• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan dan Fungsi Pancasila

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 139-146)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

D. Kedudukan dan Fungsi Pancasila

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan hidup berkenaan dengan sikap manusia, dalam memandang dirinya dan lingkungannya. Sikap manusia dibentuk oleh adanya kekuatan yang bersemayam dalam diri manusia, yaitu : berupa iman, cipta, rasa dan karsa, yang membentuk pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup seseorang yang beradabtasi dengan pandangan hidup orang lainnya, membentuk pandangan hidup kelompok. Kemudian pandangan hidup kelompok beradabtasi dengan kelompok lainnya, menjadi pandangan didup masyarakat. Dan

pandangan hidup masyarakat beradaptasi dengan pandangan masyarakat lainnya, menjadi pandangan hidup bangsa.

Padmo Wahjono, memberikan arti dari pandangan hidup ini dengan “ prinsip” atau asas, yang mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar; yaitu untuk apa seseorang itu hidup. Sementara Subandi Al Marsudi mengatakan, bahwa Pandangan hidup Bangsa, dapat didefinisikan sebagai segenap prinsip dasar yang dipegang teguh oleh suatu bangsa, guna memecahkan berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya.

Sedangkan menurut Darji Darmodiharjo; Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia, adalah merupakan penjelmaan falsafah hidup bangsa, yang dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma: agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma- norma hukum yang berlaku. Pandangan hidup bangsa dapat juga disebut dengan ideologi bangsa atau nasional. Dan pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.

Pancasila disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, adalah karena nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, dari waktu kewaktu dan secara tetap telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu konsekuensinya karena Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dan digunakan sebagai penunjuk arah bagi semua kegiatan, dan dalam semua bidang. Serta dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma kesusilaan,, norma sopan santun, maupun norma hukum yang berlaku.

Dengan perkataan lain, bahwa semua tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia, harus dijiwai atau merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Karena pancasila merupakan suatu kesatuan, yang tidak bisa dilepas pisahkan satu dengan yang lainnya, karena keseluruhan sila dalam pancasila merupakan keseluruhan yang organis. Dan pancasila yang dihayati ialah Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Sehingga dengan demikian: Jiwa keagamaan adalah menifestasi/perwujudan dari sila

menifestasi/perwujudan dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

Jiwa kebangsaan adalah menifestasi/perwujudan dari sila persatuan Indonesia. Jiwa kerakyatan adalah menifestasi dari sila kerakyatan yang dipimpin oleh oleh hikmat permusyawaratan/perwakilan. Dan Jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial adalah menifestasi dari sila keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia, akan selalu terpencar dalam segala tingkah laku dan tindak perbuatan, serta sikap hidup seluruh bangsa Indonesia.

Apabila dalam kenyataan sehari-hari terdapat tingkah laku seseorang yang menyimpang dari pandangan hidup tersebut di atas, maka biasanya akan timbul reaksi dalam masyarakat dengan mencela orang yang berbuat tersebut. Namun apabila ditinjau dari sudut sanksinya, maka yang bersangkutan hanya dikenakan sanksi moral saja.

Oleh sebab itu bagi suatu bangsa yang ingin kokoh, maka:

1). Pandangan hidup bangsa ini sangat diperlukan, guna mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang akan dicapai. Karena tanpa pandangan hidup, suatu bangsa akan terus terombang ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan dimasyarakatnya. Apalagi dalam mrnghadapi persoalan-persoalan besar umat manusia, dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.

2). Dengan memiliki pandangan hidup yang jelas, maka suatu bangsa akan memiliki pegangan, pedoman, dalam memecahkan maslah- masalah yang berkenaan dengan :masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, yang timbul dalam gerak kehidupan masyarakat yang semakin maju.

Dengan demikian maka pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, dilihat dari kedudukannya, maka Pancasila mempunayi kedudukan yang tinggi, yakni sebagai “Cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia”.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara RI

Pancasila dalam pengertiannya sering pula disebut dengan Dasar falsafah negara, atau Philosofische Grondlag dari negara, atau Idiologi

Mengenai Pancasila sebagai Dasar negara RI ini, sesuai dengan keteapan MPR nomor :XVIII/MPR/1998. Pancasla sebagai Dasar Negara RI, berarti bahwa pancasila itu dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Dan rumusan pancasila yang sah itu adalah sebagaimana yang tercantum dalam pembukan UUD 1945. (UUD 1945, alinea keempat yang berbunyi: “. . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia, yang berbetuk dalam suatu susunan negara Republiuk Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada Ke-Tuhanan yang Maha Esa, …”

Untuk penerapan Pancasila sebagaimana tersebut dalam pembukaan 1945, sebagai dasar negara, maka dituangkanlah dalam wujud berbagai aturan. Hal tersebut sesuai dengan ketetapan MPR nomor: III/MPR/2000, tentang sumber hukum dan Tata urutan perundang-undangan di negara Republik Indonesia, sebagai berikut:

1. Pancasila 2. UUD 1945

3. Ketetapan MPR RI 4. Undang-undang

5. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang 6. Peraturan pemerintah

7. Keputusan presiden 8. Peraturan daerah.

Semuanya itu merupakan tata urutan dasar negara yang tertulis.

Sementara yang tidak tertulis terpelihara dalamKonvensi atau kebiasaan ketatanegaraan.

Pancasila yang dituangkan dalam berbagai peraturan tersebut, dalam pelaksanaannya mempunyai sifat yang mengikat dan keharusan, atau bersifat imperatif. Maksudnya dia sebagai norma-norma, yang tidak boleh dikesampingkan maupun dilanggar. Dan apabila terjadi pelanggaran akan dijatuhi sanksi hukuman fisik atau penjara.

Dari aspek hukum ketatanegaraan Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya mengandung pengertian sebagai

sumber dari segala sumber hukum, dimana hal tersebut sesuai dengan ketetapam MPR RI nomor V/MPR/1973 dan nomor IX/MPR/1978.

3. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia.

Filsafat berasal dari kata Yunani “Philoshopia, yaitu dari kata:

philos/philein yang berarti suka, cinta, atau mencintai. Dan kata shopia/shopos yang berarti kebijaksanaan, hikmah, kepandaian, dan ilmu. Jadi filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada ilmu. Dan kegunaan filsafat adalah untuk memberikan dinamika dan ketekunan dalam mencari kebenaran, arti, dan makna hidup.

Ada yang mengatakan bahwa filsafat itu merupakan ilmu yang sulit, rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dipahami. Namun se- muanya itu tidaklah sepenuhnya benar. Karena pada hakikatnya setiap orang itu berfilsafat. Karena dia tidak dapat menghindar dari kegiatan berfilsafat tersebut. Misalkan, bagi mereka yang beranggapan bahwa dalam hidup ini yang terpenting dan esensial adalah materi, maka berarti dia telah berfilsafat materalisme. Bila seseorang menganggap bahwa kebenaran sesuatu itu sumbernya ratio, maka berarti bahwa orang tersebut telah berfilsafat rasionalisme. Demikian pula bila sese- orang berpandangan, bahwa yang terpenting itu adalah kenikmatan, kepuasan dan kesenangan lahiriah, maka orang tersebut telah menganut filsafat hidonisme.

Selanjutnya perlu diberikan batasan, bahwa pengertian falsafah dalam bahasan ini, adalah filsafat dari arti produk (sebagai pandangan hidup), dan filsafat dalam arti praktis. Karena pengertian falsafah itu ada bermacam-macam, ada falsafah dalam arti proses, dan falsafah dalam arti produk. Ada pula falsafah dalam arti ilmu dan dalam arti pandangan hidup. Ada juga falsafah dalam arti teori dan dalam arti praktis. Dengan demikian berarti pancasila mempunyai fungsi dan peran sebagai pedoman dan pegangan dalam hal bersikap, bertingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa

sia mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab. Nilai-nilai tersebut ialah nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial, atau bagi bangsa Indonesia, (yang lebih lengkapnya sebagaimana dimuat dalam alinea keempat dari pembukjaan UUD. 1945).

Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini, merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarchis.

Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan, maupun ditukar tempatnya. Menempatkan pengertian pancasila sebagai suatu kesatuan, dimaksudkan agar tidak menimbulkan pengertian yang lain, atau keliru terhadap Pancasila. Dengan demikian bila membicarakan salah satu sila dalam Pancasila, ia baru bermakna dan aktual, apabila dikaitkan dengan sila yang medahuluinya, dan sila berikutnya. Sehingga tercermin adanya hubungan yang tidak terputus, atau saling menjiwai.

Contoh: bila kita membicarakan tentang sila kemanusiaan, maka yang dimaksud dengan manusia di sini adalah bukanlah manusia yang begitu saja adanya, melainkan dia adalah manusia sebagai makhluk Tuhan, (sila ketuhanan) dan manusia yang hidupnya berhubungan atau bersatu dengan yang lainnya, (sila ketiga), demikian seterusnya.

Pancasila yang sarat dengan nilai-nilai ini, tidaklah sekedar untuk diketahui, melainkan dimaksudkan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan untuk khidupan berbangsa dan bernegara.

Apabila dikaitkan dengan luasnya peranan Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka pengertian-pengertian yang berhubngan dengan penyebutan Pancasila itu, dapat diikhitisarkan sebagai berikut:

1) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa;

Maksudnya, bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing- masing, yang disebut dengan jiwa rakyat/jiwa bangsa. Dan jiwa bangsa Indonesia adalah pancasila yang lahirnya bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia itu sendiri.

2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia;

Maksudnya bahwa pancasila sebagai ciri khas dari bangsa Indonesia, yang ditandai dengan sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia sebagai perwujudan dari Pancasila. Ciri-ciri khas tersebutlah yang disebut dengan kepribadian bangsa Indonesia.

3) Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum atau Tertib Hukum bagi Negara Indonesia:

Maksudnya semua peraturan dan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan pancasila.

4) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indoensia pada Waktu Mendirikan Negara:

Maksudnya; bahwa pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara (proklamasi RI tgl 17 Agustus 1945), bangsa Indonesia belum mempunyai UUD yang tertulis. Baru pada keeseokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkanlah Pembukaan dan Batang tubuh UUD 1945 oleh PPKI yang merupakan penjelmaan atau wakil dari seluruh rakyat Indoensia.

5) Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia:

Maksudnya bahwa Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana cita-cita luhur negara, yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. sedangkan pembukaan UUD 1945, adalah merupakan penuangan jiwa proklamasi sekaligus merupakan jiwa Pancasila.

Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana kesatuan dan kebu- lataan dari sila-sila Pancasila, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sila I : Ketuhanan Yang Maha Esa, dia menjiwai dan meliputi sila II, III, IV dan V.

2. Sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab, dijiwai dan diliputi sila I, menjiwai dan meliputi sila III, IV, dan V

3. Sila III : Persatuan Indonesia, dijiwai dan diliputi oleh sila I dan II, menjiwai dan meliputi sila IV dan V.

4. Sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-

dijiwai dan diputi sila I, II, III, dan menjiwai dan meliputi Sila V.

5. Sila V : Kadilan Sosial bagi nseluruh rakyat Indonesia, di jiwai dan diliputi sila I, II, III, dan IV.

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa susunan sila-sila Pancasila itu adalah sistematis-hirarkhis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pansila itu, mennjukkan suatu rangkain urutan–urutan yang bertingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri-sendiri, di dalam rangkaian susunan kesatuan itu, sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan.

Kesatuan dan kebulatan sila-sila Pancasila tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagaimana di bawah ini:

Diadobsi dari Sapria, 2009: 69.

E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi

Dalam dokumen PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI (Halaman 139-146)