• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan

Dalam dokumen Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Halaman 116-122)

Bab VIII Terapi Modalitas Dalam Penatalaksanaan Pasien Pasca

A. Pendahuluan

B. JENIS TERAPI MODALITAS

Ada beberapa jenis terapi modalitas dalam Padila (2013) antara lain:

1. Terapi Individual

Terapi individual adalah penanganan klien ganguan jiwa dengan pendekatan hubungan individual antara terapis dengan seorang klien.

Hubungan ini diharapkan mampu meredam penderitaan distress emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Tahapan hubungan ini meliputi :

a. Terapi orientasi ;, untuk memebntuk hubungan saling percaya dalam mengawali hubungan agar klien bersedia nekerjasama mengatasi masalah sepanjang berhubungan dengan perawat.

Setelah mempercayai lalu mendiskusikan latar belakang unculnya masalah klien, konflik yang terjadi juga penderitaan yang dihadapi klien. Diakhiri dengan kesepakatan perawat klien menentukan tujuan yang hendak dicapai dan bagaimana kegiatan dilaksanakan b. Terapi kerja; Klien mengeksplorasi diri, mengungapkan yang dialami. Perawat memperhatikan konteks cerita, perasaan klien saat meceritakan masalahnya. Diabntu pemahaman siapa dirinya, apa yang dialaminya didorong berani mengambil risiko merubah perilaku maladaptive menjadi adaptive.

c. Terapi terminasi; Fase ini dilakukan bila klien merasa lebih baik, serta tujuan telah dicapai.

2. Terapi Lingkungan

Terapi ini yaitu menta lingkungan agar terjadi perubahan perilaku menjadi adaptive. Perawat mendorong individu menjadi lebih bertanggung jawab, menfokuskan pada nilai terapeutik dan aktivitas interaksi. Perawat mendorong komunikasi dan membuat keputusan,

meingkatkan harga diri, belajar ketrampilan dan perilaku yang baru.

Memapukan klien hidup dirumah melalui belajar kompetensi yang diperlukan saat sudha tinggal dirumah.

3. Terapi Biologis

Terapi biologis/ terapi somatic didasakan gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit. Tekanan model ini adalah pengkajian spesifik dan pengelaompokan gejala dalam sindrom spesifik. Perilkau abnormal dipercaya akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu. Ada beberapa jenis terai somatic gangguan jiwa meliputi; pemeberian obat, intervensi nutrisi, foto terapi, electro convulsive therapy dll.

4. Terapi Kognitif

Terapi ini adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dna perilaku klien. Gangguan perilaku terjadi akibat klien mengalami pola keyakinan dan berpikir yang tidak akurat.

Maka memodifikasi pola berpikir dan keyakinan tersebut. Fokus asuhan adalah memebnatu klien mereevaluasi ide, nilai yang diyakini, harapan- harapan, dan menyusun perubahan kognitif. Tujuan terapi ini :

a. Mengembaangkan pola piker yang rasional berdasarkan fakta dan informasi actual

b. Membiasakan diri menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi setiap stimulus sehingga menghindari sitorsi pikiran c. Membentuk perilaku dengan pesan internal. Perubahan perilaku

dimodifikasi terlabih dahulu mengubah pola berpikir.

Bentuk intervensi dalam terapi ini meliputi mengajarkan untuk mensubsitusi pikiran klien, belajar penyelsaian masalah dan memodifikasi pikiran negative.

5. Terapi Keluarga

Terapi keluarga merupakan terapi yang diberikan pada seluruh anggota kelarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga agar keluarga mampu menjalankan fungsinya. Dalam terapi ini semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi dan kontribusi dari masing-masing kleuarga terhadap munculnya maslah tersebut digali. Maka terelbih dahulu masing- masing anggota keluarga mawas diri, apa masalah yanga da dalam keluarga, lalu mecari solusi mempertahankan keluarga dan meningkatkan mengmebalikan fungsi keluarga.

Tahapanya ada 3 fase

a. Fase perjanjian; Perwat mengembangkan hubungan saling percaya, isu keluarga diidentifikasi dan tujuan terapi ditetapkan bersama.

b. Fase kerja; Pera, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul.

Keluarga memeprtahankan perawatn berkesinambungan.wat membantu mengubah pola interaksi dinatra anggota kleuarga, meningkatkan kompetensi masing-masing individu anggota keluarga, mengekplorasi batasan- batasan dalam keluarga, dan peraturan yang selama ini ada.

c. Fase terminasi; Keluarga melihat lagi proses yangs selam ini berjalan untuk mencapai tujuan terapi

6. Terapi Perilaku

Dasar dari konsep ini adalah bahwa perilakumerupakan kenyataan bahwa perilaku timbul akibat proses pembelajaran. Perilaku sehat oleh karena dapat dipelajari disubstitusi dari peilaku yang tidak sehat.

Tekhnik dasar yang digunakan dalam terapi ini meliputi sebagai berikut:

a. Role model ; strategi mengubah perilaku dengan memberikan contoh perilaku adaptive untuk ditiru pasien. Dengan melihat contoh klien mempelajari melalui praktek dan meniru perilaku tersebut. perilkau tersebut.

b. Kondisioning peran; penguatan positif terapi memberikan penghargaan atas perilaku positif yang ditampilkan klien. Denagn penghargaan dan umpan balik positif yang didapat maka perilaku tersebut akan dipertahankan atau ditingkatkan oleh klien.

Penghargaan sebagi bentuk reward misal setelah bangun segera mandi.

c. Detensitasi sistematis; tekhnik mengatasi kecemasan terhadap suatu stimulus secara bertahap memperkenalkan pada situasi yang menimbulkan kecemasan secara bertahap dalam keadaan klien relaks. Makin sering stimulus makin meningkat seiring dnegan toleransi klien terhadap syimulus tersebut. Akhirnya klien akan berhasil mengatasi ketakutan dengan stimulus tersebut. Dilatih dengan tekhnik pengendalian diri, berlatih mengubah kata-kata negative menjadi positif. Jika ini berhasil klien akan memiliki kemampuan mengendalikan perilaku hingga menghasilkan penurunan tingkat distres.

d. Mengubah perilaku; dengan memberikan penguatan negatif.

Dengan memberikan pengalaman ketidaknyamanan untuk merusak perilaku maladaptif. Bentuk ketidaknyamanan ini dapat berupa menghilangkan stimulus positif sebagai ‘punishment’

terhadap perilaku maladaptif tersebut. Dengan ini klien akan belajr

tidak mengulangi perilkau demi menghidari konsekuensi negative yang akan diterima akibat perilaku negatife tersebut.

7. Terapi Bermain

Anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal. Dengan bermain perawat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional anak, hipotesa diganostik, serta intervensi untuk mengatsi maslah tersbut.

Prinsip terapi bermain meliputi membina hubungan yang hangat dengan anak, merefleksikan perasaan anak yang terpancar melaluipermainan, mempercayai bahwa anak dapat menyelesaikan masalahnya, menginterpretasikan peliaku anak tersebut.

Terapi bermain diindikasikan untuk anak yang mengalami depresi, anak ansietas, atau mengalami abuse. Bahkan juga untuk dewasa dnegan post trauma, gangguan identitas disosiatif dank lien dengan penganiayaan.

BAB IX

METODE DAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA A. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian

Implementasi kegiatan asuhan keperawatan komunitas ditunjukan untuk melakukan perubahan masyarakat baik perubahan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku kesehatan. Setiap perubahan di masuarakat, memerlukan peran perawat komunitas dengan melihat apa yang ingin dicapai pada setiap kegaiatan keperawatan komunitas yng dilakukan. Apakah program yang dilakukan mengharapkan adanya perubahan pengetahuan, sikap atau tindakan. Salah satu bentuk program kegiatan yang dilakukan perawat komunitas adalah melakukan pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah salah satu kegiatan yang ditunjukan dalam rangka promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan kegiatan penyampian pesan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat agar mereka memperoleh pengetahuan kesehatan sehingga nantinya berpengaruh terhadap sikap dan perubahan perilaku kesehatanya. Perubahan yang terajdi di amsyarakat, dapat dipeengaruhi oleh peran perawat komunitas , dalam menyampikan pesan kesehatan, sasasaran penerima pesan kesehatan yang dalam hal ini adalah masyarakat, juga dipengaruhi oleh bagaiman pesan tersebut sampi dimasyarakat dengan memeperhatikan aspek waktu, keksesuain metode dan media/ alat peraga yang digunakan. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang ada dimasyarakat, tujuan penyampaian pedndidikan kesehatan besarnya kelompok

masyarakat yang akan diberikan pesan kesehatan dan kemampuan masyarakat dalam menerima pesan kesehatan tersebut.

Metode merupakan acara untuk melaksanakan pedndidikan kesehatan kepada sasasaran, sedangkan tekhnik adalah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud secara baik maupun sempurna. Pemilihan metode pendidikan kesehatan, disesuaikan dengan tujuan pendidikan, kemampuan sasaran, kemampuan pemberi kesehatan, besarnya kelompok masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat serta waktu penyampian pendidikan kesehatan.

2. Tujuan Pemilihan Metode Pendidikan Kesehatan

Pemilihan metode pendidikan kesehatan tergantung daripada tujuan yang akan dicapai yaitu terjadinya perubahan perilaku (Apakah program mengharapkan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan). Berikut ini beberapa metode pendidikan kesehatan untuk merubah masing- masing unsur perilaku yang diharapkan seperti :

a. Perubahan pengetahuan, dapat menggunakan metode ceramah, seminar, studi kasus, curah pendapat, panel, symposium

b. Peruabahan sikap, dapat menggunakan metode diskusi kelompok, tanya jawab, role play, pemutana film, siaran terprogram.

c. Perubahan tindakan, dapat menggunakan demonstrasi, bengkel kerja, latihan mandiri, eksperimen

3. Macam Metode Pendidikan Kesehatan

Pada sasaran individu dan keluarga, perawat komunitas dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi. Sedangkan pada sasaran kelompok dan masyarakat, perawat komunitas dapat

menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, curah pedndapata, demonstrasi studi kasus, panel, symposium, role play, siaran terprogram

a. Ceramah

Ceramah merupakan salah satu metode penyampian informasi yang disampaikan oleh perawat komunitas kepada masyarakat untuk menjelaskan ide, pengertian, atau pesan kesehatan disertai diskusi dan Tanya jawab secara langsung.

Tujuan penyampian ceramah untuk menyajikan satu pandangan tentang masalah yang menarik, secara langsung dan logis, menyajikan suatu masalah untuk dibahas secara diskusi umum, sehingga merangsang masyarakat untuk berpikir dan belajar lebih lanjut tentang suatu masalah.

Keuntungan metode ini dapat dipakai pada orang dewasa dengan kelompom besar, tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu, mudah untuk menyelenggarakannya, dapat dilakukan pada masyarakat berpendidikan tinggi maupaun hanya menggunakan kata-kata saja, sehingga bila daya ingat masyarakat terbatas akan menyebabkan pesan kesehatan tidak sampai karena hanya menggunakn satu indra saja. Perawat komunitas harus menguasai pokok pembicaraan, dan harus dapat memanfaatkan pendengaranya dengan cara menilai reaksi masyarakat baik verbal maupun non verbal. Pandaagm harus tertuju pada semua sasaran masyarakat, dengan menggunakan suara yang cukup jelas, dengan penampilan yang meyakinkan dan menguasai topic materi yang disampikan.

b. Diskusi kelompok

Dapat dilakukan bila peserta kurang dari 15 orang. Agar semua peserta diskusi dapat berpasrtisipasi, diperlukan tata letak duduk berhadapan dan salaing memandang satu sama lainya, seperti saat melakukan kegiatan refleksi diskusi kasus (RKD).

Tujuan diskusi diharapkan terjadi keterbukaan dan kebebasan untu mengeluarkan pendapat, sehingga diperlukan peran fasilitator atau penmimpin diskusi untuk mengarahkan dan mengatr jalanya diskusi sehingga semua orang mempunyai kesempatan yangs ama untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ada dominasi diantara mereka.

Keuntungan diskusi kelompok, dapat mendorong rasa kesatuan dan menciptakan rasa kepemimpianan bersama dengan saling memberaikan pendapat dan memeperolah pendapat dari orang lain. Sedangkan kerugianya, diskusi kelompok tidak dapat dipakai pada kelompok besar karena dianggap kurang efektif dan diskusi dapat berlarut- larut, terutama bila diskusi didominasi orang tertentu saja dan pemaimpin diskusi tidak dapat mengarahkan jalanya diskusi.

c. Curah Pendapat

Metode ini merupakan proses pemecahan maslaah dimana anggota- anggotanya mengusulkan semua kemungkinan pemecahan yang difikirkan olehnya, tanpa ada kritik dan evaluasi atas pendapat mereka. Kegiatan curah pendapat dapat dilakukan pada saat focus group discusi (FGD). Prinsip ini sama dengan diskusi kelompok, memerlukan pemimpin diskusi untuk ememancing satu masalah yang menarik utuk dibahas bersama dan

menjadi kebutuhan masyarakat. Tujuan kegiatan ini, untuk menciptakan suasana menyenagkan bagi peserta diskusi, dengan cara mengembangkan daya kreatif untuk berfikir dan menggali pendapat masyarakat dengan merangsang partisipasi semau peserta diskusi.

Keuntungan metode ini dapat diguankan pada kelompok besar maupun kecil dengan cara membangkitkan dan merangsang pendapat baru tanpa memeberikan evaluasi atas pendapat yang disampaiakan, merangsang semua peserta untuk berbicara dan mengeluarkan pendapatnya, tidak menyita waktu lama. Sedangkan kekeuranagn curah pendapat, sanagat sulit memebuat anggota menegrti bahwa segala pendapatnya dapat dietrima dana ada kecenderungan peserta mengadakan evalausi segera setelah pendapat diajukan, terkadang diskusi mudah terlepas darai control terutama bila pemimpin diskusi atau fasilitator kurang bias mengarahkan

d. Demonstrasi

Ini merupakan cara menyampikan ide yang dipersiapakan dengan teliti untu mnegevaluasi adanya perubahan psikomotor dengan memperlihatkan bagaiaman cara melaksanakan suatu tindakan, prosedur dengan disertai alat peraga dan Tanya jawab.

Metode ini biasanya dilakukan perawat komunitas untuk memberikan gamabaran tentang prosedur atau langkah- langkah pelaksanaan terapi modalitas dan terapi komplementer (terapi laternatif) dimasyarakat.

Evaluasi pencapaian pelaksaan demontrasi dapat diketahui dari redemonstrasi yang dilakukan ulang oleh masyarakat. Tujuan

demostrasi adalah untuk mengajarkan bagaimana melaksanakan dan memperagakn suatu tekhnik yang baru, dengan cara menyakinkan masyarakat bahwa prosedur baru tersebut telah memberikan masfaat. Selain itu juga untuk meningkatkan minat belajar dengan mencoba sendiri prosedur yang didemonstrasikan.

Keutungan metode ini lebih menyakinkan masyarakat karena dapat segera ditiru dan dibuktikan, tidak hanya sekedar memebrikan berita yang didengar dan dibaca saja. Kerugaianya, memerlukan waktu dan biaya besar dalam memeprsiapkan bahan yang diperlukan. Karena menggunakan menggunakan benda dan bahan yang sesungguhnya. Selain itu peserta dapat memeprgakan kembali apa yang sudah didemontrasikan.

Metode ceramah dan curah pendapat, dilajukan dengan tujuan untuk merubah pengetahuan masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, seangkan diskusi kelompok ditinjukan untuk meruabah sikap masyarakat dari tidak mau menjadi mau serta demonstrasi demosntrasi untu merubah tindakan masyarakat dari tidak mampu menjadi mampu menjalankan kegiatan kesehatan sesaui kesehatan sesuai harapan,

Kegiatan promosi kesehatan dimasyarakat, dapat dilakukans ecara langsung berhadapan dengan masyarakat, seperti penyampian pendidikan kesehatan dalam bentuk ceramah, diskusi, curaah pendapat, demonstrasi, juga dapat dilakukan secara tidak langsung (penyampian pesan kesehatan kepada masyarakat tanpa berhadapan langsung), yaitu menggunakan perangkat media cetak dan elektronik. Seperti adanya kegiatan disksi interaktif yang mmebahas masalah kesehatan melalui tv atau radio, tulisan dimajalan, Koran atau internet tentang konsultasi dan atanya jawab

kesehatan. Selain itu promosi kesehatan promosi kesehatan juga dapat dilakukand engan pemasanagn spanduk, poster yang dipasnag dipinggir jalan, puskesmas, Rs, sekolah, pasar tempat keraimaian yang sering dilalui dan menjadi tempat berkumpul danpertemuan dimasyarakat . Semua kegiatan promosi kesehtan tersebut, ditunjukan untuk merubah perilaku masyarakat kearah yang lebih baik dan menguntungkan kesehatanya.

e. Studi Kasus

Merupakan gambaran sekumpulan situasi masalah termasuk detail-detail yang memungkinkan kelompok menganalisa masalah. Permaslahn yang digambarkan merupakan bagian dari bagian kehidupan masyarakat yang memerlukan analisa diagnose dan terapi, dapat disampaikan secara lisanmaupun tujuan penggunaan metode studi kasus, untuk menghubungkan masalah dengan situasi hidup, menganalisis siatuai masalah, membantu anggota memahami suatu masalah menganalisis fakta yang ada tentang suatu masalah, mencari kemungkinan pemecahan masalah.

Metode ini dapat dilakukan secara tertulis, lisan, difilmka, diperankan atau diceritakan dengan memberi kesempatan peserta untuk menggunakn pengetahuand an ketrampilanya. Diperlukan pemimpin studi kasus yang terampil dan mmebutuhkan banyak waktu jika dilakukan secara mendalam. Keuntungan yang didapatkan terhadap penggunaan metode studi kasus, memberikan kesempatan kepada anggota secara merata untuk mengusulkan pemecahan, serta memungkinkan dilakukannya tindak lanjut dengan mengggunakan simulasi.

f. Panel

Panel adalah pembicaraan tentang suatu topic ynag sudah direncanakan dilakukan didepan pengunjung. Diskusi panel memerlukan tiga atau lebih panelis dalam diskusi, didampingi seorang moderator. Panel bertujuan untuk memebrikan pendapat yang berbeda dari berbagai aspek tentang suatu masalah, membahas pokok pembicaraan yang terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok dan juga untuk menggali suatu masalah. Panel dapat memberikan kesempatan untuk mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap suatu masalah dengan cara meningkatkan kemampuan analisis dan membangkitkan berfikir kritis diantara peserta. Pertukaran pendapat diantara pembicara dapat membangkitkan suasana diskusi.

Panel memerlukan persiapan yang matang dan waktu yang cukup, karena panel dapat berlarut-larut sehingga tujuan diskusi tidak tercapai serta mememungkinkan pembicara berbicara terlalu banyak terutama bila moderator tidak terampil, dalam memanfaatkan waktu yang tersedia. Panel dapat memecah belah peserta, bila mereka memihak pembicara tertantu.

g. Simposium

Metode ini merupakan serangkain pidato pendek didepan pengunjung dengan mengungkapkan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topic tertentu dan didampingi oleh moderator. Metode ini bertujuan untuk mngupas aspek yang berbeda dari topic tertentu, mengungkap pokok pembicaraan yang sudah ditentukan dengan memeerlukan reaksi peserta.

Simposium dapat dipakai pada kelompok besar maupun kescil, dapat mengungkapkan banyak iformasi dalam waktu singkat, kekuaranag simposium secara umum memebatasi pendapat pembicara, sulit mengadakan kontrol waktu, kurang spontanitas dan kurang kreativitas, agak terlalu formal, hanya menekankan pada pokok pembicaraan serta kurang adanya interaksi sosial. Simposium perlu perencanaan sebelumnya dengan hati- hati untuk menjangkau jangkauan yang tepat.

h. Bermain peran

Role play merupakan permaianan sebuah situasi dalam hidup manusia, dengan atau tanpa melakukan latihan sebelumnuya, dimainkan oleh beberapa orang untuk dipakai sebagai bahan analisis kelompok. Role plau bertujuan menganaliis pemecahan bagi suatu masalah yang melibatkan emosi dengan memberikan gamabaran tentang berbagai sikap yang berbeda dalam suatu masalah. Melalui role play dapat membantu anggota menambah rasa percaya diri, memebantu anggota memperolah pengalaman yang dialami orang lain, serta memebantu anggota menyelami masalah dan membangkitkan semanagt untuk pemecahan masalah. Role play dapat dipakai pada kelompok besar dan kelompok kecil, memerlukan seornag pemimpin, yang terlatih.

i. Pemutaran Film

Merupakan penyampian informasi kepada sasaran mellaui media film. Media pemutan film digunakan untuk mencapai sasaran yang lebih besar, lebh menarik perhatian, memebantu proses pengamatan, penegnalan dan ingatan karena bersifat visual.

Kekurangan metode ini memerlukan peralatan dan tekhnologi

tinggi, mahal, memerlukan ruangan khusus karena tidak dapat dilaksanakan disembarang tempat. Serta keseulitan dalam menerima informasi tidak dapat segera diatasi.

j. Siaran terprogram

Merupak penyampian informasi secara terprogram melalui siaran tv dan radio, yang bertujuan merubah pengetahuan, sikap dan tindkaan masyarakat. Siaran terprogram dapat dipakai secara efektif untu menambah pengetahuan umum dapat mencakup sasaran yang luas tenaga pengajar dpata dikurangi sampai seminimal mungkin.

Kekuarnag metode penyiaran terprogram radio dan tv belum merata dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, memerlukan perencanaan yang matang dan memerlukan penyaiaran yang mahir.

k. Interview

Merupakan tanya jawab yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan untuk memebahas topic masalah secara mendalam. Keuntungan interviewe adalah topic pembahasan sesuia dengan minat dan perhatian public, tidak kaku seperti ceramah/ kuliah sehingga interview harus tahu permasalahan dan tahu kehendak public serta menguasia tekhnik wawancara.

B. MEDIA (ALAT PERAGA) 1. Pengertian

Saluran yang digunakan untuk menyampikan pesan- pesan kesehatan kepada sasaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya yang

akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. Alat bantu adalah alat bantu pendidikan yang digunakan petugas kesehatan untuk menyampaikan pesan kesehatan/

alat peraga yang dapat ditangkap panca indra.

2. Tingkat intensitas Alat Peraga Elgar Dale

Alat peraga menjadi 11 macam menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut data sebuah kerucut

1) Kata-kata 2) Tulisan 3) Rekaman, radio 4) Film

5) Televisi 6) Pameran 7) Filed trip 8) Demonstrasi 9) Sandiwara 10) Benda tiruan 11) Benda asli

Lapisan paling dasar benda asli paling atas kata2. Dlm penerimaan pesan benda asli mempunyai intensitas paling tinggi untuk mempersepsikan pesan. Kata2 kurang efektif

3. Tujuan Penggunaan Media

a. Mempermudah penyampaian informasi b. Menghindari kesalahan persepsi c. Memperjelas infomasi

d. Menampilkan objek yang tidak bias ditangkap mata e. Sebagai alat bantu dalam pendidikan/ latihan/ penyuluhan.

f. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah g. Untuk mengingatkan suatu pesan/ informasi

h. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.

i. Menstimulasi sasaran meneruskan pesan kepada oranglain 4. Sasaran yang dicapai alat bantu/media

a. Yang prlu diketahui ttg sasaran antara lain

b. Tempat pemasangan

1) Didlm rumah; antara lain dlm kesempatan kunjungan rumah, merawat bayi, menolong orang sakit

2) Di masyarakat, saat perayaan hari besar, arisan, pengajian, dipasang ditempat strategis

3) Diinstansi, Pkm, Rs, kantor, sekolah c. Alat peraga sdpt mungkin digunaka oleh;

1) Nakes

2) Kader kesehatan 3) Guru

4) Pamong desa

5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Kesehatan a. Umur, tingkat pendidikan, kepercayaan , adat istiadat sehingga

sulit dirubah, lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku, disamping pengaruh Kondisi 1) Individu/ kelompok

2) Kategori sasara; umur, pendidika, pekerjaan 3) Bahasa yang digunakan

4) adat minat

5) Pengetahuan dan pengalaman pesan yang akan diterima

fisik dan psikologi sasaran seperti pengamatan, intelegensi, daya tangkap, dan ingatan serta motivasi (Notoatmojo, 1993) .

b. Faktor pemberi pesan kesehatan seperti tenaga kesehatan seperti kurannya penguasaan materi, bahasa yang kurang tepat, kurang dapat dimenegrti, penampilan kurang meyakinkan, suara terlalu kecil, penyampaian yang monoton, tempat waktu tidak sesaui keinginan sasaran.

6. Penggolongan Media Promosi Kesehatan

a. Bahan Bacaan; Modul, buku rujukan/ bacaan, folder, leafleat, majalah, bulletin, dll.

b. Bahan peragaan; Poster tunggal, poster seri, flipchart, transparent, slide, film, dan seterusnya.

7. Macam- Macam Media Promosi Kesehatan a. Leaflet

Berupa lembaran yang dilipat. Berisi maslah kesehatan yang ingin disampiakn , untuk men ambah penegathaun sasaran, dapat digunakan sebagai abahn diskusi mencapai sasaran lebih luas.

Leafleat dapat disebarkan sesudah atau sebelum penyampaian pendidikan kesehatan. Agar sasaran lebih memahami informasi kesehatan.Leafleat dapat dibawa pulang untuk menyebarakan informasi pada masyarakat lebih luas sperti keluarga dan masyarakat dilingkunganya.

Leafleat dibuat semenarik mungkin dengan warna dan gambar sesuai pesan yang ingin disampikan, merenagkan pesan kesehatan selengkap mungkin. Hindari kesalahan penulisan karena dapat mempengaruhi kesalahan persepsi sasaran. Leafleat berisi tulisan

yang terdiri dari 200- 400 kata, isi lengkap dapat ditangkap sekali baca, ukuran 20 x 30 cm.

b. Poster

Selembar kertas dalam bentuk gambar untuk mempengaruhi seseorang agar tertarik terhadap pesan yang akan disampikan.

Dibuat dengan gambar warna yang merangsang, dapat menerangkan pesan dengan jelas, dibuat tidak lebih dari 7 kata dapat dibaca pada harak 6 meter. Poster biasanya dipasnag ditempat umu. Poster harus dapat menggugah emosi masyarakat yang melihatnya, sehingga merubah perilkau masyarakat, poster dapat dibuat dengan ukuran 50 x 70 cm atau 35 x 50 cm.

c. Flipchart

Ini merupakan koleksi chart yang disusun dalam urutan tertentu, dengan ukuran yang sama dengan poster. Ini dapat dibawa keman- mana, urutan penyajian dapat diatur dengan tepat. Penulisan dan jumlah flipchart tergantung pesan yang ingin disampaikan dan waktu penyampian. Sebelum memulai pendidikan kesehata, sebaiknya ditutup terlebih dahulu urutan penyajian dapat diatur.

d. Buletin

Alat peraga ukuran 90 x 120 cm, ditempelkan pada gambar, tulisan dari topic tertentu. Prinsip pembuatannya ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat, gunakan peristiwa tertentu seperti pada waktu libur, judul harus menarik, tentukan jangka waktu pemasanagn supaya tidak membosankan seprti 1- 2 minggu untuk sekolah dan 3 minggu untuk ruangan umum. Keuntungannya merangsang perhatian sesame, menghemat waktu dan

Dalam dokumen Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Halaman 116-122)