• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian bantuan kuota yang tidak tepat waktu untuk pelaksanaan

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 125-131)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Temuan penelitian

3. Pemberian bantuan kuota yang tidak tepat waktu untuk pelaksanaan

I2 :“Karena penjelasannya kurang tepat atau terlalu sulit.

Seandainya tatap muka pasti saya memahami, karena akan dijelaskan secara rinci, sedangkan kalau daring itu kebanyakan ngantuknya terus penjelasannya kurang efektif".

Mahasiswa yang kedua ini tidak dapat memahami materi perkuliahan secara daring, dikarenakan penjelasan dari dosen masih kurang dipahami oleh mahasiswa dan dikatakan sulit.

Sehingga tersebut menyebutkan pada mata kuliah tersebut harus dijelaskan secara langsung atau tatap muka.

Untuk lebih jelanya alur percakan antara peneliti dengan mahasiswa, hasil percakapan ini, peneliti akan paparkan pada halaman lampiran.

3. Pemberian bantuan kuota yang tidak tepat waktu untuk

Peneliti menemukan hampir semua narasumber yang peneliti wawancara secara mendalam, menyampaikan bahwa bantuan dari pihak kampus diberikan ketika akhir-akhir perkuliahan. Sehingga beberapa narasumber menjawab bantuan tersebut kurang membantu untuk melaksanakan perkuliahan secara daring.

P :“Apakah ada bantuan dari pihak kampus untuk anda sebagai pendukung dalam melaksanakan proses pembelajaran daring ?”.

I4 :“Tidak ada. Ya kemarin semester tiga memang ada, tapi bantuan tersebut datang ketika akhir semester, jadi tidak terlalu membantu, dan juga kuota belajarnya terlalu banyak jadi kuota belajarnya itu tidak terpakai untuk kebutuhan yang lain”.

Dari percakapan tersebut, mahasiswa tersebut memang mendapatkan kuota belajar. Akan tetapi mahasiswa tersebut mendapatkan bantuan kuota ketika akhir masa perkuliahan sehingga mahasiswa tersebut, menyatakan bahwa bantuan tersebut kurang membantu untuk pelaksanaan perkuliahan daring, dikarenakan pemberian bantuan kuota yang tidak tepat waktu dari pihak kampus.

Kemmudian peneliti juga mendapatkan keterangan yang sama dari narasumber yang pertama, dimana dalam pemberian bantuan kuota oleh pihak kampus tidaklah tepat waktu, sehingga mahasiswa tersebut menyatakan bantuan tersebut kurang membantu dalam pelaksanaan perkuliahan berbasis daring.

P :“Apakah ada bantuan dari kampus untuk anda sebagai pendukung anda dalam melaksanakan proses pembelajaran daring

?”

I3 :“Iya memeang pernah diberikan bantuan kuota dari pihak kampus, akan tetapi bantuan tersebut diberikan ketika akan berakrhir masa perkuliahan semester tiga. Dan juga bantuan

tersebut banyak yang tidak terpakai, karena kuota utama di luar kuota belajar hanya 5 GB, dan selain itu banyak sekali kuota belajarnya. Sehingga kuota belajarnya banyak yang tidak terpakai, karena tinggal beberapa minggu watu itu perkuliahan sudah berakhir dan kami diliburkan”.

Dari percakapan tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemberian kuota oleh pihak kampus untuk mahasiswa, sebagai bantuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran berbasis daring ternyata kurang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan pada waktu itu, pemberian kuota yang telat dilakukan oleh pihak kampus. Sehingga kuota belajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk kelancara pembelajaran daring, namun kuota tersebut hanya bisa dimanfaatkan ketika akhir masa perkuliahan, akibatnya sebagian kuota belajar yang tersisa lebih banyak dan tidak bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa, karena masa perkuliaha yang sudah berakhir.

Dari paparan data dan beberapa temuan di dalam penelitian yang peneliti lakukan di mahasiswa semester III Prodi Tadris Matematika UIN Mataram Tahun Akademik 2020/2021, peneliti dapat menarik kesimpulan sementara pada bab ini, yaitu mahasiswa yang melaksanakan melaksanakan proses pembelejaran dengan pembelajaran berbasis daring, bahwa tidak sedikit dari mahasiswa semester III pada Tahun Akademik 2020/2021 yang megalami kesulitan saat pelaksanaan perkuliahan atau pembelajaran secara daring.

Bukan hanya kesulitan dalam memahami materi matematika, akan tetapi kesulitan yang sering dialami oleh mahasiswa sebagai penghambat kelancaran proses perkuliahan daring adalah jaringan internet (signal) yang

kurang baik di sebagian tempat tinggal mahasiswa saat melaksanakan perkuliahan daring, kemudian media yang dianggap kurang efektif oleh sebagian mahasiswa saat dosen menyampaikan materi perkuliahan yang menyebabkan mahasiswa sangat berharap agar perkuliahan dilakukan secara tatap muka, dan bantuan dari kampus yang tidak tepat waktu, yang mengakibatkan bantuan tersebut dianggap kurang membantu selama pembelajaran berbasis daring.

Agar lebih jelasnya kesimpulan sementara dari hasil penelitian pada bab paparan data dan temuan peneliti. Peneliti akan memaparkan aspek-aspek kesulitan yang dialami oleh mahasiswa saat belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis daring pada sebuah tabel sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Rangkuman paparan data dan temuan penelitian

A. Kesulitan dalam belajar matematka

No Aspek-aspek kesulitan belajar dan temuan penelitian

Hasil penelitian dan temuan

1 Kesulitan dalam memahami konsep

Sebagian mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika terutama dalam memahami konsep pohon pada mata kuliah matematika diskrit dan konsep turunan berbarah pada mata kuliah kalkulus peubah banyak

2 Kesulitan memahami dan menerapkan prinsip

Sebagian mahasiswa mengalami kesulitan dalam

memahami dan

menerapkan prinsip matematika terutama dalam

memahami dan menerapkan prinsip (teorema) tentang Graf tak- berarah pada mata kuliah Matematika Diskrit dan prinsip (teorema) pada mata kulia Kalkulus Peubah Banyak.

3 Kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita)

Beberapa mahasiswa kesulitan dalam menyelesaikan soal verbal (cerita). Dikarenakan tidak bisa memodelkan soal cerita tersebut kedalam bentuk pemodelam matematika.

B. Kesulitan pembelajaran daring

1 Kesulitan yang sering dialami dalam pembelajaran berbasis daring adalah signal

Kesulitan yang paling sering dialami oleh mahasiswa dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis daring adalah signal dan kuota. Karena kekuatan signal yang berbeda dari masing-masing tempat tinggal mahasiswa ketika melakukan perkuliahan daring.

2

Media yang dianggap kurang efektif dalam pambelajaraan berbasis daring adalah media atau platform WhatsApp dan Google Classroom

Sebagian mahasiswa memerikan keterangan, baik dari alasan mahasiswa yang mengatakan sulit pada

angket kesulitan belajar matematika dan angket kesulitan belajar dalam pembelajaran berbasis daring maupun keterangan dari hasil wawancara dengan mahasiswa.

3 Pemberian kuota yang tidak tepat waktu

Banyak mahasiswa yang memberikan keterangan saat melakukan wawancara dalam penelitian ini, terutama tentang pemberian bantuan kuota yang tidak tepat waktu sehingga, kurang

membantu dalam

pelaksanaan pembelajaran berbasis daring

BAB III

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 125-131)