• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Pola Berpikir Adalah Model Mental

4.2 Pembentukan dan Modifikasi Model Mental

4.2.2 Tangga Kesimpulan

Tangga kesimpulan (ladder of inference3) adalah sebuah proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan data dan fakta yang ada, dimana proses-proses yang kita lewati digambarkan sebagai sebuah anak tangga. Sama seperti naik atau turun tangga, kita sering secara tidak sadar melewatinya dengan cepat begitu saja untuk mencapai lantai tujuan kita.

Konsep tangga kesimpulan ini dikenalkan oleh Chris Agyris dan dipopulerkan oleh Peter Senge di dalam buku 5th Discipline (Senge 1990; Senge 1994; Senge 1999).

Gambar 4-6 Tangga Kesimpulan

3 Kata Inggris Inference memang memiliki arti berupa sebuah proses pikiran untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan fakta yang ada. Dalam bahasa Indonesia bisa saja diterjemahkan sebagai inferensi, namun kata ini agak sulit untuk dicerna karena jarang digunakan di Indonesia. Jadi penulis menggunakan kata kesimpulan untuk menggantikan inferensi.

Tindakan yang “Benar” sesuai Kepercayaan

Saya Adopsi Kepercayaan baru atau termodifikasi tentang dunia nyata

Saya mengambil Kesimpulan

Saya memberikan Asumsi

Saya tambahkan Arti kepada Data

Saya Memilih Data dari Pengamatan

“Data” dan Pengalaman di Dunia Nyata

44

Tangga kesimpulan dimulai di bagian bawah dengan kumpulan data atau fakta dan diakhiri diatas dengan tindakan yang dilakukan. Komponen awal dan akhir ini adalah yang dapat dilihat dan dirasakan, sehingga semua orang juga bisa melihat dan merasakannya. Diantara dan awal dan akhir ini terdapat 5 anak tangga proses yang terjadi, pemilihan data, pemberian arti terhadap data, penambahan asumsi, pengambilan kesimpulan, dan perubahan keyakinan tentang dunia nyata (model mental).

Setiap kali kita menghadapi permasalahan yang bersumber dari tindakan-tindakan yang anda pikir tidak masuk akal, maka kita disarankan secara sadar mengikuti setiap anak tangga dari data hingga ke tindakan tersebut, untuk mendapatkan respons yang lebih baik dan tepat terhadap tindakan tersebut. Tangga kesimpulan juga membantu kita untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih baik.

Setiap anak tangga memiliki tantangan dan kesempatan untuk mengubah kesimpulan yang didapatkan, dan perubahan kesimpulan yang didapatkan dapat mengubah tindakan yang akan diambil. Mari kita bahas satu per satu setiap anak tangga dari bawah ke atas:

a) Kumpulan Data dan Realitas

Berhati-hatilah terhadap data, karena pada realitasnya mendapatkan data yang tepat dan akurat adalah tidak mungkin. Di era internet ini, problematika utama terkadang bukan sedikitnya data, namun begitu membludaknya data yang ada. Untuk itulah anak tangga berikutnya menjadi penting, yaitu pemilihan data.

Implikasi dari kesadaran ini adalah anda bisa mencari sumber permasalahan pada jenis, proses, metode, dan validitas pengumpulan data dalam organisasi. Pastikan organisasi mengumpulkan data yang tepat, dengan cara yang benar dan menyajikannya dengan tepat pula. Saya pernah mendapatkan sebuah buku statistik resmi yang menunjukkan sebuah data dalam urutan 5 tahun terakhir dan totalnya, ketika saya hitung ulang totalnya didalam excel, ternyata berbeda dengan yang di buku tersebut. Lah, apakah berarti satu buku statistik tersebut salah data?

b) Pemilihan Data berdasarkan keyakinan kita dan pengalaman

Data perlu kita pilih yang sesuai dengan kebutuhan proses pengambilan kesimpulan dan tindakan kita. Pemilihan data mana yang sesuai adalah suatu proses yang bisa membedakan kesimpulan. Saya pernah mengamati ketika beberapa orang dihadapkan pada kumpulan data yang sama, mereka berbeda dalam pilihan mana yang dianggap penting. Sering terjadi, apa yang saya anggap penting, ternyata tidak penting bagi orang lain. Bahkan sebenarnya di beberapa kuliah yang saya ajarkan, banyak muatan tentang bagaimana menentukan data yang relevan dan tidak relevan, yang berbasis terhadap yang saya yakini penting dari pengetahuan dan pengalaman saya.

Artinya pemilihan data bergantung dengan keyakinan, yang kita tahu dan kumpulan pengalaman kita. Apa yang kita tahu berbasis kepada pendidikan formal dan informal baik akademis maupun profesional, ditambah dengan seberapa senang anda mengumpulkan pengetahuan baru. Sedangkan pengalaman adalah yang pernah kita lalui, sehingga terkadang dua orang dengan latar belakang pendidikan yang sama persis akan berbeda pemilihan datanya tergantung kepada pengalamannya. Keyakinan timbul akibat

45

pengetahuan dan pengalaman yang telah mendapatkan umpan balik positif bahwa yang kita pikirkan memang ternyata memang tepat.

Gambar 4-7 Setiap Anak Tangga Kesimpulan Saling Berhubungan sebagai sebuah Struktur

c) Pemberian arti terhadap data (interpretasi)

Data yang telah kita pilih kemudian diberikan arti. Ilustrasi sederhana pemberian arti adalah jawaban atas pertanyaan jika anda melihat sebuah gelas yang berisi air setengahnya, apa yang anda lihat? Gelas setengah penuh atau setengah kosong. Pemberian arti adalah menterjemahkan data tersebut. Penterjemahan ini bisa dalam optimis-pesimis, tantangan- kesempatan, positif-netral-negatif atau lainnya.

Contoh implikasi dari pemahaman ini adalah jika anda seorang agen perubahan, maka anda perlu untuk memastikan bahwa arti dari sebuah data adalah sama dalam sebuah organisasi.

Arti yang sama ini adalah arti yang mendukung perubahan positif dalam organisasi sehingga perlu diperkuat melalui berbagai saluran media komunikasi seperti majalah internal, rapat atau pidato. Arti yang lebih negatif harus dilemahkan pula dengan cara yang sama.

d) Penambahan asumsi untuk “melengkapi” data yang biasanya kurang lengkap Dengan ketidaklengkapan data maka secara natural kita menambahkan asumsi untuk melengkapi arti dari data yang telah kita tentukan.

Kita juga jangan terjebak dalam asumsi. Asumsi yang paling sering menjebak kita adalah kita berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan terhadap masalah yang sama dengan kita. Asumsi juga harus dibedakan secara jelas dengan data. Jangan memberikan bobot yang

46

sama antara asumsi dan data. Cara terbaik sebenarnya adalah dengan mengeluarkan asumsi ini dengan menjelaskannya setelah kita mengeluarkan kesimpulan.

e) Pengambilan kesimpulan berdasarkan interpretasi data DAN asumsi kita Setelah merasa lengkap dengan asumsi dan data maka kita mengambil kesimpulan.

Implikasi dari langkah ini adalah seringnya perdebatan terjadi pada tingkat kesimpulan.

Kita berasumsi bahwa semua orang menggunakan data yang sama dengan kita, memilih data dengan cara yang sama, menginterpretasi dengan tambahan asumsi yang sama, sehingga kita bingung dan menyalahkan kesimpulan yang berbeda.

Sehingga cara terbaik untuk berdiskusi adalah dengan melakukan eksplorasi tangga kesimpulan. Anda bisa bertanya Data apa yang digunakan? Data mana yang dianggap penting dalam kesimpulan? Bagaimana menurut dia data tersebut? Apakah ada tambahan asumsi, jika iya apa saja? Antara asumsi dan data mana yang diberatkan? dsb

f) Penguatan atau perubahan keyakinan berdasarkan kesimpulan, yang nantinya mempengaruhi pemilihan data pada tahap 2.

Kesimpulan yang diambil memperkuat atau mempengaruhi keyakinan kita yang kita miliki dalam proses ini. Itulah mengapa ada orang yang yakin bahwa kesimpulan dia benar, walaupun orang-orang lain heran kenapa kok bisa yakin kalau benar.

Keyakinan ini sudah bisa ditebak dari cara memilih data, baik secara sadar maupun tidak sadar. Jika sadar, maka ketika data yang bertentangan dilemahkan atau tidak dilihat, sedangkan yang mendukung diperkuat. Jika tidak sadar, dan ini sebenarnya lebih

berbahaya, data yang bertentangan bahkan tidak dilihat sama sekali atau dicari, sehingga tidak ada pelemah keyakinan apapun.

Jika sebuah kesimpulan ternyata berbeda dengan keyakinan, namun ternyata kesimpulan itu ingin di laksanakan, maka terdapat proses untuk mengubah keyakinan sehingga mendukung kesimpulan dan tidak lagi berbeda atau bertentangan.

g) Tindakan yang “benar” karena berdasarkan keyakinan yang kita kembangkan Kesimpulan yang telah dibenarkan oleh keyakinan kita mengarahkan dan menjaga tindakan.

Tindakan bisa berupa aksi, keputusan atau pendapat yang dikeluarkan merupakan

komponen yang bisa dilihat, didengar atau dirasakan, yang berarti adalah nyata (tangible).

Inilah output yang menjadi pemicu kebutuhan analisa tangga kesimpulan.

Pemahaman terhadap tangga kesimpulan mengajak kita untuk memandang setiap pendapat, uraian, tindakan atau jawaban sebagai sebuah kesimpulan yang pasti memiliki proses dibelakangnya. Orang cenderung untuk sangat cepat menggunakan tangga ini tanpa sadar, bahkan mungkin meloncati beberapa anak tangga sekaligus. Sehingga sebelum menerima atau membantah sebuah kesimpulan, tuntunlah dulu orang tersebut di setiap anak tangga kesimpulan.