هملعو نآرقلا ملعت نم مكيرخ
A. Perencanaan Program Tahfidz Al-Qur’an
1. Perencanaan Program Tahfidz Al-qur’an di Pondok Pesantren Bahrusysyifa Lumajang
Pondok pesantren Bahrusysyifa merupakan sebuah pesantren yang berada di Kabupaten Lumajang yang dikhususkan pada pembelajaran tahfidz.
Lebih khusus, pesantren Bahrusysyifa didirikan sebagai tempat untuk mendidik dan menciptakan hafidz hafidzah diberbagai tingkatan usia. Pola program pembinaannya tentunya berbeda dengan pesantren-pesantren lainnya yang merupakan pesantren umum dimana didalamnya terdapat pemondokan- pemondokan yang berbeda, mulai dari pemondokan diniyah umum /layaknya pesantren lainnya yang tidak fokus pada upaya menghafal Alquran saja hingga pesantren khusus yang fokus pada program khusus tahfidz.
Pesantren Bahrusysyifa terletak/ berada di Kampung Bagusari berdasarkan catatan sejarah, awal mula dikelola oleh dua orang tokoh agama yang memiliki kharisma dan pengaruh pada kepada masyarakat khususnya di Bagusari saat itu yaitu K.H. Abdi Manaf sebagai tokoh Muhammadiyah dan K.H. Mahrus sebagai tokoh NU. Berkah ilmu dari kedua tokoh inilah masyarakat Kampung Bagusari mulai mengenal ajaran Islam. Masyarakat dapat belajar/ mengaji kitab fiqih, syariat dan mengaji Al-Qur’an dan lain sebagainya yang tempatnya berpusat di Masjid Al-Ikhlas. Pada perkembangan berikutnya, Terjadi krisis ilmu agama yang di alami warga setelah wafatnya kedua tokoh ulama tersebut. Terjadi keresahan bagi masyarakat Kampung Bagusari ini, karena belum ada generasi penerus dari kedua tokoh ulama ini sebagai penerus yang mampumembimbing berbagi ilmu agama, membimbing baca tulis Al-Quran serta mengamalkannya.
Keilmuan Islam mulai berkurang di warga tersebut, sehingga memerlukan bimbingan dan nasehat untuk mengenal agama dengan baik terutama dalam mendalami ilmu Al-Qur’an.
Setelah hampir 5 tahun lebih kurangnya sosok yang mampu meneruskan kedua tokoh tersebut dalam mensyiarkan ajaran agama Islam, khususnya pembelajaran Al-Qur’an. Setelah keadaan yang diresahkan oleh masayarakat Bagusari, muncullah seorang anak muda bernama Imron Rosady yang dikader oleh K.H. Abdi Manaf yang disekolahkan terlebih dahulu di Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran, Lamongan. Anak muda yang bernama Imron Rosady ini diwasiati dengan 2 pesan yaitu:pertama, untuk
mendirikan pesantren hafalan Al-Qur’an di Kampung Bagusari ini dan Kedua, menjadikan Masjid Al-Ikhlas sebagai pusat kegiatan pesantren.105
Baru pada 23 Februari 2011 mulai dirintis program kegiatan yang berorientasi model pesantren penghafal Al-Qur’an. Salah satu kegiatannya adalah dengan membuat acara khataman Alquran bil Ghoib (membaca tanpa melihat Al-Qur’an). Dalam menjalankan program itu, Imron Rosady dibantu dan dibimbing oleh mabim dan muroqob serta muridnya seperti Aminudin, Sampyong, Nur Saadah pada tahun 2011.
Sebagai jembatan awal saat itu Imam Rosady masih berada di Brunei Darussalam untuk menyelesaikan studinya. Seiring berjalannya waktu tepat pada tahun 2014 Imam Rosady pulang dari Brunei Darussalam dan mulai melakukan reformasi pembelajaran di pesantren hingga mencapai titik perkembangan yang cukup pesat pada tahun 2019. Dengan pesatnya perkembangan pesantren Tahfidzul Qur’an di kampung Bagusari, Kab.
Lumajang akhirnya Bupati As’ad Malik meresmikan kampung Bagusari ini sebagai kampung Al-Qur’an dengan berpusat pendidikan Al-Qur’an berada di Pondok Pesantren Bahrusysyifa.
Pondok Pesantren Bahrusysyifa ini terletak di Bagusari, Jogotrunan Kabupaten Lumajang yang kemudian dijuluki sebagai Kampung Al-Qu’ran Lumajang. Pondok Pesantren Bahrusysyifa ini sebagai pusat pendidikan Tahfidzul Quran yang berada di Kampung Quran Lumajang. Pendidikan yang ada disana terdapat pendidikan formal seperti satri tetap Bahrusysyifa maupun
105 Dokumentasi,Profil Pesantren BahrusysyifaLumajang, 12 Jamuari 2021,10
pendidikan non formal yakni santri non mukim (kalong) seperti anak-anak masyarakat Bagusari, pelajar dari berbagai wilayah, maupun para orang tua dari berbagai profesi seperti pedagang tempe, dokter wiraswasta dan lain sebagainya.
a. Visi, misi dan tujuan program tahfidz di Pondok Pesantren Bahrussyifa Lumajang
Visi dan misi merupakan dasar awal dalam mengimplementasikan sebuah tujuan untuk mengembangkan berbagai program pembelajaran tahfidzul Qur’an. Adapun visi yang menjadi landasan pesantren Bahrusysyifa Lumajang yaitu “Menjadikan lembaga pendidikan Islam berbasis Al-Qur’an Yang Menghasilkan kader-kader mujahid dakwah yang hafidz dan menguasai ilmu syar’i.106 Visi tersebut dikorelasikan dengan tujuan didirikannya pesantren untuk mengembangkan kader-kader mujahid dakwah yang sekaligus sebagai hafidz di kalangan masyarakat Kampung Bagusari.
“Sebenarnya awal mula didirikaannya pesantren ini digagas oleh K.H.
Abdi Manaf, yang kemudian dilanjutkan dan dikembangkan hingga saat ini oleh Ustadz Imron Rosadi. Dulu itu memang sudah rencananya abah untuk membuat pesantren tahfidz di Kampung Bagusari ini, nah masjid yang sekarang menjadi pusat kegiatan keagamaan di Kampung Bagusari, namanya masjid Al-Ikhlas dulu itu inginnya mau dibuat sebagai sentra kegiatan kerohanian. Seiring berkembangnya waktu, didirikanlah pondok di sebelah masjid ini yang kemudian difokuskan pada pemondokan tahfidz”. 107
Berdasarkan wawancara dengan Ustadz Ahmad Muzaki, salah satu putra pemberi waqaf kepada K.H. Abdi Manaf selaku pengasuh pertama Bahrusyifa bahwa jauh sebelum pesantren berdiri sudah menjadi cita-cita dari
106Dokumentasi, Pondok Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang, 2 Januari 2021
107Ahmad Muzaki, Wawancara,Lumajang, 2 Januari 2021
kiai bagaimana kampong Bagusari menjadi pusat keagamaan dalam membina rohani masyarakat kampong ituagar masyarakat terbina amaliah keagamaannya sehingga dapat terbentuk masyarakat muslim religius.
Kegiatan yang sudah berjalan jauh sebelum pesantren Bahrusysyifa Lumajang terbentuk sudah terlaksana kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid Al-Ikhlas yang sekarang menjadi masjid utama di pondok pesantren Bahrussyifa Lumajang.
Berdasarkan data dokumentasi pondok pesantren Bahrussyifa bahwa misi yang dijalankan dalam rangka mewujudkan visi tersebut, meliputi:
1) Mencetak penghafal Alquran dan kader da’i profesional
2) Mengembangkan pusat kegiatan dan kajian ilmu-ilmu Al-Qur’an 3) Menjadikan wadah pendidikan alternatif dan kompetitif bagi umat 4) Menjadi sarana investasi SDM yang memiliki skill manajer dan
leadership yang siap menjawab kebutuhan ummat dan perkembangan zaman.108
Pondok pesantren Bahsusysyifa dalam menjalankan kegiatan pembinaan pendidikan, selain sebagai pesantren tahfidzul Qur’an, disisi lain juga melaksanakan pembelajaran seperti halnya pondok pesantren lainnya dalam hal ini membuka kelas diniyah. Sebagai wujud pelaksanaan keempat misi di atas dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menunjang yakni:
Misi pertama, adanya penambahan materi kajian seperti kajian tentang fiqih, akhlak, hadist, bahasa arab dan lain sebagainya. Misi Kedua, berkaitan
108Dokumentasi, Pondok Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang, 2 Januari 2021
dengan pusat kegiatan, di mana misi kedua ini dilaksanakan dengan menjadikan masjid Al-Ikhlas sebagai sentral kegiatan keagamaan bagi warga Kampung Bagusari, khususnya sebagai tempat pembelajaran tahfidzul Qur’an. Selain sentra kegiatan keagamaan, masjid Al-Ikhlas dijadikan sebagai tempat setoran para santri pesantren Bahrusysyifa Lumajang dan pengadaan kegiatan semaan sebagai bentuk uji kompetensi santri pesantren Bahrusysyifa Lumajang. Misi ketiga, wadah pendidikan alternatif dan kompetitif bagi umat. Dalam mewujudkan misi ketiga ini, segenap pengurus pesantren Bahrusysyifa membuat program tahfidz pada kelas reguler. Kelas reguler dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu, santri yang berasrama dan santri kalong (tidak berasrama). Dan ada pula kelas takhasus yang diperuntukan bagi santri yang ingin mendapatkan beasiswa di pembelajaran formal.
Pendidikan alternatif yang dilaksanakan dan menjadi ciri khas dari pesantren Bahrusysyifa adalah adanya “Rumah Tahfidz”. Rumah tahfidz diterapkan dengan upaya untuk membuat tempat pendidikan alternatif bagi masyarakat awam yang tidak menempati ma’had Bahrusysyifa. Di sisi lain, pendirian rumah tahfidz bertujuan untuk menyebarkan ajaran-ajaran Al-Qur’an bagi masyarakat di Kampung Bagusari. Sedangkan misi keempat, pesantren Bahrusysyifa mengembangkan kemampuan dalam ilmu tahfidzul Qur’an yang disertai dengan penerapan inovasi-inovasi pembelajaran di era digital.
Selain itu, pendidikan di pesantren Bahrusysyifa bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih unggul dan lebih profesional, sehingga mampu mengimbangi perkembangan zaman.109
Lebih lanjut tujuan pondok pesantren dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut.
1) Tujuan umum, membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islami yang dengan ilmu agamanya dia sanggup menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.
2) Tujuan khusus, mempersiapkan para santri untuk menjadi hafidz dan orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang bersangkutan, serta mengamalkannya dalam masyarakat.110
b. Orientasi Program tahfidz dan pembelajaran tahfidz
Berkaitan dengan program yang direncanakan khususnya program Tahfidz di pondok pesantren Bahrusysyifa Lumajang berdasar kepada basis kultur yang melekat, disamping faktor visi dari pada pendiri yang meletakkan dasar cita-cita yang diimpikan sehingga mampu di ejawantahkan pada generasi kepemimpinan berikutnya yakni menyelenggarakan pendidikan tahfid al-qur’an dan dirosah islamiyah.
Dalam pertumbuhannya, pondok pesantren telah mengalami beberapa fase perkembangan. Sebagai upaya melakukan pengembangan pesantren, Bahrusysyifa memiliki basis kultural dengan unsur-unsur berikut:
109Dokumentasi, Pondok Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang, 2 Januari 2021
110Dokumentasi, Pondok Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang, 2 Januari 2021
1) Pondok pesantren yang terdiri dari masjid jami’ yang disertai rumah Kiai atau ustadz/ustadzah. Selain itu, sudah tersedia penginapan santri dalam bentuk asrama atau ma’had.
2) Pondok pesantren dibawah yayasan Bahrusysyfa ini menyelenggarakan sistem pendidikan formal dan non formal, yaitu pada pembelajaran tahfidzul Qur’an. Pendidikan formal setara SD/MI, SMP/MTs, mengikuti sekolah formal di luar lingkungan pesantren tetapi dalam satu yayasan. Di tingkat TK/RA, pesantren Bahrusysyifa memiliki taman pendidikan yang bernama “Taam Quba” yaitu Taman Asuh Anak Muslim Qur’an Bahrusysyifa. SD Quba,dan SMP Quba.
3) Belum tersedianya tempat untuk mengembangkan keterampilan (softskill).
4) Pesantren Bahrusysyifa memiliki ruang perpustakaan yang merupakan tempat untuk mengembangkan pengetahuan santri. Selain itu, terdapat dapur umum, ruang makan, kantor administrasi, dan lain sebagainya.111
Jumlah santri di pesantren Bahrusysyifa berdasarkan data dokumentasi pondok pesantren yang didapatkan peneliti kurang dari 1.000, sehingga dapat dikatakan sebagai pesantren golongan kecil. Namun meskipun begitu, daya magnet ditengah-tengah masyarakat cukup kuat sehingga berkat pengabdian yang tulus dan ikhlas dari pada jajaran pesantren sehingga berdiri kampong Qur’an di bagusari tersebut.
111Dokumentasi, Pondok Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang, 2 Januari 2021
Pesantren Bahrusysyifa jika dianalisis berdasarkan catatan sejarahnya seperti yang diungkap oleh para informan penelitian dan ditelaah berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti sesungguhnya terbangun dari konstruksi kemasyarakatan dan epistemologi sosial yang menciptakan suatu transendensi atas perjalanan historis sosial. Sebagai center of knowledge, dalam pendakian sosial, pesantren Bahrusysyifa mengalami metamorfosis yang berakar pada konstruksi epistemologi dari variasi pemahaman di kalangan umat Islam setempat. Hal yang menjadi titik penting ialah kenyataan eksistensi pesantren sebagai salah satu pemicu terwujudnya kohesi sosial. Keniscayaan ini karena pesantren hadir terbuka dengan semangat kesederhanaan, kekeluargaan, dan kepedulian sosial.
Konsepsi perilaku (social behavior) yang ditampilkan pesantren ini mempunyai daya rekat sosial yang tinggi dan sulit ditemukan pada institusi pendidikan lainnya.
Kemampuan pesantren dalam mengembangkan diri dan mengembangkan masyarakat sekitarnya ini dikarenakan adanya potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren Bahrusysyifa, diantaranya sebagai berikut.
1) Pondok pesantren hidup selama 24 jam, dengan pola 24 jam tersebut, baik pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan, sosial kemasyarakatan, atau sebagai lembaga pengembangan potensi umat dapat diterapkan secara tuntas, optimal dan terpadu sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Kampung Bagusari.
2) Mengakar pada masyarakat, pesantren Bahrusysyifa tumbuh dan berkembang di perkampungan, khususnya di Kampung Bagusari atas dukungan masyarakat yang menghendaki berdirinya pesantren tersebut.
Selain itu, masyarakat di Kampung Bagusari, Kabupaten Lumajang secara menyeluruh patut dan tunduk terhadap program-program pesantren tersebut, sehingga mampu membuat rumah-rumah tahfidz secara merata dalam satu kampung. Melalui usaha dan implementasi program tersebut, kampung Bagusari dijuluki sebagai kampung Qur’an Kabupaten Lumajang.
Adapun karakteristik pesantren Bahrusysyifa Lumajang berkaitan dengan basis yang diterapkan dalam sistem belajar mengajar. Ada 2 karakteristik sebagai basis utama kultur pesantren Bahrusysyifa Lumajang, pertama, pesantren modern yang bercirikhas modern. Pesantren modern merupakan kebalikan dari istilah salafiyah, yang merupakan wujud revolusi dari pesantren tradisional atau salaf. Konsep pesantren modern dicirikan dengan unsur sebagai berikut: 1) Penekanan pada bahasa Arab percakapan;
2) Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning); 3) Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag; dan 4). Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan bandongan.
Merujuk pada ciri tersebut, berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa pesantren Bahrusysyifa tergolong dalam pesantren modern. Bahasa yang digunakan selain bahasa indonesia juga menggunakan bahasa arab,
walaupun penggunaannya hanya dalam proses belajar mengajar dengan porsi sedikit. Mengenai literatur, pesantren Bahrusysyifa sudah menggunakan Al-Qur’an modern yang dikhususkan untuk pembelajaran tahfidz. Sementara untuk sekolah formal, pesantren Bahrusysyifa masih memiliki sekolah formal tingkat SD/MI, SMP/MTs,. Sekolah formal yang dimiliki masih setara TK/RA yaitu TAAM QUBA (Taman Asuh Anak Muslim Qur’an Bahrusysyifa).112
Ciri kedua, mempertahanan budaya (Cultural Resistance).
Mempertahankan budaya dan tetap bersandar pada ajaran dasar Islam adalah budaya pesantren yang sudah berkembang berabad-abad. Sikap ini tidak lain merupakan konsekuensi logis dari modelling. Ide cultural resistance juga mewarnai kehidupan intelektual dunia pesantren. Subjek yang diajarkan di lembaga ini melalui hidayah dan berkah seorang kyai sebagai guru utama atau irsyadu ustadzin. Basis pertahanan budaya dalam pesantren Bahrusysyifa terpusat pada barokah seorang kyai, sehingga segala jenis pembelajaran baik dari kurikulum lokal pesantren terpusat pada kiai pesantren Bahrusysyifa.
2. Upaya dalam perencanaan program tahfidz dan Pengembangan pembelajaran
Pengasuh sebagai tokoh sentral memiliki tanggung jawab untuk mengorganisir jajaran sumberdaya dibawahnya berdasarkan struktur yang telah ditetapkan seperti para asatidz yang bertugas sebagai pendidik dan
112 Observasi, Pondok Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang, 2 Januari 2021
maupun para asatidz yang sedang diberikan tugas untuk mengelola administrasi. Kiai sebagai pengasuh dalam memanajemen perencanaan baik program tahfidz maupun program pembelajaran tahifidz memiliki tugas disamping mengoordinir, mengawasi, memberikan arahan dan memutuskan kebijakan. Sedangkan para asatidz yang ditugaskan berdasarkan komposisi struktur yang ada melaksanakan arahan dari pengasuh/ pemimpin, mengomunikasikan, dan memberikan umpan balik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh, Ust Fathil, mengemukakan bahwa,
“Ya, selama ini kami sebagai pemimpin, untuk menjalankan amanah di pesantren ini, kami terus kerjasama satu sama lain. Program yang telah kami rumuskan dilaksanakan melalui musyawarah bersama para asatid.
ya tentunya keputusan itu berdasar pada visi dari lembaga Tahfidz ini.
Kalau berkaitan dengan kegiatan pondok, sudah ada bagiannya atau yang bertugas layaknya pesantren lainnya yang dirumuskan dalam struktur kepengurusan Kalau berkaitan dengan program Tahfidz al- qur’an sebaliknya juga ada penanggung jawabnya. Kami terus bekerjasama, berkoordinasi, berkomunikasi untuk memastikan seluruh yang direncanakan bisa berjalan dengan lancar. Fungsi manajemen perencanaan program pembelajaran sebenarnya sudah dilakukan langsung oleh pengasuh sebagai pemimpin sentral dengan para asatid yang akan melaksanakannya. Merencanakan program tahfidz terlebih program pembelajaran tahfidznya mengacu kepada visi misi, tujuan, program, kurikulum yang sudah berlaku disini. sebagai pintu awalnya adalah rekrutmen dan seleksi santri, penempatan/ pemondokan serta pembinaan sesuai dengan kebijakan disini.”113
Senada dengan apa yang disampaikan oleh ustad Imam selaku ketua yayasan :
Pesantren bahrusysyfa ini sesuai dengan visi dan misi ingin mengembangkan dan mengajarkan al-qur’an ini baik untuk pesantren dan jajaran dibawah naungan yayasan bahrusysyfa dan kita juga menginginkan pesantren juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar
113 Fathil, Wawancara, PP Bahrusysyfa Lumajang, 12 Januari 2021
khususnya dan umumnya bagi orang yang mau belajar al-qur’an. Agar saling mendukung antara UPK (Unit Pelaksan Kegiatan) yang ada di yayasan Bahrusysyfa ini diantaranya UPK TK,UPC SD,UPK SMP, Dan UPK Pesantren. Saling take and give dengan menggunakan manjemen subsidi silang.114
Secara instrisik pesantren bahrusysyfa mengembangkan manajemen subsidi silang dalam mendukung program tahfidz al –qur’an sebagai pengembang program pembelajaran pengelolaan lembaga pada masing - masing UPK. Berikut struktur di pesantren Bahrusysyfa lumajang
Gambar: 4.1 struktur yayasan di pesantren Bahrusysyfa lumajang
114 Imam, Wawancara, PP Bahrusysyfa Lumajang, 12 Januari 2021
a. Rekrutmen dan seleksi santri
Seperti pesantren-pesantren lainnya para santri yang ingin nyantri dan fokus ingin belajar Al Qur’an terutama menghafalnya, maka pondok pesantren bahrussyifa menerapkan kebijakan seleksi santri secara terstruktur dengan memperhatikan siklus input, implementasi dan output. Input disini menitik beratkan pada bagaimana santri masuk kepesantren melalui memilih program dan mengikuti seleksi khusus sesuai ketentuan yang berlaku di pondok pesantren Bahrussyifa Lumajang.
Penerimaan santri baru senantiasa diselenggarakan setiap tahun akademik baru dan dikelola oleh panitia tersendiri. Panitia pendaftaran santri baru mempunyai kriteria khusus yang mungkin agak berbeda dengan pondok pesantren yang lain.
a. Syarat pendaftaran
1) Sehat jasmani dan rohani.
2) Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan bertajwid.
3) Mengisi formulir pendaftaran.
4) Membayar uang pendaftaran langsung ke panitia atau transfer ke Bank.
5) Menyerahkan salinan ijazah SLTA atau yang sederajat yang telah di legalisir 2 lembar.
6) Menyerahkan ijazah SLTA asli (bagi yang mengambil program kuliah) dan menandatangani surat perjanjian kontrak belajar (bagi yang dinyatakan diterima).
7) Menyerahkan pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4 lembar.
8) Komitmen menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz.
b. Waktu pendaftaran
Pendaftaran menyesuaikan waktu setiap tahun, pada jam kerja (08.00-15.00 WIB).
c. Tempat pendaftaran
Pendaftaran santri baru dapat dilakukan di kantor admin sekretaris alamat Jalan Cempaka Gang VI Nomor 16 Jogotrunan Lumajang atau mengisi formulir online melalui website atau melalui Email:
[email protected].115 d. Materi Tes Seleksi
1) Baca dan hafal Al-Qur’an
2) Bahasa arab dasar (lisan dan tulis) 3) Tsaqofah islamiyah (tulis)
4) Wawancara 5) Kesehatan 6) Assessment
e. Daftar Ulang (Her-registrasi)
Daftar ulang (Her-registrasi) adalah kegiatan santri pada setiap awal semester untuk mendapatkan status terdaftar sebagai santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Bahrusysyifa’ pada semester yang bersangkutan. Santri wajib melakukan daftar ulang pada setiap awal
115 Dokumentasi, Panduan Akademik Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang 12 Januari 2021
semester akademik. Pembayaran daftar ulang dilakukan secara langsung ke kantor admin116
Berdasarkan dokumen yang ada di pesantren dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren bahrusysyfa sangat memperhatikan santri kelengkapan administrasi dalam hal rekrutmen santri dan mempertahankan santri lama dengan menggunakan program (her-registrasi). System ini digunakan untuk memvalidasi santri aktif sehingga akan mempengaruhi daya tahan pesantren dari berbagai aspek baik pembagian kelas,pemondokan, dan penyedian sarana dan prasarana.
Berdasarkan wawancara dengan Ustadz Fatkhil selaku pengasuh pesantren Bahrusysyifa yang menggantikan ustadz Imam Rosyadi sebelumnya, mengemukkan bahwa,
“dalam penerimaan santri di pesantren ini, kita menggunakan test masuk untuk melihat kemampuan santri dalam membaca al-quran.
Karena langkah ini merupakan awal sebelum pembelajaran tahfidz dilaksanakan. Kegiatan tes masuk dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan dasar yang dimiliki santri sehingga nanti sudah masuk seleksi disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dipesantren ini. Ujian/ tes penting dilakukan, sebab santri yang akan belajar Al Quran disini sebelumnya memiliki perbedaan latar belakang ia belajar sebelumnya, tentunya dari situ juga bisa cukup beragam, mulai dari tekhnik dan metode serta cara ia belajar, daya kemampuan individu, serta pola kebiasaan sehari-hari sehingga dapat berpengaruh kepada kualitas menghafalnya termasuk kesungguhan dalam menghafalnya. Karena belajar Al-Quran ini tidak seperti belajar ilmu lainnya. Kemulyaan Al-Quran harus diimbangi niat dan adab yang baik, kesungguhan dalam belajarnya.”.117
Kebijakan seleksi yang diterapkan dipondok pesantren Bahrusysyifa sebelum santri masuk dan mengikuti program pembinaan, maka diwajibkan
116 Dokumentasi, Panduan Akademik Pesantren Bahrusysyifa, Lumajang 12 Januari 2021
117 Fatkhil, Wawancara,Bahrusysyifa,12 Januari 2021
ikut proses seleksi setelah sebelumnya memilih program khusus yang ingin santri jalankan selama belajar dipesantren. Seleksi tersebut merupakan pintu awal santri menetapkan niat dan kesungguhannya untuk belajar Al-Quran, sehingga para panitia/ ustad yang ditugaskan untuk menyeleksi dapat mengetahui profil kemampuan dari pada santri baru yang kemudian dapat ditindaklanjuti dengan memetakan kemampuan santri tersebut. Hal senada juga diungkapkan oleh ustad Ustadz Abu bahwa,
“Untuk mengetahui kemampuan santri, kebijakan yang sudah berjalan selama ini dipesantren sebelum menjalankan kegiatan pembelajaran, layaknya program tentu dimulai dari rekrutmen dan seleksi, dalam hal ini para calon santri tahfidz. Kita menggunakan tes masuk untuk melihat sejauh mana kemampuan santri dalam membaca al-quran.
Dengan tes tersebut, nanti akan diketahui kemampuan mereka dan memudahkan para asatid untuk memetakan kemampuannya dan jika sudah diterima dapat disesuaikan pembinaannya. dengan Jadi dengan tes tersebut kita tidak kebingungan dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya.”118
Dengan demikian tes masuk disini pada hakekatnya merupakan rangkaian tahapan/ proses input yang berkaitan dengan penerimaan santri di awal tahun pertama ajaran baru. Sementara itu, proses implementasi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tahfidz yang ada di pesantren Bahrusysyifa Lumajang. Selanjutnya, pada tahapan output merupakan capaian yang akan dituju selama proses pembelajaran.
Proses penerimaan santri merupakan langkah awal yang menjadi penentu sebelum memasuki proses pembelajaran di pesantren Bahrusysyifa.
Adapun pemilihan pada jenis pemondokan reguler dan takhasus memiliki bentuk tes yang berbeda. Pada jenjang reguler, setiap santri yang ingin
118Abu, Wawancara, Bahrusysyifa, 12 Januari 2021