• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mempeoleh data tentang pendapat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Pada pengisian angket siklus 1 jumlah siswa yang melakukan pengisian angket sebanyak 24 orang. Adapun hasil persentase persepsi siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat dilihat pada tabel beikut ini.

Tabel 12. Persentase Hasil Analisis Data Angket pada Siklus 1 Kualifikasi

Item Pertanyaan

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SS 20,8 8,33 12,5 8,33 8,33 0,0 12,5 16,7 20,8 0,0 10,8 S 66,7 41,1 33,3 20,8 50 25 20,8 25 41,7 45,8 37,0 KS 8,33 50 25 33,3 41,7 25 41,7 50 25 45,8 34,6 TS 4,17 0,0 29,2 31,2 0,0 50 25 8,33 12,5 8,33 16,9

79

Dari hasil analisis angket respon siswa terhadap pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, pernyataan suka belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC 5siswa (20,8%) menyatakan sangat setuju, 16 siswa (66,7%) menyatakan setuju, 2 siswa (8,33%) menyatakan kurang setuju, dan 1 siswa (4,17%) menyatakan tidak setuju. Kedua, pernyataan mudah mengerti dan menyerap pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC 2 siswa (8,33%) menyatakan sangat setuju, 10 siswa (41,1%) menyatakan setuju, 12 siswa (50%) menyatakan kurang setuju, 0 siswa (0,0%) menyatakan tidak setuju.

Ketiga, p e r n y ataan bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran membaca pemahaman seperti ini, 3 siswa (12,5%) menyatakan sangat setuju, 8 siswa (33,3%) menyatakan setuju, 6 siswa (25%) menyatakan kurang setuju, 7 siswa (29,2%) menyatakan tidak setuju. Keempat, p e rnyataan merasa senang apabila dalam setiap mengajar guru memberikan pekerjaan secara berkelompok dalam mengerjakan tugas, 2 siswa (8,33%) menyatakan sangat setuju, 5 siswa (20,8%) menyatakan setuju, 8 siswa (33,3%) menyatakan kurang setuju, dan 9 siswa (31,2%) menyatakan tidak setuju. Kelima, pernyataan ingin dalam setiap mengajar,guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, 2 siswa (8,33%) menyatakan sangat setuju, 12 siswa (50%) menyatakan setuju, 10 siswa (41,7%) menyatakan kurang setuju, dan 0 siswa (0,0%) menyatakan tidak setuju.

Keenam, pernyataan mampu menjawab pertanyaan guru, 0 siswa (0,0%) menyatakan sangat setuju, 6 siswa (25%) menyatakan setuju, 6 siswa (25%) menyatakan kurang setuju, dan 12 siswa (50%) menyatakan tidak setuju. Ketujuh, pernyataan bisa menjelaskan kembali pelajaran kepada teman, 3 siswa (12,5%)

80

menyatakan sangat setuju, 5 siswa (20,8%) menyatakan setuju, 10 siswa (41,7%) menyatakan kurang setuju, dan 6 siswa (25%) menyatakan tidak setuju.

Kedelapan, pernyataan selalu aktif dalam diskusi, 4 siswa (16,7%) menyatakan sangat setuju, 6 siswa (25%) menyatakan setuju, 12 siswa (50%) menyatakan kurang setuju, dan 2 siswa (8,33%) menyatakan tidak setuju. Kesembilan, pernyataan selalu ikut berpartisipasi dalam kelompok, 5 siswa (20,8%) menyatakan sangat setuju, 10 siswa (41,7%) menyatakan setuju, 6 siswa (25%) menyatakan kurang setuju, dan 3 siswa (12,5%) menyatakan tidak setuju.

Keseepuluh, pernyataan paham dengan pelajaran yang dijelaskan guru,0 siswa(0,0%) menyatakan sangat setuju, 11 siswa (45,8%) menyatakan setuju, 11 siswa (45,8%) menyatakan kurang setuju, dan 2 siswa (8,33%) menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunak a n m o d e l CIRCcukupbaik. Siswa cukup berpartisipasi dalam kerjasama kelompok.

Sebagian siswa telah mampu memahami pentingnya kerjasama dalam pembelajaran. Akan tetapi,masih ada siswa yang belum serius dan aktif mengikuti pelajaran. Saat proses pembelajaran, siswa masih takut bertanya kepada guru apabila kurang memahami pelajaran. Secara berkelompok siswa cukup termotivasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Dengan demikian, dari data angket respons siswa terhadap pembelajaran pada siklus I masih kurang, karena siswa masih banyak menemukan kesulitan. U ntuk meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman maka perlu dilaksanakan siklus II.

81 4) Hasil Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini diisi setiap pertemuan, yakni pertemuan pertama, kedua dan ketiga dalam setiap siklus dan sumber datanya diperoleh dari kolaborator (guru pengamat). Adapun format pada catatan ini meliputi: tempat, mata pelajaran, SK, KD, siklus/pertemuan, kelas/semester, hari/tanggal, guru yang mengajar, dan guru yang mengamati. Aspek yang diamati yaitu; dari segi waktu pelaksanaan, siswa, guru, dan proses pelaksanaan belajar mengajar.

Hasil catatan lapangan ditulis oleh kolaborator dalam setiap pertemuan.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu,1 Maret 2014 dengan topik penjelasan materi membaca pemahaman melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dengan indikator menentukan gagasan utama dan informasi bacaan.

Pada pertemuan pertama, masih ada siswa yang terlambat masuk kelas. Kegiatan awal belum terlihat semua siswa terlibat secara fisik dan mental. Selain itu suasana pembelajaran terlihat masih tegang. Dalam membagi kelompok suasana kelas ribut dan banyak menyita waktu. Pada aktivitas tanya jawab dengan guru, siwa masih gugup, mereka masih kurang percaya diri atau kurang berani untuk bertanya kepada guru, meski telah dimotivasi. Meskipun ada yang bertanya, umumnya siswa yang sudah biasa bertanya. Sementara itu siswa lebih dominan diam. Di samping itu, pada kegiatan ini juga terlihat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Di antara mereka ada yang sibuk dengan kegiatan sendiri, seperti berbicara dengan teman sebangkunya, mengganggu teman yang ada di depannya. Namun dalam hal ini guru mendekati mereka satu persatu dan pada akhirnya mereka bisa serius mengikuti pelajaran. Selanjutnya

82

pada kegiatan penutup, guru bersama siswa mengadakan refleksi dan menyimpulkan pelajaran.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Maret 2014 dengan topik membaca pemahaman melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dengan indikator menetukan fakta dan opini.Hal yang menjadi catatan penting adalah bimbingan dan arahan guru terhadap siswa selama pembelajaran kelompok belum maksimal. Dalam pembelajaran kelompok sebagian siswa masih belum terlibat aktif dalam aktivitas kelompok. Hal ini terlihat saat presentasi kelompok hasil kerja kelompok. Siswa juga ada yang masih ragu-ragu karena tidak paham materi tentang membaca pemahaman terutama dalam menentukan informasi bacaan. Solusi yang dilakukan guru adalah kembali meminta siswa untuk serius dalam belajar. Kemudian guru mengarahkan serta membimbing siswa yang kurang aktif dalam diskusi untuk aktif dan berperan dalam diskusi dan juga siswa yang aktif dan menguasai materi untuk berperan dalam membantu teman-teman mereka yang tidak mengerti.

Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Sabtu, 8 Maret 2014 dengan topik membaca pemahaman melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dengan indikator menarik simpulan bacaan. Hal ini yang menjadi catatan penting dapat dilihat dari segi penggunaan waktu siswa sudah mulai cepat mengerjakan tugas sehingga waktu yang ditentukan sudah mulai dapat disesuaikan. Sebagian siswa sudah mulai tertarik untuk belajar walaupun masih ada yang tidak aktif, dan tidak ikut kerja sama dalam kelompok. Kemudian guru dapat melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Selanjutnya, pada kegiatan akhir, guru

83

menyebarkan angket dan meminta siswa untuk mengisi angket tersebut dengan jujur. Kemudian, guru bersama siswa mengadakan refleksi dan menyimpulkan pelajaran.

Dalam dokumen peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Halaman 93-98)