• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMILIKI RASA MALU

Dalam dokumen Kumpulan Khutbah Jum'at & Hari Raya (Halaman 179-185)

Kumpulan Khutbah Jum'at & Hari Raya | 173

27

174 | Dr. Khairul Hamim, MA.

dan celaka bila kita semakin hari iman dan takwa kita tidak bertambah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Sebagai landasan khutbah kita pada Jum’at ini, khatib akan mengemukakan sebuah hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang lafaznya sebagai berikut:

ْنَا َداَرَا اَذِا َّل َج َو َّزَع َللها َّنِا َمَّل َس َو ِهْيَلَع ُللها َّل َص ِّيِبَّنلا َلاَق لِا ُهَقْلَت ْ َل َءاَيَ ْلا ُهْنِم َعَزَن اَذِاَف َءاَيَ ْلا ُهْنِم َعَزَن ا ًدْبَع َكِلْ ُي

ْتَع َزَن اَذِاَفِةَناَمَ ْلا ُهْنِم ْتَعَزََن اًتَّقَماًتْيِقُم َّلِا ُهَقْلَت ْ َل اَذِاَف اًتِقُم اًنِئا َخ َّلِا ُهَقْلَت ْ َل اَذِاَف اًن ْوُ َم اًنِئا َخ َّلِا اًتْيِقُم هَقْلَت ْ َل ِةَناَمَ ْلا ُهْنِم لِا ُهَقْلَت ْ َل ِةَ ْح َّرلا ُهْنِم ْتَعَزَن اَذِاَف َةَ ْحَّرلا ُهْنِم ْتَعَزَن اًن ْوُ َم

ِمَل ْس ِلْا ُةَقْيِر ُهُنِم ْتَعَزَن اًنِعْلُم ًمْيِجَر َّلِا ُهَقْلَت ْ َل اَذِاَف اًنِعْلُم ًمْيِجَر

“Sesusungguhnya apabila Allah swt hendak membinasakan seorang hamba, maka dicabutnya dari seorang hamba itu perasaan malu, jika perasaan malu itu sudah tercabut, maka yang terjadi saling cela-mencela. Apabila sudah saling cela mencelaitu, maka akan tercabut sifat amanah, jika amanah sudah hilang, maka yang tinggal ialah khianat-menghianati, kalau sudah timbul khianat menghianati, maka tercabutlah sifat kasih sayang, apabila sifat kasih sayang telah lenyap, maka yang tinggal hanyalha nista dan laknat, jika sudah sampai pada nista dan laknat, maka tercabutlah darinya tali Islam.”

Dalam riwayat lain Rasulullah saw bersabda yang artinya

“jika Allah hendak menghancurkan suatu kaum (negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu.”

Akibat-akibat berantai seperti yang digambarkan dalam hadis di atas bukan saja mengenai kehidupan pribadi, tetapi berlaku juga untuk kehidupan umat atau bangsa dalam suatu Negara. Kemerosotan akhlak adalah sebab utama kehancuran

Kumpulan Khutbah Jum'at & Hari Raya | 175 suatu bangsa. Sejarah membuktikan dari abad ke abad, bahwa krisis dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya, pada hakekatnya sebagian besar bersumber pada kemerosotan akhlak.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Seseorang pejabat yang intelek, berilmu pengetahuan, tetapi ia melakukan perbuatan yang memalukan (perselingkuhan, korupsi) dan lain sebagainya, maka manusia semacam ini jelas manusia yang tidak tahu malu. Manusia dalam hidupnya tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan, tanpa dibarengi iman yang kuat. Karena dengan iman ini rasa malu akan terpelihara, tanpa iman maka tak ada rasa malu. Demikian pula tidak ada iman yang tidak diiringi oleh rasa malu. Rasulullah saw menegaskan dengan sabdanya: Rasa malu itu sebagian daripada iman”.

ِن َمْيِ ْلا َنِم ُءاَيَ ْلَا

Rasa malu ibarat rem yang akan mengerem kita untuk melakukan perbuatan mungkar. Semakin besar rasa malu, maka rem itu semakin pakem, sehingga seseorang akan terhindar dari perilaku yang betentangan dengan norma agama. Dapat dibayangkan jika rasa malu itu hilang, maka segala perilakunya tidak akan terkontrol.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Pada suatu hari dimasa lalu seorang wanita datang menghadap Rasulullah saw dengan wajah tertunduk, lama ia terdiam di hadapan Rasulullah saw. Dengan rasa khawatir, ia kemudian berani mengadukan persoalannya sambil berkata ya Rasulullah, “aku telah melakukan sebuah dosa besar wahai Rasulullah, betapa malunya aku menghadapkan diriku kepada Allah swt kata wanita itu”.

Perasaan malu kepada Allah seperti yang dirasakan wanita tadi, adalah sifaf orang yang beriman, perbuatan itu akan menjaga manusia dari perbuatan dosa, perasaan malu kepada

176 | Dr. Khairul Hamim, MA.

Allah swt akan menuntunnya segera melakukan taubat nasuha, taubat yang sebenar-benarnya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshori Al-Badri, Rasulullah saw bersabda:

َتْئ ِش اَم ْعَن ْصَاف ْي ِحَت ْسَت ْ َل ْنِاَف

“Jika engkau tidak malu, perbuatlah apa yang engkau suka.” (HR. Bukhari).

Bahkan Allah swt berfirman dalam hadis qudsiNya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Mu’az bin Jabal Ra yang artinya “Wahai anak Adam, malulah engkau kepada-Ku ketika engkau akan melakukan maksiat, karena ketika engkau malu, niscaya Aku akan malu menyiksamu pada hari kiamat.

Belakangan ini kita kerap menonton sebuah adegan

“lomba menahan malu” di televisi adegan utamanya adalah perseteruan para petinggi negara di tanah air kita. Namun, masih banyak yang menengarai masih banyak adegan yang lain yang masih samar-samar terungkap. Tak jelas dari mana awal cerita ini, sulit ditebak bagaimana akhir ceritanya.

Nama-nama orang yang diduga ikut serta dalam “lomba menahan malu” ini kian bertambah ketika sebuah rekaman percakapan antara ‘orang yang pemeran utama” dengan beberapa “pemeran” lainnya diperdengarkan di kantor Mahkamah Konstitusi.

Nama-nama itu ada yang mulai bermain-main dengan sumpah, dengan mengatakan “Wallahi, lillahi wa tallahi, atau demi Allah”, sekedar menunjukkan kepada publik bahwa mereka tidak bersalah. Demikian pula skandal nasional tentang perselingkuhan seorang pejabat yang berujung pada tewasnya saingan dan kemungkinan dituntut hukuman mati pada beberapa orang lainnya. Gaya mafia juga tercium di dua skandal nasional lainnya, yang satu soal kecurigaan penyuapan yang melibatkan tokoh-tokoh yang lainnya tentang Bank Century yang mengakibatkan kebocoran uang Negara triliunan rupiah.

Kumpulan Khutbah Jum'at & Hari Raya | 177 Proses pengungkapan berlarut-larut sampai sekarang, yang mendatangkan komentar melelahkan dari banyak pihak.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Seandainya rasa malu yang dimiliki oleh wanita sesuai cerita di atas, dimiliki pula oleh orang-orang sekarang tengah berseteru di Negara ini, tentulah adegan yang di pertontonkan akan terasa indah. Mereka akan mengevaluasi diri sendiri sebelum mengevaluasi lawan-lawan seterunya, karena mereka khawatir jika suatu saat Allah swt akan memamerkan kesalahan dirinya, sedang Ia sendiri tidak menyadari hal itu. Jika itu terjadi, maka mereka pastinya akan merasa malu kepada diri dan nama baik keluarganya.

Wanita yang menghadap Rasulullah saw dengan kepala tertunduk tadi, berkali-kali Rasulullah saw mencoba menghiburnya dengan menguraikan betapa maha pengampunnya Allah swt. Jika ia bertaubat, akan tetapi wanita itu tetap saja merasa malu.

Di akhir dialognya wanita itu berkata “bukankah engkau pernah bersabda ya Rasulullah, sesungguhnya orang yang berdosa pada hari kiamat akan menyebut dosa-dosanya, lalu merasa malu kepada Allah swt. Keringatnya mengucur karena malu, mengambang hingga menutup lututnya. Ada sebagian yang menutup pusarnya dan ada pula yang menutup hingga kerongkongannya.” Nauzubillah tsumma na’uzubillah. Karena itu sebelum rasa malu datang menemui kita ketika kita sudah berada di yaumul hisab, lebik baik rasa malu itu datang ketika kita masih berada di dunia ini.

Ketahuilah bahwasanya Allah swt menjanjikan sebagai imbalan kepada orang yang malu kepada-Nya adalah sebuah perlindungan yang tiada tandingannya baik di dunia maupun di akhirat.

Akhirnya marilah kita berdoa semoga kita dan para petinggi Negara yang berseteru segera sadar dan bertaubat,

178 | Dr. Khairul Hamim, MA.

serta pertentangan antar elit dan berbagai gejolak sosial lainnya akan segera berakhir. Amin ya rabbal alamin.

ِهْيِف َمِب ْمُكاَّيِاَو ْيِنْعَفَنَو .ِمْيِظَع ِنَاْرُقْلا ِف ْمُكَلَو ْ ِل ُللها َكَراَب

ُهَّنِا ُهَت َو َلَت ْم ُكْنَم َو ْيِّنِم َلَّبَقَت َو .ِمْيِكَ ْلا ِرْك ِّذلا َو ِةَي َلْا َنِم

ْ ِل ِمْيِظَعْلا َللهاُرِفْغَت ْساَو ا َذَه ِلْوَق ُلْوُقَا .مْيِلَعْلا ُعْيِم َّسلاَوُه

ُتاَنِم ْؤُلا َو َ ْيِنِم ْؤُلا َو ُت َمِل ْسُلا َو َ ْيِمِل ْسُلا ِرِئا َسِل َو ْم ُكَل َو

. ِمْيِحَّرلا ُروفَغْلا َوُه ُهَّنِا ُه ْوُرِفْغَت ْساَف

Kumpulan Khutbah Jum'at & Hari Raya | 179

28

Dalam dokumen Kumpulan Khutbah Jum'at & Hari Raya (Halaman 179-185)