“Sekolah dituntut untuk lebih ak f ber- par sipasi mencari dan merangkul anak usia sekolah di lingkungan sekitarnya. Perkembangan ini ber- implikasi pada semakin ngginya ngkat keragaman siswa, diantaranya beragam karena latar belakang sosial, budaya, etnis, agama, bahasa, keragaman pengasuhan orang tua, dan keragaman karena per- bedaan perkembangan kogni f, fisik, sosial dan bahasa masing-masing peserta didik.” Tegasnya.
Khusus mengenai persoalan guru, Dr. Indra menekan- kan.
“Dalam proses pembelajaran guru harus menyadari bahwa terdapat banyak cara bagi siswa untuk belajar. Proses belajar siswa terentang dalam konteks perkembangan, minat, temperamen, per- bedaan cara belajar dan kemungkinan adanya ke- butuhan khusus.”
“Oleh karenanya pedagogi dengan mendasar- kan pada keragaman siswa menjadi pendekatan yang harus disadari, dipahami dan dijalankan oleh guru.”
“Terdapat dua model pedagogi yang dapat menjadi acuan guru dalam memenuhi keragaman siswa ke ka menggelar pembelajaran, yaitu pem- belajaran berdiferensiasi dan pembelajaran univer- sal.” Jelasnya sambil menayangkan power point yang telah disiapkannya.
Jadi begini bapak/ibu, para peserta Bimtek yang saya horma .
“Pembelajaran berdiferensiasi memberi pe- nekanan pada keragaman se ap peserta didik dalam kesiapan belajar, minat atau ketertarikan, dan profile belajar.
“Guru melakukan penyesuaian pembelajaran berupa isi, proses, produk dan lingkungan pem- belajaran disesuaikan dengan kesiapan belajar anak, ketertarikan anak dan profil belajar anak.”
“Profil belajar yang dimaksudkan mencakup potensi kecerdasan, sebagaimana teori kecerdasan majemuk (Howard Gardner), gaya belajar, jenis kelamin dan latar belakan sosial budaya. Perlu ditambahkan bahwa dalam profil belajar termasuk juga mengakomodasi kebutuhan khusus yang mung- kin dimiliki siswa.”
Ada, dua tahapan dari siklus pembelajaran berdiferensiasi yaitu:
Mencari tahu kemampuan dan
kebutuhan belajar siswa,
1 2
Memberikan layanan atau intervensi untuk se ap kebutuhan belajar siswa yang beragam.
Pembelajaran berdiferensiasi meyakini bahwa pembelajaran yang guru selenggarakan akan profe- sional, efisien, dan efek f ke ka guru secara ak f mencari tahu keragaman kebutuhan belajar siswa dan memenuhinya dalam proses pembelajaran.
Mengu p Tomlinson, pada pembelajaran diferensiasi berar mencampurkan semua perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi, membuat ide dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari.
Dengan kata lain bahwa pembelajaran diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil se ap murid, sehingga murid-murid akan bisa lebih belajar dengan efek f.
“In its simple form, differen ated instruc on means that you are consistently and proac vely crea ng different pathway to help all your student to be succesfull”.
Dari pernyataan tersebut di atas, dapat di- jelaskan bahwa dalam pembelajaran diferensiasi seorang guru harus konsisten dan proak f dalam mencari jalan untuk membantu murid-muridnya belajar sehingga akan mencapai kesuksesan dalam mencapai atau meraih proses pembelajaran di kelas.
Lalu, apa dengan pembelajaran universal?
Ada yang pernah dengar?
Pembelajaran universal mendasarkan pada filosofi bahwa keragaman siswa adalah keniscayaan, dan karenanya pembelajaran harus dirancang se- demikian rupa agar semua siswa dapat mengakses pembelajaran sesuai karakteris knya masing-masing.
Terdapat ga prinsip dalam pembelajaran universal:
1. Guru memberikan banyak pilihan cara agar siswa terlibat dalam pembelajaran Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan materi dan ak vitas pembelajaran sesuai dengan bakat dan minat siswa, cara belajar siswa, kemampuan siswa, dan pada ahirnya siswa dapat mengatur pembe- lajarannya secara mandiri.
2. Guru memberikan banyak pilihan cara dalam menyajikan konsep, termasuk penggunaan bahasa dan symbol yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
3. Guru memberikan banyak pilihan cara dalam ak vitas pembelajaran dan mengekspresikan capaian pembelajaran. Sehingga masing-masing siswa memiliki kemerdekaan dalam meng- ekspresikan capaian hasil belajar mereka.
Dengan memper mbangkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran universal. Maka pembelajaran adap f harus dapat dipahami guru.
Pembelajaran adap f dalam pendidikan inklusi adalah model pembelajaran yang diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik dalam keseluruh- an proses pembelajaran dan menyesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Dalam pembelajaran adap f, guru melakukan penyesuaian berbagai macam komponen pembelajar- an, seper materi, metode, media pembelajaran, lingkungan belajar, dan penilaian. Hal ini bertujuan untuk menyediakan kesempatan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk mengiku pem- belajaran di sekolah.
Irham Hosni (2003) mengatakan bahwa pem- belajaran adap f adalah pembelajaran biasa yang dimodifikasi dan dirancang sedemikan rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan, dan memenuhi ke- butuhan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
Ciri-ciri dari pembelajaran adap f antara lain:
a. Memperha kan perbedaan individual siswa, dalam pembelajaran adap f, pembelajaran me-
nyesuaikan dengan peserta didik. Mulai dari penyesuaian materi, pendekatan, metode, sum- ber belajar, maupun media pembelajaran.
b. Pembelajaran yang meminimalisir kekurangan atau kelemahan yang dimiliki peserta didik sehingga kekurangannya dapat ditekan kemudian didorong kemampuannya agar berkembang semaksimal mungkin.
Contohnya, peserta didik yang memiliki gangguan penglihatan tetapi masih mempunyai sisa peng- lihatan (low visison) yang menetap, maka dalam proses pembelajarannya jangan dipaksakan untuk menggunakan huruf barille untuk baca tulisnya, tetapi bisa menggunakan huruf awas yang disesuaikan dengan ngkat penglihatannya atau menggunakan font yang besar.
c. Sebagai alat untuk mengembangkan dan me- ningkatkan kemampuan siswa yang memiliki kebutuhan khusus Pembelajaran adap f harus
9 10
7 8 5 6 3 4
1
Pembelajaran direncanakan dengan masuk akal bagi semua siswa.2
Semua siswa mengambil bagian dalam kegiatan di luar kelas.
Bantuan pembelajaran mendukung
pembelajatan dan par sipasi seluruh siswa.
Guru merencanakan pembelajaran dan review secara ber-partner (berkelompok).
Disiplin kelas berbasis saling menghorma . Assesmen berkontribusi terhadap
kecakapan semua siswa.
Siswa belajar secara berkolaborasi.
Siswa melibatkan diri secara ak f dalam pembelajarannya sendiri.
Pembelajaran mengembangkan dan memahamkan perbedaan.
Pembelajaran merangsang par sipasi seluruh siswa.
dapat mengakomodasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik yang ber- kebutuhan khusus.
Hal ini berar yang dikembangkan bukan hanya peserta didik regular melainkan seluruh peserta didik, termasuk peserta didik yang memiliki ke- butuhan khusus. Misalnya peserta didik yang memiliki kemampuan IQ yang diatas rata-rata (gi ed) maka dalam proses pembelajaran jangan disamakan dengan siswa lainnya, tetapi dengan memberikan pengayaan, baik dengan materi sama yang mem-punyai ngkat kesulitan lebih nggi atau melanjutkan pada materi selanjutnya.
Dari pembelajaran berdiferensiasi dan pem- belajaran universal dan pembelajaran adap f, Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dapat mengambil bentuk, merencanakan dan menerapkan desain pembelajaran yang terbaik bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga anak didik dapat berproses dalam prak k baik pendidikan di sekolah inklusif.
Dari beberapa uraian diatas, dalam meng- orkestrasi pembelajaran di sekolah penyelenggara pendidikan inkusif dapat dipraktekan beberapa hal: