• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lima Langkah Pemecahan Masalah Berbasis Sistem

6. Pemecahan Masalah dengan Berpikir Sistem

6.2 Lima Langkah Pemecahan Masalah Berbasis Sistem

Basis pemecahan masalah berbasis sistem menggunakan pendekatan PDCA yang sudah sangat dikenal dalam manajemen kualitas (Watanabe 2009; Hosotani February 2004). PDCA merupakan singkatan dari Plan, Do, Check dan Action. Sejak dikenalkan oleh Edward W.

Deming di Jepang, PDCA telah didetailkan menjadi 7 langkah di Jepang (7 Steps of Quality Improvement) dan diadopsi di Amerika menjadi 5 Langkah DMAIC dalam Six Sigma (Deming 1982; Deming 2013). DMAIC merupakan singkatan dari Define, Measure, Analysis, Improve dan Control. Untuk untuk lima langkah pemecaham masalah akan menggunakan pula kerangka PDCA.

Flow For

Function Forms

Flow For

Function Forms

Flow For

Function Forms Flow

For Function

Forms

Flow For

Function Forms

Flow For

Function Forms Flow For

Function Forms Flow

For Function

Forms

Flow For

Function Forms

83

Berbasis PDCA, maka kita membagi pemecahan masalahan berbasis sistem menjadi 5 langkah, yaitu:

1. Definisikan Sistem Permasalahan 2. Analisa Sistem Permasalahan

3. Petakan Gap Kondisi Ideal dan Hasil Eksplorasi 4. Buat dan Laksanakan Rencana Perbaikan 5. Kontrol dan Monitor Pelaksanaan Perbaikan

Jika dibandingkan dengan 7 Langkah dan DMAIC Six Sigma maka perbandingan tersebut dapat diilustrasikan pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Perbandingan Langkah-langkah dalam PDCA dengan Pemecahan Masalah berbasis sistem

Langkah Prinsip

PDCA 7 Langkah Kualitas DMAIC Six Sigma Pemecahan Masalah berbasis Sistem 1

Plan

Pilih Topik Definisikan Definisikan Sistem Masalah

2 Pahami Situasi dan

Tetapkan Sasaran Mengukur Analisa Sistem Masalah Saat Ini

3 Susun Rencana Aktivitas

Analisa Bangun Kondisi Ideal dan Petakan Gap yang dibutuhkan

4 Analisa Akar

Permasalahan

5 Do Implementasi Perbaikan Implementasi

Perbaikan Laksanakan Rencana

Perbaikan 6 Check Konfirmasikan Hasil dg

Sasaran Cek dan Kontrol Cek dan Kontrol

7 Action Perbaikan dan Standarisasi

Jika kita perhatikan pada Tabel 6.3, maka kita kita bisa melihat bahwa pada Plan, memiliki jumlah langkah paling banyak dibandingkan yang lain. Plan adalah langkah awal terpenting karena kita seringkali terjebak untuk untuk langsung memecahkan “masalah” ketika pada kenyataannya kita baru melihat “gejala masalah”. Kesalahan ini sering kita lakukan karena kita ingin segera membereskan permasalahan yang terlihat tanpa mempetimbangkan sumber akar permasalahan.

Pembandingan pada Tabel 6.3 juga memiliki makna penting lainnya, yaitu silahkan menggunakan langkah pemecahan masalah apapun yang sudah diaplikasikan oleh anda, apakah itu 7 Langkah, 5 DMAIC Six Sigma. Kombinasi Lean Six Sigma atau apapun, namun pada fase pemahaman masalah yang biasanya terjadi pada langkah awal, gunakanlah pola berpikir sistem untuk memahami masalah tersebut. Gunakan pula alat-alat manajemen yang biasa anda gunakan, seperti 7 new tools, lean management tools atau alat statistik lainnya, dalam kerangka berpikir sistem.

Namun prinsip utama dalam kualitas yaitu peningkatan kualitas berkelanjutan juga berlaku untuk sebuah pemecahan masalah secara sistem. Proses yang iteratif dalam analisa sistem diterjemahkan sebagai proses siklus yang berulang untuk terus-menerus mendapatkan hasil yang lebih baik.

84

6.2.1 LANGKAH 1:PAHAMI DAN DEFINISIKAN SISTEM MASALAH SECARA SISTEMIK

Dalam langkah ini keluaran yang diinginkan adalah sebuah masalah yang telah terdefinisikan dengan baik.

A problem that is well defined, is 95% solved (Japanese Proverb)

Pada Bab Berpikir Sistem sebelumnya telah dijabarkan berbagai pertanyaan DeBatik yang dapat anda ajukan untuk melakukan pendefinisian masalah yang berbasis kepada sistem. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu melakukan pendefinisian yang lebih dalam dan melengkapi pendefinisian masalah yang klasik namun tetap sangat membantu yaitu 5W+1H. 5W+1H dalam pandangan penulis masih merupakan cara terbaik dalam melakukan eksplorasi awal permasalahan sebelum menggunakan alat-alat bantu lainnya. Untuk memperkaya eksplorasi awal ini disarankan melakukan penggabungan pertanyaan 5W+1H dengan pertanyaan dalam DeBatik seperti yang dijabarkan pada Tabel 6.5.

Tentunya tidak semua pertanyaan memiliki jawaban atau relevan dengan permasalahan yang akan dianalisa. Anda dapat memiliki koleksi pertanyaan sendiri yang menurut anda lebih relevan dan cocok dengan gaya anda. Pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan dalam adalah hanyalah sebagai pemicu proses pendefinisian yang lebih baik.

6.2.1.1 Output, Proses dan Input dalam Langkah 1

Tabel 6.4 merupakan daftar output yang dihasilkan, proses yang dilakukan serta input yang dibutuhkan dalam langkah ini

Tabel 6.4 Output, Proses dan Input dalam Langkah 1

Komponen Deskripsi Alat Bantu

Output  Deskripsi dari Definisi Masalah yang dipilih

untuk dilakukan analisa  Six Sigma Project Charter

 SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer)

 Force Field Analysis

 Grafik dan Peta Proses

 5W + 1H

 Diagram Affinitas Proses  Melakukan eksplorasi terhadap

 Menentukan dan menyepakati definisi, ruang lingkup, tujuan dan target yang ingin dicapai

 DeBATIK

 Analisa Pemegang Kepentingan (Stakeholders Analysis)

 CATWOE

 Nominal Group Technique (NGT)

 Prinsip Iteratif 4F

 Force Field Analysis Input  Wawancara, Survei

 Analisa Dokumen Organisasi (laporan, rencana strategis, dll)

 Media Review

 Social Media Input

 Questionnaire

 Check Sheet

85

Tabel 6.5 Kombinasi 5W+1H dengan DeBatik dalam Mendefinisikan Permasalahan

What Why Where When Who How

Dimensi yang Dinamis

Dimensi apa saja yang bisa mengubah konteks permasalahan? (ruang, waktu, skala dsb)

Pada skala perspektif helikotper apa permasalahan akan dianalisa?

Apakah penyebab dari permasalahan berubah ketika dimensi diubah?

Dimana Permasalahan ditemukan?

Apakah perubahan ruang mengubah konteks permasalahan?

Kapan permasalahan ditemukan?

Apakah ada aktivitas masa lampau yang mempengaruhi?

Bagaimana saat ini?

Apa Dampak Masa depan?

Apakah semua aktor pemegang

kepentingan penting telah teridentifikasi?

Apakah ada perubahan aktor yang

Jika diperluas ruang lingkupnya apakah ada proses lain

Batasan Apakah batasan permasalahan mudah untuk diidentifkasikan?

Apa saja gesekan yang terjadi pada batasan sistem?

Mengapa batasan sistem permalahan seperti saat ini?

Apa batasan ruang dari sumber permasalahan?

Apa batasan ruang dari dampak permasalahan?

Apakah ada perubahan dari tujuan sistem saat ini dengan sebelumnya?

bagaimana pada masa yang akan datang, apakah akan berubah?

Apakah aktor menjaga/menginduk si interaksi?

Bagaimana bentuk batas ini dan interaksi antara sistem dan lingkungannya?

Tujuan Apakah tujuan sistem yang sedang anda amati?

Apa tujuan sebuah sistem yang sempurna/ideal menurut kita?

Mengapa tujuan ini

yang ada? Apakah perubahan konteks ruang akan mengubah tujuan?

Apakah perubahan konteks waktu akan mengubah tujuan?

Apakah ada perbedaan tujuan sistem para aktor (termasuk perbedaan interpretasi)?

Apakah ada tujuan yang bertentangan?

Paralel? Atau Seri

Bagaimana tujuan bersama dibentuk?

Bagaimana tujuan pribadi diarahkan ke tujuan bersama?

Inter- koneksi

Apa saja variabel dalam sistem yang berubah- ubah?

Apakah ada struktur input-proses-output- umpan-balik?

Apakah ada komponen yang tidak bekerja sebagaimana mestinya?

Mengapa interaksi ini

timbul? Apakah perubahan konteks ruang akan mengubah hubungan variabel?

Pada variabel yang bermasalahan bagaimana frekuensi masalah timbul

Apakah para aktor penting telah memiliki interkonektivitas yang memadai?

Bagaimana interkoneksi dari variabel-variabel saat ini?

Bagaimana interkoneksi yang ideal?

Aksi

Menyeluruh

Apa yang kita inginkan dari sistem (ideal sistem)?

Mengapa ciri-ciri ini timbul?

Mengapa ciri-ciri ideal disusun seperti saat ini?

Apakah perubahan konteks ruang akan mengubah ciri-ciri sistem?

Apakah ciri-ciri ini ada di dalam sistem saat ini?

Apakah pernah ada ciri-ciri ideal tercapai? Apa pelajaran yang bisa diambil pada masa itu?

Apakah para aktor memiliki kesamaan persepsi terhadap ciri ideal?

Bagaimana ciri-ciri sebuah sistem yang ideal?

Bagaimana perilaku sistem saat ini, berbedakah dengan perilaku sebuah sistem yang ideal?

86

6.2.2 LANGKAH 2:ANALISA SISTEM SAAT INI

Setelah memahami permasalahan dan mendefinisikan permasalahannya, maka langkah berikutnya adalah menganalisa sistem saat ini. Seperti yang telah dijabarkan dalam bagian sebelumnya tentang definisi analisa sistem, maka langkah ini berarti memetakan komponen- komponen terpenting pada sistem dan interaksi antar komponen.

Komponen-komponen dalam sebuah sistem harus dipandang sebagai proses-proses yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan sistem. Proses dapat didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas yang didesain untuk mengeluarkan sebuah output untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Artinya sebuah proses bisa terdiri dari 1 aktivitas atau rangkaian dari 2 atau lebih aktivitas.

Cara sederhana mengidentifikasikan proses pada skala operasional adalah dengan berbasis kepada output operasional yang dihasilkan. Output berupa dokumen laporan, form, rekomendasi, dan surat bisa ditelusuri balik kepada proses-proses yang membangun dokumen tersebut.Sedangkan proses pada skala yang lebih makro di organisasi biasanya dikenal sebagai fungsi organisasi. Karena proses bisa terdiri dari sub-proses, aktivitas dan tugas pekerjaan (task), maka proses pada tingkatan ini dapat dikatakan pula sebagai fungsi. Artinya fungsi adalah kumpulan dari proses-proses yang memiliki keseragaraman. Contohnya terdapat fungsi marketing, produksi, keuangan dan lain-lain.

Sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa sistem biasanya memiliki struktur hierarki yang memiliki penamaan yang mungkin berbeda. Ada proses, sub-proses, aktivitas, tugas, fungsi, sub-fungsi, ad-hoc dll. Jangan memaksakan penamaan yang lebih anda kuasai jika anda tidak memiliki pengaruh yang cukup untuk melakukannya. Yang penting kita bisa mengatahui hierarki dari sistem tersebut.

Bersamaan dengan pengumpulan komponen berupa proses atau fungsi, maka kita juga mencari apakah ada keterkaitan antara setiap komponen dengan yang komponen lainnya. Kita bisa menemukan proses atau fungsi baru ketika menelusuri keterkaitan ini.

Orientasi pemilihan proses dan tingkatan analisa yang dilakukan dalam langkah adalah tergantung dari definisi permasalahan yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya. Misalnya output utama yang dibutuhkan dalam definisi permasalahan menjadi basis dalam menentukan komponen proses mana yang harus dianalisa dan dilakukan. Jika ternyata cukup banyak proses penting yang diidentifikasikan maka analisa bisa dibagi berdasarkan output antara yang membangun output akhir. Pembagian lainnya bisa berdasarkan pengelompokan berbasis lokasi, fungsi atau topik.

Jika hal ini terjadi, maka penamaan dan penomoran proses menjadi penting. Gunakan penamaan yang mirip penamaan hiearki klasifikasi bertingkat dalam identifikasi biologi yang memiliki struktur species, genus, family, order dan seterusnya. Gunakan penomoran angka Arab yang terdiri atas sub-struktur angka yang dibatasi oleh titik (1, 1.1, 1.1.2, 2.1 dsb). Anda juga bisa mengkombinasikan antara kode huruf dan angka, misalanya KU-1.1, MAR-2.1.1 dst.

87

Tabel 6.6 Tabel Peta Saat Ini

Komponen Proses Utama Bagaimana hal ini

dilakukan Kriteria

Penilaian Bagaimana Kinerjanya 1. ---

2. ---

3. ---

Hubungan antar Komponen Bagaimana hal ini dilakukan

Kriteria

Penilaian Bagaimana Kinerjanya 1 2 …….

1 3 …….

3 2 …….

3 1 …….

Jika komponen dan interkoneksinya telah ditemukan, maka dilakukan penilaian tentang kualitas dari komponen maupuan interkoneksinya. Dalam organisasi kualitas interkoneksi komponen biasanya dapat dilihat pada disposisi/inter-office memo, jumlah dan notulensi rapat, korespondensi antar personel yang dihubungkan dengan kualitas output.

Untuk merekapitulasi langkah ini, maka kita dapat menyusun sebuah tabel seperti pada Tabel 6.6. Secara umum tabel ini adalah tabel tahapan pertama analisa biasa (identifikasi komponen) namun yang membedakan adalah adanya bagian tabel yang menganalisa khusus hubungan antar komponen. Hubungan dalam organisasi bisa dilihat secara nyata maupun tidak nyat, karena bisa berupa pertemuan, perintah tertulis (disposisi) atau lisan, laporan rutin atau non- rutin, komunikasi informal dan lain-lain. Kolom kedua berisi tentang bagaimana hal ini dilakukan yaitu deskripsi lebih detail dari nama komponen.

Kriteria penilaian merupakan apakah organisasi memiliki kriteria untuk menilai kualitas komponen tadi jika iya apa penilaiannya, kapan dan bagaimana menilainya. Bagaimana kinerjanya merupakan evaluasi apakah komponen atau hubungan komponen ini telah sanggup bekerja sebagaimana mestinya didalam sistem saat ini.

88

6.2.2.1 Output, Proses dan Input dalam Langkah 2

Tabel 6.7 merupakan daftar output yang dihasilkan, proses yang dilakukan serta input yang dibutuhkan dalam langkah ini

Tabel 6.7 Output, Proses dan Input dalam Langkah 2

Komponen Deskripsi Alat Bantu

Output  Daftar Proses dan Fungsi Utama yang saling

berhubungan  Tabel Matriks

Proses  Identifikasi Proses Utama berbasis kepada Output yang menjadi perhatian problem owner dengan memperimtbangkan para stakeholders

 Identifikasi Input yang dibutuhkan oleh setiap proses utama

 Identifikasi interkoneksi yang terjadi antar proses utama

 Penilaian kualitas komponen proses utama dan kualitas interkoneksinya

 DeBATIK

 Prinsip Iteratif 4F

 Grafik dan Peta Process

 5M (Man, Machine, Money, Material, dan Methods)

 Interrelationship Diagram

 Alat Bantu Kuantitatif: Pareto Diagram, Histogram, Control Chart, Regression, Design of Experiment

 Nominal Group Technique (NGT) Input  Output Proses Terdahulu (Deskripsi Definisi

Masalah)

 Wawancara, Survei

 Analisa Dokumen Organisasi (laporan, rencana strategis, dll)

 Dokumen Proses Terdahulu

6.2.3 LANGKAH 3:BANGUN KONDISI IDEAL DAN PETAKAN GAP DENGAN KONDISI SAAT

INI

Pada bab sebelumnya, masalah dapat didefinisikan sebagai terjadinya perbedaan antara apa yang diinginkan dan apa yang telah didapatkan. Masalah berarti juga dapat dipandang sebagai perbedaan antara kondisi yang ideal dan kondisi yang kita saat ini. Berdasarkan definisi ini, maka pemecahan masalah dimulai dari analisa kesenjangan (gap analysis).

Sebuah proses gap analysis berarti terdiri dari,

 Deskripsikan kondisi ideal yang diinginkan, dengan membayangkan apa saja komponen proses yang harus ada dan bagaimana mekanisme interaksi antar komponen dalam sistem yang ideal (ini merupakan ciri sistem: berfungsi secara utuh - Ciri Holistik).

Analisa ideal ini tentunya harus tetap mempertimbangkan berbagai macam konteks dimana sistem mungkin bisa berada – batasan dinamis. Contohnya terkadang sebuah sistem memiliki tugas jangka pendek namun juga memiliki tugas jangka menengah dan panjang yang akan tergantung dari pelaksanaan tugas jangka pendek ini.

 Tentukan apakah komponen-komponen yang ideal ini ada didalam sistem ada kondisi saat ini? Jika tidak kenapa? Jika Iya apakah bekerja sesuai dengan harapan anda?

 Tentukan apakah hubungan komponen yang penting ini ada didalam sistem ada kondisi saat ini? Jika tidak kenapa? Jika Iya apakah bekerja sesuai dengan harapan anda?

89

 Lakukan analisa kesenjangan dengan membandingkan ciri-ciri sistem ideal dan kondisi saat ini, untuk mengidentifikasikan kemunkinan aktivitas perbaikan yang akan

mengurangi kesenjangan. Refleksikan dengan struktur umpan balik dari masalah.

Tabel 6.8 Tabel Peta Gap Komponen

Proses Utama

Ada/tidak dalam situasi nyata

Bagaimana hal ini dilakukan

Kriteria

Penilaian Bagaiman Kinerjanya

Analisa Akar Masalah

Komentar/Ide Perbaikan 1. ---

2. --- 3. --- Hubungan

antar Komponen 1 2 …….

1 3 …….

3 2 …….

3 1 …….

Contoh Tabel yang telah diisi dapat dilihat pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9 Contoh Isian Tabel Peta Gap Komponen Ada? Bagaimana

Caranya? Apa ukuran kualitas dari

Cara?

Bagaimana

Kinerjanya? Apa Akar

Masalahnya Ide Perbaikan?

1. Evaluasi Pasar

Ada Setiap Tahun, Benchmarking

Index Pasar Tidak terlalu baik

Kekurangan data valid

Perbaiki dengan membeli data atau menambah tim survei pasar 2. Membuat

Standar Internal Layanan

Ada Setiap tahun, Survey kepuasan pelanggan, Ghost customer, Komparasi dengan kompetitor

Kepuasan Pelanggan

Secara umum dapat diterima

3. Menjaga hubungan dengan pelanggan (CRM)

Tidak Perlu dilakukan

dengan menyusun tim kerja khusus

Hubungan

1  2 Ada Informasi

diberikan melalui laporan X, Pertemuan Rutin setiap 3 bulan antara 2 tim

Notulensi Rapat dan penerimaan disposisi

Tidak terlalu baik

Rapat tidak terstruktur Email groups tidak ada

Diperbaiki dengan menyusun SOP Rapat dan memonitor email groups

90

6.2.3.1 Output, Proses dan Input dalam Langkah 3

Tabel 6.10 merupakan daftar output yang dihasilkan, proses yang dilakukan serta input yang dibutuhkan dalam langkah ini

Tabel 6.10 Output, Proses dan Input dalam Langkah 3

Komponen Deskripsi Alat Bantu

Output  Tabel Komponen Proses Utama dan Saringan Aktivitas Perbaikan yang harus diperhatikan

 Rencana Gannt Chart

 Tabel Analisa Gap Proses  Mendeskripsikan kondisi ideal yang

diinginkan

 Menganalisa kondisi saat ini dengan membandingkan dengan kondisi ideal

 Memetakan gap komponen maupun konektivitas komponen yang terjadi

 Fishbone Diagram (Root Cause Analysis)

 DeBATIK

 Prinsip Iteratif 4F

 Benchmarking

 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Input  Output Proses Terdahulu (Daftar Proses Penting)

 Tabel Analisa Gap

6.2.4 LANGKAH 4:SUSUN DAN LAKSANAKAN RENCANA PERBAIKAN

Langkah ini melakukan 2 hal untuk menuju kondisi ideal, yaitu perbaikan komponen yang ada tetapi kurang bekerja maksimal dan pengembangan baru komponen yang tidak ada. Jangan lupakan untuk berfokus pula kepada perbaikan struktur sistem selain quick fix.

6.2.4.1 Output, Proses dan Input dalam Langkah 4

Tabel 6.11 merupakan daftar output yang dihasilkan, proses yang dilakukan serta input yang dibutuhkan dalam langkah ini

Tabel 6.11 Output, Proses dan Input dalam Langkah 4

Komponen Deskripsi Alat Bantu

Output  Rencana Perbaikan

 Laporan Abnormalitas

 Laporan Perbaikan yang dilaksanakan

 Gantt Chart

Proses  Setiap komponen proses bisa dijabarkan Input Proses dan Outputnya untuk mendapatkan berbagai aktivitas atau sub- aktivitas perbaikan yang ingin dilakukan (jika dibutuhkan)

 Penentuan Aktivitas, Sub-aktivitas dan indikator proses/output perbaikan.

 Seandainya terjadi kondisi diluar dugaan (abnormal) baik yang positif (lebih baik dari target) atau yang negatif (tidak mencapau target) maka perlu disusun laporan abnormalitas

 PDPC (Process Decision Program Chart)

 Arrow Diagram (PERT/CPM)

 Tree Diagram

 Matriks Diagram

 FlowChart

 Check Sheet

Input  Analisa Gap dari Langkah sebelumnya  Tabel Komponen Proses Utama dan

91

 Dokumen langkah-langkah sebelumnya Saringan Aktivitas Perbaikan yang harus diperhatikan

6.2.5 LANGKAH 5:MONITOR DAN STANDARISASI PERBAIKAN

Langkah ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan ide perbaikan pada siklus berikutnya dan mendapatkan standard baru untuk menjaga apa yang telah dilakukan. Langkah ini melakukan evaluasi dalam interval tertentu untuk mendapatkan umpan balik dari perbaikan, dan lakukan modifikasi aktivitas jika perlu. Proses evaluasi ini tidak diperkenankan untuk langsung berujung kepada pembatalan siklus yang sedang berlangsung. Sebaiknya selesaikan satu siklus supaya proses umpan balik berjalan dengan lengkap dan terdokumentasi dengan baik sebelum melakukan siklus berikutnya.

Jika seluruh rencana perbaikan telah dilaksanakan, untuk memastikan bahwa tidak terjadi penurunan alamiah terhadap hasil yang didapat maka dibutuhkan standarisasi hasil yang telah didapat. Ini bisa berupa perubahan dalam prosedur, regulasi organisasi, deskripsi kerja karyawan, modul pelatihan, kriteria rekruitmen atau hal lainnya. Jika proses revisi dilakkan, jangan lupa mencantumkan alasan kenapa revisi dilakukan sehingga dapat dimengerti oleh anggota organisasi lainnya di masa yang akan datang.

6.2.5.1 Output, Proses dan Input dalam Langkah 5

Tabel 6.12 merupakan daftar output yang dihasilkan, proses yang dilakukan serta input yang dibutuhkan dalam langkah ini

Tabel 6.12 Output, Proses dan Input dalam Langkah 5

Komponen Deskripsi Alat Bantu

Output  Laporan Perbaikan

 Prosedur, Regulasi, Modul Pelatihan atau Deksripsi Kerja komponen sistem organisasi lainnya

 Rekomendasi Perbaikan Sistem Berikutnya

 Check Sheet/Forms

 Flow chart

Proses  Secara periodik maksimal 2 minggu sekali

melakukan pertemuan untuk membahas  Check Sheet

 Six Sigma Storyboard

 Control Chart

 Standard Prosedur Operasional

 Deskripsi Kerja

 Rencana Penilaian Kinerja Input  Dokumen dari langkah sebelumnya

 Dokumen langkah-langkah sebelumnya  Rencana Perbaikan

 Laporan Abnormalitas

 Laporan Perbaikan yang dilaksanakan