• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode, Tehnik, dan Bentuk Evaluasi

BAB X EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK

B. Metode, Tehnik, dan Bentuk Evaluasi

Setiap akhir dari suatu kegiatan pembelajaran, baik pembelajaran secara konvensional maupun pembelajaran secara tematik, akan ada penilaian. Teknik penilaianpun tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, semua asas penilaian yang berlaku dalam pembelajaran konvensional juga berlaku dalam pembelajaran tematik, kecuali perhatian yang cukup besar ditujukan kepada pembentukan dampak pengiring, seperti kerjasama, berpikir kritis dan sebagainya.

Pada dasarnya penilaian disini adalah penilaian yang berdasarkan pada perbuatan (performance-based assessment) yang mencakup proses dan produk pembelajaran. Satu hal yang sangat penting disini adalah penilaian diri-sendiri oleh murid. Penilaian dalam pembelajaran tematik dapat menggambarkan bagaimana anak belajar dan berfikir secara kontekstual, bagaimana mereka menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dalam berbagai ranah isi, bagaimana kemajuan mereka selama itu, dalam berbagai kemajuan mereka untuk menilai diri-sendiri.

Ada beberapa ciri yang saling terkait dan menantang dalam penilaian yang penting didalam mengembangkan

penilaian yang konstruktif, yaitu:

Penilaian yang Komperhensif, Berimbang dan Sistematis.

Anda tentu ingin memperoleh gambaran yang luas tentang belajar anak dalam berbagai konteks, kegiata, dan proyek.

Lebih jauh anda tentu ingin tahu produk belajar anak, dan yang penting pula adalah proses-proses bagaimana anak sampai pada produk pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran yang autentik dan sahih harus sistematis dan banyak fase, tidak hanya melalui satu metode atau satu sumber informasi.

Penilaian untuk Guru. Penilaian memberikan informasi kepada guru sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar dan pemahaman yang lebih baik tentang murid. Untuk itu, guru memerlukan alat yang praktis guna mengumpulkan dan mencatat informasi yang sebenarnya merupakan bagaimana dari kegiatan kelas sehari-hari. Penilaian dapat berupa penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif berguna bagi guru untuk merencanakan isi sumber, kegiatan dan bagaimana mengorganisasi murid dalam pembelajaran tematik. Sedangkan penilaian sumatif dapat digunakan untuk menyusun daftar kemajuan murid. Dengan daftar ini memungkinkan guru untuk dapat menginterpretasi kemajuan masing-masing murid.

Penilaian untuk murid. Guru memerlukan penilaian yang dapat membantu murid-murid untuk dapat memantau, mengatur, mandiri dalam belajar. Penilaian diri sendiri ini merupakan bagian integral dalam belajar. Selagi belajar, mereka memerlukan balikan sehingga mereka dapat menilai pekerjaan mereka dan menggunakannya untuk tujuan tertentu. Karena itu anda perlu tahu apa yang diharapkan oleh mereka, dan apa yang telah mereka capai, dan dengan demikian anda dapat menyusun rencana untuk kemajuan

116 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

lebih lanjut.

Penilaian untuk orang tua. Anda perlu mengkomunikasikan kemajuan belajar murid kepada orang tua. Orang tua perlu tahu sampai dimana kemajuan anak-anaknya dan kesulitan apa yang mereka hadapi. Dengan informasi yang cukup rinci dari anda, orang tua akan menjadi teman yang baik dalam belajar demi kemajuan selanjutnya.

Ringkasnya, penilaian yang bermakna dan bermanfaat itu sangatlah berharga, berkelanjutan dan berdimensi banyak, serta berlangsung dalam konteks yang autentik.

a. Metode-metode Utama dalam Penilaian Pembelajaran Ada beberapa cara yang saling terkait dalam memberikan penilaian dalam pembelajaran terpadu. Beberapa cara adalah tidak formal dan beberapa lagi adalah cara yang formal. Dalam banyak hal, metode penilaian terkait dengan pengalaman kelas sehari-hari, kegiatan dan tugas atau proyek.

1. Pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung dan pendokumentasian secara berkala

Dalam pembelajaran terpadu, guru bekerja bersama- sama dengan murid terutama dalam membantu mereka melakukan kegiatan. Selagi mereka melakukan kegiatan guru berkeliling, membantu individu atau kelompok kecil menyelesaikan tugas. Guru secara terus menerus melakukan penilaian dan mengajar. Penilaian disini merupakan bagian dari interaksi sosial, dimana guru dapat memahami tugas atau situasi dari pandangan murid, dan murid dikuatkan dengan penilaian diri sendiri. Dengan cara demikian guru akan lebih mudah memahami kekuatan dan kelemahan murid.

Penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan ini

sering disebut dengan tes formatif. Guru mengamati kegiatan murid secara individu maupun kelompok. Baik pada tahap perencanaan maupun kegiatan pokok, dalam bentuk umpan balik atau penguatan, dengan memperhatikan aspek-aspek berikut :

a) Partisipasi masing-masing murid dalam kerja kelompok atau dikiusi

b) Penggunaan bahasa dengan baik dan benar c) Kekompakan kelompok

d) Produktivitas kelompok e) Toleransi

Ada sejumlah teknik yang dapat digunakan dalam mengumpulkan informasi dalam rangka penilaian proses kegiatan, misalnya daftar check, kiala sikap, dan sebagainya.

Penilaian proses dapat dilaksanakan oleh guru secara langsung dengan teknik pengamatan (observasi). Hal ini dapat dilakukan sejak tahap perencanaan/kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan, dan penyusunan serta penyajian laporan (bilamana ada).

Guru dapat juga membuat jurnal kegiatan kelas, tema- tema apa saja yang akan dipelajari dalam setahun. Jurnal ini termasuk lembar pengamatan guru yang dikembangkan untuk menilai kegiatan kelompok kecil. Jurnal dapat dilengkapi dengan konsep-konsep terkait yang dipelajari dalam tema, bukti autentik hasil belajar murid-murid. Jurnal seperti ini membantu guru mengingat dan memahami bagaimana murid berpartisipasi dalam kelas.

118 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

2. Penilaian Diri-sendiri oleh Murid

Aspek kritis mengenai penilaian pembelajaran tematik adalah penilaian diri sendiri pleh murid. Penilaian seperti ini biasanya digabung dalam portofolio. Murid menilai diri sendiri tentang apa yang telah mereka pelajari. Waktu yang tepat untuk menilai diri sendiri adalah pada saat mereka telah menyelesaikan suatu tema, saat mereka memilih kegiatan mana yang mereka masukkan kedalam portofolio. Dengan pertimbangan tertentu mengapa suatu kegiatan tertentu tersebut merupakan kegiatan terbaik yang perlu dimasukkan kedalam portofolio. Bagi anak, kegiatan tertentu yang dianggap paling penting penilaiannya belum tentu cocok penilaiannya dengan guru atau orang tua. Oleh karena itulah, penilaian diri sendiri merupakan faktor penting karena memberikan kesempatan murid untuk memahami apa yang mereka pelajari, sehingga membantu mereka menjadi mandiri dan percaya diri.

3. Tes dan Laporan Tertulis

Penilaian terhadap produk kegiatan dapat dilakukan melalui :

a) Laporan tertulis. Laporan ini dibuat oleh murid secara berkelompok. Penilaian guru dapat dilakukan dengan memperhatiakan :

1) Kelengkapan data 2) Sistematika laporan 3) Alur pikiran yang logis

4) Penggunaan bahasa yang baik dan benar

b) Tes tertulis. Pada akhir kegiatan pembelajaran diberikan tes secara tertulis. Pada akhir pembelajaran terpadu tes

tertulis seperti ini tidak selalu diperlukan. Sebagai misal, pembelajaran terpadu dengan fokus Bahasa Indonesia tidak menggunakan tes tertulis karena mereka yakin bahwa pekerjaan anak-anak dalam berbagai tema sudah cukup memberikan petunjuk kemampuan dan kemajuan anak. (Tisno Hadisubroto, 2000:3. 23-3. 27)

c. Teknik Penilaian

Teknik penilaian merupakan cara yang digunakan dalam melaksanakan penilaian tersebut. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk jenis tagihan tes meliputi: (1) kuis dan (2) tes harian.

d. Bentuk-Bentuk Instrumen Evaluasi

Bentuk instrumen merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penilaian/pengukuran/evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Bentuk-bentuk instrumen yang dikelompokkan menurut jenis tagihan dan tehnik penilaian adalah;

1. Tes: isian, benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, uraian, dan unjuk kerja.

2. Non tes: panduan observasi, koesioner, panduan wawancara, dan rubrik.

120 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Beane, J. A. (1997). Curriculum Integrated: Designing the Core of Democratic Education. New York: Teachers College, Columbia University.

Blanck, JA. (1995) Curriculum Integration and Disipliner of Knowledge. Kappan: Phi Delta

Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.

Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curriculum. USA: IRI/

Kiy Publishing Inc.

Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Project Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.

Gronlund, E. Norman. (1982). Constructing Achievement Tests.

London: Prentice Hall.

Hamalik, O. (2006). Inovasi Pendidikan (Buku ke-1). Bahan kajian Perkuliahan Inovasi Pendidikan. Bandung:

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia http//www. anwarholil. blogspot. com/2008. Pengertian

Pembelajaran Terpadu

122 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

Jacob, H. H. , Ed. (1989). Interdisciplinary Curriculum: Design and Implementation. Alexandria, V. A. : ASCD.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) da Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2006

Meinbach, A. M. , Rothlei, L. , Fredericks, A. D. (1995). The Complete Guide to Thematic Units : Creating The Integrated Curriculum. Washington Street : Christopher-Gordon Publisher, Inc.

Mikarsa, H. L. , Taufik, A. , Prianto, P. L. (2005). Pendidikan Anak Di SD. Buku Materi Pokok PGSD. Jakarta:

Universitas Terbuka

Miller, J. P. dan Seller, W. (1985). Curriculum: Perspectives and Practices. New York: Longman.

Nasution, S. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung:

Bumi Aksara

Raka, T. J. (1996). Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Subroto, T. H. dan Herawati, I. S. (2004). Pembelajaran Terpadu. Materi Pokok PGSD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sujanto, Agus (1986). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Aksara baru

Surya, H. M. (2002). Kapita Selekta Pendidikan SD. Jakarta:

Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Tilaar. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21. Magelang : Penerbit Tera Indonesia

Tim Pengembang PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar.

(1996/1997). Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta:

Grasindo.

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Ahmad Sulhan, lahir pada tanggal 15 Juli 1972 di Mataram, dari pasangan Bapak H. Mohamad Ripai (alm) dan Ibu Hj.

Hilmiyah. Pendidikan dasar ditempuh di SDN 7 Mataram di daerah kelahirannya pada tahun 1979-1985, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di Kulliyatul

Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern “Darussalam”

Gontor Ponorogo Jawa Timur pada tahun

1985-1990, dan pada tahun 1991 pernah belajar di Mu’allimin Persatuan Islam (PERSIS) Pajagalan Bandung.

Pada tahun 1991 melanjutkan studi pada jenjang S1 di Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI Universitas Islam Bandung lulus pada tahun 1996. Pada tahun 1997-1998 menjadi dosen luar biasa (DLB) di STAIN Mataram. Pada tanggal 1 Maret 1998 diangkat menjadi dosen tetap STAIN Mataram, dan pada tahun 2001 melanjutkan studi pada jenjang S2 di Program Pascasarjana (PPs) IAIN Sunan Ampel Surabaya pada konsentrasi Pendidikan Islam, lulus pada tahun 2003, dan untuk memperdalam ilmu manajemen pendidikan Islam, penulis melanjutkan studi jenjang S3 pada Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan Islam di Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tanggal 18 Desember 2015.

Di antara karya ilmiah yang pernah penulis lakukan, antara

126 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

lain pada tahun 2015 menulis artikel pada tiga jurnal: pada Jurnal Tatsqif Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram, Volume 14, Nomor 2, Desember 2015 dengan judul

“Pondok Pesantren sebagai Organisasi Pembelajaran (Studi Model Organisasi Pesantren Klasik dan Modern)”, pada Jurnal el-HIKMAH Jurusan PAI IAIN Mataram, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 dengan judul “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Lembaga Pendidikan Islam: Sebuah Alternatif Solusi Filsafat”, dan pada Jurnal Tarbawi Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAI Salahuddin Pasuruan, Volume 01, Nomor 01, Februari 2016 dengan judul “Reformulasi Model Pembelajaran PAI Berbasis Multikultural melalui Paradigma Kritis Partisipatoris”. Pada tahun 2016 ini juga telah melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Religius (Studi Kasus di SMA Islam NW Al- Azhar), dan juga pada tahun 2017 telah melaksanakan Program Desa Binaan dengan judul “Pelatihan Manajemen Konflik dalam Menyikapi Perbedaan Interpersonal Bagi Staf dan Masyarakat Desa Bajur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.”

Dan pada tahun yang sama penulis juga melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berwawasan Kebangsaan dan Ekonomi Ummat di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.”

Di samping itu, pada tahun 2016 tepatnya dari tanggal 17 September hingga 1 Oktober 2016 telah mengikuti Post Doctoral Research Program di Western Sydney University yang disupport oleh PIU IsDB IAIN Mataram. Pada tahun 2019 menjadi narasumber pada Workshop dan Seminar Nasional PD-PGMI Indonesia dengan judul “Implikasi Pelaksanaan Kompetensi Pedagogik Berbasis Nilai-Nilai Kesalihan di SDIT Anak Sholeh 1 Mataram.

A

Agama 13, 27, 36, 37 Air 12

Aktif 15 ALAM 47

alat 3, 10, 19, 23, 40, 43, 46, 69, 83, 99, 101, 109, 110, 115, 119

analyzing 88 apperception 76 applying 88 artificial 1, 8

Assessment 99, 121 attitude 85, 88, 89 audio-visual 42, 43 B

Bahasa 13, 27, 82, 119 Bentuk 41, 114, 119 Berimbang 115 Bermakna 12, 15, 52 Biologi 13

Index

broadfield 26 build-up 43 C

center 42, 97, 107 check 117

Clasroom 49 Classification 87 Collaboration 105 Collins 4, 5

configuration 22 connected 8, 25, 26 contact reinforcement 41 continuum 8

creating 88 Cube 90 Cyrcle 5 D

design 42

direct 16, 20, 43, 97 direct experiences 16, 20

128 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

Dixon 4, 5 E

Educational Goals 87

efektif 2, 8, 9, 13, 23, 35, 40, 76, 87, 95

effect 18 efisien 41 Eksistensi 35 emosional 26 epitome 13 esensi 31 evaluatif 18 evaluating 88

experience 43, 75, 77 F

Fasilitas 83

fenomena 1, 15, 20 Filosofis 20

filsafat 20 Fisika 13 fleksibel 16, 40

Fogarty 4, 8, 11, 25, 121 formatif 115, 117 G

Gestalt 22

gestural reinforcement 41

Guru 3, 18, 21, 29, 30, 35, 37, 49, 77, 78, 79, 115, 116, 117, 122

H

HIGHER 85 holistic 1 holistik 23, 26 Holistik 15

Horizontal Band 5 humanisme 20 I

ideal 37

Ilmu Pengetahuan Alam 26 Ilmu Pengetahuan Sosial

26 immersed 8 INDIKATOR 63

informasi 2, 9, 21, 39, 50, 68, 70, 94, 95, 96, 100, 103, 104, 105, 113, 115, 116, 117

inkuiri 5, 15

inovatif 37, 93, 95, 99

inquiry learning approach 5

instructional effecs 114 integrated 5, 8, 19 integrated day 19

integrated learning 5 Integrated Model 27 integratif 8

intelektual 21, 98 interdisiplin 26 internet 39, 49 IPS 13, 27 K

kaidah 5 Karli 15 Kimia 13

knowledge 11, 85, 87, 88, 89

Komperhensif 115

kompetensi 3, 6, 7, 10, 13, 23, 26, 45, 46, 47, 49, 53, 61, 77, 78, 103, 105, 112, 113, 119

konfrontasi 4, 11 konstruktivisme 20 kreatifitas 20, 38 L

learning 2, 4, 5, 8, 11, 23, 42, 77, 94, 100, 102

learning by doing 23 learning experience 77 Lower 86, 90, 100, 106

M

Margaretha 15 Matematika 13

meaningful learning 2, 8, 102

media ii, 19, 39, 40, 41, 42, 43, 61, 73, 82, 83, 84, 99, 102, 109, 110

Media 41, 42, 43, 65, 82, 122

memetakan 6, 97

mental 21, 26, 85, 87, 88 Metode 65, 83, 114, 116 model 6, 7, 8, 15, 18, 25, 26,

27, 29, 30, 31, 32, 38, 43, 74

MODEL 25

model fragmented 8 modul 80

monolitik 39, 41 moral 21, 67 mutakhir 39 N

natural 20 nested 8 networked 8 nurturant 18, 114

130 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

nurturant effecs 114 nurturant effect 18 O

Observasi 71 obyek 20, 42

Order 86, 88, 90, 93, 94, 95, 99, 100, 105, 106

ORDER 85 Organisasi 126 organisme 31 P

PAKEM 40 parsial 1

pembelajaran tematik 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 29, 30, 31, 32, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 49, 50, 53, 61, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 83, 114, 115, 118

pendekatan 2, 4, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 25, 27, 75

pendekatan tematik 25 pengalaman 1, 2, 4, 5, 7, 8,

9, 11, 12, 16, 20, 22, 23, 25, 31, 35, 36, 41, 43, 53, 55, 57, 59, 61, 73, 75, 77, 96, 97, 107, 113,

116 Pengayaan 71 PERISTIWA 47

Perkembangan kognitif 32 peserta didik 5, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, 41, 42, 43, 48, 61, 113, 119

Piaget 22, 32 pre test 76

prior knowledge 11 problem solving 93, 100 Programme 99

progresivisme 20 properties 75

proximity reinforcement 41

Psikologis 20 R

reading literacy 99 remembering 88

Rencana Pembelajaran 61 resources 42

Rubik’s 90 S

Sanjaya 31, 33, 73, 75, 122 scope 5

sekolah dasar 1, 2, 8, 9, 21, 23, 26, 43

self-evaluation 3, 10 Seni 13

sequenced 8 shared 8

sikap 27, 48, 75, 85, 87, 88, 94, 103, 107, 110, 117 Silabus 52, 121

single actor 3, 10, 17 Sistematis 115 skill 85, 88, 89, 94 solid 43

sosial 21, 26, 48, 50, 75, 116 STRATEGI 65

student centered 16

sumber belajar 3, 5, 9, 17, 39, 40, 42, 48, 49, 61, 77

T

teaching style 40 Team Teaching 35 Teknik 114, 119 teknologi 39

Tema 2, 3, 7, 9, 17, 25, 46,

47, 48, 50, 52, 54, 62, 65, 82, 97

tematik v, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 49, 50, 53, 61, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 83, 87, 91, 93, 94, 96, 97, 99, 100, 101, 102, 105, 106, 107, 109, 110, 111, 112, 114, 115, 118

Thinking Skills 86, 88, 90, 99, 100, 105, 106

threaded 8

token reinforcement 41 Toleransi 117

training 75 U

understanding 88 Unit 13

utilization 42 V

variasi 40

Vertikal Spiral 5 visual 42, 43, 49 W