KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
persen sedangkan pada capaian nasional hanya mencapai 62,62 persen (Gambar 16.2).
Capaian Provinsi Bali terus meningkat dari tahun 2014 yang tercatat sebesar 77,06 persen. Sementara itu capaian nasional pada tahun 2014 tercatat sebesar 73,57 persen namun kemudian turun menjadi 53,32 persen pada tahun 2017 sebelum kemudian merangkak naik pada tahun 2020 hingga 62,62 persen.
Target ini dirumuskan untuk mengetahui persentase anak umur 1-17 tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi psikologis dari pengasuh sehingga dapat diupayakan pencegahan dan tindak lanjut dari kasus-kasus yang terjadi. Memonitor indikator mengenai disiplin dengan kekerasan berarti memonitor capaian atas intervensi pencegahan kekerasan terhadap anak, terutama intervensi terhadap norma sosial yang berhubungan dengan kekerasan terhadap anak.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Masih banyak anak di Indonesia yang mengalami hukuman fisik atau agregasi psikologis. Hukuman fisik dapat meliputi mendorong badannya, mencubit, menjewer, memukul, dan sebagainya. Sedangkan agregasi psikologis dapat berupa memanggilnya
56,23
43,68
54,8 48,4
2014 2020
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
bodoh, pemalas, atau sebutan lain yang sejenis. Diduga, kecenderungan anak di perdesaan untuk mengalami hukuman fisik atau agregasi psikologis lebih besar dibandingkan anak di perkotaan. Padahal penggunaan disiplin dengan kekerasan merupakan pelanggaran hak terhadap anak. Oleh karena itu, pemerintah perlu memonitor dan memberikan penguatan keterampilan mengenai cara pengasuhan (parenting). Terjadi penurunan pada indikator ini baik di level nasional maupun Provinsi Bali. Pada tahun 2020 capaian Provinsi Bali sebesar 43,68 turun dari tahun 2014 yang mencapai 56,23 persen (Gambar 16.3).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Karena keterbatasan data yang tersedia, korban kekerasan didekati dengan korban kejahatan. Data korban kejahatan pada indikator ini adalah seseorang yang mengalami atau terkena tindak kejahatan dan mencakup semua jenis kejahatan. Proporsi tingkat pelaporan ini menunjukkan bagaimana kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejahatan. Dengan tidak melakukan pelaporan kejahatan kekerasan, lembaga yang berwenang tidak dapat melakukan penyelidikan dan kejahatan yang sama akan rentan terjadi kembali. Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang melaporkan kepada polisi tahun 2016 sampai 2020 tercatat berfluktuasi. Jika dibandingkan dengan
10,25
48,40
0,00
57,57 57,55
18,90
46,37
46,41
37,50
52,43
2016 2017 2018 2019 2020
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
tahun 2016 capaian indikator di tingkat nasional dan Provinsi Bali mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Capaian Provinsi Bali tahun 2016 sebesar 10,26 persen meningkat menjadi 57,55 persen di tahun 2020 (Gambar 16.4). Peningkatan ini menandakan bahwa seiring berjalannya waktu kejadian kekerasan yang dilaporkan kepada polisi semakin meningkat. Selain karena faktor meningkatnya kejadian, diperkirakan keterbukaan akses informasi publik serta kepercayaan pada lembaga hukum mendorong peningkatan kejadian yang dilaporkan.
Aliran dana gelap masuk dan keluar negeri didefinisikan sebagai uang yang ditransfer, diperoleh, atau dimanfaatkan melalui cara-cara terlarang, seperti hasil kejahatan, termasuk korupsi, penggelapan pajak, dan penggelapan bea perdagangan.
Namun, Indonesia belum bisa menyediakan data untuk indikator ini, sehingga indikator ini merupakan indikator global yang akan dikembangkan.
Suap adalah salah satu bentuk korupsi yang berupa keuntungan yang tidak semestinya (dapat berupa uang, hadiah, atau pelayanan) yang diminta/ditawarkan oleh/untuk pejabat publik sebagai pertukaran perlakuan khusus. Indikator pengukuran pengalaman suap ini merupakan tolok ukur untuk memantau kemajuan dalam memerangi korupsi. Namun, indikator ini masih dikembangkan dan diproksikan dengan indikator Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) adalah indeks yang mengukur tingkat penolakan atau permisif masyarakat terhadap perilaku korupsi. Seiring kemajuan zaman, masyarakat semakin menolak perilaku atau tindakan korupsi. Upaya melalui pendidikan dan budaya anti korupsi harus terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap korupsi di masyarakat. Data IPAK yang tersedia saat ini masih di tingkat nasional belum dapat disajikan hingga tingkat provinsi.
Kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus melaksanakan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Penyelenggara pelayanan publik berkewajiban untuk memenuhi komponen
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
standar pelayanan publik dengan cara mengetahui hak-hak masyarakat dalam pelayanan.
Komponen tersebut dapat berupa ada atau tidaknya persyaratan pelayanan, kepastian waktu dan biaya, prosedur dan alur pelayanan, sarana pengaduan, pelayanan yang ramah dan nyaman, dan lain-lain. Tingkat kepatuhan pelayanan publik dapat menunjukkan adanya efektivitas dan kualitas pelayanan pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hal ini dapat berdampak pada terpenuhinya hak-hak dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.
Ukuran ini dapat menggambarkan terjaminnya pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif, dan representatif, karena adanya keragaman perwakilan di semua tingkat lembaga publik. Indikator ini akan dikembangkan dan diproksi dengan dua indikator nasional, yaitu persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan persentase keterwakilan perempuan sebagai pengambilan keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2019
16,36
20,87
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Keterwakilan perempuan sebagai perwakilan rakyat menggambarkan adanya pengambilan keputusan yang inklusif dan partisipatif. Keterwakilan perempuan di DPRD Provinsi Bali pada hasil pemilu 2019 sebesar 16,36 persen (Gambar 16.5). Angka ini lebih rendah daripada keterwakilan perempuan di DPR yang sebesar 20,87 persen. Kondisi ini menunjukkan masih kurangnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan.
Keterlibatan kaum perempuan dalam ranah politik ini harus terus ditingkatkan untuk mencapai target RPJMN 2015-2019 (meningkatnya keterwakilan perempuan di DPR).
Sumber: Kemenko Polhukam, Badan Pusat Statistik, dan Bappenas, Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) metode baru
Pada tahun 2022 nilai Indeks Kapasitas Lembaga Demokrasi Provinsi Bali sebesar 79,83 lebih tinggi dibandingkan capaian nasional sebesar 78,22 (Gambar 16.6). Capaian keduanya dikategorikan ke dalam kategori capaian “sedang” (bernilai 60-80). Dengan upaya peningkatan kinerja lembaga demokrasi, capaian Indeks Lembaga Demokrasi optimis dapat ditingkatkan sehingga berada pada kategori baik di waktu yang mendatang.
Oleh karena itu, lembaga demokrasi, seperti penyelenggara pemilu, DPRD, partai politik, pemerintah daerah, dan peradilan harus terus meningkatkan kinerjanya. Pemilu harus diselenggarakan secara bebas dan adil, DPRD melaksanakan fungsinya secara efektif, partai politik berjalan sesuai fungsinya, pemerintah daerah menjalankan peran birokrasinya, dan sistem peradilan yang dilakukan secara independen.
Kebebasan merupakan salah satu aspek dalam pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) dan mengukur kebebasan setiap individu sebagai warga negara yang dijamin negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Capaian Indeks Aspek
79,83
78,22
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Kebebasan Provinsi Bali maupun nasional pada tahun 2022 berada pada kategori “baik”
(nilai lebih dari 80), di mana capaian Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan dengan nasional (Gambar 16.7). Hal ini menunjukkan kebebasan individu dan kelompok (kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, kebebasan berkeyakinan, dan kebebasan dari diskriminasi) di Provinsi Bali relatif lebih baik dibandingkan kondisi nasional.
Sumber: Kemenko Polhukam, Badan Pusat Statistik, dan Bappenas, Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) metode baru
Sumber: Kemenko Polhukam, Badan Pusat Statistik, dan Bappenas, Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) metode baru
85,78
82,80
Bali Nasional
83,90
80,28
Bali Nasional
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Indeks Kesetaraan mengukur kesetaraan akses individu untuk berpartisipasi dan memastikan dirinya terwakili dalam pemerintahan. Prinsip kesetaraan menjamin terbukanya keadilan akses untuk keterlibatan warga secara langsung melalui partisipasi atau melalui perwakilan untuk mewakili kepentingan berbagai kelompok warga agar tidak terjadi monopoli sumber daya pada sekelompok pihak tertentu. Berdasarkan Gambar 16.8, capaian Indeks Kesetaraan Provinsi Bali dan nasional pada tahun 2022 berada pada kategori “baik”.
Representasi dan partisipasi dari negara-negara berkembang di organisasi internasional, termasuk lembaga-lembaga keuangan internasional, masih sangat rendah.
Indikator ini mengukur keterwakilan negara-negara berkembang di organisasi internasional. Akan tetapi, indikator ini tidak bisa disediakan secara nasional di Indonesia.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
77,33
80,50
82,61
79,71
88,42
71,92 74,36
77,20 77,04
81,34
2018 2019 2020 2021 2022
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Sejak lahir, anak-anak memiliki hak-hak yang harus dipenuhi sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang pengesahan Konvensi Hak Anak. Hak- hak tersebut meliputi hak untuk bermain, berekspresi, memperoleh pendidikan yang baik, memiliki kehidupan yang layak, dan hak untuk mendapatkan nama dan identitas (Akta Kelahiran). Memiliki akta kelahiran merupakan salah satu hak anak agar secara de jure keberadaannya diakui oleh negara. Sejak tahun 2018, proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang kelahirannya dicatat oleh lembaga pencatatan sipil di Bali selalu di atas capaian nasional. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar 79,71 persen namun capaiannya kembali meningkat menjadi 88,42 persen di tahun 2022 (Gambar 16.9).
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pada tahun 2022 capaian Provinsi Bali cukup tinggi sebesar 94,62 persen sedangkan capaian nasional masih pada level 86,87 persen (Gambar 16.10).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 86,66
90,74 92,04 91,50
94,62
77,11
80,44
83,47 84,49
86,87
2018 2019 2020 2021 2022
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pada tahun 2022, di Indonesia persentase anak yang memiliki akta kelahiran adalah sebesar 90,41 persen, mengalami peningkatan hampir sebesar tujuh persen poin dibandingkan dengan keadaan tahun 2018. Di Provinsi Bali, persentase anak yang memiliki akta kelahiran tercatat sebesar 95,55 persen pada tahun 2022, mengalami peningkatan lima persen poin dibandingkan kondisi tahun 2018 (Gambar 16.11). Hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kesadaran dalam pemenuhan hak anak dari sisi kepemilikan identitas yang sah secara hukum.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. UU tersebut memastikan terpenuhinya hak memperoleh informasi publik sebagai ciri negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Keterbukaan Informasi Publik (KIP) adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai,
90,49 92,72 93,85 93,28 95,55
83,55 86,01 88,11 88,42 90,41
2018 2019 2020 2021 2022
Bali Indonesia
https://bali.bps.go.id
KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
makna dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non- elektronik.
Lembaga HAM nasional adalah lembaga administratif independen yang dibentuk oleh negara untuk menggalakkan dan melindungi hak asasi manusia. Fungsi lembaga HAM adalah menangani keluhan, edukasi tentang HAM, dan memberikan rekomendasi untuk reformasi undang-undang. Lembaga HAM yang independen adalah institusi dengan status akreditasi “level A” sesuai United Nations Paris Principles. Indonesia telah memiliki lembaga HAM nasional yang independen yang sejalan dengan Paris Principles dan berakreditasi level A, yakni Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Komnas HAM telah dibentuk melalui Keputusan Presiden RI No. 50 Tahun 1993 yang dinyatakan sebagai Komnas HAM berdasar UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Target ini menggambarkan ukuran implementasi dari hukum dan kebijakan yang non-diskriminatif. Namun, indikator global ini akan dikembangkan dan diproksikan dengan indikator nasional, yaitu jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Internasional. Kebijakan yang diskriminatif adalah kebijakan yang memuat unsur pembatasan, pembedaan, pengucilan dan/atau pengabaian yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar manusia agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik. Indikator ini menunjukkan kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam menjamin hak asasi manusia.
https://bali.bps.go.id
7
https://bali.bps.go.id
https://bali.bps.go.id
embangunan berkelanjutan yang sukses akan terwujud dengan adanya kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Kemitraan tersebut harus terjalin di tingkat global secara inklusif dan komitmen yang kuat. Koordinasi dari segala pihak dilaksanakan untuk mengembangkan negara-negara, terutama negara berkembang. Promosi investasi, dukungan dalam perdagangan internasional, dan mendorong peningkatan ekspor, akan membantu negara berkembang dalam mencapai pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Tujuan ini berguna untuk melihat kontribusi pendapatan negara atau pendapatan asli daerah dari masing-masing sumber terhadap nilai tambah ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara atau wilayah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Pendapatan pemerintah yang dimaksud dalam indikator ini adalah Pendapatan Negara. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih dan terdiri dari penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan hibah.