• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Terapi Modalitas Keluarga

Dalam dokumen Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Halaman 89-100)

Bab V Terapi Modalitas Keluarga

C. Contoh Terapi Modalitas Keluarga

C. CONTOH TERAPI MODALITAS KELUARGA

3) Sistem keluarga memiliki sifat- sifat pertahanan diri karena itu sekali perubahan terjadi akan mempertahankan dan mengubah umpan balik atau memberi nilai pengalaman pada anggota keluarganya.

c. Perkembangan Dari Teori Keluarga

Terapi keluarga digunakan dalam upaya mengerti perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia. Berikut adalah asumsi sebagai pedoman dalam menggunakan pendekatan- pendekatan dalam praktek perawatan kesehatan :

1) Keluarga merupakan unit sosial dasar dalam fungsi manusia 2) Keluarga adalah fenomena sosial yang multicultural dan

multidimensi.

3) Keluarga mempengaruhi seluruhnya system sosial baik pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku seseorang.

4) Sebagai suatu system sosial dasar keluarga untuk mentransfer nilai budaya dan tradisi pada generasinya.

5) Perkembangan dan peningkatan system keluarga melalui organisasi yang kompleks melalui tahap perkembangan.

6) Individu juga berkembang melalui tahap perkembangan terjadi dalam konteks keluarga.

7) Kelurga mengalami transisi dalam peristiwa perkembangan seprti kelahiran, kematian dan pernikahan. Dimana kejadian tersebut menimbulkan perubahan pada anggota keluarga dan komposisi system keluarga

8) Keluarga memperoses dan mengembangkan kekuatan dan sumber internal. Diantara sumber- sumber tersebut adalah

9) Perubahan struktur dan proses keluarga menunjukan perubahan dalam seluruh anggota keluarganya.

10)Perubahan perilaku dan fugsi individu anggota keluarga berpengaruh terhadap system keluarga dan seluruh anggota keluarganya lainya

11) Keluarga sebagai sistem adalah lebih dari sejumlah fungsi dari setiap individu anggotanya.

12) Perubahn dalam struktur dan fungsi keluarga dapat difasilitasi melalui terapi keluarga.

d. Kerangka Teori Terapi Keluarga

Beberapa teori yang mendasari terapi keluarga adalah : 1) Psycodinamic Family Therapy

Tujuan terapi ini berorientasi psikodinamika yaitu menolong anggota keluarga mencapai pengertian tentang dirinya dan caranya berinterkasi tetang dirinya dan cara berinteraksi satu sama lain di dalam keluarga. Anggota keluarga didorong asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasikan pikiranya. Terapis secara aktif mengintervensi hindari memberikan saran dan memanipulasi keluarga.

2) Behavioral Family Therapy

Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku keluarga untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu.Tujuan utamanaya meningkatkan perilaku yang positif yang diidnginkan dan kemampuan beradaptasi berubah terhadap kebutuhan internal dan eksternal.

emnghilangkan perilaku negative. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi ‘reward’.

3) Group Therapy Approaches

Terapi kelompok dapat diterapkan dalam keluarga. Tujuanya menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapis adalah sebagai fasilitator menginterpretasi yang terjadi pada anggota kelompok.

4) Communication Process

Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang terajdi di dalam keluarga dijelaskan berikut : a) Komunikasi dan kognisi

Perawat menolong keluarga dengan menjelaskan arti komunikasi diantra mereka. Perawat mengarahkan anggota keluarga mengamati apa yang dimaksud anggota keluarga lain saat menyatakan sesuatu. Perawat mengobservasi flutuasi proses komunikasi dengan memperjelas kesalahpamahan serta perhatiak bahasa non verbal.

b) Komunikasi dan kekuatan

Bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain berarti sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.

c) Komunikasi dan Perasaan

Pasangan perkawinan mempunyai kebutuahn emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan emosional dari setiap orang

maka kemunikasi perasaan sangat penting artinya.

Tujuan memperbaiki ketidakpuasan.

d) Struktural Family Terapi

Perawat memulai terapi dengan cara bergabung dengan keluarga dalam transaksi, sehingga perawat dapat mengobservasi aspek tertentu dari fungsi keluarga dan struktur keluarga tersebut. Lalu tentukan seberapa jauh gejala dari pasien atau masalah keluarga berkaitan dengan fungsi keluarga. Jika berkaitan maka intervensi merubah struktur keluarga.

e) Indikasi Terapi Keluarga

Indikasi terapi keluarga menurut Walround Skinner dalam susanto, 2013 adalah :

1) Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari system keluarga

2) Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluarganya dapat merupakan masalah secara individual.

3) Kesulitan berpisah

4) Terapi keluarga yang berorientasi psikosomatik menyatakan bahwa terapi keluarga akan berguna pada keluarga- keluarga schizoid, dan keadaan ekonomi yang buruk.

e. Manfaat Terapi Keluarga

Manfaat untuk individu dalam keluarga

1) Mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok/ keluarga

2) Memperbaiki hubungan interpesrsonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.

Manfaat untuk keluarga :

1) Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga

2) Keluarga mampu meningkatkan pengertianya terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargai pasien sebagai manusia maupun potensi- potensinya masih ada.

3) Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam membantu pasien dalam rehabilitasi.

f. Teknik Terapi Keluarga

Terapi keluarga dilakukan dengan tekhnik sebagai berikut : 1) Terapi Keluarga Berstuktur

Terapi keluarga berstruktur adalah suatu kerangka teori tekhnik pendekatan individu dalam konteks sosialnya.

Tujuanya mengubah organisasi keluarga. Terapi ini menggunakan proses balik antara lingkungan dan orang-orang yang terlibat perubahan –perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara- cara dimana umpan balik terhadap perubahan- perubahan tadi mempengaruhi tindakan selanjutnya. Terapi keluarga mempergunakan tekhnik- teknik dan mengubah konteks orang-orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi ereka berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya.

2) Terapi individu/perorangan

Melihat individu sebagi tempat patologis dan mengumpulkan data yang dieroleh dari atau tentang individu. Terapi ini dilakukan pengungkapan pikiran dan perasaan tentang kehidupanya sekarang, dan orang- orang didalamnya. Riwayat perkembangan koflik dengan orangtua dan saudara- saudaranya. Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluarga maka terapis akan mengekplorasi individu dalam konteks yang erarti.

Dalam konteks wawancara dengan keluarga lainya dukungan yang diberikan diberikan oleh anggota kleuarga.

Terapi keluarga salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menjalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan laithan dengan dilandasi berbagai teori yaitu psikodinamik akelompok, konsep keluarga terstruktur dan fugsi kelompok, dinamika kelompok, terapi perilaku dan teori komunikasi. Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.

Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap-tiap anggota keluarga dalam arti memeperbaiki peran da fungsi atau hubungan interpersonal.

2) Terapi Binatang (Animal Assited Therapy) f. Definisi

Suatu tindakan terapi dengan menggunakan binatang untuk memberikan kasih saying, perhatian, pengelakan dan relaksasi pada klien (McCloskey & Bulechek, 1996 dalam Susanto, 2012).

g. Indikasi

1) Ditujukan bagi klien yang mengalami ketidaknyaman seperti kecemasan, nyeri dan stress.

2) Lanjut usia dalam mengenang memori yang telah lalu.

h. Persiapan 1) Alat

a) Binatang kesayangan atau keseukaan klien, serti kucing, hamster, burung, ayam, anjing, dll.

b) Binatang dalam keadaan sehat 2) Klien

a) Klien tidak alergi terhadap binatang terapi b) Suka terhadap bianatang terapi

3) Terapis

a) Terapis memahami karakteristik dari binatangnya yang digunakan sebagai terapi.

b) Mampu berkomunikasi dengan klien dan binatangnya.

4) Lingkungan

a) Lingkungan yang tenang dan nyaman

b) Lingkungan yang terbuka seperti taman atau kebun.

i. Prosedur

1) Tentukan dan pastikan klien menerima biantang sebagi agen terapi

2) Beri penjelasn pada klien dan keluarga maksud dan rasionalisasi dari penggunaan terapi binatang dalam lingkungan perawatan klien

3) Pastikan bahwa binatang diskiring dan ditraining dalam program terapis

4) Libatkan pengawas binatang atau pelajari permainan terhadap binatan/ pelajari tingkah laku binatang yang digunakan dalam terapi.

5) Berikan bianatang terapi pada klien sesui dengan kesenanagn dan keseukaan seperti anjing, kuda , kelinci, kura- kura, burung dll.

6) Fasilitasi klien untuk melihat, memegang dan memeluk binatang terapi.

7) Dukung klien mengekspresikan perasaan dan emosi pada bianatang.

8) Fasilitasi klien untuk latihan dan bermain dengan binatang terapi denagn memberi makan atau mengenakan baju binatang terapi.

9) Gali perasaan klien selama dan sesudah terapi.

3) Terapi Bermain j. Definisi

1) Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial (Wholey &

Wong, 1996 dalam Susanto, 2013)

2) Suatu tindakan terapi dengan maksud menggunakan mainan atau peralatan yang lain untuk membentu klien dalam berkomunikasi persepsinya pada dunia dan membantu memimpin lingkungan (McCloskey & Bulechek, 1996 dalam Sutanto, 2013).

k. Indikasi bermain bagi anak 1) Permainan sensorik motorik

2) Perkembangan intelektual/ kognitif 3) Merupakan media sosialisasi anak 4) Media kesadaran diri

5) Perkembangan moral 6) Sebagai alat komunikasi 7) Terapi

l. Tujuan bermain

1) Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal 2) Dapat mengekpresikan keinginan, perasaan dan fantasi.

3) Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat

4) Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena sakit

m. Prinsip- prinsip bermain yang dilakukan

1) Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana 2) Mempertimbangkan keamanan

3) Kelompok usia/ usia klien sama.

4) Melibatkan orangtua

5) Tidak bertentangan dengan pengobatan.

n. Persiapan 1) Alat

a. Alat-alat yang bermain anak yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, usia, jenis permaianan dan tujuan dari permaianan

b. Jenis mainan adalah merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak

c. Alat bermain tidak berbahaya bagi anak

2) Klien

a) Tertarik dengan permainan

b) Mau bersosialisasi dengan lingkungan baru 3) Terapis

a) Menguasai permainan yang dilakukan b) Memfasilitasi kreativitas keamanan anak 4) Lingkungan

a) Lingkungan yang aman dan tenang

b) Lingkugan yang dikenal anak jika memungkinkan.

o. Prosedur

1) Gali perasaan anak sebelum bermain dan kesiapan anak dalam permaianan

2) Komunikasikan tujuan permainan

3) Komunikasikan siapa saja yang terlibat dalam permainan dan peran masing- masing yang terlibat permainan.

4) Berikan alat permainan yang aman dan merangsang perkembangan anak

5) Berikan peralatan yang menstimulasi kreativitas, peran yang menfasilitasi ekspresi pengetahuan dan perasaan anak.

6) Komunikasikan penerima pengetahuan, perasaan persepsi anak diantara positif dan negatif yang diekspresikan melalui permainan.

7) Diskusikan aktivitas permainan dengan keluarga dan penggunaan peralatan permaianan.

8) Berikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi setiap peralatan permainan yang diguankan dalam pengembangan peran perkembangan.

9) Validasi perasaan perasaan anak yang diekspresikan selama sesi permainan.

BAB VI TERAPI HERBAL A. LATAR BELAKANG OBAT TRADISIONAL

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman obat berkahsiat sebagai salah satu upaya dalam emnaggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentanga tanaman berkhasiat obat berdasarkan pengalaman dan ketrampilan secara turun- temurun telah diwariskan dari generasi ke genarasi berikutnya. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisoal di Indonesia telah dilakukan ennek moyang sejak berabad- abad yang lalu terbukti dnegan adanya naskah lama pada daun Lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali) dokumen Serat Primbon Jampi dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat jamu dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.

Menurut World Health Organization (WHO) negara- Negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional (herbal) sebagai pelengkap penggunaan primer yang mereka terima. WHO merkomendasikan penggnaan tradisional dalam peeliharaa kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama penyakit kronis, penyakit degenratif dan kanker. adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, kegagalan obat modern untuk penyakit tertentu misal kanker, sertamakin meluasnya obat tradisional diseluruh dunia (Padila, 2012).

B. PENGERTIAN OBAT HERBAL

Herbal adalah segala jenis tumbuhan dan seluruh bagian –bagiannya yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat dipakai sebagai obat (therapeutic). Pengertian obat tradisional berdasarkan peraturan

Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/V/1992 pasal 1 menyebut bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan- bahan tersbut, yang secara tradisonal telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan kemudian dikembangkan dalam penelitian.

Herbalogi berasal darai kata ‘Herba’ yang berrti tumbuhan dan ‘logi’

atau logos yang berarti ilmu. Dengan demikian herbalogi adalah ilmu yang memperlajari segala sesuatu yang berkaitan dengan tumbuhtumbuhan. Dalam dunia pengobatan herbalogi dipahami sebagai sebuah konsep atau metode pengobatan dnegan menggunakan bahna- bahan yang berasal dari herbal (tanaman obat).

C. KONSEP PENGOBATAN HERBAL 1. Pendekatan yang dipakai bersifat holistik

Tubuh manusia memiliki system yang harmoni yang selalu seimbang, bila tidka berfungsi akan menimbulkn ketidakseimbangan akan timbul penyakit. Salah satu tujuan pengobatan herbal dalah memebantu tubuh mengembalikna keharmonisan atau keseimbangan.

2. Selain dari faktor eksternal, pengobatan herbal memahami bahwa dalam diri manusia terdapat kekuatan dari dalam diri manusia, terdapat kekuatan penyembuh dari faktor spiritual, emosional, mental dan psikal. Kekuatan penyembuh tersebut dalam dunia medis modern.

Dikenal dengan sistem imun.

3. Sistem imun menjadi penentu utama sehat atau sakitnya seseorang.

Herbalgi memberikan perhatian besra terhadap masalah imuniti.

Sehingga tujuan pengobatan adalah meningkatkan system imun dan perawatan system imun untuk melawan pathogen dan tekanan dari luar .

4. Menggunakan semurni-murinya bahan dari herbal sebagai abahn, tanpa tambahan zat kimiasintesis.

D. PENGOBATAN HERBAL DAN KIMIA

Konsep pengobatan herbal berbeda degan konsep pengobatan modern.

Misalnya dalam pengobatan kimia sintesis penyebab penyakit adalah virus, bakteri dan pathogen (mikroorganisme penyebab penyakit) sedangkan dalam pengobatan herbal penyebab penyakit adalah lemahnya system imun.

E. PERBEDAAN KONSEP PENGOBATAN HERBAL DAN KIMIA No Pengobatan Kimia Sintetis Pengobatan Herbal

1. Berasal dari barat Berasal dari timur 2. Menggunakan bahan kimia

sintetis

Menggunakan bahan alamiah organic

3. Daya serapan 50%-70% Daya keterserapan 90%

4. Bersifat antibiotic/ racun bakteri

Bersifat prebiotic

5. Menurunkan system imun Meningkatkansistem imun 6. Mengobatai gejala/simtomatik Holistik/ mengobati sumber

penyakit

7. Menimbulkan efek samping Tidak efek samping 8. Khasiat lebih cepat tetapi

destruktif

Khasiat lambat tetapi konstruktif 9. Kebanyakan mengandung

haram

Halal karena murni dari tumbuhan

Sumber; Natural Healing Course, 2011 dalam Padila (2012)

F. TUMBUHAN UNTUK TANAMAN OBAT 1. Obat Tradisional Hipertensi

a. Buah belimbing diparut halus diambil airnya dimunim 1x sehari dalam jangka waktu 1 bulan.

b. Bawang putih 2 siung, dikupas dibersihkan kulitnya, dimakan mentah- mentah, dilaukan teratur setiap hari.

c. Rosela: 3 kelopak rosel kering (kelopak rosella yang dijemur sampi kering), air panas 1 gelas , madu segelas. Caranya;

Rosela kering seperti membuat the, rebus dengan 200 ml air panas, seperti membuat the. Biarkan sampai warna menjadi merah tambahkan madu sesuai selera. Minum sehari 2x selama satu bulan

2. Obat Tradisional Asma

a. Daun sirih : Tujuh daun sirih dicampur dengan 1 sendok teh lada putih, kemudian dihaluskan lalu deicampur dnegan minyak kayu putih secukupnya. Gunakan emnggosok leher dan dada.

b. Daun randu : Daun randu diperas airnya lalu diminum 2-3 kali sehari.

3. Obat Tradisional Rheumatik

a. Ramuan daun salam; daun salam 7 lemabr dicuci bersih direbus dalam 5 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Lalu diminum 2 kali 1 gelas setiap 1 jam sebelum makan.

b. Jahe ; 1-2 rimpang jahe dibakar ditumbuk lalu ditempelakan pada sendi yangs akit, berguna mengurangi nyeri.

c. Daun singkong; 5 lembar daun singkong, 15 gram jahe, kapur sirih, haluskan , tambah air secukupnya, aduk oleskan pda daerah

nyeri. Gunakan 100 gram batang singkong, satu batang sereh, 100 gram singkong dengan 1000 cc air hingga tersisa 400 cc, saring dan minum sebanyak 200cc. Lakukan 2 x sehari.

d. Daun sirsak; Daun sirsak tumbuk halus temple pada bagian yang sakit.

4. Obat tradisional ISPA

Jeruk nipis, kapur sirih, kayu putih: Jeruk nipis dan kapur sirih dibungkus dengan daun pisang, setelah matang masukan ke dalam mangkuk bubuhkan kayu putih. Usapkan campuran pada punggung, dada dan leher penderita; usapkan saat masih hangat; usapka ketika waktu malam; keesokan harinya, ambilah sebuah lemon nipis, peraslah airnya dan tambahkan kecap 3 sendok makan, lalu berikan penderita.

5. Obat tradisional Kanker

Daun sirsak; ambil 10 lembar daun sirsak sudah tua rebus dengan 3 gelas air sampi mendidih kira-kira menyisakan 1 gelas, air tersebut dimunum 2 kali sehari selama 2 minggu. Efek hangat dan berkeringat deras. Daun ini memusnahkan sel abnormal kanker dan membiarkan tumbuh sel normal.

6. Obat tradisional Caries dentis

Daun serai 34 batang. Ambil serai ditumbuk kasar dicuci direbus 750 cc. Gunakan air rebusan untuk kumur- kumur.

7. Tanaman Pembersih udara dan Penangkal Polusi dan dihalaman.

Aloe vera, lidah mertua sebagai tanaman pembersih udara dan penangkal polusi ini paling baik ditempatkan di dalam raungan rumah, dikamar

8. Ramuan pereda nyeri

Daun asam, buah asam, dan kunyit; Daun asam muda 1 genggam, buah asam 3 buah, rimpang kunyit seukuran ibu jari digiling sampai halus, tambahkan 1 sendok air panas dan aduk sampai rata. Sewaktu masih hangat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang masih sakit dibalut. Setelah kering buka dan bersihkan.

9. Tanaman Kencur :

a. Batuk : Kencur 1 rimpang diparut, diberi air hanta, diperas disaring beri garam secukupnya; 1 rimpang dikupas bersih dikunyah airnya ditelan ampas dibuang. Lakukan rutin setiap pagi.

b. Influensa pada bayi ; 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 daun kemukus, keduanya ditumbuk halus, tambah bebrapa sendok air hanta, oleskan seputar hidung.

c. Radang Teliga anak; 2 rimpang kencur sebesar ibu jari tambah 1, 5 biji pala, keduanya ditumbuk beri 2 sendok air hangat, oleskan seputar hidung.

d. Sakit kepala; 2-3 kencur ditumbuk halus, dioleskan di dahi.

10. Pemanfaatan Lengkuas

a. Radang telinga ; 1 jari rimpang lengkuas cuci bersih, diparut, tambah 2 sendok makan air masak, peras, saring. Teteskan ditelinga. Sehari 4 kali 2-3 tetets.

b. Bronkhitis; 1 rimpang lengkuas 1 jari cuci bersih, oarut, tambahkan ½ cangkir air masak dan 2 sendok madu diremas, parut dan saring, bagi 3 minum setiap hari.

c. Diare; 1 jari rimpang, potong miring, ujungnya dipukul-pukul sampai seperti kuas dioleskan pada panu

11. Pemanfaatan Rumput Laut

a. Anti kanker; orang Jepang 3 x lebih kecil mengalami kanker payudara karena menambhkan rumput laut dalam amkanan mereka.

b. Menurunkan tekanan darah; Pada penderita hipertensi dan stroke dapat menyerap kelebihan garam tubuh.

c. Obesitas; Makanan diet kandungan serat tinggi, memperlancar proses metabolism tubuh dan mengeyangkan lebih lama

d. Batuk, asma, TB, cacingan, influenza, sakit perut, artritis.

12. Pemanfaatan Daun Kangkung

a. Mimisan ; seikat kecil kangkung, bersih, tumbuk, tambahkan gula, seduh dnegan air panas, mdingin lalu minum 2 kali sehari.

b. Sariawan; Cuci daun kangkung secukupnya, lumatkan tambah air dan garam. Peras saring lalu pakai perasan untuk berkumur.

c. Cacar air; Cuci bersih stegah genggam akar kangkung, rebus dengan 2 gelas air mejadi sepermpat, setelah dingin, saring minum. Sehari ¾ gelas.

13. Pemanfaatan Daun Jambu

a. Diare : Daun jambu segar seberat 30 gram ditambah segenggam tepung beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali sehari.Cara lainya; kunyah 3 lembar daun biji muda yang segar dengan sedikit garam lalu ditelan, lakukan 2x sehari.

b. Kencing manis; ambil 1 buah baju biji yang masih mengkal dan dipotong-potong, lalu rebus dengan 3 gelas iar hingga tinggal 1 gelas, saring terlebih dahulu sebelum diminum 2x sehari.

c. Ambeien; Ambil beberapa lembar daun jambu batu muda atau pucuknya ditambah sebuah pisang batu, cuci bersih keduanya,

pisang baru tidak usah dikupas tumbuk keduanya, air perasanya ditampung lalu diminum. Lakukan setiap hari secara teratur, walaupun rasa sakit sudah hilang tetepa minum air tersebut supaya benar-benar sembuh. Padila, 2012)

BAB VII

TERAPI MODALITAS LANSIA A. LATAR BELAKANG

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah.

Corak perkembangan proses bersifat lambat dinamis dan bersifat individual baik secara fisiologis maupun patologis, karena bayak dipengaruhi oleh riwayat maupun pengalaman hidup dimasa lalu yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, spiritual, fungsional, lingkungan fisik dan sosial. Penurunan struktur dan fungsi system tubuh tersebut memberi dampak signifikan terhadap hemoostatis sehingga lansia mudah menderita berbagai penyakit yang berakhir pada kematian.

Penuaan patologis menyebabkan disabilitas pada lansia sebagai akibat trauma, penyakit kronis, ataupun perubahan degenerative yang timbul karena stress. Stres dapat mempercepat proses penuaan dalam waktu tertentu, selanjutnya terjadi akselerasi proses degenrasi pada lanjut usia apabila menimbulkan penyakit fisik.

Oleh karena itu penatalaksanaan program terapi yang diperlukan untuk suatu instrument atau parameter yang bias digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia, sehingga mudah menentukan program terapi selanjutnya. Tetapi parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana lansia berada, karena ini sangat individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya pencegahan berupa latihan- latihan tau terapi yang sesuai harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

B. PENGERTIAN TERAPI MODALITAS

Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu dengan pendekatan medis psikososial- edukasional- vokasional untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal (Martono, Hadi & Kris Pranarka, 2010 dalam Padila, 2013). Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang (Maryam, 2008); suatu kegiatan dalam memberikan askep baik di institusi pelayanan maupun di masyarakat yang bermanfaat bagi kesehatan lansia dan berdampak terapeutik (Riayadi &Purwanto, 2009).

C. PROGRAM PADA LANSIA 1. Program Fisioterapi

Penangan terapi lansia dimulai dari aktivitas fisik yang paling ringan sampi bertahap maksimal yang bias dicapai oleh individu tersebut, misalnya

a. Aktivitas ditempat tidur

Positioning, alih baring, latihan pasif dan aktif lingkup gerak sendi.

b. Mobilisasi

Latihan bangun sendiri, duduk, transfer dari tempat tidur ke kursi, berdiri, jalan. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti mandi, makan, berpakaina dll.

2. Program Okupasiterapi

Latihan ini untuk mendukung aktivitas kehidupan sehari- hari, dengan memberikan latihan dalam bentuk aktivitas , permianan atau latihan dalam bentuk aktivitas, permainan atau langsung pada aktivitas yang diinginkan. Misal latihan jongkok berdiri di WC bila tidak punya yang jongkok maka dimodifikasi.

Dalam dokumen Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Halaman 89-100)