• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN SEJAHTERA

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Sumber: Badan Pusat Statistik, Long Form Sensus Penduduk 2020

99,87 99,84 98,33 99,86 98,13

82,74 85,94 87,91 88,91 90,21

2018 2019 2020 2021 2022

Bali Indonesia

15,37

13,36 19,83

16,85

Angka Kematian Balita (AKBa)

Angka Kematian Bayi (AKB) Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi, karena terutama terjadi pada umur 0-28 hari, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada saat hamil, bersalin dan perawatan bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, AKABa dan AKB Bali masing- masing sebesar 15,37 dan 13,36 per 1.000 kelahiran hidup (Gambar 3.4). Kedua capaian tersebut belum memenuhi target yang termuat dalam RAD TPB Bali, yaitu sebesar 10,00 untuk AKABa dan 8,00 untuk AKB di tahun 2022. Namun, prevalensi kejadian kematian balita dan bayi di Bali sudah lebih rendah dibandingkan dengan kondisi nasional.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia

Tujuan dari indikator ini adalah untuk menentukan endemisitas/tingkat penularan malaria di suatu daerah. Endemisitas malaria sangat dipengaruhi oleh sistem kesehatan, penemuan dini dan pengobatan tepat, adanya resistensi terhadap obat dan insektisida, pola perubahan iklim, gaya hidup, upaya penanggulangan vektor, migrasi dan pemindahan penduduk.

Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, prevalensi kejadian malaria di Bali sudah sangat rendah, yaitu sebesar 0,01 per 1.000 orang, cukup jauh lebih

0,02 0,01 0,00 0,01

0,84 0,93 0,94

1,12

2018 2019 2020 2021

Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

rendah dibandingkan kondisi nasional yang sebesar 1,12 per 1.000 orang (Gambar 3.5).

Hasil tersebut juga sudah mencapai target yang termuat dalam RAD TPB Bali, yaitu kurang dari 1,00 per 1.000 orang.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia

Selain melihat prevalensi kejadian malaria, dalam rangka mengakhiri epidemi malaria juga dapat dilihat dari wilayah yang telah mencapai eliminasi malaria. Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografis tertentu dan kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali. Suatu daerah yang sudah mencapai eliminasi malaria, maka daerah tersebut bebas dari penularan malaria. Selain malaria, jika melihat situasi di Indonesia, penyakit tropis yang juga perlu mendapatkan perhatian dan termuat dalam target TPB/SDGs adalah penyakit filariasis dan kusta.

Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, seluruh kabupaten/kota di Bali telah mencapai baik eliminasi malaria maupun eliminasi kusta (Gambar 3.6). Selain itu, tidak ada kabupaten/kota di Bali yang merupakan wilayah endemis filariasis, sehingga dapat dikatakan Bali tidak terdapat endemi filariasis yang perlu dieliminasi. Kondisi tersebut telah sejalan dengan target yang ingin dicapai dalam RAD TPB Bali, yaitu seluruh kabupaten/kota mencapai eliminasi.

9 9

Mencapai eliminasi malaria Mencapai eliminasi kusta

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Berdasarkan Metadata TPB Edisi II, terdapat tiga jenis penyakit tidak menular yang menjadi prioritas untuk diukur capaiannya, yaitu penduduk yang merokok, tekanan darah tinggi/hipertensi, dan obesitas. Merokok dapat menyebabkan kemandulan dan impotensi, stroke dan serangan jantung, kanker leher rahim dan keguguran pada wanita, penyakit paru kronis, serta merusak gigi dan menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. Penyakit tekanan darah tinggi perlu dikelola sesuai standar dan terkontrol agar tidak menimbulkan komplikasi seperti stroke, jantung, gagal ginjal, dan lain-lain. Di sisi lain, dampak yang ditimbulkan dari obesitas berupa peningkatan risiko penyakit diabetes, jantung, stroke, kanker, osteoatritis, gangguan pernapasan, depresi, maupun kematian mendadak. Apabila obesitas tidak dikendalikan, maka akan terjadi peningkatan risiko kecacatan, kematian prematur, serta peningkatan pembiayaan kesehatan.

Pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) termasuk penggunaan alkohol yang merugikan adalah salah satu upaya mengurangi angka kematian dini akibat dari penyakit tidak menular. Di sisi lain, penyalahgunaan NAPZA dapat memicu tindak kriminalitas atau perilaku negatif lainnya.

Untuk itu, penguatan upaya pencegahan dan pengobatan perlu dilakukan, khususnya terkait pelayanan rehabilitasi dan pasca rehabilitasi kepada para pecandu, penyalahguna, atau korban.

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Sumber: Badan Pusat Statistik, Long Form Sensus Penduduk 2020

Mengukur capaian tingkat kelahiran pada penduduk usia muda merupakan hal yang prioritas. Hal ini karena, semakin tinggi angka kelahiran remaja maka akan semakin tinggi risiko kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun di antara 1.000 perempuan pada kelompok umur yang sama pada periode tertentu.

Berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, Age Specific Fertility Rate (ASFR) kelompok umur 15-19 tahun di Bali sebesar 19,76 (Gambar 3.7), yang berarti dari 1.000 perempuan berumur 15-19 tahun, terdapat 19-20 kelahiran. Angka tersebut kondisinya sudah lebih rendah dari target RAD TPB Bali, yaitu 28,02 di tahun 2022 atau dapat dikatakan telah mencapai target.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Long Form Sensus Penduduk 2020

19,76

26,64

Bali Indonesia

2,04

2,18

Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Diketahuinya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan dalam meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan program penurunan tingkat kelahiran.

Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 menunjukkan TFR di Bali adalah sebesar 2,04 (Gambar 3.8). Artinya, rata-rata sekitar 2 sampai 3 orang anak yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan di Bali sampai dengan akhir periode reproduksinya. Angka tersebut kondisinya lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional yang sebesar 2,18 dan juga target RAD TPB Bali tahun 2022 yang sebesar 2,30. Tingkat kelahiran perlu dijaga dalam kondisi mendekati replacement level untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Unmet need pelayanan kesehatan adalah penduduk yang memiliki keluhan kesehatan dan terganggu aktivitasnya namun tidak berobat jalan. Ukuran ini merupakan proksi untuk melihat cakupan penduduk yang seharusnya berobat ketika sakit, namun pada kenyataannya tidak berobat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti;

tidak punya biaya berobat, tidak punya biaya transportasi, tidak ada sarana transportasi, atau karena waktu tunggu pelayanan yang lama. Kondisi unmet need di Bali pada tahun 2022 sebesar 2,75 persen (Gambar 3.9), lebih rendah dibandingkan kondisi nasional yang

3,19 2,96 2,96 2,42 2,75

4,91 5,18 5,44 5,03 6,09

2018 2019 2020 2021 2022

Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

sebesar 6,09 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa penduduk di Bali relatif lebih baik dalam memperoleh akses terhadap layanan kesehatan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan didefinisikan sebagai setiap pengeluaran yang terjadi pada saat penggunaan layanan untuk mendapatkan semua jenis perawatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitasi, paliatif atau perawatan jangka panjang) termasuk semua obat-obatan, vaksin dan sediaan farmasi lainnya, serta semua produk kesehatan, dari semua jenis penyedia dan untuk semua anggota rumah tangga.

Indikator yang digunakan adalah proporsi penduduk yang total pengeluaran untuk kesehatannya lebih dari 10 persen. Indikator tersebut digunakan untuk menggambarkan proporsi rumah tangga yang memiliki kesulitan keuangan dalam pembiayaan kesehatan.

Pada tahun 2022, terdapat 1,77 persen populasi yang pengeluaran kesehatannya lebih dari 10 persen dari total pengeluaran rumah tangga (Gambar 3.10). Hal ini berarti, sekitar 1-2 dari 100 populasi yang proporsi pengeluaran kesehatannya cukup besar, yang berpotensi memiliki kesulitan keuangan untuk pembiayaan kesehatan di kemudian hari.

Namun demikian, proporsi populasi tersebut cenderung mengalami penurunan selama lima tahun terakhir, baik kondisi di Bali maupun di Indonesia, yang dapat diartikan bahwa kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat dibarengi dengan akses terhadap pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau.

2,67

2,97

2,28

1,73

1,77 2,99

2,53 2,23

1,97

1,72

2018 2019 2020 2021 2022

Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia

Setiap warga negara tanpa terkecuali masyarakat miskin dan rentan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan berkualitas. Khususnya kepada penduduk miskin dan rentan, yang sangat rentan terhadap terjadinya risiko gangguan kesehatan, perlu dilindungi sistem pembiayaannya. Dengan adanya perlindungan kepada mereka, maka akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan esensial dapat terpelihara.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan untuk memberikan perlindungan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia dari guncangan kesehatan. JKN mempunyai multi-manfaat, secara medis dan maupun non medis, bermanfaat secara komprehensif;

yakni pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Indonesia, cakupan JKN di Bali cenderung mengalami peningkatan dari 2018 ke 2021, dan cakupannya mencapai 95,13 persen di tahun 2021 (Gambar 3.11). Cakupan JKN di Bali relatif lebih inklusif dibandingkan dengan cakupan nasional secara umum. Selain itu, capaian cakupan JKN tersebut telah mencapai target RAD TPB Bali yaitu sebesar 95,00 persen di tahun 2021.

85,07

95,02

90,66

95,13

79,44

82,69 82,51

86,96

2018 2019 2020 2021

Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Pengukuran prevalensi terhadap penduduk yang merokok menjadi salah satu prioritas dalam Tujuan ke-3 TPB/SDGs, karena prevalensi penduduk merokok yang tinggi dapat berisiko terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Di sisi lain, pengukuran terhadap indikator ini berfungsi sebagai proksi untuk memonitor pelaksanaan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) WHO di Indonesia.

Pada tahun 2022, persentase penduduk Bali berumur 15 tahun ke atas yang merokok sebesar 17,91 persen (Gambar 3.12). Angka ini persisten mengalami penurunan selama lima tahun terakhir dan relatif lebih rendah dari kondisi nasional. Namun, capaian ini belum memenuhi target RAD TPB Bali yang sebesar 14,90 persen pada tahun 2022.

26,05

20,96 20,50 19,58 17,91

32,20

29,03 28,69 28,96 28,26

2018 2019 2020 2021 2022

Bali Indonesia

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

Vaksin merupakan salah satu alat yang digunakan dalam melindungi kesehatan dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh. Untuk itu, ketersediaan terhadap akses vaksin yang memadai juga merupakan bagian dari tujuan ke-3 TPB/SDGs, termasuk vaksin yang baru tersedia atau kurang dimanfaatkan. Selain vaksin, ketersediaan dan keterjangkauan obat juga sangat diperlukan dalam pemberian layanan kesehatan yang berkualitas. Untuk itu, pengukuran cakupan vaksin dan obat esensial menjadi penting dalam upaya memantau pengendalian penyakit dan dampak vaksin, serta memastikan pelayanan kesehatan yang memadai kepada seluruh lapisan masyarakat. Di sisi lain, dukungan terhadap penelitian dan pengembangan medis dan kesehatan dasar juga penting untuk diukur. Dalam Metadata TPB Edisi II, pengukuran dilakukan dengan melihat total aliran official development assistance (ODA).

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Sistem Registrasi Tenaga Kesehatan (KKI dan KTKI)

Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.

Ketenagaan pelayanan sering kali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karier, dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan. Mengacu kepada Kementerian Kesehatan RI, kepadatan tenaga kesehatan perawat merupakan yang tertinggi di Bali pada tahun 2021 (Gambar 3.13), diikuti bidan

42 109

28 330

177

35 23 15 9 25 48

10 2

https://bali.bps.go.id

DAN SEJAHTERA

dan dokter umum. Dibandingkan dengan provinsi lainnya, kepadatan dokter baik spesialis maupun umum di Bali merupakan salah satu yang tertinggi, yang menunjukkan Bali memiliki ketersediaan tenaga kesehatan terlatih yang relatif lebih memadai.

Pengukuran capaian terhadap target 3.d salah satunya untuk mengetahui kesiapsiagaan darurat kesehatan dalam rangka manajemen risiko kesehatan nasional.

Kapasitas yang diukur terdiri dari: (1) Undang-undang, kebijakan, dan pembiayaan nasional; (2) Koordinasi dan komunikasi Titik Fokus Nasional; (3) Pengawasan; (4) Tanggapan; (5) Kesiapan; (6) Komunikasi risiko; (7) Sumber Daya Manusia; (8) Laboratorium; (9) Tempat masuk; (10) Peristiwa zoonosis; (11) Keamanan pangan; (12) Peristiwa kimia; (13) Darurat nuklir.

https://bali.bps.go.id

https://bali.bps.go.id

https://bali.bps.go.id

https://bali.bps.go.id

endidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan manusia. Pendidikan hakikatnya adalah proses seumur hidup, yang berlangsung sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayatnya. Tidak salah jika ada kalimat bijak dari seorang Nelson Mandela yang berbunyi “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia”. Saat ini, pendidikan bukan hanya mengejar pemerataan akses semata, namun juga pada aspek kualitas. Provinsi Bali dapat berinvestasi menciptakan sumber daya manusia berkualitas melalui pendidikan berkualitas. Dengan sumber daya manusia yang unggul, niscaya Provinsi Bali akan menjadi daerah yang maju, makmur, dan berdaya saing tinggi.

Tujuan keempat TPB/SDGs memastikan bahwa semua penduduk memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan, baik laki-laki maupun perempuan. Kesempatan perempuan yang semakin terbuka untuk bersekolah akan menekan kesenjangan gender dalam hal pendidikan. Hal ini tentunya berimbas pada peningkatan keikutsertaan perempuan secara aktif dalam pembangunan di segala bidang, seperti ketenagakerjaan, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Beberapa indikator pendidikan didisagregasi menurut jenis kelamin untuk melihat capaian pendidikan dan keadilan gender di Bali.

Indikator ini mengukur persentase anak dan remaja yang berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan yang sesuai dengan rentang usianya. Rentang usia yang termasuk dalam perhitungan ini adalah antara 1 sampai dengan 3 tahun sejak usia kelulusan jenjang pendidikan pada umumnya. Berdasarkan usia wajib belajar yang dimulai sejak 7 tahun, maka dengan asumsi siswa belajar penuh waktu dan tidak tinggal kelas, mereka

P

https://bali.bps.go.id