• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyelesaikan soal verbal (cerita)

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 93-108)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan data

3. Menyelesaikan soal verbal (cerita)

terkadang hanya membaca saja bukan menjelaskan cara mendapatkan suatu teorema tersebut”.

Mahasiswa tersebut bisa memahami teorema turunan berarah, dikarenakan mahasiswa tersebut dapat mempelajarinya secara mandiri. Namun saat pembelajaran daring menurut mahasiswa tersebut dosen tidak menjelaskan materi teorema turunan berarah secara rinci, atau tidak dijelaskan cara mendapatkan teorema tersebut.

Gambar 2. 18 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan memahami dan menerapkan prinsip matematika pada mata kuliah Kalkulus

Peubah Banyak

prinsip matematika, dapat juga diaplikasikan dalam menyelesaikan suatu permasalahan, yaitu dapat mengaplikasikan konsep maupun prinsip matematika dalam menyelesaikan permasalahan yang berbentuk soal kontekstual atau soal cerita (verbal). Jikalau pelajar maupun mahasiswa belum bisa menyelesaikan salam kontekstual atau cerita (verbal) maka, pelajar maupun mahasiswa belum bisa dikatan sudah memahami konsep maupun prinsip matematika.

Pada proses penelitian, yang dimana dalam pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data deng menyebarkan angket atau angket tentang Kesulitan Mahasiswa Belajar Matematika dalam Pembelajaran Berbasis Daring, dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dalam belajar matematika secara daring. Kemudian diketahui untuk dapat memahami suatu materi sehingga dapat menyelesaikan masalah kontekstual dalam bentuk soal cerita, maka mahasiswa harus mampu memahami konsep, dan prinsip dari suatu materi matematika yang dipelajari.

Kendati demikian, terdapat beberapa mahasiswa yang masih belum bisa menyelesaikan masalah kontekstual yang dituangkan dalam bentuk soal cerita (verbal), dikarenakan beberapa mahasiswa tersebut masih kurang memahami konsep dan prinsip matematika yang dipelajarinya.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari angket yang disebar oleh peneliti, peneliti mendapatkan tanggapan yang beragam, dimana terdapat beberapa mahasiswa memberikan tanggapan negatif, yaitu sulit hingga

sangat sulit untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang berupa soal cerita (verbal), kemudian terdapan sebagian mahasiswa yang memberikan tanggapan sedang, yang artinya dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berupa soal cerita tidak terlalu sulit, dan tidak juga terlalu mudah.

Serta beberapa mahasiswa juga memberikan tanggapan positif, yaitu dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berupa soal cerita (verbal) mudah hingga sangat mudah diselesaikan.

a. Menyelesaikan soal verbal (cerita) terkait materi mata kuliah Geometri

Dibagian menyelesaikan soal cerita (verbal) peneliti memaparkan suatu pemasalah kontekstual dalam sebuah soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah geometri. Dari hasil pengumpulan data, peneliti mendapatkan tanggapan yang beragam dari mahasiswa, dimana beberapa mahasiswa menanggapi bahwa sulit untuk menyelesaikan soal cerita. Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan sulit ini juga memberikan alasannya yaitu sebagai berikut :

“Karena harus dimodelkan ke bentuk sebuah bangun dan dibuktikan, dan juga contoh soal cerita tidak pernah dijelaskan pada penyampaian materi, jadi sulit bagi saya menyelesaikannya”.

Salah satu mahasiswa tersebut sulit menyelesaikan soal cerita, disebabkan pada saat perkuliahan, dosen tidak menyertakan atau membahas masalah soal cerita.

Gambar 2. 19 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan

menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah Geometri Kemudian peneliti juga medapatkan tanggapan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan geometri ini sedang, yaitu menurut sebagaian mahasiswa dalam menyelesaikan soal cerita ini tidak terlaku sulit dan tidak juga terlalu mudah. Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan tersebut, juga memberikan alasannya yaitu sebagai berikut :

“Pada materi ini hanya dicari tinggi muridnya dengan memasukan angka yang sudah ada,”.

Mahasiswa tersebut menanggapi bahwa menyelesaaikan soal cerita tersebut adalah sedang, dimana mahasiswa tersebut sudah bisa memodelkan soal cerita kedalam bentuk pemodelan matematika. Aakan tetapi peneliti belum bisa memastikan bahwa mahasiswa tersebut bisa menyelesaikan soal cerita dengan benar atau tidak.

Bukan hanya tanggapan negatif yang peneliti dapatkan, akan tetapi terdapat sebagian mahasiswa yang memberikan tanggapan positif, yaitu sebagian mahasiswa tidak kesulitan atau soal cerita tersebut mudah hingga sangat mudah bagi sebagian mahasiswa. Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan mudah untuk diselesaika, juga memberikan alasanya yaitu sebagai berikut :

“Karena materi atau soal cerita yang seperti ini sudah sering dibahas pada saat SMA. Sehingga, lebih mudah dipahami atau diselesaikan”.

Bagi mahasiswa tersebut, dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah geometri ini dapat diselesaikan dengan mudah, dikarenakan bagi mahasiswa tersebut sudah sering dijelaskan atau dibahas saat menepuh jejang sekolah menengah.

Gambar 2. 20 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Geometri

Bukan hanya sekedar mudah, peneliti juga mendapatkan tanggapan, bahwa sebagian mahasiswa dalam menyelesaikan soal

cerita seperti ini, sangat mudah pahami dan diselesaikan, sebgaimana alasan salah satu mahasiswa berikut ini :

“Menurut saya, tingkat kesulitan untuk menyelesaikan soal cerita seperti ini sangat mudah, karena saya sudah pernah memecahkan soal cerita seperti ini. Oleh karena itu, menurut saya tingkat kesulitan soal ini adalah sangat mudah”.

Sama seperti alasan salah satu mahasiswa diatas, dalam menyelesaikan soal cerita seperti ini, bagi mahasiswa tersebut sangat mudah diselesaikan, dikarenakan sebelumnya mahasiswa tersebut juga pernah menyelesaikan atau memecahkan soal cerita

seperti ini.

Gambar 2. 21 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Geometri

b. Menyelesaikan soal verbal (cerita) terkait materi mata kuliah Matematika Diskrit

Selain mata kuliah Geometri, peneliti juga memaparkan soal cerita (verbal) pada angket, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep dan prinsip matematika pada mata kuliah Matematika Diskrit yang diaplikasikan kedalam suatu soal cerita (verbal).

Dari hasil pengumpulan data, pada soal cerita ini tanggapan mahasiswa tidak jauh berbeda dengan tanggapan dalam menyelesaikan masalah kontekstual atau cerita (verbal) yang berkaitan dengan mata kuliah Geometri. terdapat beberapa mahasiswa yang memberikan tanggapan negatif , kemudian sebagian mahasiswa memberikan tanggapan sedang, dan sebagian mahasiswa lain memberikan tanggapan positif dalam menyelesaikan masalah kontekstual atau soal cerita (verbal) dalam mata kuliah Matematika Diskrit.

Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan negatif yaitu sulit dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah Matematika diskrit, juga memberikan alasannya terhadap tanggapannya pada angket, sebagaimmana peneliti telah melakukan parafrasa ulang yaitu sebagai berikut :

“Bagi saya, untuk menyelesaikan soal cerita adalah sulit. Karena soal tersebut harus dimodelkan terlebih dahulu kedalam bentuk model matematika, supaya dapat menemukan hasilnya, dan saya sulit

mengerti dalam penjelasan menggunakan pembelajaran daring, karena penjelasan daring terbatas oleh banyak kesulitan”.

Salah satu mahasiswa tersebut memberikan alasan sulit untuk menyelesaikan soal cerita pada mata kuliah Matematika Diskrit, dikarenakan soal cerita tersebut harus dimodelkan kebentuk model matematika. Kemudian mahasiswa tersebut juga mengutarakan akan sulit mengerti jika soal ini dijelaskan melalui daring.

Gambar 2. 22 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Matematika Diskrit

Kemudian penelitia juga mendapatkan tanggapan sedang dari sebagian mahasiswa, yaitu soal cerita pada mata kuliah Matematika Diskrit tidak terlalu sulit dan tidak juga terlalu mudah untuk diselesaika. Sebagaimana salah satu mahasiswa yang menanggapi untuk menyelesaikan soal cerita pada mata kuliah Matematika Diskrit ini sedang, juga memberikan alasan terhadap tanggapannya, yaitu sebagai berikut :

“Kenapa saya pilih sedang, sebab saya tidak bisa menganalisa bagaimana gambaran model matematika pada soal tersebut”.

Mahasiswa tersebut menanggapi sedang, akan tetapi mahasiswa tersebut masih belum bisa menganalisa atau membentuk model matematika pada soal cerita tersebut. Namun peneliti juga tidak dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa tersebut tidak bisa menyelesaikan permasalah yang dituangkan pada soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah Matematika Diskrit.

Kendati demikian, bukan hanya tanggapan negatif yang peneliti temukan, akan tetapi sebagian mahasiswa juga memberikan tanggapan positif terhadap kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal cerita. Tanggapan tersebut, berupa mudah dan sangat mudah untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah Matematika Diskrit. Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan positif yaitu mudah, dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah Matematika Diskrit, juga memberika alasannya yaitu sebagai berikut :

“Bentuk soal seperti ini sangat sering kita dapatkan di SMA. Ini juga masih dalam bentuk yang sederhana. Hanya dengan memahami bentuk soal, maka kita bisa memperoleh jawaban yang tepat”

Bagi mahasiswa tersebut, dalam menyelesaikan soal cerita seperti ini dapat dengan mudah diselesaikan, hanya dengan

memahami bentuk soal, maka akan mendapatkan jawaban yang tepat. Bukan hanya itu, mahasiswa tersebut memberikan tanggapan mudah, dikarenakan mahasiswa tersebut juga pernah mendapatkan soal cerita seperti yang dipaparkan oleh peneliti ketika menempuh pendidikan di bangku sekolah menengah.

Bagi sebagian mahasiswa lainnya juga, dapat dengan sangat mudah memahami soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti, dan salah satu mahasiswa juga memberikan alasanya yaitu sebagai berikut:

“Materi seperti contoh diatas, dapat saya pahami meski hanya dengan perintah membaca tanpa penjelasan”.

Menurut mahasiswa tersebut, sangat mudah dalam memahami soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti. Akan tetapi peneliti tidak dapat menyimpulan atau memastikan bahwa mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti.

c. Menyelesaikan soal verbal (cerita) terkait materi mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak

Kalkulus merupakan salah satu cabang ilmu matematika terapan sekaligus mata kuliah wajib yang dipelajari oleh mahasiswa di Prodi Tadris Matematika semester III. Salah satu cabang kalkulus yang peneliti paparkan pada angket, dengan tujuan mengetahui kemampuan atau mengetahui tingkat kesulitan dalam

memahami dan menyelesaikan masalah kontekstual yang dituangkan dalam sebuah soal cerita (verbal) adalah Kalkulus Peubah Banyak.

Hampir sama dengan tanggapan mahasiswa dalam memahami dan menyelesaikan soal certita yang berkaitan dengan mata kuliah Geometri dan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah Matematika Diskrit, peneliti mendapatkan tanggapan yang beragam. Peneliti mendapatkan, beberapa mahasiswa yang menanggapi soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti saangat sulit dipahami dan diselesaikan. Salah satu mahasiswa yang menanggapi sangat sulit tersebut, memberikan alasan yaitu sebagai berikut :

“Kesulitan dari soal ini yaitu belum terlalu bisa menentukan tinggi maksimumnya, dan belum sempat dibahas kembali”.

Alasan salah satu mahasiswa tersebut mangatakan soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti sangat sulit untuk dipahami dan diselesaikan adalah karena mahasiswa tersebut belum bisa menentukan tinggi maksimum. Kemudian dari keterangan mahasiswa tersebut, untuk materi tentang nilai optimum pada mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak belum sempat dibahas oleh dosen pengampu mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak.

Gambar 2. 23 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Kalkulus Peubah Banyak

Kemudian dialnjutkan dengan mahasiswa yang menanggapi sulit dalam memahami soal cerita hingga sulit untuk menyelesaikan soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti.

Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan sulit tersebut juga memaparkan alasannya pada angket yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak begitu mengerti materinya. Karena penjelasannya terbatas oleh kesulitan signal”.

Mahasiswa tersebut tidak bisa memahami dan menyelesaikan soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti, dikarenakan mahasiswa tersebut masih belum bisa memahami dan mengerti materi tentang nilai optimum pada mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak. Kemudian mahasiswa tersebut juga menerangkan bahwa kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tersebut dalam pembelajaran daring adalah kesulitan signal.

Gambar 2. 24 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Kalkulus Peubah Banyak

Terdapat beberapa mahasiswa yang memberikan tanggapan bahwa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita yang peneliti paparkan tidak terlalu sulit dan tidak juga terlalu mudah untuk dipahami dan diselesaian, atau dalam memahami soal cerita dan menyelesaikan soal tersebut adalah sedang. Salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan sedang pada angket, juga memberikan alasannya yaitu sebagai berikut :

“Pada soal diatas, saya tidak terlalu sulit menjawab. Karena gambaran soal ini seperti mirip dengan fisika”.

Alasan dari salah satu mahasiswa tersebut adalah, karena pada soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti mirip dengan soal fisika, kemudian mahasiswa tersebut juga

menerangkan, tidak terlalu sulit bagi mahasiswa tersebut untuk menjawab soal yang dipaparkan oleh peneliti.

Gambar 2. 25 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Kalkulus Peubah Banyak

Selain tanggapan negatif yang peneliti temukan, peneliti juga mendapatkan tanggapan positif dari sebagian mahasiswa, tanggapan tersebut adalah mudah hingga sangat mudah. Yang artinya adalah sebagian mahasiswa menaggapi bahwa dalam memahami hingga menyelesaikan soal cerita yang peneliti paparkan mudah hingga sangat mudah dipahami dan diselesaikan oleh mahasiswa. Salah satu mahasiswa yang menanggapi mudah, juga memberikan alasannya yaitu sebagai berikut :

“Karena dasar materi atau soal tersebut sudah sering dibahas pada waktu masih SMA. Sehingga menjadi lebih mudah”.

Mahasiswa tersebut mudah memahami soal yang dipaparkan oleh peneliti dikarenakan, bagi mahasiswa tersebut

soal yang dipaparkan oleh peneliti sudah pernah dibahar oleh mahasiswa tersebut saat menempuh pendidikan di sekolah menengah.

Gambar 2. 26 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Kalkulus Peubah Banyak

Kemudian sebagian mahasiswa yang lain juga memberikan tanggapan positif untuk soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti. Sebagian mahasiswa yang lain memberikan tanggapan bahwa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita seperti yang dipaparkan oleh peneliti sangat mudah dipahami dan diselesaika, sebagaimana alasan salah satu mahasiswa yang memberikan tanggapan sangat mudah yaitu sebagai berikut :

“Menurut saya, tingkat kesulitan soal ini sangat mudah, karena saya dapat dengan mudah memahami soal dan cepat untuk menyelesaikannya”.

Bagi salah satu mahasiswa tersebut, soal cerita yang diapaprkan oleh peneliti tidaklah sulit, atau sangat mudah untuk dipahami dan diselesaika. Diakrenakan mahasiswa tersebut sudah memahami materi dan memahami bentuk soal yang dipaparkan oleh peneliti sehingga bagi mahasiswa tersebut sangat mudah untuk menyelesaikan soal cerita yang dipaparkan oleh peneliti.

Gambar 2. 27 Tanggapan mahasiswa terhadap kesulitan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mata kuliah

Kalkulus Peubah Banyak

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 93-108)