• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Ideologi

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 131-136)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

A. Pengertian Ideologi

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

1. Manner or content of thingking characteristic of an individual or class. Artinya adalah cara hidup (tingkah laku) atau hasil pemikiran yang menunjukkan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas.

2. The intelectual pattern of any widespread culture or movement.

Maksudnya adalah suatu pola pemikiran mengenai pengembangan pergerakan atau kebudayaan. (Sukarna, 1981: 1).

Istilah ideologi pertama kalinya dilontarkan oleh seorang filosuf berkebangsan Perancis, yang bernama Antoine Destutt de Tracy pada tahun 1796, sewaktu revolusi Perancis tengah menggelora. (Chris- tenson, dkk, 1971: 3). Trary menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal mula, hakikat dan perkembangan ide-ide manusia atau yang biasa dikenal sebagai “Scinece of idea”.

Di mana gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan insti- tusional dalam masyarakat Perancis. Namun Napoleon mencemoohnya sebagai khayalan, yang tidak memiliki nilai praktis. Dan pemikiran De Tracy ini sebenarnya mirip dengan impian Leibnitz yang disebut “one great system” (Pranarka, 1987).

Disamping beberapa pengertian seperti tersebut di atas, terdapat banyak lagi pengertian ideologi yang dikemukakan oleh para fakar, yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Ideologi adalah sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai, yang sacara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat), untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya, seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. (Poespo- wardojo, 1992: 47).

2. Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol kelompok masyarakat atau suatu bangsa, yang menjadi pegangan dan pedoman kerja atau perjuangan, untuk mencapai tujuan masyarakat bangsa itu. (Mubyarto, 1992: 239).

3. Ideologi adalah keharusan untuk melaksanakan dalam sikap, perilaku dan perbuatan penganutnya, kemudian juga usaha dapat diundangkannya secara legal, dan dihubungkan dengan suatu

badan kelembagaan, yang didirikan untuk merealisasikan pola kepercayaan trsebut. (Tjokroamidjojo, 1992: 285).

4. Ideologi sebagai seperangkat gagasan, yang menjelaskan atau melegalisasikan tatanan sosial, struktur kekuasaan, atau cara hidup, dilihat dari segi tujuan, kepentingan atau status sosial dari kelompok atau kolektivitas, di mana ideologi itu muncul. (Newman, 1973: 52).

5. Ideologi merupakan seperangkat asumsi dasar, baik normatif maupun empiris, mengenai sifat dan tujuan manusia atau ma- syarakat, agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengem- bangkan tertib politik. Dengan demikian ideologi merupakan seperangkat prinsip pengarahan (guiding principle) yang dijadikan dasar. Memberi arahan dan tujuan yang akan di capai di dalam melangsungkan dan mengembangkan kehidupan bangsa dan negara, serta mencakup seluruh aspek eksistensi manusia. (An- thony dalam Cheppy dan Suparlan, 1982).

Dari berbagai pengertian Ideologi seperti dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan seperangkat ide dasar masyarakat, bangsa, yang dijadikan pengangan, dalam meencapai tujuan atau cita-cita bersama.

Ada beberapa karakteristik yang terdapat dalam Ideologi sebagai pandangan masyarakat. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis;

2. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam dan terprogram;

3. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan;

4. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis;

5. Ideologi cenderung eksklusif, absolut dan universal;

6. Ideologi memiliki sifat empiris dan normatif;

7. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan konsep- tualismenya; dan

8. Ideologi biasanya terjalin dalam gerakan-gerakan politk. (Hidayat, 2001: 83).

Oleh sebab itu maka ideologi dengan karakteristik tersebut dia memiliki beberapa fungsi yang antara lain, sebagai:

a. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk melangkah dan bertindak;

b. Kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat dan bangsa, untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan;

c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segala aspek kehidupan.

Oleh sebab itu Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, maka Pancasila pada hakikatnya, adalah merupakan suatu hasil penuangan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang.

Karena Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai religius, yang terdapat dalam pandangan hidup masyaraakat Indonesia.

Selanjutnya pengertian ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide- ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis, yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, seperti:

a. Bidang politik ( termasuk bidang pertahanan dan keamanan) b. Bidang sosial

c. Bidang kebudayaan d. Bidang keagamaan.

Sedangkan pengertian ideologi dalam arti cita-cita negara, atau cita-cita, yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan, untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:

a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagi nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

b. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,

diamalkan, dan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban..

Dengan demikian makna ideologi dalam negara dan bangsa, adalah sebagai kesatuan dari gagasan, cita-cita dan ide-ide dasar dari segala aspek kehidupan manusia, di dalam berkehidupan berkelompok.

Peran dan posisi ideologi pada suatu negara sangat penting, karena dia menggambarkan dasar negara, tujuan negara, sekaligus proses pencapaian tujuan negara.

Bagi negara Indonesia, tujuan negara secara material dirumuskan sebagai “ ... melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap tum- pah darah Indonesia … “, harus diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan, sesuai dengan semangat dan nilai-nilai ideologi Pancasila. Demikian juga dengan proses pencapaian tujuan tersebut serta perwujudannya, dari mulai perencanaan, pengembilan kebijakan, keputusan politik, tetap harus memperhatikan dimensi-dimensi yang tercermin dalam watak dan wawasan Pancasila.

Dengan demikian, makna ideologi Pancasila bagi negara jelas, yakni sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai- nilai bangsa Indonesia, yang secara normatif perlu diimplementasikan dalam kehidupan nyata dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sedangkan penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut “ Politik”. Oleh sebab itulah sering terjadi bahwa ideologi di- manfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk merebut kekuasaan.

Kemudian kita sudah mengetahui, bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, dia bukan hanya merupakan hasil pemikiran, atau perenungan oleh seseorang atau oleh sekelom- pok orang, sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia ini, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai yang terdapat dalam adat istiadat, dalam kebudayaan, dalam nilai religius, yang ada sejak negara ini belum berdiri. Pancasila juga pada hakikatnya adalah untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri-ciri khas dari pancasila itulah, maka dia memiliki kesesuaian dengan semua bangsa Indonesia. Dan akhirnya unsur-unsur pancasila

tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh pendiri negara, sehingga pancasila berkedudukan sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia.

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 131-136)