• Tidak ada hasil yang ditemukan

YANG BERTANGGUNG JAWAB

4. Konvensi Minamata – perjanjian terkait limbah merkuri. Indonesia meratifikasi konvensi ini melalui UU No. 11 Tahun 2017.

Indonesia mempunyai kepentingan besar dalam berperan aktif mendukung ketiga konvensi ini karena Indonesia merupakan Negara dengan banyak pulau dan secara geografis rentan terhadap datangnya sumber pencemar termasuk limbah B3, sehingga membutuhkan kerja sama dengan Negara lain. Jika dikaitkan dengan Produksi dan konsumsi berkelanjutan (SCP), Target ini dapat dimasukkan menjadi bagian dari Produksi yang berkelanjutan karena lebih banyak merujuk untuk Industri.

Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang merupakan jumlah timbulan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik) yang melalui upaya pengurangan, pembatasan, dan pemanfaatan kembali. Jumlah timbulan yang didaur ulang dihitung dari berbagai tempat daur ulang termasuk dari unit recycle center (pusat daur ulang) skala kota yang sudah beroperasi.

Indikator ini akan digunakan untuk memantau pengelolaan sampah yang didaur ulang guna mengurangi, membatasi, dan memanfaatkan kembali timbulan sampah sebagai upaya penerapan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.

Indikator ini merupakan indikator global yang belum ada metadatanya secara global. Untuk menggambarkan jumlah Perusahaan yang mempublikasi laporan keberlanjutannya, indikator ini diproksikan dengan indikator nasional yaitu jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001. Pelaporan keberlanjutan ini akan meningkatkan kepedulian serta mendorong Perusahaan untuk memulai suatu visi dan misi baru dalam Perusahaan selain mendapatkan profit, tetapi juga harus memikirkan dampak operasional usahanya terhadap lingkungan hidup dan sosial. Selain itu, pelaporan keberlanjutan ini akan dapat mendorong Perusahaan untuk dapat berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, baik dari pemerintah (pusat dan daerah), Lembaga, maupun dari organisasi/kelompok masyarakat.

https://bali.bps.go.id

YANG BERTANGGUNG JAWAB

Indikator ini merupakan indikator global yang belum ada metadatanya secara global. Untuk menggambarkan jumlah negara yang menerapkan kebijakan pengadaan publik dan rencana aksi yang berkelanjutan, indikator ini diproksikan dengan indikator nasional yaitu jumlah produk ramah lingkungan yang teregister. Sebagai salah satu usaha melakukan perubahan dimulai dari Lembaga pemerintahan untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa publik ramah lingkungan yang teregister (green public procurement, GPP) yang dapat menghasilkan produk-produk barang/jasa ramah lingkungan yang bermanfaat secara ekonomi, dengan dampak lingkungan yang minimal.

Peningkatan kesadaran dan kapasitas pemerintah, swasta, dan masyarakat terhadap lingkungan hidup, dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu cara untuk peningkatan kapasitas dan kesadaran tersebut adalah melalui satuan pendidikan formal serta melalui lembaga dan masyarakat. Indikator ini digunakan untuk memantau dan mendorong peningkatan jumlah unit satuan Pendidikan formal dan Lembaga/ komunitas masyarakat agar peduli dan berbudaya lingkungan hidup.

Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi terbarukan antara lain berasal dari panas bumi, angin, bio-energi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan dan menggambarkan prioritas untuk menggunakan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi penduduk selama satu tahun.

https://bali.bps.go.id

YANG BERTANGGUNG JAWAB

Indikator ini berfungsi untuk mengajak semua pihak – terutama anggota masyarakat – dalam mengelola sumber daya dengan cara yang memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika sambil memastikan keberlanjutan budaya lokal, habitat alam, keanekaragaman hayati, dan sistem pendukung penting lainnya.

Skala dan dampak subsidi bahan bakar fosil menghadirkan tantangan dan peluang untuk mencapai tujuan Agenda 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan. Salah satunya, penggunaan bahan bakar fosil, dan promosinya melalui skema subsidi, berdampak buruk pada kemampuan pemerintah untuk mencapai tujuan utama, seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesehatan, mencapai kesetaraan gender, menyediakan akses ke energi, dan menangani perubahan iklim.

https://bali.bps.go.id

https://bali.bps.go.id

https://bali.bps.go.id

https://bali.bps.go.id

klim merupakan rata-rata keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu.

Sedangkan perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan. Komposisi atmosfer global yang dimaksud yaitu gas rumah kaca (GRK).

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan manusia seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, ekosistem wilayah pesisir, dan lain-lain. Perubahan iklim sudah terjadi secara global tak terkecuali dengan Indonesia. Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia umumnya ditandai adanya perubahan temperatur rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan variabilitas iklim (misalnya El Nino dan La Nina, Indian Dipole, dan sebagainya). Perubahan ini memberi dampak serius terhadap berbagai sektor di Indonesia, misalnya kesehatan, pertanian, perekonomian, dan lain-lain. Oleh karena itu pemerintah perlu membuat kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan iklim sehingga dampak dari perubahan iklim tersebut dapat terkontrol dengan baik.

Indonesia merupakan negara yang berada pada ring of fire, selain itu wilayah Indonesia juga merupakan tempat bertemunya antar lempeng utama dunia sehingga Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. Sebagai daerah yang rawan bencana, Indonesia harus memiliki perencanaan atau strategi yang baik untuk menangani bencana.

Salah satu yang dapat digunakan yaitu membuat dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB). Dokumen tersebut dapat dibuat pada level nasional atau daerah.

Dokumen strategi PRB setidaknya tercantum dalam dokumen Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Bencana (Jakstra PB); Rencana Penanggulangan Bencana Nasional dan Daerah (Renas PB, RPBD), Rencana Aksi Nasional dan Daerah PRB (RAN PRB, RAD PRB), serta Rencana Aksi Nasional dan Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API, RAD API).

I

https://bali.bps.go.id