• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Kompetensi Dasar

BAB VII PROSEDUR PERENCANAAN

A. Pemetaan Kompetensi Dasar

46 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

2) Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema- tema pengikat keterpaduan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang ada.

Dari kedua cara pemetaan yang dilakukan, terdapat kegiatan yang harus dilakukan yaitu menentukan tema sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi dari setiap mata pelajaran yang dipadukan. Dalam penentuan Tema dapat ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

(a) Lingkup tema

Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih kongkret. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pembelajaran. Bila digambarkan akan tampak seperti di bawah ini.

TEMA

Sebagai contoh adalah:

1) Tema ”PENGALAMAN” dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) Pengalaman menyenangkan, (2) Pengalaman menyedihkan, (3) Pengalaman lucu.

2) Tema ”ALAT TRANSPORTASI” dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) Alat transportasi darat, (2) Alat transportasi laut, 3) Alat transportasi udara.

3) Tema ”PERISTIWA ALAM” dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) banjir, (2) gempa bumi, (3) gunung meletus, (4) tanah longsor, dsb.

(b) Menetapkan Jaringan Tema

Setelah melakukan pemetaan dapat membuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaian-nya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Kompetensi dasar dan materi yang luas dan tersebar pada masing-masing mata pelajaran dapat mengakibatkan pemahaman yang parsial dan tidak terintegrasi, padahal memiliki jalinan konsep yang saling mendukung. Berikut disajikan contoh jaringan tema keterhubungan kompetensi dasar dengan tema pemersatu

”BINATANG” dalam bagan dan matriks di bawah ini.

BAHASA INDONESIA KD (diisi KD yang diambil

dari Pemetaan

MATEMATIKA KD (diisi KD yang diambil dari pemetaan)

PENGETAHUAN ALAM KD (diisi KD yang diambil

dari pemetaan INDIKATOR (dibuat oleh

KERAJINAN TANGAN DAN KESENIAN KD (diisi KD yang diambil

dari pemetaan) Tema:

BINATANG

48 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

(c) Cara penentuan tema

Menurut BSNP (2006) cara untuk menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (1) mempelajari KI dan KD yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai; dan (2) menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus memperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan peserta didik, keseimbangan pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain :

Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan fakta-fakta kepada peserta didik.

Tema yang baik bisa mengajak peserta didik untuk menggunakan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.

Pengembangan keterampilan dan sikap. apakah tema yang sudah disepakati bisa mengembangkan keterampilan peserta didik. Misalnya, keterampilan berfikir, berkomunikasi, sosial, eksplorasi, mengorganisasi, dan pengembangan diri.

Pembentukan sikap juga harus bisa di akomodasi dalam pilihan tema, seperti sikap menghargai, percaya diri, kerja sama, komitmen, kreativitas, rasa ingin tahu, berempati, antusias, mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.

·• Kesinambungan Tema. Kath Murdock (1998) dalam

bukunya Clasroom Connection-Strategies for Integrated Learning menjelakian bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik sebelum belajar tentang sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu sudah dipelajari peserta didik sebelumnya.

Materi Belajar Utama dan Tambahan. Materi dan sumber pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan materi, yaitu utama dan tambahan. Contoh sumber atau materi belajar utama adalah para ahli atau orang-orang yang mempunyai profesi atau kompetensi dasar dalam bidang terentu, tempat-tempat yang bisa dipelajari, suasana belajar didalam kelas, lingkungan, komunitas, dan kesenian. Sedangkan musik, materi audio visual, literature, progam computer, dan internet adalah sumber materi pembelajaran tambahan bagi peserta didik. Dengan demikian, pemilihan tema harus juga memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.

Terukur dan Terbukti, Guru juga perlu memperhatikan hasil pembelajaran apa yang akan peserta didik capai dalam pembelajaran tematik.

Apa yang bisa peserta didik kerjakan dalam proses pembelajaran tematik. Perlu juga menunujukkan bukti-bukti itulah yang dinilai guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana peserta didik menguasai tema yang diajarkan. Yang pada akhirnya akan dijadikan bahan evaluasi dan laporan kepada orang tua peserta didik.

Kebutuhan Peserta didik, dalam memilih tema,

50 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

guru perlu memperhatikan kebutuhan peserta didik. Apakah tema yang kita pilih bisa menjawab kebutuhan peserta didik. secara kognitif, Gardner (2007 ) dalam bukunya Five Minds For The Future menyebutkan bahwa manusia pada era informasi ini harus dibekali lima cara berfikir, yaitu : pikiran yang terlatih, terampil, dan disiplin, pikir mensintesis; pikiran mencipta; pikiran merespek, dan pikiran etis. Apakah tema yang dipilih sudah bisa membekali peserta didik dengan lima cara berfikir untuk masa depan. Kebutuhan peserta didik yang lain bisa juga dilihat melalui perkembangan psikologi (imajinasi), perkembangan motorik, dan perkembangan kebahasaan peserta didik.

Keseimbangan Pemilihan Tema. Seperti telah dijelakian diatas bahwa pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran tematik. Dalam satu tahun pembelajaran biasanya peserta didik bisa mempelajari 5-6 tema. Para guru hendaknya bisa memilih tema yang bisa mengakomodasi mata pelajaran bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains saja, tetapi tema-tema lain yang bervariasi.

Menurut Meinbach, dkk (1995) penentuan tema dapat berasal dari berbagai sumber, di antaranya :

· Topik-topik yang ada dalam kurikulum (Kompetensi Dasar) Contohnya : binatang-binatang, pengenalan musim, cuaca, tanaman, hidup sehat, matahari dan bulan, mesin sederhana, cahaya dan panas, bertetangga, bermasyarakat, transportasi, kehidupan keluarga, tumbuh menjadi besar dan

berolahraga

· Isu-isu yang langsung menimpa diri peserta didik.

Contohnya : pekerjaan rumah, kejadian dalam keluarga, saudara kandung, aturan-aturan, masalah sampah

· Masalah-masalah yang lebih cenderung kepada sesuatu yang sifatnya umum. Contohnya:

penggunaan energi, kriminalitas, sumber-sumber alamiah, lingkungan dan makanan

· Kejadian khusus. Contohnya: ulang tahun, liburan, nonton sirkus dan perjalanan wisata.

· Minat peserta didik, berkenaan dengan kegemaran atau aktivitas. Contohnya: teman dan tetangga, liburan, eksplorasi ruang angkasa, naik pesawat terbang atau kapal laut, sesuatu yang menakutkan peserta didik, alam laut atau pegunungan dan tema- tema yang berasal dari film (dinosaurus, monster, shark).

· Ketertarikan pada bacaan. Contohnya: kisah petualangan, fiksi, puisi, kisah misteri, cerita-cerita dongeng, cerita-cerita olah raga, dan buku-buku dari penulis favorit

· Lebih lanjut Meinbach, dkk (1995) menyatakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan tema, yaitu :

· Tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak bidang studi

52 ~ Dr. Ahmad Sulhan, S. Ag., M. Pd. I, Ahmad Khalakul Khairi, M. Ag

· Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.

· Bermakna, maksudnya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya

· Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.

· Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan psikologis anak, termasuk minat kebutuhan dan kemampuannya.

(d) Prinsip Penentuan tema

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

· Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik:

· Dari yang termudah menuju yang sulit

· Dari yang sederhana menuju yang kompleks

· Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

· Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik

· Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.