• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 115-121)

FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

C. Intisari Dari Sila-Sila Pancasila

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Perkataan “Kemanusiaan” berasal dari kata manusia, yakni makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki potensi: pikir, rasa, karsa dan cipta. Dan karena potensi tersebut, manusia memiliki dan menempati kedudukan dan martabat yang tinggi. Sebab dengan akal budinya manusia memiliki budaya, kemudian dengan nuraninya manusia memiliki dan menyadari akan nilai-nilai dalam kehidupannya.

Berikutnya kata “adil” mengandung makna, bahwa suatu kepu- tusan atau tindakan didasarkan atas ukuran atau norma yang objektif, tidak subyektif, atau tidak sewenang-wenang.

Sedangkan kata “beradab”, dia berasal dari kata adab, artinya adalah budaya. Jadi maksudnya berbudaya, jadi semua keptusan tindakan, selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan, dan moral.

Dengan demikian maka perlakuan terhadap sesama manusia, haruslah sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dia harus saling menghormati, tidak boleh merendahkan, menginjak-injak, memperbudak dan lain-lain. Karena manusia itu sama di hadapan Tuhannya, kecuali yang mebedakannya hanyalah taqwanya.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan YME, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fun- damental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemaya- rakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis anthoro- pologis, bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME.

Dalam sila tersebut terkandung nilai-nilai, bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh sebab itu alam kehidupan kenegaraan, terutama alam peraturan perundang-undangan negara, harus mewujudkan terca- painya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak- hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi), harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.

Juga mengandung nilai keadilan, yang berarti bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus ber- kodrat adil. Adil dalam hubungannya dengan diri sendiri, adil tehadap orang lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap linkungannya, serta adil terhadap Tuhan YME. Dengan Landasan sebagai berikut:

Dalam Pembukaan UUD 1945, pada alinea pertama berbunyi: “ bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”

Alinea tersebut adalah menyatakan hal-hal sebagai berikut:

• Keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia dalam meng- hadapi masalah kemerdekaan melawan penjajah.

• Bahwa bukan saja bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka tetapi juga akan tetap berdiri di barisan paling depan untuk menentang dan menghapuskan penjajahan di atas dunia ini.

• Mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, sehingga harus ditentang dan harus dihapuskan, agar semua bangsa di dunia dapat menjalankan hak kemerdekaannya, yang merupakan hak asasinya.

Di sinilah letak moral luhur dari pernyataan kemerdekaan Indone- sia.

• Selain itu aliena ini juga mengandung pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan.

• Meletakkan tugas kewajiban kepada bangsa/pemerintah Indone- sia, untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan, dan mendukung kemerdekaan setiap bangsa. Pendirian inilah yang menjadi landasan pokok dalam mengendalikan politik luar negeri Indonesia.

Kemudian lebih jauh berkaitan dengan masalah tersebut, telah ditetapkan pula dalam pasal 27, 28, 28 A s/d. 28 J, 29, 30 dan pasal 31 UUD 1945 sebagaimana berikut ini:

Pasal 27:

(1).Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum, dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2).Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,

Pasl 28:

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiraan dengan lisan dan tulisan, sebagaimana ditetapkan dengan undang- undang.

Pasal 28A:

Setiap orang berhak untuk hidup, serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28B:

(1).Setiap orang berhak membentuk keluarga, dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.

(2).Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28C:

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan, dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya, dalam memperjuangkan haknya secara kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

Pasal 28D:

(1). Setiap orang berhak atas pengakuan jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

(2),Setiap orang berhak untuk bekerja, serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(3). Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

(4).Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28E:

(1). Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wailayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2). Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3).Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengaluarkan pendapat.

Pasal 28F:

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi, untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G:

(1). Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang berada di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan, untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

(2).Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28H:

(1). Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(2).Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus, untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama, guna mencapai persamaan dan keadilan.

(3).Setiap orang berhak atas jaminan sosial, yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagaimana manusia yang bermartabat.

(4).Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi, dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

Pasal 28I:

(1).Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

(2).Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun, dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(3).Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati

(4).Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan hak asasi manusia, adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

(5).Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia, sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan dan perundang-undangan.

Pasal 28J:

(1).Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia yang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(2).Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang- undang, dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan, serta penghormatan atas hak dan kebebasan or- ang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil, sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan umum, dalam suatu masyarakat demokrasi.

Pasal 29:

(1).Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2).Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pasal 30:

(1).Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Pasal 31:

(1).Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

(2).Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya.

(3).Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketak- waan, serta akhlak mulia, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 115-121)