• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Kajian Teori

1. Manajemen Program Pembelajaran

Manajemen berasal dari istilah “to manage” yang ialah mengatur. Kata manajemen telah diartikan oleh banyak sekali pihak menggunakan perspektif yang berbeda, contohnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan pemimpin, ketata pengurusan, administrasi, dan sebagainya15 Program diartikan sebagai rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan program secara khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang16. Manajemen dalam bahasa Arab diartikan sebagai an-nizam yang merupakan suatu tempat artinya menempatkan suatu tempat pada tempatnya. Gorton mengemukakan manajemen sumberdaya manusia terdiri atas manajemen peserta didik, manajemen kepegawaian dan manajemen hubungan masyarakat. Manjemen sumber daya non manusia terdiri atas manjemen kurikulum, manjemen sarana dan prasarana, serta manjemen

15 Sondang Siagian. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. 1992, 1

16 Suharsimi Ari Kunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Hal. 2

keuangan.17 Pada teori Ricard P Gorton di gambarkan dalam diagaram sebagai berikut :

Gambar.2.1 Administrative Processs18

Gorton mengatakan manajemen pada hakikatnya proses pemecahan problem, sehingga langkah-langkah manajemen dalam pemecahan masalah, yaitu: (1) Identifikasi persoalan, (2) penaksiran masalah, (3) Penetapan tujuan, (4) Pembuatan Keputusan, (5) Perencanaan, (6) Pengorganisasian, (7) Pengkoordinasian, (8) Pendelegasian, (9) Penginisiasian, (10) Pengkomunikasian, (11) Kerja dengan grup-grup, (12) evaluasi.19

Pengertian diatas bahwasanya dalam manajemen program pembelajaran diperlukan beberapa kelompok yang terkait dari manager dan staf untuk terlibat

17Gorton, Richard A. School Administration. Challenge and opportunity for leadership(USA:WM.C.

Brown Company Publishers,1976),43

18 Ibid.1976:53

19Gorton, Richard A. School Administration. Challenge and opportunity for leadership(USA:WM.C.

Brown Company Publishers,1976),43

dalam merumuskan, mengelola, mengontrol dan mengevaluasi pada program – program yang telah di tentukan untuk suatu tujuan bersama.

Harold Kontz serta Cyril O’Donnel menyampaikan batasan bahwa manajemen artinya usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui aktivitas orang lain, menggunakan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktifitas orang lain yg mencakup: perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, kepemimpinan, dan pengendalian.20Koontz and O’Donnel mengemukakan bahwa:

“Management is the process of designing and maintain an environment in which individuals, working together in groups, efficiency accomplish selected aims. This basic definition needs to be expanded: (1) AS manager people carry out the managerial function of planning, organizing, staffing, leading and controlling; (dua) management applies to any kind of organization; (3) it applies to management at all organizational level; (4) the aim of all managers is the same to create a surplus; and (5) managing is concerned with productivity; this implies effectiveness and efficiency.”21

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa manajemen ialah proses merencanakan dan mempertahankan lingkungan di mana individu bisa berafiliasi pada grup, secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Pengertian ini memberi arti: (1) menjadi manajer melaksanakan fungsi manajemen antara lain; perencanaan, pengorganisasian, pembagian staf, mengarahkan dan pengawasan; (2) menerapkan manajemen buat kebaikan organisasi; (3) berlaku buat manajer di setiap level organisasi; dan (4) tujuan setiap manajer adalah sama buat mencapai surplus, pada manajemen concep terhadap produktivitas dan etos kerja yang tinggi berimplikasi efektivitas serta efisiensi.

20 Marno. Islam By Management and Leadership. Jakarta: Lintang Pustaka. 2007, 1

21Koontz, Harold & Heinz Weilrich. Management. (Singapore: Irwin Mc Grow Hill International Edition, 1984), 23

Selanjutnya, tentang pembelajaran asal dari istilah “instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran di hakikatnya artinya suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak menggunakan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Adapun pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. Belajar berdasarkan Gagne bisa didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya menjadi akibat dari pengalaman. Belajar di hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengharapkan perubahan tingkah laku di diri individu yang sedang belajar. asal konsep belajar ada istilah pembelajaran. Degeng pada Wena mengartikan pembelajaran menjadi upaya membelajarkan siswa. Sedangkan Gagne serta Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kondisi, peristiwa, kejadian, serta sebagainya) yang secara sengaja dirancang buat memaksimalkan pembelajar, sebagai akibatnya proses belajarnya dapat berlangsung praktis.

Nazarudin diartikan menjadi suatu peristiwa atau situasi yg sengaja dibuat pada rangka membantu serta mempermudah proses belajar menggunakan harapan dapat menciptakan kreativitas siswa.22 Pembelajaran bukan hanya terbatas di kegiatan yg dilakukan pengajar, seperti halnya menggunakan konsep mengajar. Pembelajaran meliputi seluruh aktivitas yang mungkin memiliki imbas langsung di proses belajar insan. Pembelajaran meliputi jua peristiwa- kejadian yg diturunkan oleh bahan-bahan cetak, gambar, acara radio, televisi, film, slide maupun kombinasi berasal bahan-bahan itu.

22 Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran. (Yogyakarta: Teras, 2007), hal.163

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 wacana Sistem pendidikan. Pembelajaran artinya proses interaktif siswa menggunakan pendidik danasal belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh manajer, dimana dalam hal ini adalah guru, ditunjukkan menggunakan pelaksanaan berbagai langkah aktivitas mulai berasal merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Pengertian manajemen pembelajaran demikian bisa diartikan secara luas pada arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan peserta didik mulai asal perencanaan pembelajaran hingga di evaluasi pembelajaran. Belajar merupakan proses perubahan perilaku, sedangkan pembelajaran dipandang menjadi proses aktivitas menggerakkan orang-orang buat belajar.23

Dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta banyak sekali teknik-teknik yang bersifat kelembagaan, ialah diubahsuaikan menggunakan forum pendidikan eksklusif, seperti:1) teknik menciptakan warga belajar pada sekolah,2) teknik membentuk masyarakat ilmiah di lembaga pendidikan, 3) teknik mengadakan dan mengatur sumber belajar, 4) teknik menaikkan partisipasi alumni serta warga, 5) teknik menaikkan kolaborasi menggunakan lembaga-forum yang sejenis, dan 6) teknik ketatausahaan yang sempurna ketika dan konsisten.24Beberapa info yang bekerjasama menggunakan proses belajar mengajar diantaranya: 1) variasi kegiatan belajar cenderung kurang menyeluruh, dan hanya berdasarkan di minat, perhatian, kesenangan, serta latar belakang

23 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat 20

24 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal.100)

pengajar, 2) aktivitas pendidikan yang diperoleh siswa terbatas, 3) kegiatan peserta didik kurang berorientasi kepada gaya hidup pada masa mendatang.

Sejalan menggunakan pengertian di atas, pengertian manajemen pembelajaran menurut Ibrahim bafadhal adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar pada rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif serta efisien. Manajemen program pembelajaran sering dianggap dengan manajemen kurikulum serta pembelajaran.

Manajemen pembelajaran dapat bermakna menjadi usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan- kegiatan orang lain atau membuat suatu kegiatan yang dikerjakan oleh orang lain berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan serta latar belakang peserta didik (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan kegiatan (tak terlalu dibatasi), dan mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.

Berpijak dari konsep manajemen serta pembelajaran yang sudah dipaparkan, maka manajemen pembelajaran bisa diartikan menjadi suatu proses mengelola pembelajaran yang meliputi aktivitas perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian pembelajaran guna mencapai tujuan yg sudah di memutuskan mengacu pada visi dan misi secara efektif serta efesien.

Teori belajar yang dikemukakan Robert M. Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitisme, yang berpangkal pada teori pemrosesan informasi.25 Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antar kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah

25 Tanwey Gerson Ratumanan, Belajar dan Pembelajaran, (Surabaya: Unesa University Press, 2004) h. 70-71

keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Kondisi eksternal ini oleh Gagne disebut sebagai sembilan peristiwa pembelajaran yakni.26

1. Memberikan perhatian (Gain attention)

2. Memberitahu siswa tentang tujuan pembelajaran (Inform learners of objectives).

3. Dibangun atas pengetahuan yang telah lalu (Recall of prior learning) 4. Menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan (Present material) 5. Memberi panduan belajar (Provide guided learning)

6. Menampilkan kinerja (Elicit performance/practice).

7. Memberikan umpan balik (Provide feedback) 8. Menilai kinerja (Assess performance)

9. Meningkatkan retensi/ingatan dan transfer pengetahuan (Enhance retention and transfer)27

Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar dapat menjamin bahwa siswanya dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan. Secara skematis sembilan peristiwa pembelajaran oleh Gagne di atas dapat dilihat pada gambar. 2.1 di bawah ini:28

26 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 92

27 Gangne,Robert M. Essential Of Learning For Instruction (Prentice Hall Englewood Cliffs), 1988) 70

28 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9

Gambar 2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Fase-Fase Belajar Gagne Sesuai dengan fase-fase belajar Gagne dan kejadian instruksional Gagne, maka terdapat delapan langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran. Langkah- langkah tersebut disajikan dalam tabel berikut.29

Tabel 2.2 Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Fase Belajar Gagne 1 Fase Pengenalan a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Melaksanakan apersepsi

c. Menjelaskan pentingnya materi dikuasai untuk mempelajari materi selanjutnya

d. Menjelaskan kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari

2 Fase Pengenalan a. Menggali informasi dari buku siswa b. Membimbing siswa memahami konsep

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

3 Fase Perolehan a. Menjawab soal yang diperlukan pada LKS b. Menyederhanakan contoh soal yang diperlukan

pada LKS

c. Memeriksa jawaban siswa

29 Fitria Puteri, dkk., 2010, “Teori Belajar The Conditions Of Learning Menurut Robert Mills Gagne”Makalah(online),diaksespadaMei2012dari

http://www.slideshare.net/AdeRifaiKolot/makalah-robert-gagne.

4 Fase Retensi a. Menyelesaikan uji kompetensi dalam buku siswa

b. Mengoreksi/ memeriksa jawaban siswa 5 Fase

Pemanggilan

a. Menyelesaikan soal pada LKS

b. Jika jawaban siswa belum tepat maka guru membimbing

c. siswa untuk mengingat apa yang telah dipelajarinya sehingga ia dapat mengungkapkannya

6 Fase Generalisasi a. Memberikan contoh yang lain, yang mana dalam contoh tersebut terdapat transfer

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

c. Berdiskusi menyelesaikan soal pada LKS 7 Fase penampilan a. Memberikan tes tertulis/ lisan pada siswa 8 Fase umpan balik a. Memberikan pertanyaan kepada siswa secara

lisan untuk

dijawab sebagai umpan balik.

b. Menilai kelebihan dan kekurangan siswa dalam menjawab pertanyaan dan membimbing siswa untuk memperbaikinya

c. Jika masih ada kesalahan maka guru membimbing siswa untuk memperbaikinya

a