarjati 5 Bogor. Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 3 Bogor. Selanjutnya, pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bogor.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Setahun setelah itu, yaitu tahun 2008, penulis resmi sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.

Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan di luar akademik, seperti menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) 2008/2011. Pada tahun 2010 penulis pernah menjadi panitia divisi Humas pada acara Workshop Nasional Arsitektur Lanskap, selain itu pada tahun 2009 penulis juga ikut serta dalam kepanitiaan Simposium Ilmiah Internasional

Green City. Pada tahun 2009 sampai 2011 penulis mendapatkan beasiswa Program Peningkatan Akademik (PPA). Pada tahun 2010 penulis lolos dalam seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tingkat IPB. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sarasehan, dan seminar yang mendukung kegiatan akademis.

(10)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2 Tujuan... 1.3 Manfaat... BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

2.1 Wisata dan Rekreasi... 2.2 Agrowisata... 2.3 Pengelolaan Lanskap... 2.4 Pengelolaan Kawasan Agrowisata... BAB III METODOLOGI...

3.1 Lokasi dan Waktu Magang... 3.3 Metode Magang... 3.2 Metode Pengumpulan Data... 3.4 Kerangka Pikir... 3.6 Tahapan Kegiatan Magang... BAB IV KONDISI UMUM...

4.1 Latar Belakang dan Sejarah... 4.2 Visi dan Misi... 4.3 Struktur Organisasi... 4.4 Aspek Fisik dan Biofisik... 4.4.1 Lokasi, Luas, Aksesibilitas... 4.4.2 Topografi dan Jenis Tanah... 4.4.3 Iklim... 4.4.4 Hidrologi... 4.4.5 Vegetasi dan Satwa... 4.4.6 Arsitektural... 4.4.7 Visual Lanskap... 4.5 Aspek Sosial... 4.5.1 Pengunjung... 4.5.2 Tenaga Kerja... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 5.1 Aspek Pengelolaan Kebun Wisata Pasirmukti...

5.1.1 Pengelolaan Zonasi Ruang dan Sirkulasi... 5.1.2 Pemeliharaan Lanskap... iii iv v 1 1 2 3 4 4 5 7 11 14 14 15 15 16 17 25 25 26 26 32 32 33 33 34 34 36 36 36 37 37 38 38 38 43

(11)

5.2 Daya Dukung Kawasan... 5.2.1 Daya Dukung Area Wisata Agro... 5.2.2 Daya Dukung Area Permainan... 5.3 Analisis Aspek Sosial... 5.3.1 Karakteristik Pengunjung... 5.3.2 Persepsi Pengunjung... 5.4 Analisis SWOT... 5.4.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman... 5.4.2 Penilainan Faktor Internal dan Eksternal... 5.4.3 Matriks IFE dan EFE... 5.4.4 Matriks SWOT... 5.4.5 Ranking Alternatif Strategi... 5.5 Rekomendasi Pengelolaan... BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...

6.1 Kesimpulan... 6.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... 67 67 68 69 69 72 77 77 79 80 82 83 83 88 88 89 90 92

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Jenis dan Sumber Data...

2 Contoh Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal... 3 Skala Penilaian Peringkat untuk Faktor Internal dan Eksternal... 4 Matriks Internal Factor Evaluation(IFE)... 5. Matriks Eksternal Factor Evaluation(EFE)... 6 Matriks SWOT... 7 Jadwal Kegiatan Pemeliharaan... 8 Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana di Kebun Wisata Pasirmukti... 9 Tambahan Kegiatan di Kebun Wisata Pasirmukti... 10 Daya Dukung Berdasarkan Aktivitas... 11 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Hasil Kuisioner... 12 Persepsi Responden Mengenai Tingkat Keindahan... 13 Persepsi Responden Mengenai Aspek Pengelolaan... 14 Persepsi Responden Mengenai Tingkat Kepuasan Aktivitas Agro... 15 Persepsi responden Mengenai Tingkat Kepentingan Aktivitas Agro.... 16 Tingkat Kepentingan Faktor Internal Kebun Wisata Pasirmukti... 17 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Kebun Wisata Pasirmukti... 18 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Kebun Wisata Pasirmukti.... 19 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Kebun Wisata Pasirmukti. 20 Matriks Internal Factor Evaluation(IFE)... 21 Matriks Eksternal Factor Evaluation(EFE) ... 22 Matriks SWOT... 23 Ranking Alternatif Srategi Pengelolaan...

15 21 21 22 22 23 44 53 57 69 72 72 74 75 76 79 79 80 80 80 81 82 83

(13)

Halaman 1 Lokasi Magang...

2 Kerangka Pikir... 3 Matriks Internal- Eksternal (IE)... 4 Struktur Organisasi Perusahaan... 5 Pintu Masuk Kebun Wisata Pasirmukti... 6 Data Curah Hujan Kebun Wisata Pasirmukti... 7 Arsitektural Bangunan dan Lanskap Kebun Wisata Pasirmukti... 8 Pemandangan Alam Bukit Kapur dan Sungai Cileungsi... 9 Peta Zonasi Ruang Kebun Wisata Pasirmukti... 10 Peta Kondisi Eksisting Kebun Wisata Pasirmukti... 11 Peta Jalur Sirkulasi Kebun Wisata Pasirmukti... 12 Bagan Kerja Divisi Subdivisi Landscape dan Housekeeping... 13 Peta Intensitas Aktivitas Pengunjung... 14 Peta Zonasi Pemeliharaan Kebun Wisata Pasirmukti... 15 Taman Anggrek dan NurseryTanaman Hias... 16 Kebun Tabulampot dan Kebun Buah... 17 Kolam Pancing dan Arena Kolam Lumpur... 18 Kebun Sayur... 19 Pondok Minahasa... 20 Rumah Pak Tani... 21 Area Kampung Pelangi... 22 Aktivitas Frutiwok...

23 Aktivitas Memberi Makan Ikan... 24 Aktivitas Dunia Unggas... 25 Aktivitas Menyiram Tanaman dan Alat Siram... 26 Aktivitas Panen Sayur... 27 Praktik Biopori dan Penjelasan Mengenai Kompos... 28 Penjelasan Mengenai Contoh- Contoh Hidroponik... 29 Aktivitas Tanam di Cup... 30 Kegiatan Split Anggrek... 31 Aktivitas Tanam Padi dan Bajak Sawah... 32 Permainan Arena Kolam Lumpur... 33 Permainan Tradisional... 34 Matriks Internal-Eksternal (IE)... 35 Website Kebun Wisata Pasirmukti... 36 Struktur Organisasi Divisi Pemeliharaan Lanskap... 37 Kondisi Lanskap dan Aktivitas Pada Kebun Sayur... 38 Ilustrasi Desain dan Aktivitas Pada Kebun Sayur...

16 17 23 27 33 34 36 36 39 40 42 43 45 46 47 48 48 49 49 51 51 58 58 59 59 60 61 62 63 63 64 64 65 81 84 85 87 87

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Kuesioner Karakteristik Pengunjung Kebun Wisata Pasirmukti...

2 Press ReleaseAnugerah Citra Pesona Wisata (CIPTA) Award... 3 Data Iklim Kebun Wisata Pasirmukti Tahun 2005- 2010... 4 Contoh Daftar Kunjungan 3- 7 Maret 2011... 5 Pondok Minahasa Penginapan di Kebun Wisata Pasirmukti... 6 Formulir Trouble Report...

7 Gambar Desain Taman Front Office... 93 95 96 97 98 99 100

(15)

1.1 Latar Belakang

Pada beberapa tahun belakang ini, perkembangan industri agrowisata semakin populer. Agrowisata adalah suatu bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha dibidang agro (SK. Menteri Pertanian No. 204/KPTS/HK.050/4/1989) . Agrowisata menjadi alternatif pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat terutama mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Hal ini dikarenakan kecendrungan wisatawan yang menyukai aktivitas kembali ke alam serta semakin banyaknya kawasan wisata agro baru dengan jenis kegiatan yang lebih beragam. Agrowisata yang ideal merupakan suatu sistem usaha tani (agribisnis) dari hulu hingga hilir (Arifin et al, 2009). Sehingga, mencakup seluruh aktivitas pertanian mulai kegiatan persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dengan bentuk yang dapat dipasarkan. Sedangkan aspek keberlajutan dalam pengembangan suatu kawasan agrowisata dapat dilihat dari kapasitas fisik, ekologi, sosial dan ekonomi kawasan tersebut (Utama, 2008).

Kebun Wisata Pasirmukti merupakan salah satu kawasan wisata agro yang cukup diminati oleh masyarakat Jabodetabek. Kawasan agrowisata ini terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kebun Wisata Pasirmukti memiliki lahan seluas 50 hektar serta menyediakan paket wisata yang sangat lengkap. Saat ini, Kebun Wisata Pasirmukti sudah terdaftar sebagai anggota Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI). Kawasan agro Kebun Wisata Pasirmukti telah dibuka untuk umum sejak tahun 2001. Berbagai macam obyek wisata yang terdapat di dalam kawasan ini antara lain kebun buah, kebun wisata agro, tanaman buah dalam pot, taman anggrek, camping ground, kolam ikan serta kolam lumpur. Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung seperti cottage

(16)

2

Kebun Wisata Pasirmukti memiliki misi utama yaitu untuk memperkenalkan pertanian kepada masyarakat luas. Selain menawarkan keindahan alam pertaniannya, Kebun Wisata Pasirmukti juga menawarkan berbagai atraksi dan paket wisata yang mengedepankan faktor edukasi bagi pengunjung terutama pelajar sekolah. Berbagai atraksi dan paket wisata yang ditawarkan tersebut diharapkan dapat menjadi media pendidikan di bidang pertanian.

Kegiatan pengelolaan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam menjaga keberlanjutan suatu kawasan wisata. Pengelolaan Kebun Wisata Pasirmukti juga merupakan hal yang penting untuk dipelajari terutama dalam menjaga keindahan dan kelestarian lanskapnya serta untuk meningkatkan daya tarik pengunjung. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran dan pemahaman secara langsung mengenai pengelolaan kawasan agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti untuk mengetahui bagaimana kegiatan pengelolaan yang saat ini sedang berjalan. Serta perlu adanya evaluasi lebih lanjut apakah kegiatan pengelolaan telah memenuhi kriteria untuk menjaga keberlanjutan kawasan dari sisi ekologis maupun wisata serta edukasi pertanian sebagai tujuan utama.

1.2 Tujuan Magang

Tujuan umum kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja praktis dalam pengelolaan kawasan agrowisata, baik secara konsep maupun operasionalnya di lapang. Tujuan khusus yang hendak dicapai antara lain :

1. Mempelajari organisasi, sistem kerja, program kerja, dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pada kawasan agrowisata;

2. Menganalisis daya dukung Kawasan Kebun Wisata Pasirmukti;

3. Mengidentifikasi karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap setiap aktivitas wisata agro yang dilakukan serta tingkat kepuasan terhadap aspek pengelolaan;

4. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dalam pengelolaan kawasan agrowisata, serta memberikan alternatif solusi pemecahannya.

(17)

1.2 Manfaat Magang

Hasil kegiatan magang ini dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi pihak pengelola dalam upaya mengembangkan Kawasan Kebun Wisata Pasirmukti. Selain itu, dapat menjadi saran untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengelolaan agrowisata sehingga dapat menjadi suatu kawasan agrowisata yang ideal serta berkelanjutan.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi

Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Sedangkan menurut Gunn (1994) wisata lebih dari sekedar industri pelayanan, namun mencakup keseluruhan perjalanan, tanpa terkecuali perjalanan pulang-pergi. Menurut Pendit (2006) atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Atraksi wisata lazim pula dinamakan objek wisata.

Kraus (1977) mendefinisikan rekreasi sebagai berbagai aktivitas atau pengalaman yang biasanya dipilih secara sukarela oleh seseorang, baik itu disebabkan oleh keinginan untuk mendapat kesenangan sesaat atau karena orang tersebut menginginkan atau mencapai sesuatu yang lebih bersifat personal atau memiliki nilai sosial tertentu. Aktivitas ini dilakukan pada waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas ini juga bersifat menyenangkan tetapi dapat diterima oleh lingkungan sosial, tetap menjaga nilai-nilai moral yang ada, dan berkontribusi untuk membuat seseorang yang menjalankan aktivitas tersebut dan lingkungan sosialnya menjadi lebih baik.

Jenis aktivitas rekreasi dapat dikategorikan berdasarkan pengalaman yang akan didapat (Gold, 1980), yaitu sebagai berikut:

1. Rekreasi fisik, mengutamakan kegiatan fisik sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas;

2. Rekreasi sosial, mengutamakan interaksi sosial sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas;

3. Rekreasi kognitif, mengutamakan budaya, pendidikan, dan kreativitas sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas;

4. Rekreasi yang berhubungan dengan alam, mengutamakan kegunaan sumber daya alam seperti air, pepohonan, pemandangan alam, dan kehidupan liar sebagai fokus utama dari suatu aktivitas.

(19)

2.2 Agrowisata

Nurisjah (2001) mendefinisikan agrowisata atau wisata pertanian merupakan penggabungan antara aktivitas wisata dengan aktivitas pertanian. Secara spesifik Nurisjah (2001) menjelaskan agrowisata adalah rangkaian aktivitas perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala dan bentuk serta tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan rekreasi di bidang pertanian. Selanjutnya Arifin et al (2009) mendefinisikan aktivitas agrowisata sebagai kegiatan melihat, mempelajari, berinteraksi, mendapat pengalaman dan menikmati segala atraksi atau kegiatan pertanian sebagai sarana berwisata.

Utama (2008) mengklasifikasikan agrowisata ke dalam dua pola yaitu agrowisata ruang terbuka alami dan agrowisata ruang terbuka buatan.

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian. 2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya

(20)

6

dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

Terdapat beberapa nilai dan fungsi dari kawasan agrowisata sebagai ruang terbuka hijau menurut Arifinet al(2009) antara lain yaitu :

1. Menghasilkan produksi pertanian : tanaman, ternak, dan ikan; 2. Melindungi tata tanah dan air;

3. Mengendalikan iklim mikro, menyimpan karbon; 4. Mengkonservasi sumber daya bio-diversitas; 5. Memberikan keindahan lanskap dan kenyamanan.

Arifin et al (2009) mengemukakan beberapa syarat kesesuaian area agrowisata, antara lain sebagai berikut :

1. Memiliki lahan yang sesuai untuk pengembangan dan produksi komoditas pertanian, tanaman, perkebunan, perternakan dan perikanan;

2. Memiliki kesesuaian untuk wisata (aksesibilitas, infrastruktur dan fasilitas wisata);

3. Memiliki potensi keindahan panorama lanskap (penutupan lahan, topografi yang dinamis, lanskap pantai, perbukitan, pegunungan);

4. Memiliki potensi kenyamanan yaitu suhu dan kelembaban udara yang sesuai bagi wisatawan (nyaman dan segar);

5. Memiliki atraksi budaya dari masyarakat pertanian (budaya bercocok-tanam, hingga penanganan pasca panen);

6. Memiliki masyarakat yang mampu menjual program dan atraksi yang sudah membudaya secara turun- temurun di dalam masyarakat agraris, termasuk kearifan- kearifan lokal;

(21)

7. Memiliki pemda yang bisa berperan untuk membimbing petani dalam kesiapan diri menjadi tuan rumah bagi wisatawan, juga meninvestasikan sarana-prasarana dan fasilitas umum sebagai kebutuhan dasar dalam pengembangan wisata.

Menurut Arifin et al (2009) mengemukakan bahwa terdapat beberapa objek dan atraksi wisata yang yang mecirikan suatu kegiatan wisata berbasis pertanian, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Lahan pertanian: sawah, ladang, kebun, pekarangan, kolam produksi, kandang, dan rumah kaca.

2. Proses produksi sebagai atraksi wisata: membajak sawah, menanam dan memindah bibit, panen, dan menjemur hasil pertanian.

3. Proses penanganan pasca panen: cara penanganan produk pertanian, sortasi dan pengemasan.

4. Pengolahan hasil pertanian: memotong, memasak dan mengawetkan. 5. Pengemasan, penjualan, pemasaran.

6. Kegiatan kelembagaan petani (Koperasi Unit Desa, Koperasi Petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Badan Usaha Milik Petani).

7. Atraksi pendukung: atraksi budaya, berwisata alam dan petualangan.

8. Penyediaan toko dan kios produk hasil pertanian yang khas dengan kemasan yang menarik untuk dimakan atau dibawa sebagai oleh- oleh.

2.3 Pengelolaan Lanskap

Menurut Arifin (2005) pengelolaan lanskap merupakan pengelolaan lingkungan termasuk di dalamnya pengelolaan sumberdaya alam. Secara spesifik juga dijelaskan bahwa pengelolaan lanskap yang berkelanjutan yaitu usaha manusia dalam mengubah, mengatur dan menata ekosistem agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya dan keberadaannya yang dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu dan energi. Arifin dan Arifin (2005) juga menyatakan bahwa pengelolaan lanskap sebagai suatu upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

(22)

8

Arifin dan Arifin (2005) mengemukakan bahwa pengelolaan yang baik seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian yang baik, dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Menginventarisasi dan mengidentifikasi fasilitas dan peralatan taman yang dipelihara;

2. Membuat perencanaan pemeliharaan rutin;

3. Membuat perencanaan alat- alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidental;

4. Merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman;

5. Membuat jadwal tanggung jawab penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor;

6. Melakukan pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan;

7. Membuat sistem analisis biaya pemeliharaan.

Menurut Render dan Heizer (1997) proses pengelolaan atau yang lebih dikenal dengan istilah manajemen terdiri dari empat fungsi utama yaitu planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Selanjutnya, Render dan Heizer (1997) menjelaskan bahwa dasar dari suatu pengelolaan adalah adanya proses dinamis dimana aktivitas dan sumber daya yang ada secara bersamaan dipadukan dalam usul, pengaturan dan koordinasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Perlu adanya suatu standar kerja dalam sebuah manajemen untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pencapaian kepuasan klien maupun dari segi kualitas yang dihasilkan.

Kegiatan pemeliharaan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan lanskap. Pemeliharaan lanskap adalah aktivitas menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan desain semula (Sternloff dan Warren, 1984). Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa pemeliharaan lanskap terdiri dari pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Selanjutnya Arifin. dan Arifin (2005) juga menjelaskan pemeliharaan ideal

(23)

dimaksudkan untuk untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula, sedangkan pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman.

Dalam suatu lanskap binaan atau kawasan, pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh upaya- upaya tertentu menurut Arifin dan Arifin (2005), antara lain adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik;

2. Penggunaan elemen taman baik elemen keras maupun lunak yang mudah ditemui sehingga tidak menyulitkan ketika penggantian atau penyulaman tanaman;

3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai;

4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar.

5. Perlengkapan alat dan bahan yang memadai.

Pemeliharaan fisik menurut Arifin dan Arifin (2005) untuk elemen keras antara lain meliputi penggantian elemen yang rusak seperti pembersihan lumut, karat, pengecatan, dan penggantian serta perbaikan elemen yang rusak. Sedangkan untuk elemen lunak meliputi pemupukan, pemangkasan, pembersihan area, penyiraman tanaman, peyiangan gulma serta pengendalian hama dan penyakit.

Menurut Sternloff dan Warren (1984) terdapat dua sistem pemeliharaan fisik, yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan korektif merupakan pemeliharaan dengan fokus pada penyelesaian masalah yang sedang terjadi, sedangkan pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang terfokus pada penyelesaian masalah yang mungkin terjadi.

Rencana kegiatan pemeliharaan lanskap menurut Carpenter et al (1975) dapat dilakukan dengan melakukan pembagian area lanskap antara lain area intensif, semi intensif dan tidak intensif. Menurut Arifin dan Arifin (2005) tingkat pemeliharaan seharusnya sudah direncanakan sejak awal. Rencana kegiatan pemeliharaan lanskap

(24)

10

berkaitan dengan masalah penyediaan tenaga kerja dan biaya perawatan. Selanjutnya juga dijelaskan pada Arifin dan Arifin (2005) semakin rumit dan detail suatu desain maka tingkat pemeliharaan semakin intensif. Sedangkan tingkat pemeliharaan yang rendah pada umumnya dilakukan pada lanskap alami atau semi-alami.

Terdapat beberapa proses dari manajemen pemeliharaan menurut Parker dan Bryan (1989) antara lain :

1. Menentukan objek pemeliharaan (termasuk didalamnya tujuan dan standar pemeliharaan;

2. Merencanakan aktivitas pemeliharaan yang akan dilakukan;

3. Merealisasikan kegiatan pemeliharaan sesuai dengan recana yang telah ditetapkan;

4. Mengawasi pelaksanaan dan merencanakan kembali bila diperlukan.

Parker dan Bryan (1989) juga mengemukakan prinsip- prinsip yang mendasar dalam manajemen pemeliharaan yaitu :

1. Standar dan tujuan pemeliharaan harus jelas;

2. Pemeliharaan dilaksanakan dengan ekonomi waktu, tenaga kerja, alat dan bahan;

3. Pelaksanaan pemeliharaan ditentukan berdasarkan rencana pemeliharaan tertulis;

4. Penjadwalan pemeliharaan ditentukan berdasarkan kebijakan dan prioritas; 5. Pelaksanaan pemeliharaan ditekankan pada tindakan pemeliharaan preventif; 6. Departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik;

7. Program pemeliharaan harus didukung dengan dana yang memadai; 8. Pemeliharaan dilakukan oleh tenaga kerja yang sesuai;

9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami; 10. Departemen pemeliharaan bertanggung jawab terhadap keselamatan pengguna

tapak dan pengawas;

11. Dalam perancangan dan konstruksi, pemeliharaan harus menjadi pertimbangan utama;

12. Pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap citra perusahaan dimata publik.

(25)

Sternloff dan Warren (1984) menjelaskan bahwa perencanaan kegiatan pemeliharaan yang baik dan logis harus mencakup beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

1. Pendataan lengkap mengenai segala aspek keseluruhan taman, baik dari fasilitas maupun peralatan yang digunakan;

2. Perencanaan pemeliharaan tertulis, yang mencakup :

a. Standar pemeliharaan seluruh area, standar pemeliharaan fasilitas, elemen lanskap serta standar bagi peralatan yang digunakan.

b. Identifikasi dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mecapai standar yang telah ditetapkan.

c. Prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin.

d. Frekuensi kegiatan pemeliharaan.

e. Karyawan atau tenaga kerja yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan. f. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan lanskap.

g. Bahan- bahan yang digunakan dalam kegitan pemeliharaan lanskap (termasuk bahan sekali pakai)

h. Pendugaan yang akurat.

3. Cara pelaksanaan pemeliharaan tidak rutin atau insidentil misalnya pekerjaan perbaikan dan penyiapan tenaga khusus;

4. Pemeliharaan preventif terhadap kondisi yang dapat mempercepat keausan dan kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal;

5. Jadwal penugasan untuk setiap pekerjaan pemeliharaan, meliputi perorangan, tim ataupun kontraktor sehingga terpantau apakah pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik;

6. Sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan dan pengawasan beban kerja;

7. Sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan. 2.4 Pengelolaan Kawasan Agrowisata

Rokhman (2008) juga menyatakan bahwa agrowisata dapat digolongkan sebagai wisata ekologi dimana kegiatan dan atraksi wisata yang dilakukan tidak merusak atau mencemari lingkungan untuk tujuan mengagumi dan menikmati

(26)

12

keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu kegiatan pengelolaannya harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

1. Mengatur dan Mengelola potensi wisata yang dimiliki, meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan sumberdaya biofisik, konservasi sumberdaya alam maupun kultur budaya masyarakat.

2. Meningkatkan nilai pendidikan, pengelolaan yang dilakukan memperhatikan pengalaman, pengetahuan dan pendidikan bagi pengunjung yang datang. 3. Memanfaatkan partisipasi masyarakat, yaitu peran aktif masyarakat baik dari

dalam kawasan wisata maupun pengunjung yang datang untuk menjaga serta melindungi objek, fasilitas dan atraksi wisata yang terdapat di dalam kawasan tersebut.

4. Meningkatkan upaya konservasi, kegiatan pengelolaan yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menarik pengunjung yang datang tetapi juga untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta melindungi sumberdaya alami yang terdapat di dalam kawasan wisata tersebut.

Arifin et al (2009) mengemukakan bahwa pengelola kawasan agrowisata dibagi menjadi dua yaitu oleh swasta atau investor dan masyarakat lokal. Ciri atau bentuk objek agrowisata yang dikelola oleh swasta antara lain :

1. Diusahakan oleh perusahaan swasta atau perorangan;

2. Meliputi satuan lahan yang biasanya berpagar dan mempunyai gerbang (pintu masuk) tunggal;

3. Tidak melibatkan masyarakat dalam pengelolaan;

4. Masyarakat sekitar lebih bertindak sebagai pekerja di objek wisata; 5. Biasanya menerapkan pemungutan karcis atau tiket masuk.

Selanjutnya Arifin et al (2009) juga menjabarkan ciri atau bentuk objek agrowisata yang dikelola oleh masyarakat, yaitu :

1. Masyarakat sebagai pemilik bisnis agrowisata. Masyarakat dapat bergabung membentuk badan usaha milik masyarakat (BUMN) atau kelompok tani; 2. Meliputi kawasan yang tidak berbatas dengan pagar dan memiliki beberapa

pintu gerbang;

(27)

biasanya sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat berjalan seperti biasa; 4. Masyarakat mengusahakan memberikan nilai tambah pada produk

pertaniannya;

5. Masyarakat melakukan musyawarah untuk mengelola semacam koperasi. Pengurus mengelola dan memasarkan produk pertanian;

6. Masyarakat menyiapkan akomodasi (penginapan dan sarapan pagi) dan menata perkampungan;

7. Masyarakat menyiapkan objek kunjungan sebaik mungkin dan menyiapkan diri untuk menerima tamu yang mempunyai ragam budaya berbeda- beda.

(28)

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang dilakukan pada Divisi Wisata, Subdivisi

Landscape dan Housekeeping selama 3 bulan (Maret 2011- Mei 2011). Lokasi magang dapat dilihat pada Gambar 1.

(a)Peta Administrasi Kabupaten Bogor (b)Foto Satelit Kebun Wisata Pasirmukti

(c)Foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

(Sumber :http://www.geospasial.bnpb.go.id,www.google.com/earth,12 Januari 2011 )

(29)

3.2 Metode Magang

Kegiatan magang yang dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti ini menggunakan beberapa pendekatan, antara lain :

a. Kegiatan administrasi, yang mencakup pengenalan sistem administrasi, organisasi, program, penjadwalan dan sistem kerja.

b. Kegiatan lapangan, yang mencakup aspek pengelolaan serta parsitipasi aktif dalam setiap program dan aktivitas wisata agro. Aspek pengelolaan yang dipelajari selama kegiatan magang berlangsung antara lain pengelolaan zonasi ruang dan sirkulasi, pemeliharaan lanskap, pengelolaan fasilitas, sarana dan prasarana, pengelolaan program dan aktivitas wisata agro, serta pengelolaan pengunjung.

c. Kegiatan pengumpulan data sebagai penunjang penulisan hasil kegiatan magang, dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan melalui survai dan wawancara kepada pihak pengelola maupun pengunjung.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan antara lain terdiri dari aspek kelembagaan, aspek fisik dan biofisik, aspek sosial, dan aspek pengelolaan kawasan. Aspek kelembagaan antara lain terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi, sistem kerja divisi, jadwal kerja, serta data mengenai tenaga kerja. Aspek fisik dan biofisik antara lain terdiri dari data letak, luas wilayah, iklim, topografi, jenis tanah, hidrologi, vegetasi, satwa, aksesibilitas,dan fasilitas. Aspek sosial antara lain adalah mengenai data mengenai daftar kunjungan, karakteristik dan persepsi pengunjung. Aspek pengelolaan kawasan antara lain terdiri dari pengelolaan ruang, pengelolaan sirkulasi, pengelolaan program wisata, pengelolaan pengunjung, serta permasalahan yang ditemui lapang (Tabel 1). Tabel 1 Jenis dan Sumber Data

No. Jenis Data Sumber Data

1. Kelembagaan

a. Sejarah Perusahaan b. Struktur Organisasi c. Sistem Kerja Divisi

Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti

(30)

16

Tabel 1 Lanjutan

d. Jadwal Kerja e. Tenaga Kerja g. Aspek Legal

Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti 2. Data Fisik dan Biofisik

a. Letak Wilayah b. Luas Wilayah c. Iklim

d. Topografi dan Jenis Tanah e. Hidrologi

f. Vegetasi dan Satwa

Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti

BMKG

Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti

Pengamatan lapang g. Aksesibilitas

h. Fasilitas dan Utilitas

Pengamatan lapang Pengamatan lapang 3. Data Sosial a. Daftar Kunjungan b. Karakteristik Pengunjung c. Persepsi Pengunjung

Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti Pengamatan lapang

Pengamatan lapang 4. Pengelolaan Kawasan

a. Pengelolaan Ruang b. Pengelolaan Sirkulasi c. Pengelolaan Program Wisata d. Pengelolaan Pengunjung e. Permasalahan di Lapang

Pengelola dan Pengamatan lapang Pengelola dan Pengamatan lapang Pengelola dan Pengamatan lapang Pengelola dan Pengamatan lapang

Pengamatan lapang

3.4 Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran pada kegiatan magang perlu diketahui bagaimana pihak pengelola dapat mempertahankan kondisi lanskap kawasan tersebut serta bagaimana pengelolaan program atau paket- paket wisata yang ditawarkan di Kebun Wisata Pasirmukti sehingga konsep agrowisata yang diberikan dapat diperoleh secara maksimal oleh pengunjung. Secara umum terdapat empat aspek yang diamati yaitu aspek fisik, aspek sosial, aspek agrowisata dan aspek teknis pengelolaannya. Kemudian, dari hasil kegiatan magang akan diperoleh potensi dan kendala dari masing- masing aspek tersebut.

(31)

Potensi dan permasalahan yang diperoleh juga dikelompokan kedalam empat bagian yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta dianalisis menggunakan metode SWOT untuk memperoleh rekomendasi berupa strategi pengelolaan lanskap kawasan agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti yang ideal dan berkelanjutan (Gambar 2).

Gambar 2 Kerangka Pikir Kegiatan Magang 3.5 Tahapan Kegiatan

Kegiatan magang yang dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti sampai dengan penulisan hasil kegiatan magang terdiri dari beberapa tahapan, antara lain :

Kebun Wisata Pasirmukti

Aspek Fisik Luas Wilayah Iklim Vegetasi Satwa Aksesibilitas Fasilitas Aspek Sosial Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Aspek Agrowisata Program wisata Atraksi wisata Objek wisata Aspek Pengelolaan Pengelolaan Ruang Pengelolaan Sirkulasi Pengelolaan Paket Wisata Pengelolaan Pengunjung Permasalahan di Lapang

Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Analisis SWOT

Matriks SWOT Kegiatan Magang

REKOMENDASI

Alternatif Strategi Rencana Pengelolaan Kawasan Agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti Yang Ideal

dan Berkelanjutan

Pengamatan dan Pengambilan Data di

(32)

18

1. Persiapan awal

Meliputi pembuatan proposal usulan magang, mengurus administrasi, dan mengumpulkan data-data sekunder yang sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan magang. Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum proses magang di dalam Kebun Wisata Pasirmukti berlangsung.

2. Pengenalan kelembagaan

Meliputi pengenalan dengan pihak pengelola Kebun Wisata Pasirmukti serta pengenalan struktur organisasi, sejarah perusahaan, pembagian kerja, dan prosedur pelaksanaan kerja. Kegiatan ini merupakan tahapan awal pada saat kegiatan magang dilaksanakan.

3. Partisipasi di Kantor Pengelola dan Pengamatan di Lapang

Pada tahap ini meliputi setiap kegiatan yang berhubungan dengan proses pengelolaan kawasan Kebun Wisata Pasirmukti. Setiap kegiatan tersebut diikuti berdasarkan arahan dan bimbingan pihak pengelola dan mengikuti proses pengelolaan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak Kebun Wisata Pasirmukti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang faktual mengenai proses pengelolaan di Kebun Wisata Pasirmukti. Partisipasi di kantor pengelola berupa penyusunan konsep pengelolaan, jadwal pemeliharaan dan terlibat dalam proses redesign taman. Partisipasi dilapang berupa proses pengawasan kegiatan pemeliharaan. Selain itu, kegiatan lapang juga dilakukan untuk pengambilan data penunjang seperti aspek fisik dan biofisik, aspek sosial dan aspek agrowisata.

4. Analisis

Tahapan ini meliputi analisis terhadap data dan informasi yang telah diperoleh. Dalam tahap ini dapat diketahui potensi dan kendala dari masing-masing aspek yang diteliti. Analisis yang dilakukan pada tahap ini antara lain : a. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan tahapan yang dilakukan terhadap data yang diperoleh berupa studi pustaka, wawancara dengan pengunjung maupun pengelola serta data yang diperoleh pada saat pengamatan. Analisis deskriptif

(33)

digunakan untuk mengetahui potensi serta kendala dari aspek teknis pengelolaan dan paket wisata agro yang ditawarkan Kebun Wisata Pasirmukti.

b. Analisis daya dukung kawasan

Menurut Nurisjah et al (2003) salah satu model pendekatan untuk mempertahankan kelestarian, keberadaan atau optimisasi manfaat dari suatu sumberdaya alam, sumberdaya lanskap dan lingkungan yaitu dengan melakukan penilaian terhadap daya dukung (carrying capacity). Pendekatan ini juga digunakan untuk meminimalisasi kerusakan dan membatasi penggunaannya. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi daya dukung suatu kawasan menurut Knudson (1984) antara lain karakteristik sumberdaya alam, seperti geologi dan tanah, topografi, vegetasi, hewan, iklim dan air, dan karakteristik pengelolaan, seperti kebijakan dan metode pengelolaan, serta karakteristik pengunjung, seperti psikologi, peralatan, perilaku sosial dan pola penggunaan.

Penilaian terhadap daya dukung juga digunakan dalam kegiatan pengelolaan area kegiatan rekreasi alam yang dikenal dengan daya dukung kawasan rekreasi (recreation capacity) yaitu jumlah individu atau pengunjung yang dapat ditampung pada suatu kawasan rekreasi. Tujuan utama dari penilaian ini adalah untuk mempertahankan atau melestarikan potensi rekreatif alami dari areal tersebut pada batas- batas penggunaan yang diperkenankan (Nurisjah et al, 2003). Untuk memperkirakan kebutuhan ruang sebuah aktivitas rekreasi atau daya tampung pengunjung digunakan formulasi sebagai berikut:

DD = A x 1 x Rf B Keterangan :

DD = Daya dukung

A = Luas area yang digunakan (m2) B = Standar luas area yang dibutuhkan Rf = Faktor rotasi

c. Analisis karakteristik dan persepsi pengunjung

Tahap ini dilakukan melalui proses wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 45 orang pengunjung secara acak. Melalui kuisioner akan diketahui mengenai karakteristik pengunjung mengenai dirinya dan persepsinya mengenai

(34)

20

Kebun Wisata Pasirmukti. Dari hasil kuisioner juga dapat diketahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap kegiatan wisata agro yang dilakukan. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

d. Analisis SWOT

Penilaian dilakukan terhadap aspek manajemen perusahaan dalam usahanya untuk mengelola integritas lanskap kawasan agrowisata menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT menurut Rangkuti (1997) dilakukan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Tahapan kerja yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut:

1) Analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal

Identifikasi faktor internal (IFE) dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar faktor- faktor tersebut. Sedangkan, penilaian faktor eksternal (EFE) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki (David, 2008).

2) Penentuan bobot setiap variabel

Bobot yang diberikan pada setiap faktor disesuaikan dengan skala kepentingannya terhadap pengelolaan kawasan agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode

Paired Comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Skala yang digunakan untuk mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor adalah :

1. Bobot 1, jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

2. Bobot 2, jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal

3. Bobot 3, jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

(35)

4. Bobot 4, jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

Tabel 2 Contoh Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal

Faktor Internal/ Eksternal A B C D E Total Bobot A X1 α1 B X2 α2 C X3 α3 D X4 α4 E X5 α5 Total

Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus Kinnear dan Taylor (1991) :

αi = Xi Σni=1Xi

Keterangan :

αi = bobot variabel ke-i; Xi = nilai variabel ke-i; i = 1,2,3,…,n;

n = jumlah variabel

3) Penentuan peringkat (rating)

Pemberian peringkat pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1–4. Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4 (Tabel 3).

Tabel 3 Skala Penilaian Peringkat untuk Faktor Internal dan Eksternal

Nilai

Peringkat Kekuatan (Strenghts) dan Peluang (Opportunities) Kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats) 4 3 2 1 Sangat penting Penting Cukup penting Tidak penting Tidak penting Cukup penting Penting Sangat penting

(36)

22

Nilai peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) tersebut berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Kemudian setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 4 dan 5).

Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor (Bobot*Peringkat)

Kekuatan (Strenghts) S1 S2 S3 Kelemahan (Weaknesses) W1 W2 W3 Total Sumber : Rangkuti (1997)

Tabel 5 Matriks Eksternal Factor Evaluation(EFE)

Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor (Bobot*Peringkat)

Peluang (Opportunities) O1 O2 O3 Ancaman (Threats) T1 T2 T3 Total Sumber : Rangkuti (1997)

Berdasarkan total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan di atas, akan diketahui posisi Kebun Wisata Pasirmukti pada kuadran yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 3). Jika total skor bernilai 1.0 sampai 1.99 maka kondisi internal dan eksternal berada pada keadaan yang lemah, jika total skor bernilai antara 2.00 sampai 2.99 menunjukan kondisi faktor internal dan eksternal berada pada keadaan rata- rata, sedangkan jika total skor bernilai 3.4 sampai 4.0 maka

(37)

kondisi internal dan eksternal berada pada posisi yang kuat. Menurut David (2003) matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu kolom I,II dan IV (grow and build), kolom III, V, IV (hold and maintain) serta kolom VI, VII, IX (harvest and divest). Masing- masing kolom akan menentukan strategi pengelolaan apa yang paling tepat.

Gambar 3 Matriks Internal- Eksternal (IE) Sumber : David (2003)

4) Penyusunan alternatif strategi

Setelah selesai menyusun matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya adalah membuat matriks SWOT. Setiap unsur SWOT yang ada dihubungkan untuk memperoleh alternatif strategi seperti pada tabel berikut:

Tabel 6 Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

Kekuatan (Strenghts) Strategi SO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Kelemahan (Weaknesses) Strategi WO Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Rangkuti (1997)

5) Pembuatan tabel ranking alternatif strategi pengelolaan

Alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlahkan semua skor dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ranking

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Kuat 3.00 Sedang 2.00 Rendah 1.00

Total Skor IFE

Total Skor IFE 4.00 Kuat 3.00 Sedang 2.00 Rendah 1.00

(38)

24

akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor dari yang terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Perangkingan ini dilakukan secara subjektif dimana strategi akan berupa usaha memaksimumkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) serta meminimumkan ancaman (threats) dan kelemahan (weaknesses). Strategi yang memiliki skor paling tinggi akan menjadi prioritas utama.

5. Evaluasi dan Pembuatan Rekomendasi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari hasil analisis SWOT terhadap kegiatan pengelolaan Kebun Wisata Pasirmukti yang diikuti selama proses magang serta data yang telah dikumpulkan. Pembuatan rekomendasi dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh dan studi literatur sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam pembuatan rekomendasi. Rekomendasi tersebut berupa rencana kegiatan pengelolaan kawasan agrowisata Kebun Wisata pasirmukti yang ideal, mementingkan keberlanjutan kawasan secara ekologis, kepuasan pengunjung, dan tetap memberikan keuntungan bagi pihak pengelola.

(39)

BAB IV

KONDISI UMUM KEBUN WISATA PASIRMUKTI 4.1 Latar Belakang dan Sejarah

Kebun Wisata Pasirmukti didirikan bermula dari hobi pemiliknya yaitu Ny. Emily Turangan Senduk yang menyukai berkebun dan menanam tanaman anggrek. Pada awalnya beliau hanya memiliki luas lahan sebesar 3500 m2di desa Pasirmukti yang digunakan sebagai tempat budidaya tanaman anggrek dan berbagai macam tanaman hias. Secara bertahap kawasan ini kemudian diolah menjadi sebuah kebun buah dan tanaman lainnya dengan menambah luas lahan yang dimiliki. Pada tanggal 2 April 2003 Kebun Wisata Pasirmukti secara resmi didirikan dengan status sebagai perusahaan berbadan hukum dan dibuka untuk umum. Setelah resmi didirikan kemudian dilakukan pembangunan fasilitas penunjang rekreasi secara bertahap mulai dari penginapan, restoran, area permainan, nursery,dan tempat penjualan oleh-oleh.

Pada kawasan ini dikoleksi berbagai macam tanaman hias, tanaman sayuran dan buah-buahan terutama dari jenis buah tropika. Kemudian jeruk Kasturi (Citrus microcarpa) atau dikenal juga dengan nama jeruk “Lemong Cui” menjadi maskot Kebun Wisata Pasirmukti yang ditetapkan pada tanggal 29 April 2005. Pemilihan jeruk Kasturi (Citrus microcarpa) sebagai maskot pada kawasan ini disebabkan oleh kemampuan jeruk tersebut untuk tumbuh di berbagai jenis tanah, tidak memerlukan perawatan yang sulit dan berbuah terus menerus. Selain itu, jeruk ini, sangat popular di daerah pemiliknya yaitu Manado, Sulawesi Utara.

Kebun Wisata Pasirmukti termasuk kedalam kategori agrowisata ruang terbuka buatan. Sejak awal pengembangan Kebun Wisata Pasirmukti tidak hanya berorientasi pada keuntungan komersial perusahaan tetapi juga sebagai media pendidikan serta pengenalan pertanian pada generasi muda. Saat ini Kebun Wisata Pasirmukti sudah menjadi salah satu obyek wisata unggulan baru di Kabupaten Bogor yang banyak dikunjungi oleh sekolah nasional dan internasional, perusahaan-perusahaan maupun dari masyarakat umum khususnya wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

(40)

26

Pada tanggal 4 November 2010, Kebun Wisata Pasirmukti terpilih sebagai juara 3 dari 89 peserta kelompok Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dalam kategori Pengelolaan Daya Tarik Wisata Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional (Lampiran 2). Ajang kompetisi ini diadakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI berkerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri RI. Penghargaan ini menjadi salah satu motivasi kawasan wisata agro ini untuk mengembangkan diri sebagai kawasan wisata berorientasi pada pelestarian lingkungan.

4.2 Visi dan Misi

Visi Kebun Wisata Pasirmukti adalah untuk menjadi pemain utama dan terkemuka dalam industri agrowisata di Indonesia serta menjadi obyek wisata agro nasional yang berperan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pelatihan agribisnis bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Misi kawasan wisata agro ini antara lain :

1. Bagi pengunjung, yaitu menjadi sarana pengenalan pertanian dalam bentuk pendidikan, penelitian, budidaya dan wisata.

2. Bagi investor, dapat menghasilkan keuntungan atas investasi yang ditanam.

3. Bagi karyawan, dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarga dan peningkatan karir.

4. Bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru khususnya di Kecamatan Citeureup dan sekitarnya serta mengembangkan potensi desa sekitar Kebun Wisata Pasirmukti.

5. Bagi pemerintah, dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi.

4.3 Struktur Organisasi

Stuktur organisasi Kebun Wisata Pasirmukti merupakan stuktur dari divisi dan sub-divisi terkait dengan pelimpahan wewenang dari pimpinan tertinggi kepada unit dibawahnya serta deskripsi pekerjaan setiap divisi maupun sub divisi. Stuktur organisasi Kebun Wisata Pasirmukti berbentuk datar yakni terdiri dari tiga jenjang jabatan yaitu direktur utama, divisi, dan sub divisi (Gambar 4).

(41)

Gambar 4 Struktur Organisasi Perusahaan Dewan Komisaris

Direktur Utama

Divisi Finance & Accounting

Purchasing  Kasir  Accounting

Divisi HRD & Umum Divisi Sales & MarketingHuman Resource Diklat Pemandu SecuritySalesMarketing CommunicationCommunity Relation Divisi Wisata

Food & BeverageFront OfficeHousekeepingLandscape Divisi Agro Kebun Anggrek &Tanaman Hias Kebun Plasma Nutfah Kebun Buah Produksi Pasca Panen

(42)

28

Struktur organisasi Kebun Wisata Pasirmukti bersifat dinamis mengikuti kebutuhan, perubahan dan perkembangan Kebun Wisata Pasirmukti. Secara rinci struktur organisasi Kebun Wisata Pasirmukti antara lain terdiri dari : 1. Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan posisi tertinggi stuktur organisasi Kebun Wisata Pasirmukti. Posisi ini diduduki oleh Bapak A.Th. Turangan dan Ibu Emily Turangan Senduk sebagai pendiri Kebun Wisata Pasirmukti. Dewan komisaris bertugas mengawasi serta mengontrol seluruh kegiatan perusahaan secara tidak langsung melalui pertanggung jawaban direktur utama.

2. Direktur Utama

Direktur utama ditempati oleh putra sulung Ibu Emily yaitu Bapak Hibran Steven Turangan Senduk. Direktur utama memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan yang bertugas terkait dalam pembuatan rencana pengembangan Kebun Wisata Pasirmukti, mengatur, mengawasi, dan mengkoordinasikan seluruh divisi dan sub divisi dalam stuktur organisasi Kebun Wisata Pasirmukti. Selain itu, direktur utama bertugas melaporkan dan menginformasikan kondisi Kebun Wisata Pasirmukti kepada pemilik atau dewan komisaris.

3. Finance & Accounting

Posisi direktur keuangan diduduki Ibu Jane B. Senduk, yang memiliki tugas terkait pengontrolan dan pencatatan seluruh pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan keuangan, serta melakukan analisa keuangan kegiatan perusahaan meliputi analisa arus kas, dan analisa biaya-biaya. Hasil pencatatan keuangan dijadikan sebagai salah satu alat kontrol perusahaan terkait dengan kondisi perkembangan perusahaan. Terdapat tiga sub divisi yang saling berkoordinasi untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik dan benar.

a) Purchasing

Puschasing bertugas dalam pembelian input produksi dan barang kebutuhan lainnya, serta mencari dan menganalisis kondisi harga-harga input produksi tanaman, seperti bibit, pupuk, peralatan, dan lain-lain, serta

(43)

barang-barang kebutuhan lainnya baik untuk penginapan, kolam pemancingan, peralatan kantor, maupun bahan-bahan restoran. Pertimbangan yang dilakukan dalam pembelian bahan baku yaitu harga dan kualitas. Purchasing berusaha mencari penawaran-penawaran harga yang murah, namun memiliki kualitas yang baik. b) Kasir

Kasir bertugas menjual tiket maupun barang-barang lainnya di loket atau

Point Of Sales (POS) di beberapa tempat seperti di Pondok Ole-ole, tiket masuk, Kolam Pemancingan, Resto Bakudapa, lokasi Outbound, Kampung Pelangi, serta Saung Cilu’Ba.

c) Accounting

Accounting bertugas menyusun laporan pengeluaran dan pemasukan seluruh keuangan Kebun Wisata Pasirmukti. Data keuangan ini menjadi alat kontrol melihat kondisi perusahaan, serta sebagai pedoman dalam pembelian stok bahan baku baik kebutuhan agro, wisata, maupun kantor.

4. HRD & Umum

Direktur HRD & umum diduduki Ibu Hilda Unu Senduk yang bertugas dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) serta fasilitas-fasilitas perusahaan. Terdapat lima sub divisi antara lain :

a) Human Resource

Tugas divisi ini berkaitan dengan pengelolaan SDM Kebun Wisata Pasirmukti yaitu tenaga kerja terutama untuk pengembangan kualitas tenaga kerja terutama pengetahuan dan pelayanan terhadap pengunjung. Human resource bertanggung jawab dalam kegiatan perekrutan tenaga kerja dan kegiatan pelatihan untuk tenaga kerja.

b) Pendidikan & Pelatihan (Diklat)

Divisi ini berkaitan dengan kegiatan penelitian baik yang dilakukan oleh pihak perusahaan maupun pihak lain seperti mahasiswa dan pihak dinas. Diklat bertugas memproduksi program-program edukatif dan program wisata lainnya untuk wisatawan dan mengevaluasi kinerja program-program tersebut secara keseluruhan, meneliti kekurangan yang dibutuhkan untuk mengembangkan Kebun Wisata Pasirmukti.

(44)

30

c) Pemandu

Pemandu berfungsi sebagai pengarah dan pemberi informasi kepada pengunjung. Tugasnya yaitu melayani, mengatur dan mengarahkan pengunjung yang mengikuti paket wisata, serta memberikan infomasi terkait dengan materi yang disampaikan. Pemandu merupakan bagian yang paling vital karena berhubungan dengan pemahaman pengunjung terhadap materi.

d) Umum

Umum adalah sub divisi yang bertugas mengelola seluruh fasilitas yang terdapat di Kebun Wisata Pasirmukti. Sub divisi ini bertugas merawat, memelihara dan memperbaiki fasilitas-fasilitas perusahaan.

e) Security

Sub divisi ini bertugas menjaga keamanan Kebun Wisata Pasirmukti meliputi pemeriksaan kendaraan pengunjung sebelum masuk ke Kebun Wisata Pasirmukti, dan mengelilingi Kebun Wisata Pasirmukti untuk melihat kondisi keamanan perusahaan.

5. Sales & Marketing

Tugas divisi ini berhubungan dengan pengelolaan peningkatan kunjungan, dengan menjual program-program wisata edukatif dan fasilitas wisata lainnya yang ada di Kebun Wisata Pasirmukti.

a) Sales

Sub divisi sales sebagian besar terdapat di kantor Kebun Wisata Pasirmukti yang berada di Jakarta. Secara umum tugas dari sub divisi adalah menawarkan serta menjual produk wisata berupa paket- paket agrowisata yang ditawarkan oleh Kebun Wisata Pasirmukti.

b) Marketing communication

Sub divisi ini bertugas membuat perencanaan dan memformulasikan kegiatan promosi, melaksanakan kegiatan promosi perusahaan untuk memperkenalkan perusahaan kepada seluruh masyarakat dan menarik pengunjung serta melihat potensi yang dimiliki perusahaan sebagai upaya untuk mengembangkan perusahaan melalui media massa, pameran maupun mengembangkan relasi dan kerjasama dengan perusahaan lain.

(45)

c) Community Relation

Sub divisi ini merupakan jembatan antara Kebun Wisata Pasirmukti dengan masyarakat sekitar dan Instansi Pemerintahan. Tugasnya yaitu menjalin kerja sama antara perusahaan dengan masyarakat yang ada di sekitar Kebun Wisata Pasirmukti dan Instansi Pemerintah.

7. Divisi Wisata

Divisi wisata merupakan divisi yang mengelola sarana dan prasarana serta pelayanan wisata bagi pengunjung yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada pengunjung.

a) Food & Beverage

Kebun Wisata Pasirmukti memiliki sebuah resto yang dikelola oleh subdivisi ini dan berfungsi menyediakan seluruh makanan dan minuman baik untuk pengunjung maupun untuk pekerja.

b) Front Office

Sub divisi ini memiliki tugas berkaitan dengan pelayanan informasi maupun pemesanan dan penjualan tiket. Tugasnya memberikan penjelasan kepada pengunjung terkait dengan paket-paket wisata yang ditawarkan serta mengatur jadwal kunjungan.

c) House Keeping

Sub divisi ini memiliki tugas berkaitan dengan penyedian tempat penginapan, dan pengelolaan terhadap tempat wisata. Sub divisi ini bertanggung jawab atas delapan penginapan serta tempat wisata yang berada di Kebun Wisata Pasirmukti dari segi kebersihan dan kenyamanan bagi pengunjung.

d) Landscape

Sub divisi ini bertugas dalam seluruh kegiatan pemeliharaan taman yang berada di area wisata mulai dari pemeliharaan fisik maupun pemeliharaan tanaman berupa penyiraman, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian hama dan penyakit. Sub divisi Landscape merupakan bagian yang belum lama dibentuk sehingga dalam kegiatannya masih dalam proses pengembangan dan perbaikan secara terus- menerus.

8. Divisi Agro

(46)

32

mengelola tanaman produksi, meliputi penanaman, perawatan, pemanenan hingga pengolahan pasca panen. Divisi agro saat ini dibagi kedalam beberapa sub divisi yaitu kebun anggrek dan tanaman hias, kebun plasma nutfah, kebun buah produksi, pasca panen serta produk olahan.

4.4 Aspek Fisik dan Biofisik

Data-data mengenai aspek fisik dan biofisik diperoleh melalui observasi lapang secara langsung, wawancara dengan pihak pengelola serta perolehan data melalui dinas-dinas Kabupaten Bogor yang terkait. Aspek fisik dan biofisik ini antara lain terdiri dari lokasi, luas, aksesibilitas, iklim, topografi, jenis tanah, hidrologi, vegetasi dan satwa serta view.

4.4.1 Lokasi, Luas dan Aksesibilitas

Kebun Wisata Pasirmukti berlokasi di Jalan Raya Tajur - Pasirmukti Km 4 Citeureup, terletak diantara tiga desa yaitu Desa Tajur, Pasirmukti dan Gunung sari. Secara administratif, Kebun Wisata Pasirmukti termasuk kedalam wilayah Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Luas keseluruhan dari kawasan ini adalah 50 hektar, tetapi hanya seluas 15 hektar yang saat ini dikembangkan sebagai area wisata.

Secara geografis Kebun Wisata Pasirmukti terletak antara 6°30'33.59"-6°30'48.08" Lintang Selatan dan 106°54'6.78"- 106°54'32.06" Bujur Timur dengan batas wilayah sebelah selatan yaitu jalan raya Tajur-Pasirmukti, sebelah utara dan timur berbatasan langsung dengan Sungai Cileungsi, serta sebelah barat berbatasan dengan permukiman penduduk Desa Pasirmukti.

Lokasi Kebun Wisata Pasirmukti dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Akses terdekat untuk mencapai Kebun Wisata Pasirmukti dari Jakarta maupun Bogor adalah melalui jalan Tol Jagorawi dengan waktu tempuh kurang lebih 60 menit. Dari arah Jakarta, kendaraan dapat keluar di Gerbang Tol Gunung Putri atau Gerbang Tol Citeureup- Cibinong menuju Desa Tajur, Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Kendala yang dihadapi adalah ketika melewati Pasar tradisional Citeureup yang dipenuhi oleh angkutan umum yang menutupi ruas jalan serta jalan yang masih dalam kondisi yang rusak.

Gambar

Gambar 1 Lokasi Kebun Wisata Pasirmukti
Tabel 1 Lanjutan d. Jadwal Kerja e. Tenaga Kerja g. Aspek Legal
Tabel 2 Contoh Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Faktor Internal/  Eksternal A B C D E Total Bobot A X1 α1 B X2 α2 C X3 α3 D X4 α4 E X5 α5 Total
Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
+7

Referensi

Dokumen terkait

(4) Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah yang diberikan sekaligus di muka dan yang dapat diperbarui sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dihentikan atau

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2011-2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang melaksanakan misi ke tiga yaitu

Buah Cacingan, gangguan pencemaan, maag, perut mulas, nyeri lambung, sakit perut Tifus: diare, disentri basiler, sakit perut, tifus Bunga atau daun; semua bagian tumbuhan

Latar belakang dan identifikasi masalah dapat dijadikan sebagai dasar pembatasan masalah. Dari latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti menemukan masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran manajemen dakwah yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Soppeng adalah yang sesuai dengan peran manajerial yang

Kami mengusulkan metode algoritma genetika (GA) untuk diterapkan dalam sistem penjadwalan mata kuliah, Data sebagai bahan penelitian yang digunakan untuk sistem

Pada zaman sekarang tampil eksis dan memiliki banyak teman dan remaja sangat tidak ingin ketinggalan zaman atau tidak menikuti trend, jadi mereka akan selalu update melalui

bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025, telah dievaluasi sesuai dengan ketentuan Pasal