هملعو نآرقلا ملعت نم مكيرخ
A. Perencanaan Program Tahfidz Al-Qur’an
6) Rekrutmen dan seleksi santri
memberikan arahan dan memutuskan kebijakan. Sedangkan para asatidz yang ditugaskan berdasarkan komposisi struktur yang ada melaksanakan arahan dari pengasuh/ pemimpin, mengomunikasikan, dan memberikan umpan balik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh, Kiai Baghowi, mengemukakan bahwa,
“Ya, selama ini kami sebagai pemimpin, untuk menjalankan amanah di pesantren ini, kami terus kerjasama satu sama lain. Program yang telah kami rumuskan dilaksanakan melalui musyawarah bersama para asatid.
ya tentunya keputusan itu berdasar pada visi dari lembaga Tahfidz ini.
Kalau berkaitan dengan kegiatan pondok, sudah ada bagiannya atau yang bertugas layaknya pesantren lainnya yang dirumuskan dalam struktur kepengurusan Kalau berkaitan dengan program PPTQ sebaliknya juga ada penanggungjawabnya. Kami terus bekerjasama, berkoordinasi, berkomunikasi untuk memastikan seluruh yang direncanakan bisa berjalan dengan lancar. Fungsi manajemen perencanaan program pembelajaran sebenarnya sudah dilakukan langsung oleh pengasuh sebagai pemimpin sentral dengan para asatid yang akan melaksanakannya. Merencanakan program tahfidz terlebih program pembelajaran tahfidznya mengacu kepada visi misi, tujuan, program, kurikulum yang sudah berlaku disini. sebagai pintu awalnya adalah rekrutmen dan seleksi santri, penempatan/ pemondokan serta pembinaan sesuai dengan kebijakan disini.”143
sodorkan pilihan sebagaimana berlaku kebijakan dipondok Pesantren Nahdlatut Tholabah tersebut. Apakah calon santri murni ingin belajar yang fokus menghafal dengan program khusus Al Quran maupun sekedar mondok dan mendapat pembinaan pendidikan formalnya. Jika para santri ingin mengeyam pendidikan formal sekaligus mendapatkan pendidikan keagamaan (diniyah) dipesantren layaknya pesantren lainnya dan tidak mengikuti program khusus, maka prosesnya sama seperti perekrutan santri dipondok pesantren lainnya.
Berdasarkan wawancara dengan Ustadz Herman,
Penerimaan santri setiap pesantren ya hampir sama, jika santri yang ingin betul-betul belajar AlQuran dan menghafalkannya, maka mengikuti program Takhassus dan mengikuti kebijakan kurikulum Tahassus yang berlaku disini. Namun jika mondok dengan mengikuti kegiatan pendidikan diniyah dan pendidikan formal, maka tidak harus mengikuti kebijakan program tahassus. Kegiatan penerimaan ini sudah ada penanggungjawab masing-masing dari para asatidz yang akan mengarahkan calon santri. 144
Lebih lanjut berkaitan dengan syarat administratif dan syarat khusus baik dalam mengikuti program khusus maupun regular. Ustad Herman menambahkan,
Selama ini yang sudah berjalan disini, secara tekhnis santri wajib mengisi formulir pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan setelah mengisi santri diperkenankan untuk mengikuti tahapan berikutnya mengikuti tes, baik lisan maupun tulis. Sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Khusus pada program tahassus, setidaknya ada empat tahapan tes, yaitu tes membaca Al-Qur’an, hafalan surah terakhir didalam Al-Qur’an, terdapat 4 pilihan surah yang harus dihafalkan, dan calon santri tersebut memilih 1 surah yang akan dihafalkan dan nantinya diujikan, dan begitu sebaliknya tes tulisnya.
Disisi yang lain, selain tes lisan dan tulis juga ada tes praktek berwudhu’ dan praktek shalat. Jika santri sudah melewati fase itu
144 Herman Efendi, wawancara, Pengurus Pondok Nahdlatut Tholabah, 13 Desember 2020
semua dan diterima untuk menjadi santri, maka santri wajib mengikuti aturan/ tata tertib serta qonun-qonun yang harus dipatuhi saat sudah menjadi santri dipondok pesantren.145
Penerimaan santri di pondok pesantren Nahdlatut Tholabah Jember sama dengan pesantren lainnya, juga diadakan test masuk untuk melihat kemampuan santri dalam membaca al-quran. Upaya ini dilakukan oleh santri sebagai pintu awal calon santri menjadi santri di pondok pesantren tersebut termasuk mengikuti program-program pembinaan dipesantren, khususnya pada program tahfidz. Kegiatan tes masuk dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan dasar yang dimiliki santri dan memudahkan para asatidz memetakan kemampuan santri sehingga jika nanti sudah masuk seleksi disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dipesantren.
Adapun jenis tes masuk di pondok pesantren Nahdlatut Tholabah dibedakan menjadi dua jalur tes, yakni reguler dan takhasus memiliki bentuk tes yang berbeda. Pada jenjang reguler, setiap santri yang ingin masuk harus melewati ujian yang berkaitan dengan baca tulis Al-Qur’an.
Santri yang dinyatakan lulus yaitu santri yang mampu melakukan baca tulis Al-Qur’an dengan lancar dan benar. Selain itu, pada proses tes masuk, terdapat uji kemampuan terkait ilmu dasar dalam agama Islam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ust Herman, mengemukakan bahwa,
“Jika santri pada saat tes masuk, santri yang bersangkutan belum dinyatakan lolos, maka ada program pembinaan dasar sesuai dengan pedoman yanbuul qur’an, jilid dasar I(satu), program ini untuk membantu santri untuk belajar membaca al-quran dengan benar,
145 Herman Efendi, wawancara, Pengurus Pondok Nahdlatut Tholabah, 13 Desember 2020
misalnya dari sisi mahorijul hurufnya maupun tajwidnya. Program tahsin yang berdasar pada kitab dasar Yanbuul Quran yang berjalan selama ini cukup membantu santri, terutama memberikan pembekalan dasar santri dalam belajar Al Quran sambil juga menghafalkannya.”146
Berkaitan dengan santri yang dinyatakan tidak lulus, adalah santri yang belum memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an dengan baik dan benar, oleh karena itu perlu diberikan pembinaan lebih lanjut. Berkaitan dengan hal tersebut, pesantren Bahrusysyifa menyediakan program matrikulasi dasar dan matrikulasi lanjutan yang dikemas dengan program tahsin. Program Tahsin ini merupakan proses awal dalam mempelajari makhrijul huruf dan kelancaran dalam membaca pada penggalan ayat Al- Qur’an. Disisi yang lain, program tahsin ini tidak mengacu pada target waktu yang ketat, melainkan dilihat dari kemampuan dan perkembangan santri. Pada proses matrikulasi (tahsin), pengurus pesantren telah memiliki buku pedoman yang dibuat secara mandiri sebagai acuan dan pedoman pembinaan dalam upaya meningkatkan pemahaman santri tentang dasar- dasar Al Quran, sehingga selaras dengan tujuan pembelajaran yang dikehendaki di pesantren Nahdlatut Tholabah (Nahdlatul Tholabah) Jember.
Berdasarkan data dokumentasi pondok pesantren Nahdlatut Tolabah Jember tentang bentuk tes tes masuk pada program Takhasus, terdiri dari:
a. Tes Baca Tulis Al-Qur’an, penguji menyuruh santri untuk membaca surat tertentu dan disertai menulis pada ayat yang dibaca tersebut.
146Herman, Wawancara, PP Nahdlatut Tholabah (Yasinat) Jember, 12 Januari 2021
b. Tes hafalan surat pilihan, santri diberikan keluasan untuk memilih surat diantaranya: as-sajdah, ar-rohman, ad-dukhan, Muhammad, Ya-sin, dan Al-Fath. Santri melantunkan ayat-ayat dari salah satu surat tersebut, yang kemudian akan dinilai oleh penguji dengan kriteria kelancaran, jumlah kesalahan, dan ketepatan tajdwid di baca secara tartil
c. Tes ubudiyah, penguji memberikan perintah untuk melakukan sholat tertentu dan wudhu. Selain itu, dalam tes ubudiyah santri diberikan pertanyaan seputar hukum sholat dan wudhu.
d. Tes kesehatan, santri melakukan pengukuran berat badan, tes tensi darah, dan memberikan riwayat penyakit yang pernah dialami. Tes kesehatan dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan santri yang akan masuk di pesantren PPTQ Nahdlatul Tholabah.147
Rangkaian tes di atas merupakan upaya pengurus pesantren tahfidz Nahdlatul Tholabah Jember untuk menyaring santri-santri yang berkompeten serta santri yang memiliki semangat belajar tinggi.
Pembedaan program reguler dan program takhasus ini bertujuan untuk memisahkan antara santri yang bertujuan untuk menghafal Al-Qur’an dan ilmu sekolah formal dengan santri yang memiliki tujuan untuk menghafal Al-Qur’an saja. Program reguler merupakan program yang ditujukan bagi santri yang ingin mengaji di tingkat diniyah, tahfidz, dan tetap melakukan sekolah formal seperti tingkat SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA.
Sedangkan program takhasus ditujukan bagi santri yang mengikuti
147 Dokumentasi Pondok pesantren nahdlatut Tholabah (Yasinat) Jember, 16 Januari 2021
program tahfidz saja, tanpa mengikuti kelas diniyah maupun sekolah formal tingkat SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA.
Lebih lanjut berdasarkan data dokumentasi santri yang ada di Pesantren Tahfidz Nahdlatul Tholabah Jember putra dan putri di masa tahun pelajaran 2019/2020 mencapai 230 santri yang mengikuti program takhasus. Jumlah ini belum termasuk program reguler, di mana dalam program reguler santri mengikuti pembelajaran tahfidz dan diniyah pada pemondokan lain. Jumlah santri tersebut berasal dari berbagai daerah, diantaranya: Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Pasuruan, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Tengah, Irian Jaya, Lombok, dan Bojonegoro.