• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 128-157)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

kesulitan yang dialami oleh mahasiswa saat belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis daring pada sebuah tabel sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Rangkuman paparan data dan temuan penelitian

A. Kesulitan dalam belajar matematka

No Aspek-aspek kesulitan belajar dan temuan penelitian

Hasil penelitian dan temuan

1 Kesulitan dalam memahami konsep

Sebagian mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika terutama dalam memahami konsep pohon pada mata kuliah matematika diskrit dan konsep turunan berbarah pada mata kuliah kalkulus peubah banyak

2 Kesulitan memahami dan menerapkan prinsip

Sebagian mahasiswa mengalami kesulitan dalam

memahami dan

menerapkan prinsip matematika terutama dalam

memahami dan menerapkan prinsip (teorema) tentang Graf tak- berarah pada mata kuliah Matematika Diskrit dan prinsip (teorema) pada mata kulia Kalkulus Peubah Banyak.

3 Kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita)

Beberapa mahasiswa kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita). Dikarenakan tidak bisa memodelkan soal cerita tersebut kedalam bentuk pemodelam matematika.

B. Kesulitan pembelajaran daring

1 Kesulitan yang sering dialami dalam pembelajaran berbasis daring adalah signal

Kesulitan yang paling sering dialami oleh mahasiswa dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis daring adalah signal dan kuota. Karena kekuatan signal yang berbeda dari masing-masing tempat tinggal mahasiswa ketika melakukan perkuliahan daring.

2

Media yang dianggap kurang efektif dalam pambelajaraan berbasis daring adalah media atau platform WhatsApp dan Google Classroom

Sebagian mahasiswa memerikan keterangan, baik dari alasan mahasiswa yang mengatakan sulit pada

angket kesulitan belajar matematika dan angket kesulitan belajar dalam pembelajaran berbasis daring maupun keterangan dari hasil wawancara dengan mahasiswa.

3 Pemberian kuota yang tidak tepat waktu

Banyak mahasiswa yang memberikan keterangan saat melakukan wawancara dalam penelitian ini, terutama tentang pemberian bantuan kuota yang tidak tepat waktu sehingga, kurang

membantu dalam

pelaksanaan pembelajaran berbasis daring

BAB III

membuat mahasiswa tidak bisa memahami konsep matematika dengan baik.

Kemudian dari hasil pengolahan data angket atau angket kesulitan belajar matematika, menunjukan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan negatif dalam memahami konsep matematika pada mata kuliah Matematika Diskrit dengan pokok bahasan materi pohon, dan mata kuliah Kalkulus peubah banyak pada pokok bahasan materi turunan berarah,

Hasil pengolahan data meunjukan bahwa dari 30 mahasiswa yang mengisi angket terdapat 10 orang mahasiswa yang memberikan tanggapan sangat sulit, dan 14 mahasiswa yang memberikan sulit pada mata kuliah Matematika Diskrit, kemudian terdapat 4 orang memberikan tanggapan sangat sulit, dan 16 orang memberikan tanggapan sulit padan mata kuliah Matematika Diskrit, sedangkan dalam memahami konsep Poligon pada mata kuliah Geometri sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan sedang, dimana dari 30 mahasiswa yang telah mengisi angket terdapat 14 mahasiswa memberikan tanggapan sedang, 4 mahasiswa yang memberikan tanggapan sulit, dan sebagian mahasiswa yang lain memberikan tanggapan mudah hingga sangat mudah. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 1 hasil pengolahan data angket kesulitan belajar matematika pada indikator kesulitan memahami konsep

Tanggapan

Frekuensi Kesulitan Memahami Konsep

Jumlah Geometri Matematika

Diskrit

Kalkulus Peubah Banyak

Sangat Mudah 4 0 0 4

Mudah 6 4 1 11

Sedang 14 6 5 25

Sulit 6 16 14 36

Sangat Sulit 0 4 10 14

Jumlah 30 30 30

Dari tebel 3.1 diatas, terlihat jumlah skor tanggapan dari 30 mahasiswa yang terbayak adalah berada pada tanggapan sulit dengan jumlah skor 36, dimana jumlah kesulitan tertinggi berada pada matakuliah Matematika Diskrit yang dimana terdapat 16 mahasiswa memberikan tanggapan sulit. Sedangkan pada katagori atau tanggapan sangat sulit, berada pada mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak, dimana dari 30 mahasiswa terdapat sebanyak 10 mahasiswa memberikan tanggapan sangat sulit.

Kesulitan yang dialami oleh sebagian mahasiswa dalam memahami konsep matematika dengan pembelajaran berbasis daring, disebabkan oleh berbagai hal saat melakukan perkuliahan, salah satunya adalah jaringan internet yang kurang baik di daerah tempat tinggal mahasiswa saat melakukan perkuliahan secara daring. hal ini dikarenakan daerah tempat tinggal mahasiswa Prodi Tadris Matematika UIN Mataram berasal dari berbagai daerah.

Kemudian agar lebih jelasnya gambaran tingkat kesulitan belajar matematika dengan pembelajaran berbasis daring pada indikator

kesulitan memahami konsep, data pada tabel 3.1 di atas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. 1 Tingkat kesulitan dalam memahami konsep

Secara umum dari ketiga mata kuliah yang ditetapkan sebagai sampel penelitian untuk mengtahui kesulitan belajar matematika dalam pembelajaran berbasis daring, sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan sulit dalam memahami konsep matematika menggunakan pembelajaran berbasis daring.

2. Kesulitan menerapkan prinsip matematika

Indikator kesulitan belajar matematika yang kedua adalah kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika. Prinsip matematika merupakan salah satu objek kajian matematika yang bersifat abstrak. Dimana prinsip matematika dapat berupa dalil-dalil atau teorema, Teorema merupakan pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan dibuktikan. Suatu teorema terdiri dari beberapa

0 5 10 15 20 25 30 35 40

sangat mudah mudah sedang sulit sangat sulit

Tingkat Kesulitan Dalam Memahami Konsep

hipotesis dan kesimpulan, yang dapat dibuktikan dengan memanfaatkan istilah dasar, istilah terdefinisi, aksioma, dan pernyataan benar lainnya.

Menerapkan prinsip matematikan, merupakan indikator kedua dari indikator kesulitan belajar matematika setelah kesulitan dalam memahami konsep. Bukan hanya pada kesulitan dalam memahami konsep, di dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika yang berupa teorema juga mendapat banyak tanggapan dari mahasiswa tentang tingkat kesulitannya. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan negatif yaitu tanggapan yang berupa sulit hingga sangat sulit untuk dipahami saat pembelajaran berbasis daring dilakukam.

Setelah peneliti mengolah hasil pengumpulan data, pada indikator kesulitan memahami dan menerapkan prinsip matematika, terdapat sebagian besar menanggapi sangat sulit memahami dan menerapkan prinsip turunan berarah pada mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak, dimana dari 30 mahasiswa yang memberikan tanggapan terdapat 14 mahasiswa yang memberikan tanggapan sangat sulit, dan 6 mahasiswa memberikan tanggapan sulit. Kemudian tingkat kesulitan selanjutnya berada pada mata kuliah Matematika Diskrit, dimana dari 30 mahasiswa yang memberikan tanggapan terdapat 17 mahasiswa memberikan tanggapan sulit, dan hanya 8 mahasiswa yang memberikan tanggapan sangat sulit, dan sebagian mahasiswa yang lain memberikan tanggapan sedang, mudah, hingga sangat mudah pada masing-masing mata kuliah

yang lain, seperti pada mata kuliah Geometri, terdapat 13 mahasiswa yang memberikan tanggapan sedang, dan 8 mahasiswa memberikan tanggapan sulit.

Untuk lebih jelasnya data tersebut, data hasil pengisian angket pada indikator kesulitan memahami dan menerapkan prinsip matematika dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 2 Hasil pengolahan data angket kesulitan belajar matematika pada indikator kesulitan memahami dan menerapkan prinsip

Tanngapan

Frekuensi Kesulitan Memahami Da Menerapkan Prinsip

Jumlah Geometri Matematika

Diskrit

Kalkulus Peubah Banyak

Sangat Mudah 1 0 0 1

Mudah 8 2 4 14

Sedang 13 3 6 22

Sulit 8 17 6 31

Sangat Sulit 0 8 14 22

Jumlah 30 30 30

Dari tabel 3.2 di atas memperlihatkan, hasil kalkulasi tingkat kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika secara umum berada pada katagori sulit dan sangat sulit, dengan jumlah 31 pada katagori sulit, dan 22 pada katagori sangat sulit. Dari data diatas terlihat tingkat kesulitan paling tinggi atau paling banyak tanggapan sulit berada pada mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak dengan banyaknya mahasiswa yang memberikan tanggapan sangat sulit berjumlah 14 mahasiswa, dan mata kuliah Matematika Diskrit, dengan tingkat kesulitan berada pada tingkat sulit dengan hasil tanggapan dari 30 mahasiswa, terdapat 17 mahasiswa memberikan tanggapan sulit.

Perolehan data tersebut, merupakan gambaran tingkat kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika pada pembelajaran matematika berbasis daring. Dari taggapan mahasiswa tersebut, mahasiswa yang memberikan tanggapan sulit bukan hanya memberikan tanggapan tanpa alasan. Kesulitan yang dialami mahasiswa saat belajar matematika terutama pada indikator kesulitan menerapkan prinsip memiliki berbagai macam alasan yang peneliti anggap alasan tersebut logis jika dilihat dari keadaan yang saat ini mahasiswa rasakan.

Terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh mahasiswa saat melakukan pembelajaran berbasis daring, sehingga mengakibatkan gagal paham terhadap memahami dan menerapkan prinsip matematika.

Dimana kesulitan yang dominan terjadi saat melaksanakan perkuliahan secara daring adalah karena penyampaian dosen yang kurang dipahami oleh mahasiswa saat melakukan pembelajaran berbasis daring. Sehingga banyak mahasiswa yang berharap agar perkuliahan dilakukan secara tatap muka.

Kemudian agar lebih jelasnya gambaran tingkat kesulitan belajar matematika pada indikator kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika dengan pembelajaran berbasis daring, data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. 2 Tingkat kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip

Gambar 3.2 di atas menggambarkan secara umum tentang tingkat kesulitan mahasiswa belajar matematikan dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis daring pada indikator kesulitan memahami dan menerapkan prinsip matematika. dimana dari gambar 3.2 di atas menunjukan tingkat kesulitan pada indikato kesulitan memahami dan menerapkan prinsip matematika berada pada tingkat sulit.

3. Kesulitan menyelesaikan soal verbal (cerita)

Setelah melalui beberapa tahapan pembelajaran dalam belajar matematika, dimana mahasiswa dapat memahami konsep, kemudian mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip matematika, sehingga barulah mahasiswa dapat menerapkan atau mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam menyelesaikan soal matematika, yang berwujud soal verbal (cerita), dimana soal tersebut berupa soal kontekstual yaitu permasalahan dalam kehidupan yang berkaitan

0 5 10 15 20 25 30 35

sangat mudah mudah sedang sulit sangat sulit

Tingkat Kesulitan Dalam Memahami Dan Menerapkan Prinsip Matematika

dengan matematika, maka permasalahan tersebut dituangkan ke dalam bentuk soal matematika.

Kendati demikian, kenyataan tersebut akan terbalik jika pelajar maupun mahasiswa tidak menguasai tahapan-tahapan yang sudah disebutkan tadi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian ini, terdapat sebagian besar mahasiswa belum bisa mengaplikasikan hasil pembelajaran matematika tersebut dalam menyelesaikan soal verbal.

Dari hasil penelitian, menunnjukan bahwa terdapat sebagian mahasiswa memiliki kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal.

Dimana terdapat kesulitan yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan soal verbal berada pada mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak dan mata kuliah Matematika Diskrit, yaitu dari 30 mahasiswa yang mengisi angket terdapat 3 mahasiswa yang memberikan tanggapan sangat sulit dan 11 mahasiswa memberikan tanggapan sulit pada mata kuliah Matematika Diskrit. Kemudian dari 30 mahasiswa yang mengisi angket terdapat 11 mahasiswa yang memberikan tanggapan sulit dan sisanya memberikan tanggapan sendang hingga sangat mudah. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 3 Hasil pengolahan data angket kesulitan belajar matematika pada indikator kesulitan menyelesaikan soal verbal (cerita)

tanngapan

frekuensi kesulitan menyelesaikan soal verbal

jumlah Geometri Matematika

Diskrit

Kalkulus Peubah Banyak

sangat mudah 3 3 3 9

Mudah 14 7 3 24

Sedang 8 9 10 27

Sulit 5 11 11 27

sangat sulit 0 0 3 3

jumlah 30 30 30 90

Dari tabel 3.3 di atas dapat, terlihat bahwa tingkat kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal verbal (cerita) berada pada katagori sulit, dimana perolehan nilai tersebut merupakan jumlah dari tingkat kesulitan dari ketiga mata kuliah yaitu, mata kuliah Geometri, Matematika Diskrit, dan Kalkulus Peubah Banyak.

Kesulitan yang dialami oleh mahasiswa ternyata bukan tanpa alasan. Terdapat beragam alasan yang dilontarkan oleh mahasiswa pada kolom alasan di dalam angket kesulitan belajar matematika, diantaranya sebagian mahasiswa yang memberikan tanggapan sulit hingga sangat sulit, memberikan alasan tidak bisa menyelesaikan soal verbal dikarenakan tidak memahami konsep, dan tidak bisa memodelkan soal tersebut ke bentuk model matematika.

Kemudian agar lebih jelasnya gambaran tingkat kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal verbal (cerita) pada indikator kesulitan belajar matematika, data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. 3 Tingkat kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita)

0 10 20 30

sangat mudah

mudah sedang sulit sangat sulit

Tingkat Kesulitan Belajar Matematika Pada Indikator kesulitan menyelesaikan soal

verbal

Dari hasil pembahasasan tersebut, untuk mengetahui lebih detailnya tingkat kesulitan belajar matematika yang merujuk kepada indikator kesulitan belajar matematika, maka peneliti merekap ulang atau mengkalkulasi ulang hasil penjumlahan pada tiap-tiap indikator dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan tertinggi mahasiswa berada pada indikator yang keberapa, sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyimpulkan kesulitan mahasiswa dalam belajar matematika dengan sistem pembelajaran berbasis daring.

Dari hasil kalkulasi ulang terhadap data yang sudah didapatkan sebelumnya, untuk memberikan gambaran yang logis agar dapat dipahami oleh pembaca, maka dalam pengolahan atau kalkulasi ulang terhadap data yang sebelumnya, peneliti telah mengkoversikan frekuensi tanggapan mahasiswa menjadi tiga buah tanggapan. Dimana tanggapan sangat mudah dan mudah menjadi satu yaitu mudah, kemudian tanggapan sulit dan sangat sulit juga dijadikan satu menjadi sulit, sedangkan tanggapan sedang ditetapkan menjadi satu karena tanggapan tersebut adalah tanggapan netral.

Kemudian hasil konversi data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 4 Tingkat kesulitan pada indikator kesulitan belajar matematika

No Indikator Tanggapan

Mudah Sedang Sulit

1

Kesulitan memahami

konsep

15 25 50

2

Kesulitan memahami dan

menerapkan prinsip

15 22 53

3

Kesulitan menyelesaikan

soal verbal

33 27 30

Dari data pada tabel 3.4 diatas terlihat bahwa tingkat kesulitan tertinggi, berdasarkan hasil tanggapan mahasiswa pada angket kesulitan belajar matematika adalah kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika dengan jumlah poin 53 tanggapan dari hasil penjumlahan tanggapan sulit dan sangat sulit di masing-masing mata kuliah.

Sedangkan pada tingkat sedang berada pada kesulitan menyelesaikan soal verbal (cerita) dengan jumlah poin 27 tanggapan dari hasil penjumlahan tanggapan sedang pada masing-masing mata kuliah, dan pada tingkat mudah berada pada indikator kesulitan memahami konsep dan kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip dengan jumlah yang sama yaitu poin 15 tanggapan dari hasil penjumlahan tanggapan sangat mudah dan mudah pada masing-masing mata kuliah.

Kemudian agar lebih jelasnya gambaran kesulitan mahasiswa belajar matematika dengan pembelajaran berbasis daring, data tersebut dapat dilihat pada gambar diagram berikut.

Gambar 3. 4 Diagram tingkat kesulitan pada indikator kesulitan belajar matematika denga pembelajaran berbasis daring

0 10 20 30 40 50 60

konsep prinsip soal cerita

Tingkat Kesulitan Pada Indikator Kesulitan Belajar Matematika Dengan Pembelajaran Berbasis Daring

Dari gambar 3.4 di atas menggambaran tentang kesulitan mahasiswa dalam belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis daring, dimana dingkat kesulitan yang paling mendominasi dalam kesilitan belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis daring adalah kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip matematika.

Gambaran tentang kesulitan belajar matematika dengan pembelajaran berbasis daring di atas selaras dengan teori kesulitan belajar yang di ungkapkan oleh Conney (1975) dalam Abdurrahman, dimana kesulitan dalam belajar matematika dikatagorikan menjadi 3 jenis yaitu (1) kesulitan dalam memahami konsep, (2) kesulitan dalam menerapkan prinsip , dan (3) kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal (soal cerita).

B. Kesulitan saat pelaksanaan perkuliahan atau pembelajaran daring Kebutuhan yang paling penting sebagai pandukung pembelajaran berbasis daring adalah jarigan internet. Hal demikian dikarenakan fasilitas utama yang harus ada dalam pelaksanaan pembelajran daring adalah jaringan internet. Tidak bisa dipungkiri jika jaringan internet tidak ada dan bahkan jika tidak stabil, maka pelaksanaan pembelajaran berbasis daring tidak dapat berjalan maksimal. Oleh karena itu jaringan internet (signal) harus tetap stabil.

UIN Mataram merupakan salah satu Universitas yang berada di Provinsi NTB, dimana mahasiswa UIN Mataram lebih hususnya di Prodi Tadris Matematika berasal dari berbagai daerah, terdapat sebagian besar mahasiswa UIN Mataram bersal dari daerah pedesaan, oleh karena itu tidak

bisa dipastikan dengan diberakukannya sistem pembelajaran berbasis daring dapat dilakukan secara maksimal oleh mahasiswa UIN Mataram khususnya bagi mahasiswa Prodi Tadris Matematika. Hal demikian dikarenakan terdapat beberapa daerah di NTB pada umumnya dan di Lombok khususnya yang belum terjangkau jaringan internet dengan baik.

Kemudian setelah penelitian ini dilakukan, dengan mengambil atau memilih subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana salah satu pertimbangan pengambilan sampel adalah dengan mempertimbangkan daerah tempat tinggal mahasiswa, yaitu mahasiswa yang berasal atau bertempat tinggal di daerah pedesaan dan di daerah perkotaan.

Kemudian dari hasil penelitian tersebut, ternyata terdapat sebagian besar mahasiswa yang berasal dari daerah pedesaan, memberikan tanggapan atau memberikan keterangan, salah satu kesulitan yang dialami saat melakukan pembelajaran berbasis daring adalah kesulitan mendapatkan jaringan internet (signal), sehingga mehasiswa tersebut tidak bisa mengikuti perkuliahan secara maksimal.

Dari data pengisian angket kesulitan belajar dengan pembelajaran berbasis daring pada indikator kesulitan teknis, peneliti memaparkan pernyataan yang berfokus kepada kesulitan signal. Kemudian dari hasil pengisian angket tersebut, sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan setuju hingga sangat setuju pada angket tersebut. Untuk melihat

lebih jelasnya data tersebut, data hasil pengisian angket dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 5 Data kesulitan dalam pembelajaran berbasis daring

Tanngapan

Frekuensi kesulitan belajar dalam pembelajaran berbasis daring pada indikator kesulitan teknis

Jumlah Kesulitan

signal

Kehabisan kuota

Tidak memiliki

laptop

Aplikasi yang tidak

cocok

Tidak mahir menggunakan

computer

Sangat tidak setuju 1 0 5 2 3 11

Tidak setuju 2 3 17 8 17 47

Setuju 16 15 3 13 8 55

Sangat setuju 11 12 5 7 2 37

Jumlah 30 30 30 30 30

Dari tabel 3.5 diatas tentang kesulitan yang dialami oleh mahasiswa semester III Prodi Tadris Matematika UIN Mataram Tahun Akademik dalam pembelajaran berbasis daring adalah kesulitan signal dan kuota, dimana untuk kesulitan signal dari 30 mahasiswa yang mengisi angket terdapat 16 mahasiswa yang memberikan tanggapan setuju dan 11 mahasiswa memberikan tanggapan sangat setuju sedangkan beberapa mahasiswa yang lain memberikan tanggapan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian untuk kesulitan kuota dari 30 mahasiswa yang memberikan tanggapan terdapat 15 mahasiswa memberikan tanggapan setuju dan 12 mahasiswa memberikan tanggapan sangat setuju. Sedangkan untuk kesulitan yang lain, terlihat kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam pembelajaran berbasis daring sehingga tidak dapat memahami materi perkuliahan adalah dikarenakan aplikasi yang digunakan oleh dosen dianggap kurang efektif digunakan saat menyampaikan perkuliahan secara

daring. hal tersebut dapat dilihat dari jumlah tanggapan mahasiswa, dimana dari 30 mahasiswa terdapat 13 mahasiswa memberikan tanggapan setuju.

Secara umum, dari hasil pengolahan data angket tentang kesulitan yang dialami oleh mahasiswa semester III UIN Mataram Tahun Akademik 2020/2021 dalam melakukan pembelajran berbasis daring, sebagian mahasiswa tersebut mengalami kesulitan saat melksanakan perkuliahan secara daring, dimana hal ini dapa dilihat pada tabel 3.5 diatas, jumlah tanggapan terbanyak berada pada tanggapan setuju dengan kesulitan- kesulitan yang telah dipaparkan pada angket kesulitan belajar dengan pembelajaran berbasis daring, dengan total jumlah 55 poin. Untuk lebih jelasnya ganbaran kesulitan yang dialami oleh mahasiswa saat melaksanakan pembelajaran berbasis daring, gambaran tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. 5 Diagram tanggapan mahasiswa tentang kesulitan yang dialami saat melaksanakan pembelajaran berbasis daring

Gambar 3.4 di atas menggambarkan secara umum terkait kesulitan yang dialami saat pembelajaran berbasis daring, dimana pada angket

0 10 20 30 40 50 60

sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

Tanggapan Tentang Kesulitan Yang Dialami Saat Pelaksanaan Perkuliahan Daring

kesulitan belajar menggunakan pembelajaran berbasis daring peneliti memaparkan pernyataan negatif tentang kesulitan dalam pembelajaran berbasis daring pada indikator kedala teknis. Kemudian dari gambar 3.4 di atas menunjukan bahwa tanggapan mahassiswa yang paling mendominasi adalah pada tanggapan setuju, yang artinya adalah sebagian besar mahasiswa memiliki kesulitan saat pembelajaran berbasis daring.

Sedangkan gambaran untuk kesulitan yang paling sering dialami oleh mahasiswa saat melaksanakan pembelajaran berbasis daring, dapat dilihat pada gamber berikut.

Gambar 3. 6 Diagram kesulitan yang sering dialami saat melaksanakan pembelajaran berbasis daring

Gamabar 3.5 di atas merupakan gambaran tentang beberapa kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran berbasis daring. Dimana kesulitan yang paling sering dialami oleh mahasiswa dalam pembelajaran berbasis daring adalah adalah kesulitan signal dan kehabisan kuota internet saat pelaksanaan pembelajaran berbasis daring. Kemudian dari hasil

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

kendala sinyal kehabisan kuota

tidak memiliki laptop

aplikasi yang tidak cocok

tidak mahir menggunakan

komputer

Kesulitan yang paling sering dialami saat melaksanakan pembelajaran daring

penelitan ini juga selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agusmanto Hutauruk dan Ropinus Sidabutar44, dimana hasil penelitiannya disebutkan pada lembar kesimpulan bahwa kesulitan yang sering dialami selama proses pembelajaran online (daring) adalah kesulitan-kesulitan yang bersifat mendasar atau fundamental yaitu salah satu diantaranya adalah lambatnya jaringan internet (kesulitan signal).

Penentuan subjek penelitian berdasarkan daerah tempat tinggal mahasiswa yaitu mahasiswa yang bertempat tinggal atau tempat melakukan perkuliahan secara daring, diantaranya 15 mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah pedesaan dan 15 mahasiswa bertempat tinggal di daerah desa perkotaan45. Kemudian dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesulitan signal dialami oleh mahasiswa yang berasal dari daerah pedesaan, yaitu 8 mahasiswa memberikan tanggapan setuju, 9 mahasiswa memberikan tanggapan sangat setuju dan 1 mahasiswa yang memberikan tanggapan tidak setuju. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 6 tanggapan mahasiswa yang berdasarkan daerah tempat tinggal Tanggapan Mahasiswa Daerah Pedesaan Daerah Desa Perkotaan

Sangat tidak setuju 0 1

Tidak setuju 1 1

Setuju 8 8

Sangat setuju 6 5

44 Agusmanto Hutauruk and Ropinus Sidabutar, “Kesulitan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Matematika: Kajian Kualiatatif Deskriptif,”

Journal of Mathematics Education and Applied 02, no. 01 (2020): 45–51.

45 BPS, Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan, Badan Pusat Statisistik Republik Indonesia 13 (2010).

Dari tabel 3.6 di atas menunjukan bahwa hampir semua mahasiswa mengalami kesulitan dalam mendapatkan signal internet, baik dari daerah pedesaan dan daerah perkotaan.

C. Efektivitas penggunaan media pembelajaran online (daring) oleh dosen

Bukah hanya kesulitan signal dan kuota sebagai kesulitan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran daring, akan tetapi media yang digunakan oleh masing-masing dosen pengampu mata kuliah juga bisa menjadi kesulitan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan yang disampaikan oleh dosen. Dengan menggunakan media atau aplikasi yang baik atau yang dianggap efektif dalam menyampaikan materi perkuliahan, maka materi yang disampaikan oleh dosen akan dapat dipahami oleh mahasiswa. Sehingga masing-masing dosen pengampu mata kuliah juga perlu merancang media yang akan digunakan saat akan menyampaikan materi dengan pembelajaran berbasis daring.

Dalam menunjang pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh dosen pengampu mata kuliah, maka sesuatu yang perlu diperhatikan adalah media penyampaian materi saat menyampaikan materi perkuliahan secara daring. media tersebut harus sesuai dengan materi yang sedang dibahas, terutama pada mata kuliah yang memuat konten matematika. Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit untuk dipahami bagi sebagian orang khususnya bagi sebagian mahasiswa, dimana dalam memahami matematika baik dalam memahami konsep, maupun

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 128-157)