PERILAKU KONSUMEN
4.3. Konsep Dasar dari Kurva Indiferen
Dalam contoh kasus mobil di atas, tampak bahwa mobil TOYOTA KIJANG telah mampu memposisikan produknya pada semua segmen pasar dengan bermacam kegunaan.
Bagan IV.6, menunjukkan bahwa selama suatu periode waktu yang relatif pendek, di mana semua faktor relevan lainnya diasumsikan konstan, apabila konsumen menaikkan tingkat konsumsi produk melewati beberapa titik, maka utilitas marjinal atau penambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan konsumsi produk itu akan menjadi semakin kecil atau menurun. Prinsip ini dalam ekonomi manajerial disebut sebagai prinsip utilitas marjinal yang berkurang atau menurun (principle of diminishing marginal utility).
Berdasarkan ketiga asumsi di atas, maka kita akan menemukan karakteristik dari kurva indiferen, sebagai berikut:
1. Kurva indiferen merupakan fungsi kontinu, bukan sekedar kumpulan dari titik-titik diskrit.
2. Kurva-kurva indiferen tidak saling berpotongan dan kurva indiferen yang menempati kedudukan lebih tinggi menunjukkan kombinasi konsumsi produk-produk yang berada pada kurva indiferen itu memiliki utilitas atau kepuasan total yang lebih tinggi daripada kombinasi konsumsi produk-produk yang berada pada kurva indiferen yang memiliki kedudukan lebih rendah.
3. Kurva indiferen memiliki slope negatif dan berbentuk cembung (convex). Dalam kasus khusus apabila dua produk yang dikonsumsi itu bersifat substitusi sempurna, maka bentuk kurva indiferen adalah garis lurus dengan slope negatif, sedangkan apabila bersifat komplementer sempurna, maka kurva indiferen berbentuk seperti huruf L.
Untuk menjelaskan analisis kurva indiferen beserta dengan konsep lain yang berkaitan, maka bayangkan bahwa kita telah melakukan survei kepuasan konsumen terhadap dua produk yang saling berkompetisi di pasar. Misalkan saja bahwa produk itu dinotasikan sebagai X dan Y (produk sejenis tetapi berbeda merk, seperti: ban GOODYEAR dan BRIDGESTONE, jasa bank BNI dan BCA, atau produk berbeda yang saling berkaitan seperti: jasa pendidikan formal dan jasa pelatihan, dll.).
Misalkan bahwa fungsi utilitas total (TU) yang diperoleh adalah sederhana: TUXY = 2XY
di mana TUXY adalah utilitas atau kepuasan total yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi kombinasi kuantitas produk X dan produk Y, sedangkan X adalah kuantitas produk X yang dikonsumsi dan Y adalah kuantitas produk Y yang dikonsumsi.
Dari fungsi utilitas total di atas, kita dapat menurunkan beberapa titik kombinasi kuantitas X dan Y untuk tingkat utilitas atau kepuasan total yang sama, katakanlah untuk TU = 50 util dan TU = 100 util.
Skedul kombinasi produk X dan Y yang menghasilkan utilitas total 50 util dan 100 util ditunjukkan dalam Tabel IV.8 sedangkan kurva indiferen ditunjukkan dalam Bagan IV.7.
Tabel IV.8 Skedul Kombinasi Produk X dan Y yang Menghasilkan Utilitas Total 50 Util dan 100 Util
(TUXY = 2XY)
Bagan IV.7 Kurva Indiferen untuk Utilitas Total 50 Util dan 100 Util Dari Tabel IV.8 maupun Bagan IV.7, kita mengetahui bahwa titik-titik kombinasi konsumsi produk X dan Y: A, B, C, D, dan E memberikan kepuasan total yang sama besar yaitu: TU = 50 util.
Dalam hal ini konsumen tidak memiliki pilihan atau dikatakan dia berada pada keadaan indiferen, karena berada pada kurva indiferen
yang sama (kurva 1), dengan tingkat kepuasan total sebesar 50 util. Sedangkan kurva indiferen yang terletak di atas (kurva 2) memberikan tingkat kepuasan total yang lebih tinggi yaitu: TU = 100 util, dan titik-titik kombinasi produk X dan Y yang terletak pada kurva indiferen 2 adalah: F, G, H, I, dan J. Tentu saja konsumen lebih menginginkan salah satu kombinasi produk X dan Y yang terletak pada kurva indiferen 2 daripada kombinasi produk X dan Y pada kurva indiferen 1, karena memberikan tingkat kepuasan total yang lebih tinggi (TU = 100 util > TU = 50 util).
Grafik dalam Bagan IV.7 sering disebut juga sebagai peta indiferen (indifference map) karena memperlihatkan dua kurva indiferen dari konsumen. Peta indiferen didefinisikan sebagai grafik yang menunjukkan sekumpulan dari dua atau lebih kurva indiferen, dalam kasus di atas adalah kurva indiferen 1 dan 2. Kurva indiferen yang terletak di atas dan berada di sebelah kanan dari kurva indiferen lain dalam peta indiferen, menunjukkan tingkat utilitas atau kepuasan total pada kurva indiferen itu lebih tinggi. Sehingga setiap kombinasi konsumsi produk X dan Y pada kurva indiferen 2 lebih disukai oleh konsumen dibandingkan setiap kombinasi konsumsi produk X dan Y pada kurva indiferen 1.
Dalam Tabel IV.8 maupun Bagan IV.7 kita mengetahui bahwa pada kurva indiferen 1, titik-titik A, B, C, D, dan E yang menunjukkan kombinasi konsumsi produk X dan Y: (1; 25), (2; 12,5), (5; 5), (10;
2,5), dan (25; 1) memberikan utilitas atau kepuasan total yang sama sebesar 50 util. Perhatikan titik A dan B, di mana sepanjang titik A (X = 1 dan Y = 25) ke titik B (X = 2 dan Y = 12,5), kita mengetahui bahwa konsumen rela mengurangi tingkat konsumsi Y dari 25 unit menjadi 12,5 unit untuk memperoleh penambahan konsumsi X dari 1 unit menjadi 2 unit, dan perubahan (penurunan) konsumsi Y untuk disubstitusi dengan perubahan (penambahan) konsumsi X itu masih memberikan tingkat utilitas atau kepuasan total yang sama sebesar 50 util. Konsep penurunan konsumsi Y untuk diganti dengan penambahan konsumsi X sepanjang titik AB di atas, disebut sebagai: tingkat substitusi marjinal (marginal of rate substitution) serta dinotasikan menggunakan simbol MRSXY = ∆Y / ∆X. Dengan
demikian tingkat substitusi marjinal dapat didefinisikan sebagai tingkat di mana konsumen rela mensubstitusikan konsumsi suatu produk tertentu dengan satu unit produk lain agar mempertahankan tingkat utilitas atau kepuasan total.
Besaran tingkat substitusi marjinal (MRS) itu menunjukkan slope dari kurva indiferen sepanjang interval suatu titik kombinasi produk tertentu. Dalam contoh konsumsi produk X dan Y pada titik konsumsi A dan B di atas, kita mengetahui bahwa konsumen rela
“kehilangan” utilitas dari perubahan konsumsi 12,5 unit produk Y (∆Y = 25 -12,5 = 12,5) untuk “memperoleh” utilitas dari perubahan konsumsi 1 unit produk X (∆X = 2 - 1 = 1), sehingga besaran MRSXY pada titik AB adalah: MRSXY = ∆Y / ∆X = -12,5 / 1 = -12,5. Slope dari kurva indiferen adalah negatif, sehingga nilai MRSXY juga negatif.
Namun seperti pengukuran elastisitas harga dari permintaan dalam Bab III, besaran MRSXY sering diucapkan dalam nilai absolut melalui mengalikan nilai MRSXY dengan angka -1. Jadi tingkat substitusi marjinal sama dengan 12,5 berati konsumen rela mensubstitusikan 12,5 unit konsumsi produk tertentu (Y) dengan 1 unit konsumsi produk lain (X) agar dapat memberikan tingkat utilitas atau kepuasan total yang sama.
Konsep bahwa konsumen rela “kehilangan” utilitas dari perubahan konsumsi produk Y untuk “memperoleh” utilitas dari perubahan konsumsi produk X, agar tetap memberikan utilitas total yang sama, dapat dinyatakan dalam bentuk matematik, sebagai berikut:
-∆Y x MUY = ∆X x MUX
atau solusi secara aljabar melalui membagi kedua sisi persamaan dengan besaran (∆X x MUY) akan memberikan hasil:
-(∆Y/∆X) = MUX/MUY atau ∆Y/∆X = -(MUX/MUY)
Dengan demikian secara matematik, MRSXY dapat dituliskan sebagai:
MRSXY = ∆Y/∆X = -(MUX/MUY)
Dengan demikian tingkat substitusi marjinal dari produk X untuk produk Y adalah sama dengan rasio dari utilitas marjinal produk X terhadap utilitas marjinal produk Y.
Perhitungan tingkat substitusi marjinal dari produk X untuk produk Y (MRSXY) sepanjang kurva indiferen 1 dan kurva indiferen 2, yang sekaligus menunjukkan slope dari kurva indiferen sepanjang interval titik kombinasi tertentu, berdasarkan informasi dalam Tabel IV.8, ditunjukkan dalam Tabel IV.9.
Tabel IV.9 Perhitungan MRSXY Sepanjang Kurva Indiferen 1 dan 2
Catatan: MRSXY diucapkan dalam nilai absolut seperti pada elastisitas harga dari permintaan, sehingga digandakan dengan -1.
Dari Tabel IV.9 tampak bahwa nilai MRSXY berbeda pada setiap titik kombinasi sepanjang kurva indiferen yang berbentuk cembung (convex), sehingga pengukuran MRSXY harus dilakukan pada setiap titik kombinasi sepanjang kurva indiferen itu.