• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesulitan yang dialami moleh mahasiswa saat pembelajaran berbasis

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 109-118)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Temuan penelitian

1. Kesulitan yang dialami moleh mahasiswa saat pembelajaran berbasis

Salah satu alat pendukung dalam pelaksanaan proses pembelajaran daring adalah jaringan internet. Jaringan internet sangatlah penting sebagai pendukung untuk keberlangsungan dan kelancaran pembelajaran berbasis daring. Penelitian yang dilakukan di mahasiswa semester III di Prodi Tadris Matematika UIN Mataram Tahun Akademik 2020/2021 yang berfokus untuk mengetahui kesulitan mahasiswa belajar matematika dalam pembelajaran berbasis daring.

Peneliti menemukan beberapa kesulitan yang dialami oleh mahasiswa saat pelaksanaan pembelajaran berbasis daring, salah satunya yaitu jaringan internet yang kurang memadai di sebagian lokasi tempat tinggal mahasiswa saat melakukan perkuliahan atau pembelajaran secara daring. Hal ini tentunya menjadi suatu kesulitan yang menghambat kelancaran pada saat pembelajaran berbasis daring.

Dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan pengisian angket oleh mahasiswa, serta penegasan oleh peneliti kepada mahasiswa dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur, sehingga peneliti menemukan kesulitan yang dominan sebagai penghambat kelancaran serta pemahaman materi perkuliahan oleh mahasiswa adalah jaringan internet yang kurang memadai saat melakukan pembelajaran secara daring.

Peneliti mendapatkan beragam tanggapan dari mahasiswa yang mengisi angket, serta peneliti pertegas kembali dalam sesi wawancara via panggilan suara yang berfokus terhadap kesulitan signal atau jaringan internet yang kurang baik, sehingga peneliti mendapatkan kesimpulan sementara bahwa salah satu kesulitan yang dialami oleh mahasiswa saat pelaksanaan perkuliahan secara daring adalah kesulitan signal atau jaringan internet yang kurang baik di sebagian tempat tinggal mahasiswa saat melakukan perkuliahan secara daring.

Sebagai bukti penemuan peneliti, pada angket yang peneliti susun terdapat beberapa item yang berfokus untuk mengetahui kesulitan mahasiswa saat pembelajaran berbasis daring dilakukan, kemudian di dalam pedoman wawancara juga peneliti sudah memaparkan pertanyaan yang berfokus kepada kesulitan yang dialami mahasiswa saat perkuliahan atau pembelajaran berbasis daring dilakukan.

a. Pada angket kesulitan mahasiswa dalam belajar matematika Di dalam angket ini berisi beberapa item yang memaparkan pernyataan tentang kesulitan mahasiswa belajar matematika, yang dimana kesulitan belajar matematika menurut Conney adalah kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan dalam menerapkan prinsip yang berupa dalil (teorema), dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal (cerita).

Di dalam angket pertama, berfokus kepada kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep, menerapkan prinsip atau dalil (teorema), dan kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita), yang dimana disetiap item penyataan yang peneliti paparkan, peneliti juga memberikan kolom tanggapan untuk mahasiswa sebagai tanggapan dari mahasisw yang berupa tanggapan, sangat mudah, mudah, sedang, sulit, dan sangat sulit.

Kemudian disetiap item peneliti juga memberikan kolom, yaitu kolom alasan mahasiswa yang memberikan salah satu tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa.

Dari hasil pengisian angket pertama, peneliti menemukan sebagian mahasiswa yang menanggapi sulit hingga sangat sulit pada salah satu item di dalam angket tersebut, dan bukan hanya kesulitan memahami dari segi kognitif saja akan tetapi peneliti menemukan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang memberikan alasan kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan dalam

menerapkan prinsip atau dalil, dan kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita) yang memberikan alasan kesulitan yang disebabkan oleh kesulitan signal atau jaringan internet.

Sebagaimana alasan salah satu mahasiswa terhadap kesulitan memahami konsep geometri sebagai berikut :

“Pada materi ini, saya merasa kesulitan dalam menentukan korespondensi titik sudut karena setiap perkuliahan daring kesulitan signal dan kuota”

Mahasiswa tersebut memberikan alasan selain kesulitan dalam menentukan korespondensi titik sudut, mahasiswa tersebut juga menyebutkan kesulitan perkuliahan daring adalah kesulitan signal dan kuota.

Gambar 2. 28 Tanggapan dan alasan mahasiswa terhadap kesulitan belajar matematika menggunakan pembelajaran berbasis

daring

Kemudian selain pada item kesulitan memahami konsep, pada item kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip juga banyak yang memberikan alasan kesulitan dalam memahami dan

menerapkan prinsip terkait dengan kesulitan signal atau jaringan internet yang kurang baik. Sebagaimana salah satu alasan mahasiswa yang telah di parafrasa ulang terkait dengan kesulitan signal yang kurang baik adalah sebagai berikut :

“Sulit karena kesulitan signal dan kuota”

Mahasiswa tersebut memberikan alasan sulit karena signal yang kurang baik dan tidak ada kuota.

Gambar 2. 29 Tanggapan dan alasan mahasiswa terhadap kesulitan belajar matematika menggunakan pembelajaran berbasis daring Pada item yang sama, salah satu mahasiswa yang lain juga memberikan alasan terhadap kesulitan memahami dan menerapkan prinsip bukan hanya kesulitan dalam memahami materinya namun kesulitan yang menjadi penghambat pemahaman mahasiswa adalah waktu, tempat dan jaringan. Yaitu sebagai berikut :

“Soal semacam ini bisa dikatakan sulit, bisa juga mudah.

Tapi mungkin karena penjelasan dosen selama perkuliahan daring kurang jelas atau mungkin mahasiswannya yang kurang fokus memperhatikan, terkesulitan waktu, tempat dan jaringan”.

Gambar 2. 30 Tanggapan dan alasan mahasiswa terhadap kesulitan belajar matematika menggunakan pembelajaran berbasis daring b. Pada angket kesulitan mahasiswa dalam belajar menggunakan

pembelajaran online (daring)

Angket yang kedua ini, peneliti memaparkan 23 item yang berkaitan dengan kesulitan belajar dalam pembelajaran berbasis daring sebaimana yang diungkapkan oleh Natasya, yaitu indikator kesulitan pembelejaran daring adalah, kesulitan teknis, pelaksanaan pembelajaran, kesulitan faktor eksternal (lingkungan, orang tua dan dosen), dan kurangnya penguasaan media pembelajaran daring.

Di dalam angket kedua ini peneliti mepaparkan tentang pernyataan negatif, peneliti juga memberikan 4 kolom tanggapan untuk di isi oleh mahasiswa, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Berbeda dengan jenis angket yang pertama, di dalam angket ini peneliti tidak memberikan kolom alasan untuk di isi mahasiswa. Sehingga mahasiswa hanya memberikan tanggapan dengan mengisi salah satu dari kolon tanggapan atau jawaban mahasiswa di dalam angket tersebut.

Kemudian dari ke 23 item pernyataan negatif pada angket tersebut, terdapat salah satu item yang berfokus untuk mengetahui kesulitan atau kesulitan dalam pelaksanaan perkuliahan secara daring yaitu terdapat pada item nomor 1, yang berbunyi :

“Saya sering terkesulitan signal saat proses perkuliahan daring”

Pada item ini sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan atau jawaban sangat setuju, yang artinya kesulitan yang dominan atau yang paling sering terjadi sebagai penghambat kelancara proses perkuliahan atau pembelajaran secara daring adalah signal.

Gambar 2. 31 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan belajar menggunakan pembelajaran berbasis daring

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan memaparkan hasil analisis data pada bab pembahasan.

c. Dari hasil wawancara dengan mahasiswa

Setelah peneliti melakukan penumpulan data yang kedua dengan meetode wawancara semi tersetruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan cara melontarkan pertanyaan terkait kesulitan belajar matematika dengan pembelajaran berbasis daring secara mendalam dengan berpaku pada satu pertanyaan inti.

Dalam sesi wawancara ini, peneliti berpedoman pada 7 pertanyaan inti, kemudian peneliti memperdalam satu persatu pertanyaan tersebut, sehingga pada akhrinya paneliti mendapatkan jawaban dari beberapa mahasiswa yang memuat kesulitan mahasiswa dalam belajar matematika saat pelaksanaan pembelajaran berbasis daring.

Terdapat satu pertanyaan inti yang berfokus untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dalam belajar dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis daring yaitu :

“Apa kesulitan yang anda alami selama proses pembelajaran daring ?”

Dan juga pertanyaan yang berfokus untuk mengetahui kesulitan mahasiswa saat belajar matematika dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis daring, yaitu :

“Apakah anda kesulitan saat belajar matematika dengan sistem pembelajaran daring ?”

Dari beberapa informan, mengatakan bahwa kesulitan yang sering dialami selama proses pembelajaran daring adalah signal dan kuota. Ssebagaimana ungkapan mahasiswa dalam salah satu percakapan peneliti denagn mahasiswa selaku informan yang telah di parafrasa ulang oleh peneliti sebagai berikut:

P :“Apa kesulitan yang anda alami selama proses pembelajaran daring ?”.

I2 : “Terkesulitan signal sama kuota”.

P : “Signalnya lemah atau bagaimana?”.

I2 : “Signalnya lemah. Di rumah saya, terkadang tidak ada signal saat pelaksanaan pembelajaran daring, sehingga ketika tidak ada signal, saya pergi ke pinggir jalan untuk mencari signal”.

Kemudian hasil wawancara yang ke dua juga mengakatan hal yang sama yaitu sebagai berikut :

P :“Apa kesulitan yang anda alami selama proses pembelajaran daring ?”.

I1 :“Kesulitannya kuota sama signal. Kalo signal tidak terlalu kesulitan. Hanya saja jika mati lampu paling signal hilang dan jika tidak mati lampu signal tidak menjadi kesulitan. Apalagi penggunaan kuota yang lumayan banyak, seperti nonton di youtube, penggunaan kuota cukup banyak”.

Dari pernyataan kedua narasumber tersebut menyatakan hal yang sama, yaitu kesulitan dalam pelakasanaan pembelajaran daring adalah kota dan signal.

Kemudian agar lebih jelasnya bukti temuan ini, peneliti akan memaparkan hasil wawancara pada halaman lampiran.

2. Media yang digunakan oleh dosen dikatakan masih kurang pas

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 109-118)