• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Penunjang Keluarga

Dalam dokumen Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Halaman 146-195)

Bab XII Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan

C. Data Penunjang Keluarga

1) Rumah dan sanitasi lingkungan (kondisi, ventilasi, pencahayaan, saluran buang limbah, sumber air bersih) 2) PHBS di rumah tangga (jika ada ibu nifas,; penolong

persalinan di fasilitas kesehatan, Kelauarga Berencana /KB saat ini , jika ada balita; Asi ekslusif, pemantauan/

penimbangan tiap bulan, ; penggunaan air bersih unt mami, air bersih unt kebersihan diri, CTPS dan air bersih, buang sampah ditempat, jaga lingk rumah, konsumsi lauk tiap hari, jamban sehat, tempat sampah, berantas jentik nyamuk tiap minggu, makan buah sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, Tidak merokok

3) Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan Anggota Keluarga; adakah yang sakit, mengetahui masalah kesehatn, penyebab masalah kesehatn, tanda gejala

masalah kesehatn, akibat, info masalah kesehatn, keyakinan sembuh, upaya peningktan kesehatan aktif, kebutuhan pengobatan, merawat, pencegahan, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas kesehatan.

4) Hasil pembinaan berdasarkan tingkat kemandirian keluarga;

Tingkat kemandiri dan kunjungan perawat

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian. Diagnosis keperawatan merupakan pertimbangan klinis/

rasional dari perawat/ clinical jugdgement yang berfokus pada respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan terhadap respon dari indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas (Herdman, 2015).

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakanya. Diagnosa keperawatn keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkemabngan, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang bersifat actual, risiko maupaun sejahtera perawat berwenang dan bertanggung jawab melakukan tindakan-tindakan keperawatan bersama keluarga dan berdasar kemampuan dan sumber daya keluarga (Riasmini, 2017).

Banyak ragam standar klasifikasi diagnosis yang telah diakui secara internasional. BAB ini akan membahas Klasifikasi Diagnosa

Keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Klasifikasi SDKI dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dengan memperhatikan disparitas budaya dan kekhasan pelayanan keperawatan di Indonesia. SDKI menjadi tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman penegakan diagnosis keperawatan dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif, dan etis. Standar ini menjadi komitmen profesi keperawatan dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat sebagai klien dari asuhan keperawatan yang dilakukan oleh anggota profesi perawat.

Diagnosis keperawatan di area komunitas (keluarga, kelompok dan masyarakat) juga menggunakan rumusan diagnosis keperawatan International Classification for Nursing Practice (ICNP). ICNP membagi diagnosis keperawatan dalam lima kategori yaitu fisiologis, psikologis, perilaku, relasional, dan lingkungan (Wake & Coenen, 1998). Diagnosis keperawatan diklasifikasikan menjadi diagnosis negatif dan diagnosis positif. Diagnosis negatif menunjukkan kondisi sakit atau berisiko pada klien sehingga akan mengarahkan pada intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis aktual dan risiko. Diagnosis positif atau diagnosis promosi kesehatan menunjukkan konidis sehat pada klien dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.

a. Diagnosis aktual

Dikenal dengan label aktual. Clinical judgement yg menggambarkan respon tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan yg ada pada indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas. Didukung manifestasi yang saling berhubungan; dari hasil pengkajian didapatkan data menganai tanda gejala gangguan kesehatan. Contoh: Perubahan peran dalam

keluarga; Ketidakefektifan management regimen terapeutik keluarga.

b. Diagnosis resiko

Pertimbangan klinis yg menggambarkan kerentanan indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas yg memungkinkan berkembangnya suatu respon yangg tidak diinginkan dari klien terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan. Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Label diagnosis risiko diawali dengan frase ‘risiko’. Contoh: Risiko konflik dalam keluarga; risiko penyimpangan perilaku kesehatan

c. Diagnosis Promosi kesehatan

Rasional dari perawat yang menggambarkan motivasi atau keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi kesehatan indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas (konsep dahulu potensial/wellness;

keadaan sejahtera kesehatan dapat ditingkatkan). Respon dinyatakan dengan kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan spesifik dan dpt digunakan pada seluruh status kesehatan. Setiap label ini diawali dengan frase ‘Kesiapan Meningkatkan’. Contoh : Kesiapan meningkatkan komunikasi, kesiapan meningkatkan religiusitas, kesiapan meningkatkan koping keluarga

Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama sebagai berikut:

1. Masalah (Problem), merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri atas descriptor atau penjelas dan fokus diagnostic.

2. Indikator diagnostic

Pada diagnostic actual, indicator diagnostic terdiri atas pneyebab dan tanda gejala, sedangkan pada diagnosis risiko, tidak memiliki etiologi dan tanda gejala tetapi hanya memiliki faktor risiko.

Etiologi merupakan factor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan, dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu patofisiologis, biologis atau psikologis; efek tindakan; situasional; dan maturasional.

Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan prosedur diagnostic, sedangkan gejala merupakan data subjektif berdasarkan hasil anamnesis. Tanda/gejala dikelompokkan dibedakan menjadi mayor (ditemukan sekitar 80%-100%

untuk validasi diagnosis dan minor (tidak harus ditemukan, namun jika ditemuan dapat mendukung penegakan diagnosis).

Perumusan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatan, baik dengan penulisan tiga bagian maupun dua bagian. Penulisan tiga bagian terdiri atas masalah, penyebab, dan tanda/gejala, hanya diperuntukkan diagnosis actual.

Penulisan dua bagian dilakukan pada diagnosis risiko dan promosi kesehatan.

Jenis diagnosis Penulisan dua bagian Diagnosis aktual

Diagnosis risiko Diagnosis

promosi kesehatan

Masalah b.d (berhubungan dengan) penyebab d.d (dibuktikan dengan) tanda/gejala

Masalah d.d (dibuktikan dengan) Faktor Risiko

Masalah d.d (dibuktikan dengan) tanda/gejala

Daftar Diagnosis Keperawatan Keluarga ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Diagnosis Keperawatan Keluarga SDKI Kategori Subkategori Kode Rumusan Diagnosa

Keperawatan Keluarga Psikologis Integritas Ego 0090 Kesiapan peningkatan koping

keluarga

0093 Ketidakmampuan koping keluarga

0097 Penurunan koping keluarga 0099 Perilaku kesehatan cenderung

berisiko Perilaku Penyuluhan

dan

Pembelajaran

0109 Defisit Kesehatan Komunitas

0110 Defisit pengetahuan 0111 Kesiapan Peningkatan

Manajemen Kesehatan 0112 Kesiapan peningkatan

pengetahuan

0114 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

0115 Manajemen kesehatan tidak efektif

0116 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Kategori Subkategori Kode Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga Relasional Interaksi

Sosial

0119 Gangguan proses keluarga 0121 Kesiapan peningkatan menjadi

orang tua

0122 Kesiapan peningkatan proses keluarga

0123 Ketegangan peran pemberi asuhan

0124 Penampilan peran tidak efektif 0125 Pencapaian peran menjadi orang

tua

0126 Risiko gangguan perlekatan 0127 Risiko proses pengasuhan tidak

efektif

(Sumber : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga mengacu pada definisi, peyebab serta tanda/gejala melihat jenis diagnosis yang diambil. Tabel 2. Diagnosis keperawatan keluarga Kode Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

Definisi EtiologiTanda/Gejala 0090Kesiapan peningkatan koping keluargaPola adaptasi anggota keluarga dalammengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan saatini menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan diri sendiri dan klien

- Mayor S: -anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat -Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan kesehatan O: - Minor S: -Memilih/mengidentifikasi pengalaman yang mengoptimalkan kesejahteraan -Anggota keluargaberupaya

menjelaskan dampakkrisis terhadapperkembangan -Individu mengungkapkanminat dalam membuatkontak dengan orang lainyang mengalami situasiyang samaKondisi klinis terkait: Kelainan genetik (mis. Sindrom down, fibrosis kistik) Cedera traumatic (mis. Amputasi, cedera spinal)Kondisi kronis (mis. Asma, AIDS, penyakit alzhaimer) 0093Ketidakmampuankoping keluarga Perilakuorang terdekat(anggota keluargaatauorang berarti) yangmembatasi kemampuan dirinya danklien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatanyangdihadapi klien 1.Hubungankeluargaambivalen2.Pola koping yangberbeda diantaraorang terdekat3.Penangananresistensikeluarga MayorS:- O:-Pengabaian-Menjalani rutinitas biasatanpa menghormatikebutuhan klien-Tidak menghormatikebutuhan klien

terhadap pengobatan yang berubah-ubah 4.Pola koping yang berbeda antara klien dan orang terdekat 5.Orang terdekat lama tidak mengungkapkan perasaan

-Tidak toleransi -Hubungan yang mengabaikan anggota keluarga yang lain Minor S: -Merasakan gejala penyakit klien -Terlalu khawatir dengan klien O: -Agresi -Agitasi -Depresi -Tidak berkomitmen -Psikosomatis -Penolakan -Perawatan yang mengabaikan kebutuhan dasar klien -Mengabaikan pengobatan penyakit klien -Permusuhan -Gangguan individualisasi -Gangguan membangun kembali kehidupan yang

bermakna untuk diri sendiri -Perilaku kesehatanyakesejahteraan-Peningkatanketergantunga klien-Gangguan realitasmengenai kesehatan klienKondisi klinis terkait Penyakit Alzheimer, AIDS, paralisis, kanker, penyakit kronis, penyalahgunaanobat, krisis kelaurga, konflik keluarga yang belumterselesaikan 0097Penurunan kopingkeluarga Tidakadekuat, tidakefektif, atau menurunnyadukngan, rasa nyaman, bantuan dan motivasikeluargayang dibutuhkan klien untuk mengelola atau menguasai tugas adaptif masalah kesehatannya. -Situasi penyertayangmempengaruhiorang terdekat-Krisisperkembanganyang dihadapiorang terdekat-Kelelahan orangterdekat dalam MayorS: klien mengeluh/khawatirtentang respon orangterdekat pada masalahkesehatanO:-Anggota keluargamenarik diri dari klien

memberikan dukungan -Disorganisasi keluarga -Perubahan peran keluarga -Tidak tersedianya informasi bagi orang terdekat -Kurangnya saling mendukung -Tidak cukupnya dukungan yang diberikan klien pada orang terdekat -Orang terdekat kurang terpapar informasi -Salah/tidak paham informasi yang diperoleh -Terbatasnya komunikasi klien dengan anggota keluarga Minor S: -Menyatakan tidak cukup pemahaman (kurang terpapar informasi) yang mengganggu perilaku mendukung efektif -Menggambarkan preokupasi dengan reaksi personal pada kebutuhan klien O: -Bantuan yang dilakukan menunjukkan hasil tidak memuaskan -Menunjukkan perilaku protektif yang tidak sesuai kemampuan klien Kondisi klinis terkait: Alzheimer, AIDS, paralisis, kanker, penyakit kronis, penyalahgunaan zat, krisis

-Terlalu fokuspada kondisi diluar keluarga-Penyakit kronisyangmenghabiskankemampuanduungan orangterdekat-Krisis situasional kelaurga, konflik keluargayang belum terselesaikan 0099Perilaku kesehatancenderung berisiko Hambatan kemampuan dalam mengubahgaya hidup/perilaku untukmemperbaiki status kesehatan -Pemahamantidak adekuat-Dukungan socialtidak adekuat -Efikasi diri yangrendah-Status osio-ekonomi rendah-Stressor berlebih-Sikap negativeterhadappelayanankesehatan-Pemilihan gayahidup tidak sehat MayorS: - O:-Menunjukkan penolakanterhadap perubahan statuskesehatan-Gagal melakukantindakan pencegahanmasalah eksehatan-Gagal mencapaipengendalian yangoptimalMinorS: - O: meminimalkan perubahanstatus kesehatan

KOndisi klinis terkait: kondisi baru terdiagnosis penyakit, kondisi perubahan gaya hidup baru akibat penyakit, tumor otak, penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian dan psikotik, depresi/psikosis pasca persalinan 0110Defisit pengetahuan tentang…Ketidaktahuan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

-Keteratasan kognitif -Gangguan fungsi kognitif -Kekeliruan mengikuti anjuran -Kurang terpapar informasi -Kurang minat dalam belajar -Kurang mampu mengingat -Ketidaktahuan menemukan sumber informasi Mayor S: menanyakan masalah yang dihadapi O: -Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran -Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah Minor S: - O: -Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat -Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. Apatis,

bermusuhan, agitasi,hysteria)Kondisi klinis terkait: kondisi klinis yang baru dihadapi klien, penyakit akut, penyakit kronis 0111Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan Pola pengaturan dan pengintegrasian programkesehatan ke dalamkehidupan sehari-hari yangcukup untuk memenuhitujuan kesehatan dan dapatditingkatkan - MayorS: mengekspresikankeinginan untuk mengelolamasalah kesehatan danpencegahannyaO: pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhitujuan program kesehatanMinorS:-Mengekspresikan tidakadanya hambatan yangberarti dalammengintegrasikan programyang ditetapkan untukmengatasi masalahkesehatan-Menggambarkanberkurangnya factor risiko

terjadinya masalah kesehatan O: tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehata atau enyakit yang tidak terduga Kondisi klinis terkait:DM, PJK, PPOK, asma, sclerosis multepel, lupus sistemik, HIV/AIDS, prematuritas 0114Manajemen kesehatan keluarga tidak efektifPola penangananmasalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkankondisi kesehatan anggota keluarga

-Kerumitan sistem pelayanan kesehatan -Regimen terapeutik rumit -Konflik pengambilan keputusan -Kesulitan ekonomi -Banyak tuntutan -Konflik keluarga Mayor S: -Mengungkapkan tidak memahami masalah eksehatan ayng diderita -Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan O: -Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat

-Aktivitas keluarga untukmengatasi masalahkesehatan tidak tepatMinorS: - O: gaagl melakukantindakan untuk mengurangi factor risikoKondisi klinis terkait:kondisi-kndisi kronis seperti PPOK, sclerosis multepil,arthritis, nyeri kronis,penyalahgunaan zzat, gagalginjal/hati tahap terminal 0116Pemeliharaankesehatan tidak efektif Tidak mampu mengiden-tidikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuanuntuk mempertahankan kesehatan -Hambatankognitif-Ketidaktuntasanproses berduka-Keterampilanberkomunikasitidak adekuat MayorS: - O:-Kurang menunjukkanperilaku adaptif terhadapperubahan lingkungan

-Kurangnya keterampilan motoric halus/kasar -Ketidakmampuan memuat penilaian tidak tepat -Ketidakefektifan koping keluarga -Ketidakefektifan koping individu -Ketidakcukupan sumberdaya (mis. Keuangan, fasilitas) -Gangguan persepsi -Distress spiritual -Tidak tercapainya tugas perkembangan

-Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat -Tidak mampu menjalankan perilaku sehat Minor S: - O: -Memiliki riwayat [erilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang -Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat -Hambatan sistem pendukung pribadi Kondisi klinis terkait: kondisi kronis, cedera otak, stroke, paralisis, cedera medulla spinalis, laringektomi, demensia, Alzheimer, keterlambatan perkembangan

0119Gangguan proses keluarga Perubahan dalamhubungan atau fungsikeluarga -Perubahan statuskesehatananggota keluarga-Perubahanfinansial kelaurga-Perubahan statussocial keluarga-Perubahaninteraksi denganmasyarakat-Krisisperkembangan-Transisiperkembangan-Peralihanpengambilkeputusan dalamkeluarga-Perubahan perankeluarga-Krisis situasional-Transisisituasional MayorS: - O:-Keluarga tidak mampuberadaptasi terhadapsituasi-Tidak mampuberkomunikasi secaraterbuka diantara anggotakeluargaMinorS: tidak mampu mengungkapkan perasaansecara leluasaO: -Keluarga tidak mampumemenuhi kebutuhanfisik/emosional/spiritualanggota keluarga-Tidak mampu mencariatau menerima bantuansecara tepatKondisi klinis terkait:hospitalisasi, kondisipenyakit kronis, prosedurpembenahan, cedera

traumatis, pepenyalahgunaan zat, Alzheimer, kehamilan 0121Kesiapan peningkatan menjadi orang tua Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat ditingkatkan

- Mayor S: mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang tua O:tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota keluarga Minor S: -Anak atau anggota keluarga lainnya mengekspresikan kepuasan dengan lingkungan rumah -Anak atau anggota keluarga lainnya mengekspresikan harapan yang reslistis

O: kebutuhan fisik danemosi anak/anggota keluarga terpenuhiKondisi klinis terkait:perilaku upaya peningkatankesehatan 0122Kesiapan peningkatanproses keluarga Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan anggotakeluarga dan dapat ditingkatkan - MayorS: mengekspreiskankeinginan untuk meningkatkan dinamikakeluargaO:-Menunjukkan fungsikeluarga dalam memenuhikebutuhan fisik, social danpsikologis anggotakeluarga-Menunjukkan aktivitasuntuk mendukungkeselamatan danpertumbuhan anggotakeluarga-Peran keluarga fleksibeldan tepat dengan tahapperkembangan

-Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga Minor S: - O: -Tingkat energi keluarga mendukung aktivitas hidup sehari-hari -Terlihat adanya kamampuan keluarga untuk pulih dari kondisi sulit -Tampak keseimbangan antara otonomi dna kebersamaan -Batasan-batasan anggota keluarga dipertahankan -Hubungan dengan masayarakat terjalin positif -Keluarga beradaptasi dengan perubahan Kondisi klinis terkait: kondisi kesehatan kronis, gangguan jiwa

0123Ketegangan peranpemberi asuhan Kesulitan dalammelakukan peran pemberi asuhan dalam keluarga -Beratnyapenyakitpenerima asuhan-Kronisknyapenyakitpenerima asuhan-Pemberi asuhankurangmendapatkanwaktu istirahatdan rekreasi-Persaingankomitmen peranpemberi asuhan-Lingkungan fisiktidak adekuatdalam memberiasuhan-Kelaurga ataupemberi asuhanjauh dari kerabatlain-Kompleksitas dnajumlah aktivitaspemberi asuhan MayorS:-Kuatir pasien akankembali dirawat di RS-Kuatir tentang kelanjutanperawatan pasien-Kuatir tentangketidakmampuan pemberiasuhan dalam merawatpasienO:- MinorS: -O: SUlit melakukan dan/atau menyelesaikan tugasmerawat pasienKondisi klinis terkait: kondisi kronis, kelemahanprogresif, penyalahgunaan zat, kondisi akhir hayat, kondisi psikiatrik.

0124Penampilan peran tidak efektif Pola perilaku yang berubah atau tidak sesuai dengan harapan, norma dan lingkungan

-Harapan peran tidak realistis -Hambatan fisik -Harga diri rendah -Perubahan citra tubuh -Ketidakadekuatan support system -Stress dan konflik -Perubahan peran -Factor ekonomi

Mayor S: -Merasa bingung menjalankan peran -Merasa harapan tidak terpenuhi -Merasa tidak puas dalam menjalankan epran O: -Konflik peran -Adaptasi tidak adekuat -Strategi koping tidak efektif Minor S: merasa cemas O: -Depresi, -Dukungan social kurang -Kurang bertanggung jawab menjalankan peran Kondisi klinis terkait: penyakit keganasan, kondisi kronis, pembedahan mayor, penyalahgunaan napza, cedera medulla spinlais,

sindrom keletihan kronis,depresi mayor 0125Pencapaian peranmenjadi orang tua Terjadinya prosesinteraktif antar anggota keluarga (suami-istri,keluarga dan bayi) yang ditunjukkan denganperkembangan bayi yang optimal - MayorS: -O:-Bounding attachmentoptimal-Perilaku positif menjadiorang tua-Saling berinteraksi dalammerawat bayiMinorS: mengungkapkankepuasaan dengan bayiO: melakukan simulai visual, taktifl, ataupendengaran terhadap bayi Kondisi klinis terkait: status kesehatan ibu dan bayi

0126Risiko gangguanperlekatan Berisiko mengalami gangguan itneraksi antara orang tua atau orang terdekat dengan bayi/anak (Faktor risiko) -Kekuatiranmenjalankan Kondisi klinis terkait: hospitalisasi, prematuritas, penyakit kronis orang tuaatau anak, retardasi mental,

yang dapat mempengaruhi proses asah, asih, dan asuhperan sebagai orang tua -Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi -Penghalang fisik (mis. Incubator, baby warmer) -Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak -Perawatan dalam ruang isolasi -Prematuritas -Penyalahgunaan napza -Konflik hubungan antara orang tua dan anak akibat perilaku anak tidak sesuai dengan komplikasi aternal, sakit selama periode hamil dan melahirkan, post partum blues

nilai/aturankelaurga-Perilaku bayitidakterkoordinasi0127Risiko proses pengasuhan tidakefektif Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkantermasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteksnorma dan harapan (Faktor risiko) -Kekerasan dalamrumah tangga-Kehamilan tidakdiinginkan-Kurang terpaparinfomrasi tentangprosespersalinan/pengasuhan-Ketidakberdayaanmaternal-Distresspsikologis-Penyalahgunaannapza-Manajemenketidaknyamananselama persalinantidak adekuat Kondisi klinis terkait: Ganggungan pertumbuhn jani, gangguan kesehatanfisik dan psikologis ibu

-Akses pelayana keseahtan sulit dijangkau -Kurangnya minat/proaktif dalam proses persalinan -Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan -Ketidakamanan lingkungan untuk bayi

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan merupakan salah satu tahapan proses keperawatan dimulai dari penentuan tujuan (umum/khusus), penetapan standard an kriteria serta menentukan perencanaan mengatasi masalah keluarga.Perencanaan diarahkan untuk mengubah penegathaun menjadi lebbih baik, engubah sikap yang mendukung perilaku sehat dan mengubah perilaku kea rah yang lebih baik. (Dion & Betan, 2013) a. Penetapan kriteria dan standar

Kriteria dan standar merupakan outcome dalam proses keperawatan keluarga. Dalam emenetaukanya perlu diperhatiak 3 komponen yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan/ perilaku)

No Kriteria Standar

1. Pengetahuan a. Keluarga mampu menjelaskan kembali

kepada perawat tentang pengertian Hipertensi

b. Keluarga mampu menjalskan tentang

tanda gejala Hipertensi

2. Sikap a. Keluarga mampu memutuskan tindakan

untuk mengatur diit untuk anggota keluarga yang mengalami Hipertensi b. Keluarga mau mengatur jadwal

pengobatan ke puskesmas

3. Psikomotor a. Keluarga menghidangkan makanan sesuai

diit

b. Keluarga sudah mulai melakukan pengobatan ke rumah sakit

b. Pembuatan rencana dan tindakan

Pembuatan tindakan keperawatan dalam keperawatn keluarga harus difokuskan pada beberapa tujuan sebagai berikut :

1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga menganai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :

a) Memberi informasi yang tepat

b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

c) Mendorong keluarga agar memiliki sikap yang baik dalam menyelesaikan persoalan.

2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:

a) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan b) Mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

3) Meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam merawatt anggota keluarga yang sakit, dengan cara:

a) Mendemostrasikan cara perawatan

b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

c) Mengawasi keluarga dalam melakukan perawatan anggota keluarga yang sakit

d) Membantu keluarga dalam menemukan cara modifikasi lingkungan menjadi lingkungan yang sehat, dengan cara:

(1) Menemukan sumber yang dapat digunakan keluarga (2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal

mungkin

e) Memotivasi keluarga agar dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:

(3) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga

(4) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Tahap ini merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan klien yag telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap perumusan diagnosis keperawatan.

Perencanaan disusun dengan penekanan pada partisipasi klien, keluarga dan koordinasi tim kesehatan lain. Perawat menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang didapatkan pada setiap pasien berdasarkan klasifikasi luaran dan intervensi keperawatan menggunakan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Perencanaan meliputi penentuan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan. Tahapan penyusunan perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan prioritas masalah :

Penetapan prioritas diganosa keperawatan keluarga menggunakan skala menyusun prioritas dari Maglaya (2009)

Tabel Skala Menentukan Prioritas (Maglaya, 2009)

No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah Skala : Aktual

Risiko

Keadaan sejahtera/

potensial

3 2 1

1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

2 1 0

2

3. Potensi masalah untuk dicegah Skala : Tinggi

Cukup Rendah

3 2 1

1

4. Menonjolnya masalah Skala : Segera

Tidak perlu Tidak dirasakan

2 1 0

1

Cara Skor :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan dengan bobot 3. Jumlahkan skor untuk setiap kriteria

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆

𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝑆𝑆𝐴𝐴 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑆𝑆𝑡𝑡𝑡𝑡𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝑡𝑡 x bobot

Penetapan prioritas diganosa keperawatan keluarga menggunakan skala menyusun prioritas dari Maglaya (2009) juga dapat menggunakan prioritas diagnosis keperawatan sebagai berikut :

a) Standar asuhan keperawatan : (1) mengancam kehidupan, (2) mengancam kesehatan, (3) mempengaruhi perilaku manusia b) DEPKES RI: (1) aktual, (2) potensial/resiko,(3) wellness c) Hierarki Maslow: (1) fisiologis, (2) aman & nyaman, (3) cinta

& kasih sayang, (4) harga diri, (5) aktualisai diri

b. Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah

Dalam dokumen Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Halaman 146-195)