• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inti Pengertian Filsafat

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 88-92)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

B. Inti Pengertian Filsafat

Apakah filsafat itu?. Bila orang mendengar kata filsafat, umumnya mereka langsung mengonotasikannya sebagai sesuatu yang nilainya sangat abstrak, dan kegiatan teoritis yang hanya dikerjakan oleh or-

ang-orang yang kurang kerjaan, membuang-buang waktu. Bahkan pada umumnya mereka mengatakan bahwa filsafat adalah:

1. Sebagai ilmu pengetahuan yang berada jauh dari realitas kehidupan manusia yang kurang nyata.

2. Ilmu pengetahuan yang digeluti oleh orang-orang yang berkemam- puan tinggi. Bukan yang ber IQ normal, apalagi di bawah normal.

3. Ilmu pengetahuan yang beku, yang tidak menaruh perhatian pada liku-liku kehidupan manusia di dalam masyarakat. (Margono,dkk.

2002: 47).

Namun demikian sebenarnya pendapat yang demikian tidaklah selamanya benar. Karena selama manusia hidup dia akan selalu berfilsafat, misalnya:

1. Jika seseorang berpendapat dalam hidup ini materilah yang essensial dan mutlak ada. Hal tersebut berarti dia menganut filsafat atau telah berfilsafat materialisme.

2. Bila orang berpandangan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan itu harus bersumber pada rasio, maka orang tersebut berfilsafat rasionalisme.

3. Bila orang berpandangan yang penting dalam hidup ini adalah ke- nikmatan, kesenangan, kepuasan, maka orang tersebut berfil- safat hidonisme.

4. Bila ada yang mengatakan bahwa dalam hidup ini yang penting adalah kebebasan individu, berarti dia telah berfilsafat individualisme, atau liberalisme.

Secara etimologi atau arti kata, filsafat berasal dari kata Yunani yaitu filosofia yang berasal dari kata kerja Filosofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencitai, atau kata philia yang berarti cinta, dan kata sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggeris yaitu philosophy yang diartikan dengan cinta kearifan. (Asmoro, Ahmadi,2005: 1). Sementara orang yang pertama menggunakan istilah philoshopia adalah seorang filosof yang bernama Pytagoras (572-497 SM). Hal tersebut diambil

seorang yang arif, lalu Phytagoras menyebut dirinya dengan philosophos yang berarti pecinta kearifan”. (The Liang Gie, 1977: 6).

Namun bila ditinjau dari segi terminologi atau arti yang terkan- dung dalam istilah atau batasan dari filsafat, niscaya akan terdapat berbagai pengertian yang berbeda-beda, sesuai dengan ahli filsafat yang menyampaikannya, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai terminologi berikut:

Plato: Dia berpendapat bahwa “Filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli”. Sementara Aristoteles: Dia mengatakan bahwa “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika”. Sedang Filosof Arab yang bernama Al-Farabi menyebutkan bahwa “Filsafat adalah ilmu penetahuan tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya”. (Surajiyo, 2008: 1-2).

Sedangkan pakar filsafat lainnya, misalnya Hasbullah Bakry:

Beliau mengatakan bahwa “Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu”.

(Abbas Hamami,M, 1976). Kemudian Ir. Poedjawijatna, menge- mukakan bahwa: “Filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka”. (Lasiyo dan Yuwono, 1985).

Apabila memperhatikan beberapa terminologi atau istilah yang dikemukakan para fakar seperti tersebut di atas, dapatlah ditarik benang merahnya sebagai kesimpulan bahwa “Filsafat adalah suatu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara men- dalam dengan menggunakan akal sampai kepada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tapi yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena”.

Selanjutnya bila memperhatikan pengertian filsafat dalam hubu- ngannya dengan lingkup bahasannya, maka filsafat mencakup banyak bidang bahasan, misalnya: manusia, alam, pengetahuan dan lain-lain.

Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan adalah antara lain bahwa pengetahuan itu dalam mengkaji sesuatu itu dimulai dari ketidaktahuan hingga menjadi tahu, tapi filsafat lebih dari itu dia membicarakannya sampai kepada hakekat segala sesuatu tersebut.

Sehingga filsafat merupakan ilmu pengetahuan, namun cakupan ilmu pengetahuan dan filsafat itu berbeda. Filsafat mempunyai cakupan yang lebih luas, setiap orang bebas memandang filsafat dari manapun.

Hal ini pula yang menyebabkan orang salah mengertikan filsafat, karena setiap kita membaca buku filsafat bukannya kita lebih tahu tapi justru kita dibuat bingung.

Secara keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah itu dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

Pertama, Sebagai produk atau hasil dari proses berpikir. Ter- masuk dalam pengertian ini adalah:

1. Jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari pada filsuf pada zaman dahulu yang lazim disebut sebagai suatu aliran atau sistem filsafat tertentu. Misalnya: Rasionalisme, Mate- rialisme, Pragmatisme dan lain sebagainya.

2. Sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat. Maksudnya manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada akal manusia (reflektive thinking), yaitu kegiatan atau proses dari berpikir mendalam itu sendiri.

Kedua, filsafat adalah suatu proses, maksudnya filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan suatu kumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu nilai tertentu tetapi lebih merupakan suatu aktifitas, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan metode tersendiri. (Kaelan, MS, 2004:

57).

Adapun cabang-cabang filsafat secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu filsafat sistematis dan Sejarah filsafat.

Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan pemberian landasan pemikiran filsafat. Di dalamnya meliputi: Logika, Metodologi, Epistemologi, Filsafat Ilmu, Etika, Estetika, Metafisika, Filsafat Ketuhanan (Teologi), Filsafat manusia. Dan kelompok filsafat khusus seperti filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat komunikasi, dan lain- lain. Sementara sejarah Filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat di sepanjang masa, mulai dari zaman kuno hingga zaman modern. Bagian ini meliputi sejarah filsafat Yunani (Barat), In- dia, Cina, dan Sejarah Filsafat Islam. (Surajiyo, 2008: 19).

Sementara itu The Liang Gie membagi filsafat sistematis mejadi:

1. Metafisika, (filsafat tentang hal yang ada).

2. Epistemologi, (teori tantang pengetahuan).

3. Metodologi, (teori tentang metode).

4. Logika, (teori tentang penyimpulan).

5. Etika, (filsafat tentang pertimbangan moral).

6. Estetika, (filsafat tentang keindahan).

7. Sejarah Filsafat (Lasiyo dan Yuwono, 1985: 19).

C. Pengertian Pancasila Secara Filsafi

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 88-92)