• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hikmah Kisah Musa dan Fir‘aun Dalam Al-Qur’a>n

ﱉ ﭐﭐ

D. Hikmah Kisah Musa dan Fir‘aun Dalam Al-Qur’a>n

Ketika Allah menceritakan kisah-kisah dalam Al-Qur’a>n khususnya pada kisah Nabi Musa dan Fir‘aun tentu berisi hikmah yang berharga dan penting untuk dijadikan pelajaran. Diantara hikmah dari kisah Nabi Musa dan Fir’aun dalam Al- Qur’a>n adalah sebagai berikut :

1.

Pada kisah nabi Musa dan Fir‘aun yang Allah ceritakan kepada kita agar menjadi pelajaran berharga khususnya bagi orang-orang beriman agar menjauhi sifat sombong dan zalim kepada orang lain. Karena Allah tidak menyukai kezaliman dan kesombongan, sehingga Allah pasti akan mengutus manusia terbaiknya untuk menghilangkan kezaliman tersebut. Hal ini dijelaskan dalam permulaan surat al-Qas}as} :

ﲏ ﭐﱡﭐ ﲐ ﲑ ﲒ

ﲓ ﲔ ﲕ ﲖ ﲗ ﲘ ﲙ ﲚ

ﲜ ﲝ

ﲞ ﲟ ﲠ

ﲡ ﲢ ﲣ ﲤ ﲥ ﲦ ﲧ

ﲩ ﲪ ﲫ ﲬ

ﲮ ﲯ ﲰ ﲱ ﲲ

ﲳ ﲴ ﲵ ﲶ ﲷ

ﲸ ﲹ

ﲺ ﲻ

ﲼ ﲽ ﲾ

ﲿ ﱁ ﱂ ﱃ

ﱄ ﱅ ﱆ ﱇ

ﱈ ﱉ

ﱊ ﱋ ﱌ ﱍ

53 ‘Adil bin ‘Ali’ al-Sa>di>, Mausu>ah al-Tafsi>r Al-Maud}ui Li al-Qur’a>n al-Kari>m,

…., Jilid 22, h. 43.

54 ‘Abd al-Waha>b al-Naja>r, Qas}as} al-Anbiya>i, (Beirut : Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1992), h. 257.

Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman. (3) Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun ) termasuk orang yang berbuat kerusakan.(4) Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),(5) dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka.(6)55

2. Dalam kisah nabi Musa dan Fir‘aun memotivasi khususnya kepada Nabi Muhammad agar hatinya menjadi teguh dalam menghadapi umatnya, karena Nabi Muhammad sama-sama menghadapi kaumnya yang membangkang seperti nabi Musa yang menghadapi Fir‘aun dan kaumnya, sehingga nabi Muhammad menyatakan bahwa Abu Jahal adalah Fir‘aun nya umat Islam56. Dalam hal ini Allah menjelaskan :

ﱟﭐﱡﭐ ﱠ ﱡ

ﱢ ﱣ ﱤ ﱥ ﱦ ﱧ ﱨ

ﱱ ﱠ

Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu.57

3. Kisah Musa dan Fir‘aun pada akhirnya adalah kemenangan pada pihak Musa dan pengikutnya sementara Fir‘uan dan para pengikutnya Allah binasakan.

Karena berdasarkan pemberitaan Allah bahwa pada akhirnya Allah selalu menolong para Nabi dan menghancurkan musuh-musuhnya. Di dalam Al-Qur’a>n telah dijelaskan akan hakekat ini :

ﭐﱡﭐ ﲞ ﲟ ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ

ﲤ ﲥ ﲦ ﲧ

Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,.(171) (yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan.(172)58

Al-S}a>buni mengatakan : Telah tetap janji Kami dan ketetapan Kami bahwa pertolongan diberikan kepada para rasul dalam menghadapi musuh-musuh

55 Q.S. al-Qas}as} [28] : 176.

56 Ibn Jari>r al-T{abari>, Ja>mi‘ al-Baya>n ‘An Ta’wi>l Ayyi al-Qur’a>n, (Kairo : Da>r H{ijr.

2001), Jilid 24, h. 534.

57 Q.S. Hu>d [11] : 120.

58 Q.S. al-S{offa>t [37]: 171-172.

mereka, baik dengan kemenangan di dunia dengan argumentasi maupun kemenangan di akhirat dengan dimasukkannya mereka ke dalam surga-Nya. 59 4. Dalam kisah Musa dan Fir‘aun menetapkan adanya kesatuan risalah para rasul,

bahwa mereka menyeru kepada penyembahan Allah Swt meskipun shari‘atnya berbeda-beda. Allah menegaskan hal ini dalam Al-Qur’a>n:

ﱁﭐﱡﭐ ﱂ ﱃ ﱄ ﱅ ﱆ ﱇ ﱈ ﱉ ﱊ ﱋ ﱌ ﱍ ﱎ ﱏ ﱐ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.60

5. Kisah Musa dan Fir‘aun juga menunjukkan bahwa Allah menampakkan hal-hal luar biasa atau mu‘jizat untuk menunjukkan kebenaran utusan-Nya dan demi menolong para nabi -Nya.

Di dalam Al-Qur’a>n mu‘jizat diungkapkan dengan kata ayat sebagaimana Allah telah berikan 9 mu‘jizat kepada nabi Musa. Allah berfirman,

ﲙﭐﱡ ﲚ ﲛ ﲜ ﲝ

Sungguh Aku telah berikan kepada Musa sembilan ayat yang jelas.61

Demikianlah beberapa hikmah yang bisa dipetik dari kisah Musa dan Fir’aun dalam Al-Qur’a>n agar menjadi pelajaran yang berharga bahwa para nabi dan orang-orang beriman pada akhirnya Allah berikan kemenangan kepada mereka, karena keimanan itulah yang menyebabkan kebagain di dunia dan di akhirat.

59 Muhammad ‘Ali> al-S{abu<ni>, S}ofwah al-Tafasir, (Beirut : Da>r Al-Fikr, 1999), Jilid 3, h. 46.

60 Q.S. al-Anbiya>’ [21]: 25.

61 Q.S. al-Isra>’ [17]:101.

129 BAB VI

TAFSI>R ISHARI AYAT-AYAT TENTANG

KISAH NABI MUSA DAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN A. Tinjauan Umum Tentang Kisah Al-Qur’a>n dan Corak Tafsi>r Isha>ri.

Kisah-kisah Al-Qur’a>n yang Allah firmankan kepada kita merupakan kisah- kisah terbaik sebagaimana Allah jelaskan dalam surat Yu>suf ayat 3 :

ﲠﭐﱡﭐ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤ ﲥ

ﲦ ﲧ ﲨ ﲩ ﲰ…..

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur’a>n ini kepadamu.1

Bahwa Al-Qur’a>n adalah sebaik-baik kisah sebagaimana dijelaskan dalam definisi kisah Al-Qur’a>n oleh S}alah Abd al-Fatta>h al-Kha>lidi di bab awal dari disertasi ini. Karena kisah Al-Qur’a>n bersumber dari wahyu yang tentuanya semua kisah yang Allah kisahkan merupakan kisah terbaik dan dapat menjadi pelajaran.

Sementara itu Ibn Jari>r al-T{abari> menjelaskan tentang latar belakang ayat ini diturunkan kepada Rasulullah, yaitu ketika para sahabatnya meminta beliau Saw untuk bercerita kepada mereka, sehingga akhirnya beliau untuk menceritakan kisah kepada mereka.2

Sementara Shaikh Wahbah Zuhaili> menafsirkan ayat ini dengan menyatakan : Kami memberitahu kepadamu ya Muhammad kisah-kisah terbaik dengan Kami wahyukan Al-Qur’a>n kepadamu. Yang beritanya sempurna dan rinci mencakup segala sesuatu. 3

Tetapi menurut sebagian ulama bahwa kisah terbaik dalam konteks ayat ini adalah khusus terkait dengan kisah nabi Yu>suf, karena kisah Yu>suf tersajikan secara lengkap di dalam surat Yu>suf, sejak Yu>suf kecil hingga sukses menjadi pembesar di Mesir. Tetapi ada sebagian ulama mengatakan bahwa kisah Yu>suf adalah satu-satu kisah yang berbeda dengan kisah para nabi yang lain, dimana para nabi yang lain berakhir dengan kebinasaan musuh-musuhnya, seperti kaum nabi Nu>h, kaum nabi Lut}, kaum S|amud dan lainnya, sementara kisah nabi Yu>suf diakhri dengan cerita yang menggembirakan, dimana kembalinya penglihatan mata nabi Ya‘qu>b dan bertemunya dengan Yu>suf, sementara nabi Yu>suf diberikan kekuasaan dan diberikan kemampuan menta’wilkan mimpi serta diterimanya tobat saudara nabi Yu>suf. Jadi kalau boleh dikatakan bahwa kisah nabi Yu>suf diakhiri dengan cerita yang mengembirakan.4

1 Q.S. Yu>suf [12]:3.

2Al-T{abari>, Ja>mi al-Baya>n ‘An Ta’wi>l Ayyi al-Qur’a>n, (Beirut : Da>r H{ijr, 2001), Jilid 13, h. 7.

3 Wahbah Zuh}aili>, Al-Tafsi>r al-Muni>r, (Beirut : Da>r al-Fikr,2018), Jilid 9, h. 529.

4 https://ujeeb.com/ صقلا-نسحأ-نم-متسلا-هيلع-اسوي-نَديس-ةصق-اتالم

Setelah disifati bahwa kisah Al-Qur’a>n adalah kisah yang terbaik, ternyata kisah Al-Qur’a>n juga disifati bahwa kisahnya adalah benar dan bukan kisah hayalan dan bohong. Hal itu seperti ditegaskan dalam surat Ali ‘Imra>n : 62 yang berbunyi :

ﱁﭐﱡﭐ ﱂ ﱃ ﱄ ﱅ

ﱇ ﱈ ﱉ ﱊ ﱋ

ﱍ ﱎ ﱏ ﱐ

ﱑ ﱒ

Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah, dan sungguh, Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.5

Fakhruddi>n al-Ra>zi> mengatakan : Allah menjelaskan bahwa apa yang Allah turunkan kepada nabi-Nya Muhammad adalah kisah yang benar agar semakin yakin akan risa>lah kenabiannya.Tetapi meskipun yang dituju oleh ayat (khitabnya) khusus kepada nabi tetapi berlaku pula untuk semua umatnya.6

Dan Abu Hafs} Nasafi> menambahkan bahwa kisah Al-Qur’a>n adalah benar dan tidak ada kedustaan di dalamnya, serta yang tidak bercampur dengan kebatilan.7

Dan secara khusus Allah membacakan kepada Rasul-Nya kisah Nabi Musa dan Fir‘aun dengan benar bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman :

ﲔﭐﱡ ﲕ ﲖ

ﲗ ﲘ ﲙ ﲚ

ﲛ ﲜ ﲝ

Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman. 8

Ibn As|ur menjelaskan firman Allah َك حيَلَع او ُلح تَ ن untuk li al-tasywi>q agar semakin penasaran ingin mengetahui berita tentang nabi Musa dan Fir‘aun karena di dalamnya terdapat banyak sekali pelajaran yang menunjukkan keagungan Allah terhadap makhluk-Nya.9

Maka ketika kisah-kisah Al-Qur’a>n itu disifati dengan sebaik-baik kisah dan juga kisah yang benar, tentu memiliki tujuan yang paling mendasar, yaitu agar bisa diambil sebagai pelajaran dan nasehat bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Qas}as} :

ﲺﭐﱡ ﲻ ﲼ ﲽ ﲾ ﲿ ﳀ

ﳂ ﳃ ﳄ ﳅ ﳆ ﳇ

ﳈ ﳉ ﳊ ﳋ ﳌ

ﳍ ﳎ ﳏ ﳐ ﳑ ﳒ ﱠ

5 Q.S. A>li ‘Imra>n [3] : 62.

6 Fakhruddi>n al-Ra>zi>, Al-Tafsi>r al-Kabi>r, (Kairo : al Maktabah al-Taufi>qiyyah, 2015), Jilid 4, h. 79.

7 Abu Hafs} al-Nasafi>, al-Taysi>r Fi> al-Tafsi>r, (Beirut : Da>r al-Luba>b, 2019), Jilid 4, h. 92.

8 Q.S. al-Qas}as} [28] : 3.

9 Ibn ‘As|ur, Al-Tahri>r Wa al-Tanwi>r, )(Tunis : Al-Da>r al-Tunisiyah, 2007), Jilid 20, h. 64.

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur'a>n) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.10 Tentu diantara pelajaran yang terpenting dari penyajian kisah dalam Al- Qur’a>n tersebut adalah mendapatkan manfaat spiritual dan hikmah-hikmah dibalik kisah-kisah tersebut. Dan sebagaimana sudah diketahui bahwa diantara corak penafsiran ada yang dikenal dengan tafsir corak isha>ri yang berusaha menangkap isyarat-isyarat spiritual dari penafsiran ayat Al-Qur’a>n sehingga didapatkan mutiara- mutiara hikmah yang begitu mendalam. Dan tafsir isha>ri nuansa isha>ri ini melahirkan corak penafsiran yang khas, karena tafsir dengan corak isha>ri isha>ri berusaha menuangkan penafsiran dengan mengungkapkan makna-makna batin (esoteric) dari Al-Qur’a>n sesuai dengan nilai-nilai tasawuf.

Maka ketika berbicara tentang kisah-kisah dalam Al-Qur’a>n, tentu kisah tersebut memiliki makna-makna yang syarat dengan hikmah spiritual yang mendalam yang bisa dijadikan sebagai proses pensucian jiwa.

Diantara kitab tafsir yang bercorak tafsir ishari yang menceritakan kisah Nabi Musa dan Fir‘aun dalam Al-Qur’an kita temukan penafsirannya dalam tafsir al-Bahr al-Madi>d karya Ibn ‘Aji>bah. Dimana dikisahkan di dalamnya bahwa dalam tahapan dari kehidupan Bani Isra>il yang sangat mencekam, dimana Fir‘aun setelah kekalahannya dalam adu tanding antara tukang sihirnya dengan nabi Musa yang dimenangkan oleh Nabi Musa, dan bahkan tukang sihirnya menyatakan beriman kepada Allah dan Nabi Musa, tentu hal itu semakin meningkatkan kemurkaan Fir‘aun. Dan selain itu juga karena provokasi dari para pembesarnya agar tidak membiarkan Nabi Musa dan Bani Isra>il merayakan kemenangan tersebut sehingga membuat simpati rakyat Mesir dan menggoncang kekuasaan Fir‘aun. Maka hal tersebut membuat Fir‘aun mengambil keputusan yang sangat kejam dengan menambah penyiksaannya kepada Bani Isra>il.

Dalam keadaan seperti itu maka nabi Musa memberikan solusi kepada kaumnya agar bertawakkal kepada Allah, meminta pertolongan kepada Allah. Nabi Musa menasehati kaumnya :

ﲘﭐﱡ ﲙ ﲚ ﲛ ﲜ

ﲟ ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤ ﲥ

ﲨ ﲩ

ﲪ ﱠ

Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada

10 Q.S. Yu>suf [12] : 111.

siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”11

Ini adalah nilai-nilai spiritual yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dan teladan bagi orang-orang yang beriman yang sedang dalam situasi yang sama, saat kehidupan mereka diterpa berbagai hal yang mengkhawatirkan akan keselamatan dirinya, maka bisa mengambil pelajaran spiritual dari kisah yang diungkap tersebut.

Dalam hal ini Ibn ‘Aji>bah memberikan tafsir isharinya sebagai berikut :