KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang komprehensif ke arah pengembangan pengetahuan siswa, karena mereka lebih aktif dan mandiri dalam berpikir. Dalam pembelajaran terpadu, siswa dilibatkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, termasuk eksplorasi proses dan hasil pembelajaran.
Konsep Perancangan Pembelajaran tematik
Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih untuk pembelajaran harus memberikan kemudahan bagi siswa untuk terus belajar. Siswa akan terlibat dalam "konfrontasi yang bijaksana" dengan topik yang sedang dibahas.
Pengertian Pembelajaran Tematik
Badan Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa pengalaman belajar siswa berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas lulusan. Pembelajaran tematik memberikan keluasan dan kedalaman penyampaian kurikulum dan menawarkan banyak kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kedinamisan dalam proses pembelajaran.
LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Fokus pembelajaran adalah pada pembahasan topik yang paling relevan dengan kehidupan siswa. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip Pembelajaran Tematik
Selama sehari tidak ada pembelajaran lain, yang ada siswa belajar apa yang diinginkannya. Pada tahap perencanaan, guru memberikan petunjuk kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan, cara melakukan kegiatan, dan bagaimana siswa akan mendapatkan bantuan guru.
Landasan Pengembangan Pembelajaran
Dengan pembelajaran tematik diharapkan terjadi perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik secara fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial. Hubungan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk KIema, sehingga siswa akan memperoleh kelengkapan dan kelengkapan pengetahuan.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
- Model Jaring Laba-laba (Webbed)
- Model Keterhubungan (connected)
- Model Terpadu (Integrated Model)
- Guru
- Faktor peserta didik
- Sarana dan Prasarana
Media realia adalah alat bantu visual dalam pembelajaran tematik yang berfungsi untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Pembahasan dan penyajian materi pembelajaran tematik ditujukan pada proses perubahan perilaku siswa.
IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK
Eksistensi Guru dan Peserta Didik
Terukur dan terbukti. Guru juga harus memperhatikan hasil belajar apa yang akan dicapai siswa dalam pembelajaran tematik. Menciptakan dan menarik perhatian siswa untuk mendorong kesiapan belajar (readiness), termasuk memeriksa atau memeriksa kehadiran (presence, presence) siswa. Kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar (SD/MI) akan mempengaruhi seluruh kegiatan pembelajaran tematik yang diselenggarakan oleh guru.
KEBUTUHAN BAHAN AJAR
Bahan Ajar
Karena pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPA, maka pembelajaran ini membutuhkan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik dapat berupa teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar. Seorang guru yang akan menyusun bahan harus mengumpulkan dan menyiapkan literatur atau bahan referensi (buku dan pedoman yang relevan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus.
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan telah terkumpul secara memadai, seorang guru hendaknya mempelajari dan memperdalam isi bahan ajar dengan seksama terkait dengan langkah kegiatan selanjutnya.
Implikasi terhadap Pengaturan
Implikasi terhadap Pemilihan
Implikasi terhadap Pemberian respon/
Sarana, Prasarana, Sumber Belajar
Penggunaan media yang berbeda akan membantu siswa memahami konsep abstrak, dan media tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebagai pengganti benda yang terlalu berbahaya atau sulit dijangkau, benda yang terlalu besar atau terlalu kecil. Penggunaan media ini bisa bermacam-macam menggunakan media visual, media audio dan media audiovisual. Media ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka, dan bentuk.
Model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa benda nyata, seperti benda yang terlalu besar, benda yang terlalu jauh, benda yang terlalu kecil, benda yang terlalu mahal, benda yang jarang ditemukan, atau benda yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari dari bentuk aslinya. Seperti namanya, media ini merupakan perpaduan antara media audio dan media visual atau biasa disebut media visual-auditory.
PROSEDUR PERENCANAAN
Pemetaan Kompetensi Dasar
Menurut BSNP (2006) cara menentukan topik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) dengan mempelajari KI dan KD yang terdapat pada setiap mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan topik yang sesuai; dan (2) menentukan terlebih dahulu tema-tema yang menghubungkan keterpaduan, untuk menentukan tema-tema tersebut guru dapat bekerja sama dengan siswa agar sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Perlu juga ditunjukkan bukti-bukti yang dievaluasi oleh guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana siswa menguasai topik yang diajarkan. Bisakah topik yang dipilih membekali siswa dengan lima cara berpikir tentang masa depan?
Kebutuhan siswa lainnya juga dapat dilihat melalui perkembangan psikologi (imajinasi), perkembangan motorik dan perkembangan bahasa siswa. Bermakna, artinya tema yang dipilih untuk pembelajaran harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut.
Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Bahasa Indonesia 3.7 Mengamati tulisan kursif dalam cerita dengan memperhatikan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan, nama hari dan nama orang) dan mengenal titik pada kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya. Ag Learning Activity 4 • Menemukan penggunaan titik dalam kalimat berita pada tulisan kursif • Memperbaiki ejaan dan penggunaan tanda baca. ENGLISH 3.7 Mengamati tulisan kursif dalam cerita dengan memperhatikan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan, nama hari dan nama orang) dan mengenal titik pada kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya.
ENGLISH 3.7 Mengamati tulisan kursif dalam cerita dengan memperhatikan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan, nama hari dan nama orang) dan mengenal titik pada kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya. ENGLISH 3.7 Mengamati tulisan kursif dalam cerita dengan memperhatikan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan, nama hari dan nama orang) dan mengenal titik pada kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya.
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Setelah ditemukan, siswa dapat dengan percaya diri menjelaskan makna dan ciri-ciri cerita fiksi. Setelah mengamati gambar anak menarik dan mendorong ayunan, siswa dapat mengungkapkan dengan benar pengertian gaya dan gerak. Setelah melakukan percobaan gaya dorong dan tarik, siswa dapat mempresentasikan laporan hasil percobaan gaya dan gerak secara akurat.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pengertian gaya dan gerak jika belum mengerti. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikutinya.
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Fungsinya untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dalam memberikan komentar atas jawaban siswa, dilanjutkan dengan mereview materi pembelajaran yang akan didiskusikan. Guru hanya akan memberikan materi pembelajaran yang benar-benar diperlukan untuk membantu siswa menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Guru menyampaikan tujuan atau kompetensi dasar yang ingin dicapai siswa beserta garis besar materi pembelajaran yang akan diberikan. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran mata pelajaran/tema atau materi pembelajaran yang telah ditentukan.
Rambu-rambu Pelaksanaan Pembelajaran
Ciri-ciri soal HOTS antara lain; (1) pengukuran hasil belajar pada level C-4, C-5 dan C-6, (2) diawali dengan stimulus sebagai pengantar jawaban siswa. Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran HOTS yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat bermakna bagi siswa. Juga pertanyaan yang diajukan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru.
Gambaran kegiatan pembelajaran tematik sebelumnya telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP) dan dilaksanakan secara tatap muka dengan siswa di kelas. Bentuk instrumen adalah instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan asesmen/pengukuran/evaluasi penampilan keterampilan siswa.
KONSEP HIGHER ORDER OF THINKING SKILL
Strategi Inkubatif
Contoh soal jenis ini adalah: "Sebuah kubus Rubik adalah contoh bentuk geometri yang berbentuk ...." Jawabannya adalah kubus. Contoh soal jenis ini adalah: “Jumlah sisi sejajar sebuah kubus adalah….” Jawabannya adalah sisi depan kubus sejajar dengan sisi belakang, sisi atas adalah sisi bawah, dan sisi kanan adalah sisi kiri. Kami ingat bahwa Rubik's Cube berbentuk seperti kubus dan kami memahami bahwa setiap kubus memiliki 3 pasang sisi yang berlawanan.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa soal tipe HOTS lebih banyak menggunakan kemampuan berpikir logis dan analitis kita dibandingkan dengan soal LOTS. Sebenarnya soal tipe HOTS tidak selalu sukar dan tipe soal yang sulit belum tentu HOTS.
Mengintegrasikan Higher Order of Thinking
Pembelajaran HOTS bertujuan untuk mendorong siswa agar memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif dan kemampuan memecahkan masalah. Penilaian juga disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi yang akan diukur dengan menggunakan instrumen yang relevan dan mampu merangsang kemampuan berpikir kritis siswa. Keterampilan proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Keterampilan melakukan variasi bertujuan agar pembelajaran tematik menyenangkan dan memberikan perhatian siswa pada penjelasan guru, sehingga tujuan pembelajaran tematik tercapai. Langkah-langkah kegiatan penutup meliputi; dosen mengajak mahasiswa untuk melengkapi materi, merefleksi dan menyusun program tindak lanjut.
EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK
Pengertian Evaluasi Pembelajaran Tematik
Dalam pembelajaran tematik, peran evaluasi tidak jauh berbeda dengan pembelajaran konvensional, sehingga perbedaan hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran baik dengan pendekatan terpadu maupun profesional adalah sama. Evaluasi pembelajaran tematik menitikberatkan pada efek instruksional dan efek pengasuhan, seperti kemampuan bekerjasama, menghargai pendapat orang lain (Prabowo, 2000: 6).
Metode, Tehnik, dan Bentuk Evaluasi
Pendidikan dasar ditempuh di SDN 7 Mataram di daerah kelahirannya pada tahun 2012 kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Kulliyatul. Pada tahun 1991 melanjutkan studi ke jenjang sarjana di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Bandung, dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 2016 juga melakukan penelitian dengan judul “Mengelola Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keagamaan (Studi Kasus di NW Al-Azhar juga melakukan program FContlik dengan program FCContlic High School201) dengan judul Islamic Village 7. Pelatihan dalam menyikapi perbedaan interpersonal bagi staf dan masyarakat Desa Bajur Kecamatan Labuapi Lombok Barat Kabupaten”.
Dan pada tahun yang sama, penulis juga melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berwawasan Kebangsaan dan Ekonomi Umat di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Pada tahun 2019, menjadi narasumber pada Sarasehan dan Seminar Nasional PD-PGMI Indonesia bertajuk “Implikasi Penerapan Kompetensi Pedagogik Berbasis Nilai-nilai Keutamaan” di SDIT Anak Sholeh 1 Mataram.