• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK DAN TIM KERJA

Dalam dokumen Perilaku Organisasi (Halaman 99-110)

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab 10, anda akan mampu :

Memahami bahwa istilah kelompok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Mengidentifikasi elemen-elemen yang ada dalam proses pembentukan dan perkembangan kelompok.

Mendeskripsikan tahap-tahap pembentukan kelompok.

Mengidentifikasikan beberapa karakteristik penting dari kelompok.

Mendiskusikan kriteria relevan terkait efektivitas kelompok.

Mengidentifikasikan karakteristik yang membedakan kelompok dengan tim

Mendeskripsikan perbedaan antara kelompok kerja yang dikelola secara mandiri dengan sebuah tim maya.

Mendeskripsikan faktor-faktor yang penting dalam keberhasilan tim.

PENDAHULUAN

Perilaku individu dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku orang-orang dalam kelompok organisasi tersebut. Kehadiran kelompok dapat mempengaruhi motivasi atau kebutuhan seseorang serta

bagaimana seseorang berperilaku salam konteks organisasi. Perilaku organisasi lebih dari sekedar kumpulan perilaku individu-individu di dalamnya. Perilaku organisasi ini mencakup pula bagaimana perilaku seseorang akan terpengaruh dan mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi.

Sebuah kelompok atau group adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi satu dengan yang lain guna mencapai sasaran bersama. Cara- cara kelompok berperilaku dipengaruhi oleh anggota-anggotanya.

Konsekwensi dari perilaku ini akan berpengaruh terhadap kinerja dari organisasi.

Kelompok terjadi karena adanya kebutuhan untuk menyelesaikan tugas atau masalah secara bersama-sama. Persoalan yang dihadapi tampaknya tidak dapat diselesaikan secara individu per individu. Oleh karena itu baik disadari maupun tidak, masing-masing individu tersebut akan saling berpartisipasi dengan kesepakatan-kesepakatan tertentu untuk membentuk suatu kelompok. Agar kerjasama dapat berjalan dengan baik, maka para anggota dalam suatu kelompok perli memilikikemampuan berinteraksi dan mengadakan hubungan antar pribadi yang baik.

Dalam organisasi selalu terdapat kelompok-kelompok, baik yang formal seperti kelompok kerja, serikat pekerja, maupun kelompok yang informal, seperti kelompok yang terbentuk karena kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya budaya, hobi, dan sebagainya. Kelompok-kelompok tersebut dapat terbentuk dengan sendirinya seiring den gan interaki para anggota atau sengaja dibentuk oleh pihak manajemen. Kelompok-

kelompok kerja yang sengaja dibentuk oleh manajemen merupakan kelompok formal dalam organisasi, sedangkan kelompok yang terbentuk karena persamaan kepentingan tanpa dibentuk oleh manajemen, maka kelompok tersebut akan membentuk suatu kelompok informal dalam organisasi.

Kehadiran kelompok dapat mempengaruhi motivasi atau kebutuhan seseorang serta bagaimana seseorang berperilaku salam konteks organisasi. Perilaku organisasi lebih dari sekedar kumpulan perilaku individu-individu di dalamnya. Sebuah kelompok atau group adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi satu dengan yang lain guna mencapai sasaran bersama. Sedangkan tim adalah kelompok yang cukup matang dengan derajat ketergantungan tertentu diantara anggotanya dan diwarnai dengan adanya motivasi untuk mencapai sebuah sasaran bersama. Tim dan kelompok memiliki beberapa karakteristik yang serupa.

Pertama, keduanya dapat terbentuk ketika dua atau lebih individu saling berinteraksi. Kedua, tim dan kelompok menyediakan struktur untuk pekerjaan dan interaksi diantara anggotanya. Ketiga, anggotanya dapat menampilkan peran teknis spesifik, kepemimpinan, penyelesaian masalah dan sisi emosional. Terakhir, setiap anggita kelompok dan tim memiliki sasaran bersama.

Adapun perbandingan antara kelompok dan tim dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Ivanchevich, dkk. 2001. Organizational Management and Behavior. Mc. Graw Hill International

SIFAT DASAR KELOMPOK

Kelompok adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern. Masing-masing dari kita telah menjadi bagian dari kelompok- kelompok yang berbeda. Beberapa kelompok dianggap berhasil dan beberapa lagi tidak. Beberapa kelompok dapat memotivasi munculnya kinerja terbaik dari para anggotanya, sedangkan kelompok yang lain memunculkan kinerja yang buruk.

Kelompok merupakan kumpulan individu dimana perilaku dan/atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan/atau prestasi anggota lainnya (Gibson, dkk, 1996 : 402). Hal senada juga disampaikan oleh Greenberg (2011 : 281), bahwa kelompok merupakan interaksi dari dua orang atau lebih yang membina suatu bentuk hubungan, memiliki tujuan yang sama, dan menerima diri mereka sebagai kelompok.

Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah kelompok (Ivanchevich, 2011:279). Pertama terkait dengan ukuran ( size ), yang mana harus terdapat dua atau lebih inidividu yang membentuk sebuah kelompok. Kedua, terdapat pertukaran atau komunikasi antara individu-individu yang membentuk kelompok, artinya mereka harus berinteraksi satu dengan yang lain dalam cara-cara tertentu. Yang ketigan definisi mengenai kelompok adalah adanya usaha mencapai sebuah sasaran bersama, jika tidak ada sasaran bersama maka tidak ada pula yang disebut kelompok.

JENIS-JENIS KELOMPOK

Suatu organisasi memiliki persyaratan-persyaratan teknis yang timbul dari tujuan-tujuan formal mereka. Tujuan-tujuan tersebut mempersyaratkan bahwa sejumlah tugas harus ditampilkan dan para pegawai harus melaksanakan sejumlah tugas. Oleh karena itu, para pegawai akan menjadi anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan posisinya dalam organisasi. Kelompok ini merupakan kelompok formal.

Sedangkan bila individu bergabung dengan dasar ikatan terus menerus/kontinu, maka kelompok cenderug akan membentuk aktifitas yang berbeda dari yang diperlukan oleh organisasi. Kelomok ini merupakan kelompok informal. (Ivanchevich, 2011 : 291)

Kelompok Formal

Di dalam kelompok ini, kebutuhan dan proses organisasi seringkali menyebabkan terbentuknya berbagai jenis kelompok. Ada dua jenis kelompok formal, yaitu :

• Kelompok Perintah (Command Group), dalam kelompok ini ditentukan oleh bagan organisasi dan terdiri atas para bawahan yang melaporkan langsung pada penyelia. Wewenang antara manajer departemen dan penyelia menunjukkan adanya kelompok komando.

• Kelompok Tugas (Task Group), Dalam kelompok ini terdiri dari karyawan-karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu.

Kelompok Informal

Kelompok informal adalah pengelompokan alamiah yang dilakukan sejumlah orang dalam lingkungan kerja sebagai respons terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Dengan kata lain, kelompok- kelompok informal tidak dengan sengaja diciptakan, mereka berkembang secara alamiah. Ada dua kelompok informal, yaitu :

• Kelompok Minat (Interest Group), dalam kelompok ini, individu- individu yang bukan merupakan anggota kelompok perintah, tugas atau tim yang sama saja mungkin memiliki sebuah sasarna bersama.

• Kelompok Pertemanan (Friendship Group), dalam kelompok ini banyak kelompok terbentuk karena para anggotanya memiliki sesuatukesamaan, misalnya usia, kepercayaan politik, atau latar belakang etnis.

MENGAPA ORANG MEMBENTUK KELOMPOK

Kelompok formal dan informal terbentuk dengan adanya berbagai alasan. Beberapa alasan melibatkan kebutuhan, kedekatan , daya tarik, tujuan kelompok dan ekonomi. (Gibson, dkk, 1996 : 405)

Kebutuhan

Keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi motivasi yang kuat mendorong pembentukjan kelompok, khususnya keamanan, sosial, harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri yang bisa dipuaskan dengan bergabung dalam kelompok.

Dalam aspek keamanan, dengan menjadi anggota kelompok

dalam organisasi, karyawan akan menjadi terlibat dalam aktifitas-aktifitas kelompok dan mendiskusikan tuntutan manajemen dengan karywan- karyawan lain yang akan memberi pandangan mendukung. Interaksi dan komunikasi diantara anggota kelompok dapat sebagai penyangga atas tuntutan manajemen.

Sedangkan dari aspek sosial, orang memiliki kebutuhan untuk berafiliasi untuk menjadi hanya sebatas pekerjaan tetapi juga di luar lingkungan kerja, sebai bukti atas luasnya area politik, kewarganegaraan, dan organisasi yang bersifat persaudaraan yang bisa dimasuki.

Berkaitan dengan harga diri, dalam lingkungan kerja khusus, suatu kelompok tertentu akan ditinjau oleh karywan karena memiliki itngkat prestise yang lebih tinggi untuk berbagai alsan (kompetensi teknis, aktifitas, dsb). Konsekwensinnya keanggotaan dalam kelomok ini akan disertai dengan status tertentu. Bagi karywan dengan harga diri yang tinggi, keanggotaan dalam kelompok ini akan memberikan kebutuhan yang dibutuhkan.

Kedekatan dan daya tarik

Interaksi antar pribadi bisa menghasilkan pembentukan kelompok. Dua segi penting dari kedekatan interpersonal adalah kedekatan dan atraksi. Kedekatan melibatkan jarak fisik, sementara atraksi menggambarkan derajat dimana orang digambarkan oleh masing-masing pihak karena persepsi, sikap, prestasi dan kesamaan motivasi.

Individu yang bekerja sangat dekat berpeluang saling bertukar gagasan, pikiran dan sikap menganai brebagai hal dan aktifitas di luar kerja.

Kedektan ini juga memungkinkan individu mempelajari karektiristik orang lain.

Tujuan Kelompok

Tujuan kelompok jelas dipahami bisa menjadi alasan mengapa seseorang tertarik. Nsamun mengidentifikasi tujuan kelompok tidak selalu mungkin. Asumsui bahwa kelomopok formal memiliki tujuan yang jelas perlu dipertegas dengan pemsahaman bahwa persepri, sikap, kepribadian dan belajar bisa mendistorsi tujuan.

Ekonomi

Dalam banyak kasus, kelompok terbentuk karena individu percaya bahwa mereka bisa memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dari perkerjaan mereka bila mereka mengorganisasir diri. Dengan bekerja dan bekerjasama dalam kelompok, individu mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar.

TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK

Satu pendekatan populer tentang pembentukan kelompok adalah five-stage model of group formation (model lima-tahap pembentukan kelompok). Tahap-tahap tersebut adalah : (Greenberg, 2011:285)

Tahap 1: Forming (pembentukan)

Pada tahap ini, anggota organisasi akan saling mempelajari antara satu dengan yang lain. Mereka akan mengembangkan aturan-aturan dengan

mencoba untuk menemukan perilaku yang dapat diterima baik dari sisi pekerjaan (mis: seberapa produktif mereka diharapkan) dan juga hubungan interpersonal (siapa yang bertanggung jwab). Dalam tahap pembentuikan ini, orang akan sedikit mengalami kebingungan dan ketidakyakinan tentang bagaimana mereka akan bertindak dalam kelomppok dan keuntungan apa yang akan didapat dengan menjadi anggota keloimpok. Sekali saja seseorang berpikir sebagai anggota kelompok, maka tahap pembentukan ini sduah selesai.

Tahap 2 : Storming (Konflik)

Sebagaimana nama tahap yang tergambar, tahap ini dikarakteristikkan oleh adanya konflik yang tinggi di dalam kelompok. Para anggota seringkali menolak kendali dari pemimpin kelompok dan menunjukkan permusuhan dengan anggota yang lain. Jika konflik ini tidak terselesaikan dan para anggota kelompok mengundurkan diri, maka kelompok akan bubar.

Sedangkan bila konflik dapat terselesaikan dan kepemimpinan dalam kelompok dapat diterima, maka tahap ini selesai.

Tahap 3 : Norming (pembentukan norma)

Bila tahap konflik ditandai dengan konfrontasi, tahap normanilisasi ditandaidengan adanya kerjasama dan kekompakan. Tahap ini juga merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai berkembang secara signifikan. Pertukaran informasi secara terbuka kerap terjadi, demikian pula penerimaan atas perbedaan pendapat serta usaha pencapaian sasaran-sasaran yang telah disetujui bersama. Pada tahap ini mulai muncul ketertaruikan, komitmen, serta perasaan terhadap identitas kelompok dan

pertemana didalamnya.

Tahap 4 : Performing (penampilan kinerja)

Pada tahap keempat ini, dan yang seringkali menjadi tahap terakhir adalah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap oenunjukan kinerja ini adalah tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masing-masing dengan baik.

Tahap 5 : Adjourning (Pembubaran)

Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktifitas kelompok.

Pada kelompok-kelompok sementara seperti sebuah komite, kelompok proyek, kelompok tugas dan kelompok lainnya yang serupa. Tahap ini dapat ditandai dengan emosi yang sangat positif terkait dengan keberhasilan menyelesaikan tugas dan pencapaian tertentu. Namun tahap ini juga dapat diwarnai dengan perasaan kekalahan, kekecewaan, atau bahkan amarah.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK KELOMPOK

Seiring dengan berkembangnya kelompok melalui berbagai tahap perkembangan, mereka mulai menunjukkan karakter-karakter tertentu.

Karakter-karakter tersebut meliputi :

• Komposisi

Komposisi kelompok berhubungan dengan kemiripan anggota kelompok satu sama lain. Anggota-anggota kelompok homogen memiliki sejumlah karakteristik yang serupa. Karakteristik ini mungkin saja terkait dengan ras, gender, latar belakang sosial ekonomi,

kepribadian, keterampilan, dan pengalaman kerja.

• Hierarki Status

Status dan jabatan merupakan istilah yang serupa hingga seringkali digunakan secara bergantian. Status yang disematkan pada sebuah jabatan tertentu umumnya merupakan konsekuensi dari beberapa karakteristik yang membedakan jabatan yang satu dengan yang lainnya. Dalam beberapa kasus, seorang dapat memiliki suatu status karena sejumlah factor seperti senioritas kerja, usia, atau penugasan.

• Peran ( Roles )

Setiap jabatan dalam struktur kelompok memiliki peran yang menentukan perilaku yang diharapkan dari si pemegang jabatan. Sebai contoh, seorang direktur layanan perawat dalam sebuah rumah sakit diharapkan mengatur dan melakukan control atas departemen perawat. Direktur ini juga diharapkan membantu persiapan dabn pelaksanaan anggaran untuk departemen ini.

• Norma

Norma adalah standar-standar yang dakui bersama oleh anggota sebuah kelompok, dan norma suatu kelompok memiliki suatu karakteristik yang dianggap penting bagi anggota-anggotanya.

Pertama, norma-norma dibentuk dan diterapkan hanya pada hal-hal yang penting bagi nkelompok. Norma dapatsaja berbentuk tertulis tetapi seringkali dapat dikomunikasikan secara lisan kepada anggota- anggota lainnya.

? Kepemimpinan

Peran kepemimpinan merupakan karakteristik kelompok yang sangat penting karena pemimpinberperan memberikan pengaruh pada anggota lainnya dalam kelompok. Dalam kelompok formal, seorang pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang dilegitimasi dan sah.

Artinya, seorang pemimpin memiliki kekuasaan memberikan penghargaan atau menghukum anggota-anggotanya yang tidak menaati peraturan atau perintah.

• Kohesivitas/kekompakan

Kelompok-kelompok formal dan informal cenderung memiliki kedekatan atau keseragaman dalam hal sikap, perilaku, dan kinerja.

Kedekatan ini sering kali disebut sebagai kosehivitas. Hal ini umumnya dikaitkan dengan dorongan anggota untuk tetap bersama dalam kelompoknya. Bergabung di suatu kelompok membuat seseorang mempunyai rasa memiliki dan kebersamaan.

Meski demikian, terdapat sejumlah daya tarik yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Daya tarik ini dapat meliputi:

1. Sasaran-sasaran kelompok dan anggota-anggotanya saling cocok dan dinyatakan dengan jelas.

2. Kelompok tersebut memiliki seorang pemimpin yang karismatik 3. Reputasi kelompok mengindikasikan bahwa kelompok tersebut

dengan sukses menyelesaikan tugas-tugasnya.

4. Kelompok ini cukup kecil untuk memungkinkan anggtota- anggotanya menyatakan pendapat-pendapatnya dan mendapatkan evaluasi tentang pendapatnya dari anggota lain.

5. Keanggotaan bersifat menarik karena mereka mendukung satu dengan yang lain dan saling membantu dalam mengatasi kendala dan penghalang pencapaian personal seseorang dan perkembangannya.

Kohesivitas dan Kinerja

Konsep kohesivitas adalah elemen yang penting dalam memahami kelompok dalam konteks organisasi. Derajat kohesivitas dalma sebuah kelompok dapat memiliki efek yang positif ataupun negative, tergantung kesesuaian sasaran-sasaran kelompok dengan sasaran-sasaran organisasi formal tempat kelompok tersebut berada.

Gambar. Hubungan antara Kohesivitas Kelompok dengan Sasaran Organisasi

Sumber : Ivanchevich, dkk. 2001. Organizational Management and Behavior. Mc. Graw Hill International

Pikiran Kelompok (groupthink)

Janis (dalam Ivanchevich, dkk, 2011 : 291) mendefinisikan pikiran kelompok sebagai sebuah kemunduran efisiensi mental, kemunduran kemampuan menguji kenyataan, dan kemudian penilaian moral demi menegakkan solidaritas kelompok. Menurut Janis kelompok-kelompok yang rentan terhadap pikiran kelompok cenderung menunjukkan sejumlah karakteristik umum. Beberapa karakteristik umum ini adalah sebagai berikut:

a. Ilusi ketidakterkalahkan, anggota kelompok secara kolektif percaya bahwa mereka tidak terkalahkan.

b. Kecenderungan memoralisasikan. Kelompok lawan dipandang sebagai kelompok yang lemah, jahat, atau dungu.

c. Perasaan akan kebulatan suara. Seluruh anggota kelompok mendukung keputusan pemimpin kelompok.

d. Tekanan untuk melakukan konformitas. Usaha-usaha informasi maupun formal dibuat untuk mencegah munculnya diskusi dan pandangan-pandangan yang beragam.

e. Pandangan-pandangan yang berlawanan akan ditolak. Setiap individu ataupun kelompok lain yang mengkritik atau menentang sebuah keputusan akan menerima sedikit perhatian atau bahkan diabaikan sama sekali.

Jelas dalam batas-batas tertentu kohesivitas kelompok diperlukan agar kelompok dapat menyelesaikan sebuah masalah. Jika tujuh individu dari tujuh unit organisasi yang berbeda bertanggung jawab terhadap

sebuah tugas, tugas tersebut mungkin tidak akan terselesaikan secara efektif.

Peneliti dalam bidang organisasi, Richard Hackman (dalam Ivanchevich, 2011 : 292) mengidentifikasi tiga kriteria penting terkait sebuah efektivitas kelompok:

1. Sejauh mana hasil produksi kelompok memnuhistandar kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu para pengguna produk tersebut.

2. Sejauh mana proses kerja yang dilakukan kelompok meningkatkan kemampuan anggotanya untuk bekerja sama dan saling tergantung pada masa yang akan dating.

3. Sejauh mana pengalaman-pengalaman kelompok mendukung perkembangan dan kesejahteraan anggota-anggotanya.

TIM

Sebuah tim dilihat sebagai sebuah kelompok matang yang terdiri dari orang-orang yang saling bergantung, termotivasi, dan memiliki komitmen untuk mencapai sebuah sasaran yang disepakati bersama.

Keuntungan dari hasil penggunaan tim meliputi potensi pengembangan kualitas, meningkatnya pencapaian produktivitas sebagai akibat dari upaya mempersatukan individu-individu dengan ketrampilan yang saling melengkapi, dan upaya-upaya restrukturisasi organisasi, terutama yang bertujuan untuk membuat struktur organisasi semakin ramping.

Tim merupakan suatu kelompok yang para anggota memiliki keahlian yang saling melengkapi dan berkomitmen terhadap tujuan yang

sama atau menetapkan tujuan-tujuan kinerja dimana mereka saling bertanggung jawab (Greenberg, 2011 : 297).

Jenis-Jenis Tim

1. Tim Penyelesaian Masalah

Dibentuk guna mengatasi berbagai permasalahan, contohnya adalah tim kualitas dimana tim kualitas adalah sebuah tim yang b e r k o m i t m e n u n t u k m e m b e r i k a n r e k o m e n d a s i , mengimplementasikan peningkatan kualitas produk dan kerja serta mengatasi masalah terkait kualitas kerja.

2. Tim Lintas Fungsi (Cross- Functional Team)

Adalah tim yang memiliki anggota dari berbagai departemen yang berbeda. Jenis tim ini dibentuk untuk mengatasi permasalahan spesifik.

3. Tim Maya (Virtual Team)

Sebuah tim yang terdiri dari individu yang terpencar dari sisi geografis, fungsi, dan/budaya dan terhubung satu dengan yang lain dengan menggunakan teknologi interaksi seperti surat elektronik, webcast, dan teknologi konferensi video untuk bekerja sama.

4. Tim Peneliti dan Pengembangan (Research and Development Team/R&D Team)

Adalah tin yang umumnya terdiri dari perwakilan-perwakilan berbagai departemen dalam organisasi, yang membuat tim ini bersifat lintas budaya.

5. Tim Mandiri (Self-Managed Team)

Sekelompok kecil individu yang diberdayakan untuk melkuakn sejumlah aktivitas sesuai prosedur dan keputusan yang dibuat oelh tim sendiri dengan arahan minimal dari pihak luar.

Efektivitas Tim

Tim merepresentasikan satu bentuk atau tipe kelompok. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kelompok merupakan hal yang penting untuk menentukan efektifitas tim. Beberapa hal, secara umum merupakan hal yang penting ketika hal tersebut dimunculkan untuk mengembangkan efektifitas tim. Hal-hal tersebut antara lain pelatihan, komunikasi, pemberdayaan dan penghargaan (Ivanchevich, 2011:297-299)

a. Pelatihan (Training)

Berguna agar anggota tim berfungsi secara efektif sebagai anggota tim. Penelitian menunjukkan bahwa, agar dapat menjadi efektif, tim perlu memiliki tujuh ketrampilan yang sangat diharapkan muncul pada setiap anggota, yaitu :

1. Keterbukaan pikiran 2. Stabilitas emosi 3. Akuntabilitas

4. Kemampuan menyelesaikan masalah 5. Ketrampilan berkomunikasi

6. Ketrampilan meyelesaikan konflik 7. Rasa saling percaya

b. Komunikasi

Satu dari bebarapa dampak signifikan pembentukan tim terhadap manajemen dalam organisasi, adalah adanya peningkatan kebutuhan akan informasi. Anggota tim memerlukan informasi untuk menentukan tujuan mereka.

c. Pemberdayaan

Sejalan dengan hak atas informasi, tim-tim harus memiliki wewenang untuk mengambil keputusan dan bertindak secara otonom.

d. Penghargaan (Reward)

Sistem penghargaan dalam organisasi didasarkan pada kinerja individual. Artinya, anggota-anggota organisasi mendapatkan penghargaan berdasarkan evaluasi terhadap kinerja individu dalam organisasi.

RANGKUMAN

1. Kelompok dapat dilihat dari sejumlah perspektif, mencakup persepsi, organisasidan motivasinya. Dalam pembahasan sebuah kelompok dapat dilihat sebagai dua atau lebih individu yang saling berinteraksi untuk mencapai sasaran bersama.

2. Kelompok formal diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian sasaran-saran organisasi. Kelompok perintah, yang ditentukan berdasar pada bagan organisasi, kelompok tugas yang terdiri dari para karyawan yang bekerjasama untuk menyelesaikan proyek tertentu, dan tim terdiri dari sekelompok orang bekerja dengan

cukup dekat dan memiliki komitmen bersama, adalah 3 jenis dari kelompok formal. Kelompok informal adalah asosiasi antara rekan kerja yang muncul sebagai tanggapan atas kebutuhan sosial.

Kelompok minat dan pertemanan adalah dua contoh dari kelompok informal.

3. Keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi motivasi yang kuat mendorong pembentukan kelompok, khususnya keamanan, sosial, harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri yang bisa dipuaskan dengan bergabung dalam kelompok.

4. Seiring pembentukan dan perkembangannya,kelompok- kelompok cenderung melalui beberapa tahap yang berurutan.

Tahap-tahap ini adalah : (1)tahap pembentukan yang ditandai dengan adanya ketidakpastian dan kebingungan;(2) tahap konflik yang ditandai dengan adanya konfrontasi;(3) tahap pembentukan norma saat kohesivitas kelompok mulai terbentuk secara signifikan;(4) tahap penunjukan kinerja dimana kelompok berfungsi sepenuhnya;(5) tahap pembubaran yang melibatkan penghentian aktivitas kelompok.

5. Model proses pembentukan dan perkembangan kelompok yang disajiakan dalam bab ini memiliki sejimlah elemen. Elemen- elemen diantaranya adalah jenis-jenis kelompok yang beragam,alasan-alasan mengapa kelompok dibentuk, tahap- tahap perkembangan kelompok saat ini, sejumlah karakteristik penting kelompok, dan hasil akhir aktivitas kelompok.

6. Untuk memahami perilaku kelompok, sangat penting dipahami bahwa kelompok-kelompok formal dan informal memiliki sejumlah karakteristik tertentu. Karakteristik ini mencakup komposisi kelompok, hierarki status dan kriteria dasar penentuan status keanggotaan seseorang, norma-norma atau perilaku yang diharapkan kelompok ditampilkan para anggotanya, jenis kepemimpinan dalam kelompok dan derajat kohesivitas yang ada

dalam kelompok itu sendiri.

7. Kriteria relevan untuk mengukur efektivitas kelompok meliputi (1) sejauh mana hasil kelompok memenuhi standart kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, (2)sejauh mana proses kelompok meningkatkan kapabilitas dari para anggotanya untuk bekerjasama saling tergantung pada masa mendatang dan (3) sejauh mana pengalaman kelompok memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan dan kesejahteraan kelompok.

8. Sebuah tim adalah suatu unit spesial. Berbagai macam bentuk tim yang ada meliputi tim penyelesaian masalah, tim lintas fungsi, tim maya, tim penelitian dan pengembangan, dan tim mandiri.

Daftar Pustaka

Gibson, J.L., Ivanchevich, J.M., Donnelly, J.H,. 1996., Organisasi., Penerjemah : Ir. Nunuk Adiarni.,

Jakarta : Bina Rupa Aksara

Greenberg, J. 2011. Behavior In Organization.10th edition. Harlow : Pearson Education Limited

Ivanchevich, J.M, Konopaske, R., Matteson, M.T,. 2011.,Organizational Behavior and Management. New York : Mc Graw-Hill

Dalam dokumen Perilaku Organisasi (Halaman 99-110)