• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPI

Dalam dokumen PR 8 TAHUN 20 (Halaman 75-102)

BAB VIII Visual Approach Slope Indicator System

8.2 PAPI

Tata letak dan pengaturan ketinggian sudut

8.3.1 Susunan unit PAPI dan APAPI dan tampilan yang dihasilkan ditunjukkan pada masing-masing Gambar 8-6 dan 8-7, bersama dengan sudut pengaturan diferensial standar. Sudut pendekatan nominal ditampilkan sebagai ø, MEHT* sudut datum sebagai M (lihat 8.3.62) dan obstacle protection surface (OPS) (lihat 8.3.55 hingga 8.3.57).

8.3.2 Tepi bagian dalam unit PAPI yang paling dekat dengan runway hendaknya berjarak 15m (±1 m) dari tepi runway. Unit PAPI tidak boleh lebih dekat dari 14 m ke setiap taxiway, apron atau runway. Dalam kasus APAPI, tepi bagian dalam unit yang lebih dekat ke runway harus 10 m (±1 m) dari tepi runway. Unit APAPI tidak boleh lebih dekat dari 9 m ke taxiway, apron atau runway.

8.3.3 Jarak antar unit PAPI (lihat Gambar 8-6) biasanya adalah 9 m (±1 m), kecuali jika lebar jalur tidak mencukupi untuk menampung keempat unit pada 9 m jarak maka dapat menggunakan jarak tidak kurang dari 6 m antar unitnya. Pada kasus seperti itu, unit PAPI terdalam “D”

sebaiknya tetap ditempatkan 15 m dari tepi runway tetapi tidak boleh ditempatkan kurang dari 10 m (±1 m) dari tepi runway. Jarak antar unit APAPI (lihat Gambar 8-7) akan menjadi 6 m (±1 m).

8.3.4 Sistem harus ditempatkan pada sisi kiri runway kecuali jika tidak dapat dilakukan. Jika sistem dipasang pada sisi kanan, maka unit yang

disetting dengan sudut tertinggi harus diletakan di dalam dan unit dengan setting sudut terendah berada di luar. Kombinasi penempatan pada sisi kiri dan sisi kanan memberikan tata letak simetris yang ditunjukkan pada Gambar 8-8, yang mungkin disediakan ketika runway digunakan oleh pesawat udara yang memerlukan external roll guidance yang tidak disediakan dengan cara lain (lihat catatan berikut Annex 14, Volume I, Bab 5, 5.3.5.23 dan 5.3.5.24).

8.3.5 Sistem PAPI terdiri dari empat unit wing bar yang terletak pada satu garis tegak lurus terhadap runway. Unit yang terdekat dengan runway sudutnya diatur lebih tinggi dari sudut pendekatan yang diperlukan, dengan pengurangan progresif dalam pengaturan unit yang letaknya lebih jauh ke arah luar. Perbedaan normal antara sudut pengaturan adalah 20 menit busur. Nilai ini dapat berbeda jika PAPI digunakan bersama dengan panduan non-visual (lihat 8.3.49) dan dimana sudut pendekatan lebih curam dari 4 derajat (lihat 8.3.64 dan 8.3.65).

8.3.6 Sistem APAPI terdiri dari dua unit wing bar yang terletak pada satu garis tegak lurus terhadap runway. Untuk sudut pendekatan (approach angle) hingga 7 derajat, unit yang lebih dekat ke runway diatur 15 menit lebih tinggi dari sudut pendekatan yang diperlukan dan unit lebih jauh dari runway ditetapkan 15 menit lebih rendah dari sudut pendekatan yang diperlukan. Untuk sudut pendekatan lebih besar dari 7 derajat, unit yang lebih dekat ke runway diatur 30 menit lebih tinggi dari sudut pendekatan yang diperlukan dan unit yang lebih jauh dari runway diatur 30 menit lebih rendah dari sudut pendekatan yang diperlukan.

Karakteristik unit PAPI dan APAPI Jenis sinyal

8.3.7 Unit yang menghasilkan sinyal cahaya, yang bagian bawahnya berwarna merah dan bagian atasnya berwarna putih, digunakan dalam sistem PAPI dan APAPI. Prinsip optik unit lampu lensa tunggal dan lensa ganda ditunjukkan pada Gambar 8-9.

Pengujian unit PAPI/APAPI

8.3.8 Unit lampu PAPI/APAPI memerlukan pengujian untuk menunjukkan kinerja sehubungan dengan intensitas, warna dan zona transisi.

Spesifikasi peralatan

8.3.9 Zona transisi antara sinyal merah dan putih akan tampak dengan jelas dan terjadi langsung secara nyata jika dilihat dari jarak lebih dari 300 m. Oleh karena itu, spesifikasi peralatan untuk sistem PAPI dan APAPI, hendaknya menjelaskan tidak hanya keseluruhan diagram isocandela dan koordinat sektor sinyal warna merah dan putih tetapi juga karakteristik (lebar) transisi yang jelas.

8.3.10 Unit yang memberikan kejelasan transisi yang baik memiliki rentang zona transisi tidak lebih dari 3 menit busur, pada sudut azimut hingga 8 derajat di kedua sisi pusat pancaran dan meningkat tidak lebih dari 5 menit pada 15 derajat di kedua sisi pusat pancaran.

8.3.11 Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-10, pengukuran intensitas dilakukan pada node dari grid dengan kenaikan 0,5 derajat vertikal dan 1 derajat horizontal. Pengukuran intensitas tidak dilakukan dalam zona transisi pada nol derajat vertikal. Bidang data yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan persyaratan Annex 14, Volume I, Lampiran 2, Gambar A2-23.

8.3.12 Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-10, pengukuran warna dilakukan pada ± 0,5 derajat vertikal untuk tepi yang diberikan dari pancaran cahaya pada pusat pancaran (0 derajat horizontal) dan pada

± 8,0 derajat horizontal. Pengukuran warna juga diambil pada nol derajat horizontal dan ± 4,0 derajat vertikal, menghasilkan total 8 titik pengukuran.

8.3.13 Zona transisi dinilai dengan melihat pada jarak 300 m. Setidaknya ada tiga pengamatan yang dilakukan. Transisi dari warna putih ke warna merah terjadi dalam 3 menit busur di pusat pancaran dan dalam 5 menit busur di tepi pancaran. Garis yang ditarik melalui pusat zona transisi pada +8 derajat, 0 derajat dan -8 derajat harus lurus dalam rentang 3 menit busur derajat.

Pengaturan sudut

8.3.14 Dalam proses produksi, bagian tengah bidang transisi disejajarkan secara tepat dengan sumbu horizontal unit, yang merupakan referensi pengaturan sudut (Gambar 8-9). Oleh karena itu, pengaturan sudut unit dan elevasi pancaran adalah sama dan dapat diatur atau diperiksa menggunakan clinometer atau alat ukur sudut yang setara.

Kecerahan / Brilliancy / Brightness

8.3.15 Annex 14, Volume I, Lampiran 2, Gambar A2-23 merinci distribusi intensitas lampu PAPI dan APAPI untuk lebar 8 derajat horizontal dan 5 derajat vertikal, pada kedua sisi pusat pancaran. Detail diagram ini hanya pada bagian tengah pancaran. Unit lampu yang biasanya digunakan dalam sistem PAPI dan APAPI harus memiliki lebar horizontal sekitar 30 derajat (yaitu 15 derajat di kedua sisi tengah pancaran) dan lebar vertikal yang proporsional untuk memastikan bahwa sistem dapat memberikan panduan yang diperlukan untuk semua operasi. Unit mungkin memerlukan hingga lima pengaturan

kecerahan / brightness dalam kisaran 100 hingga 1 persen tergantung pada output unit, kondisi operasi dan lingkungan bandara. Intensitas di atas 10 persen mungkin menghasilkan efek silau bagi pilot dalam kondisi langit malam hari yang cerah.

Frangibility dan ketahanan terhadap jetblast

8.3.16 Unit harus dirancang untuk dapat memberikan keamanan yang dilengkapi dengan fiting yang mudah hancur (frangible) sehingga jika pesawat menabrak unit tersebut maka unit akan terbawa/patah.

8.3.17 Unit hendaknya dirancang untuk tahan terhadap jet blast.

Ketahanan terhadap benda asing

8.3.18 Unit hendaknya dirancang untuk menahan masuknya benda asing, serangga, dll.

Inspeksi dan verifikasi Pengaturan awal

8.3.19 Pengaturan awal akan dilakukan baik oleh agen pabrikan atau dibawah ketentuan yang ketat terhadap petunjuk pemasangan dari pabrikan. Setelah itu, pihak yang berwenang harus menetapkan interval yang sesuai untuk pemeriksaan di darat / ground check dengan menggunakan clinometer dan metode yang dijelaskan dalam 8.3.23 hingga 8.3.42. Ground check lebih sering dilakukan pada lokasi dimana tanah kurang stabil atau dimana cuaca ekstrem dapat mengakibatkan pergerakan unit. Pada umumnya, pemeriksaan bulanan terhadap keselarasan dari pengaturan sudut sudah mencukupi.

Pemeriksaan rutin - metode pemeriksaan

8.3.20 Pengaturan sudut masing masing unit diperiksa dengan menggunakan clinometer, atau menggunakan alat lainnya yang setara dalam pengukuran sudut, sesuai dengan instruksi dari pabrikan. Unit lampu diselaraskan sedekat mungkin dengan sudut yang diperlukan dengan tujuan jika terjadi kesalahan tanpa ada koreksi akan berdampak pada lebar sektor on slope.

8.3.21 Perbandingan visual antara semua unit dalam sistem yang diatur pada sudut yang sama dapat digunakan untuk menentukan apakah ada yang mungkin memiliki ketidakselarasan antara sistem optik dan bidang referensi. Atau, pancaran cahaya dapat dievaluasi dengan cara eksternal seperti survei atau metode analisa pancaran cahaya, yang tidak bergantung pada satuan konstruksi cahaya. Optik perlu disejajarkan dengan struktur fisik kerangka, begitu juga dengan lampu, lensa dan tepi filter. Hal-hal yang menyebabkan ketidakselarasan dipastikan dan diperbaiki sebelum setting lanjutan dilakukan pada pengaturan sudut.

Penggunaan clinometer

8.3.22 Sistem PAPI biasanya dilengkapi dengan clinometer yang digunakan untuk memeriksa sudut acuan pada unit lampu. Clinometer, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-12, terdiri dari alas dan lengan yang bergerak dimana gelembung ketinggian presisi dapat digunakan.

Clinometer ditempatkan pada struktur PAPI dan diset pada sudut acuan yang diinginkan. Karena sudut clinometer terbalik dengan unit lampu, gelembung berada pada posisi nol ketika clinometer ditempatkan pada unit dengan sudut acuan yang sesuai. Versi alternatif clinometer hanya terdiri dari alas dan busur derajat digital yang digunakan untuk membaca sudut secara langsung. Clinometer mungkin juga memiliki fungsi kedua yaitu digunakan untuk melakukan setting unit lampu horizontal pada arah melintang.

Sebagai perangkat yang ditempatkan di dalam atau di atas unit lampu, sudut acuan dapat ditampilkan sebagai tampilan digital di bagian luar PAPI. Hal ini menguntungkan karena memungkinkan pemeriksaan yang cepat apakah ada pergerakan unit lampu.

Pemeriksaan di darat / Ground Check

8.3.23 Penyelenggara Bandar Udara melakukan ground check PAPI pada interval yang sesuai untuk bandar udara yang menggunakan metode yang tidak bergantung pada clinometer. Ground check ini, bukan merupakan teknik kalibrasi dan jika menemukan ketidaksesuaian, pengaturan ulang unit lampu dilakukan dengan menggunakan clinometer.

Catatan.— Untuk desain PAPI tertentu, pancaran sinar tidak terbentuk pada jarak yang dekat dengan unit lampu. Oleh karena itu, metode survei di darat (ground check) dan metode lain untuk verifikasi/pemantauan pengaturan sudut dijelaskan di bawah ini mungkin dapat dilakukan atau harus dimodifikasi dengan tepat.

Metode survei di darat (ground survey)

8.3.24 Metode survei di darat, dengan akurasi sekitar 3 menit busur, menggunakan theodolite, batang ukur dan penggaris siku. Pengaturan diilustrasikan pada Gambar 8-13 dan 8-14. Metode ini dilakukan dengan melihat ke bagian depan unit lampu PAPI untuk mengamati tampilan output dari warna putih penuh hingga warna merah penuh.

Jika intensitas tidak dapat direduksi menjadi nilai yang sesuai untuk observasi, kacamata hitam atau kacamata las dapat digunakan.

8.3.25 Sebuah theodolite ditempatkan di atas unit lampu dan diposisikan dengan rata. Theodolite dapat juga ditempatkan pada posisi yang lain (bagian atas unit lampu merupakan tempat baik untuk peletakan theodolite). Yang penting adalah bahwa theodolite disejajarkan sehingga menjadi tidak tergantung pada PAPI pada posisi penempatannya. Perbedaan ketinggian, h2, ditentukan dari pusat theodolite (pusat poros horizontal untuk teleskop) dan datum unit lampu (tepi bawah filter, tengah lensa atau filamen lampu). Jarak antara penutup luar unit lampu ke centerline optik akan bervariasi tergantung pada tipe dan model biasanya jaraknya adalah 30 cm.

8.3.26 Pengamat diposisikan pada jarak di mana sinyal warna putih penuh terlihat saat berdiri dan sinyal warna merah penuh ketika sedikit membungkuk. Ketepatan jarak dari PAPI tidak penting, tetapi biasanya 30 m, karena sudut diperoleh dari theodolite itu sendiri. Sarana pengamatan khusus mungkin diperlukan untuk sistem yang memiliki sudut glide slope lebih dari 3 derajat.

8.3.27 Pengamat memegang batang ukur di satu tangan, dan mendorong penggaris siku ke atas batang ke titik dimana diperoleh sinyal warna putih. Ini ditandai sebagai titik h". Pengamat menggeser penggaris siku ke tempat dengan sinyal warna merah penuh dan ditandai sebagai titik h'.

8.3.28 Titik tengah zona transisi adalah h1 = (h' + h" )/2. Perbedaan ketinggian tersebut ditambahkan untuk mendapatkan ketinggian h = h1 + h2. Pengamat memegang penggaris siku pada posisi ketinggian h dan sudut dibaca dari theodolite. Pembacaan diulang dengan menggunakan "orang kedua" dengan theodolite untuk meniadakan kesalahan.

8.3.29 Metode survei di darat menghasilkan serangkaian pembacaan clinometer dan theodolite dalam rentang 3 menit busur. Jika terdapat perbedaan, faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan :

a) Kinerja pengamat : Ulangi proses dengan pengamat yang berbeda.

Untuk setiap pengulangan, pastikan bahwa orang yang sama digunakan untuk mendapatkan pembacaan semua lampu dari sistem yang digunakan untuk mendapatkan konsistensi.

b) Intensitas : Intensitas yang terlalu besar akan secara konsisten mengarah pada pembacaan (pengukuran ketinggian pada batang ukur) yang terlalu rendah.

c) Pengaturan : Pasang kembali clinometer dan periksa apakah lampu diarahkan dengan benar. Clinometer itu sendiri mungkin perlu dikalibrasi ulang mengikuti instruksi pabrikan, walaupun kalibrasi sangat jarang dilakukan, meskipun mungkin dapat menjadi penyebab kesalahan.

d) Lampu : Lampu lama yang hampir habis masa pakainya dapat mengalami penurunan performa filamen, yang membuat sinar tidak fokus. Periksa apakah lampu telah diposisikan dengan benar di dalam reflektor.

e) Pengukuran : Pengukuran sudut dilakukan dalam rentang yang relatif pendek dan perlu dilakukan pemeriksaan ulang. Sedikit kesalahan dalam pengukuran perbedaan ketinggian theodolite atau penandaan rambu ukur dapat menimbulkan dampak yang signifikan pada hasil akhir.

f) Struktur Unit : Jika faktor lain tidak memberikan solusi, unit lampu itu sendiri mungkin telah rusak pada saat pengiriman atau selama instalasi.

Penggunaan lift platform / unit pengangkat

8.3.30 Beberapa Negara telah menggunakan unit pengangkat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-15 dan 8-16, untuk meningkatkan jarak pandang hingga 150 m dan untuk meningkatkan akurasi pengukuran.

Metode analisis tampilan pancaran sinar

8.3.31 Meskipun clinometer memiliki tingkat akurasi yang tinggi, clinometer memberikan acuan pengukuran terkait dengan struktur fisik unit lampu dan bukan proyeksi sinar aktual. Sumbu optik mungkin tidak sejajar dengan sumbu mekanis unit lampu karena alasan seperti dampak kerusakan selama pengiriman.

8.3.32 Metode analisa tampilan pancaran sinar memungkinkan pengukuran independen dari orientasi spasial dari pusat zona transisi warna merah muda. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-17, metode ini terdiri dari kamera/sensor berpenggerak sendiri yang terhubung pada komputer portabel yang dilengkapi dengan software khusus untuk menganalisa gambar. Setelah operator membuat posisi awal, perangkat lunak sistem menyebabkan kamera secara otomatis mencari titik kemiringan yang sama dengan titik pusat transisi zona, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-18. Pengukurannya independen karena sistem memperoleh bidang referensinya dengan sarana platform gravitasi elektronik. Kepala pengukur di bagian atas tripod khusus biasanya ditempatkan pada jarak antara 10 dan 15 meter dari unit yang diuji dan pada ketinggian yang memotong transisi pancaran. pengukuran sudut dengan akurasi yang lebih baik dari 1 menit busur, langsung terbaca di layar komputer termasuk instruksi tentang cara memperbaiki posisi horizontal/vertikal unit lampu, jika diperlukan.

8.3.33 Kamera pada metode analisa tampilan pancaran sinar diarahkan langsung ke unit lampu PAPI untuk mengidentifikasi posisi zona transisi; ini berbeda dengan metode survei di darat, yang bergantung pada rata-rata pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Dalam mengumpulkan informasi luminance, sistem analisa tampilan pancaran sinar dapat melakukan penilaian terhadap karakteristik lain dari pancaran cahaya PAPI seperti kromatisitas, intensitas dan kerataan zona transisi. Selain itu, perangkat lunak ini menyajikan alat diagnostik untuk pemfokusan dan penyelarasan optik dan mekanik PAPI yang akurat. Kemampuan diagnostik lainnya termasuk analisis komponen seperti status bohlam lampu, kebersihan reflektor dan

kemiringan transversal filter. Metode ini dianggap paling akurat dan tercepat untuk verifikasi pengaturan sudut PAPI, dibandingkan dengan cara lain, dan tidak tergantung pada keterampilan operatornya. Sensor autoleveling optoelektronik dapat secara otomatis menyesuaikan untuk mengakomodasi intensitas output PAPI, yang memungkinkan analisis pada intensitas penuh sambil menghindari kesulitan bekerja pada efek silau yang dihasilkan untuk pengamatan manusia secara langsung.

8.3.34 Karena akurasi dan presisi yang diberikan oleh metode analisa tampilan pancaran sinar, beberapa negara telah mengizinkan hal tersebut sebagai pengganti flight cek.

Penggunaan papan ground check

8.3.35 Pengaturan sudut PAPI dapat dikonfirmasi dengan menggunakan papan ground check, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-19, 8- 20 dan 8- 21. Layar / screen dipasang pada batang yang panjangnya ditentukan dan dipasang pada sambungan frangible yang ditempelkan pada beton permanen pada jarak 20 m di depan unit lampu PAPI.

Diperlukan delapan pondasi. Sebagai contoh, unit PAPI dengan sudut 2 derajat 50 menit, papan ground check dan batang penyangganya harus cukup panjang sehingga tingginya ke garis nol (H) adalah 20*tan 2,8 = 0,98 m. Ketinggian (H) akan berbeda untuk setiap unit lampu.

8.3.36 Tampilan pada layar ditandai dengan peningkatan 1 menit busur selama rentang 5 menit ke atas dan ke bawah dari garis nol. Transisi warna merah/putih terjadi pada garis nol. Jika posisi ini tidak terlihat, maka sudut PAPI akan disesuaikan.

8.3.37 Saat digunakan pada malam hari, tampilan output dari unit lampu PAPI terlihat pada bagian depan papan ground check. Pada siang hari, warna layar diamati dari belakang melalui lubang-lubang pada papan ground check. Saat verifikasi selesai dilakukan, papan ground check dilepas agar sinyal ke pilot tidak terhalang.

Pemantauan Otomatis

8.3.38 Dalam beberapa kasus, bandar udara mungkin menganggap lebih tepat dan lebih nyaman untuk menyediakan sarana pemantauan secara otomatis. Sebuah sensor terletak 10 m di depan unit lampu PAPI dan dipasang pada ketinggian zona transisi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-22 dan 8-23. Sensor diletakan pada jarak 1,85 m dari center line PAPI (10,5 derajat) sehingga bagian dari sinyal cahaya yang digunakan tidak terhalang.

8.3.39 Sensor mampu mendeteksi pergerakan zona transisi dengan penambahan 0,5 menit dan akan membunyikan alarm ketika ada gerakan busur 3 sampai 6 menit. Sensor adalah instalasi permanen dan beroperasi 24 jam hari, mengirimkan informasi ke pusat pemeliharaan bandar udara.

8.3.40 Ketika kelainan terdeteksi, penyesuaian ulang dilakukan dengan menggunakan papan ground check.

Flight Inspection

8.3.41 Flight Inspection dari instalasi baru harus dilakukan oleh Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan untuk mengkonfirmasi pengoperasian sistem yang benar. Inspeksi harus mencakup pemeriksaan jangkauan, kontrol Brightness, pengaturan sudut (untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang besar), dan kompatibilitas dengan instrumen presisi glide path (jika disediakan).

Penggunaan Sistem Pesawat Tak Berawak / Unmanned Aircraft System (UAS)

8.3.42 Sistem pesawat tanpa awak / Unmanned Aircraft System (UAS) dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk pengaturan pengukuran PAPI. UAS terdiri dari pesawat tak berawak (UA), stasiun kontrol atau stasiun pilot jarak jauh (RPS), jaringan data (C2 Link) antara UA dan stasiun kontrolnya. RPS untuk mengelola penerbangan, dan mungkin komponen lain seperti peralatan peluncuran dan pemulihan dan unit pemrosesan di darat, di mana data pengukuran diambil. Untuk mendapatkan presisi terbaik terhadap dimensi, diperlukan real time

kinematic base station (RTK). Data yang dikumpulkan dapat dilihat secara real-time di lokasi dan direkam untuk analisis selanjutnya.

8.3.43 Untuk operasinya, UA diposisikan setidaknya 300 m dari sistem PAPI.

Pemindaian vertikal atau pengukuran oleh UA memungkinkan operator untuk menentukan ketinggian h1 dan h2, yang merupakan batas atas dan bawah zona transisi dari merah ke putih, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-24. Sudut pengaturan unit lampu θ kemudian dihitung menggunakan rumus:

𝜃𝜃 = tan−1(ℎ1+ℎ2) 2𝑑𝑑 di mana:

h1, h2 adalah batas atas dan bawah zona transisi; dan d adalah jarak horizontal UA dari PAPI.

8.3.44 Pemindaian horizontal oleh UA, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-25, memungkinkan operator menentukan batas lateral sistem PAPI dengan mengamati saat sinyal dari unit D dan A menghilang dari pandangan.

8.3.45 Penggunaan metode UAS untuk pengukuran pengaturan sudut PAPI akan membutuhkan penggunaan kamera/sensor spektrum yang secara operasional divalidasi terhadap kualitas gambar dan mungkin memerlukan otorisasi khusus dari pihak yang berwenang.

Pemeliharaan Kondisi umum

8.3.46 Jadwal Inspeksi Pemeliharaan Pencegahan / Preventive Maintenance Inspection (PMI) untuk sistem PAPI berisi petunjuk langkah demi langkah untuk melakukan tugas-tugas terkait. PMI menetapkan rutinitas yang direkomendasikan yang dapat diubah agar sesuai dengan kondisi lokal. Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan pabrikan juga dapat dikonsultasikan untuk dilaksanakan pada produk dengan desain khusus.

8.3.47 Pemeriksaan harian harus dilakukan pada setiap unit untuk memastikan bahwa:

a) semua lampu menyala dan terang secara merata;

b) tidak ada bukti kerusakan yang terlihat;

c) perubahan dari warna merah menjadi putih terjadi seketika untuk semua elemen dalam satu unit; dan

d) lensa tidak kotor.

8.3.48 Pemeriksaan bulanan dilakukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah fisik seperti: kerusakan oleh kendaraan pemeliharaan, hewan pengerat, kerusakan akibat air dan gangguan serangga. Penyelarasan unit dan penyetelan acuan unit lampu dapat dilakukan pada waktu ini.

8.3.49 Unit lampu diperiksa setiap tiga bulan untuk membersihkan reflektor, lensa dan filter. Lensa yang telah terdapat bintik-bintik/goresan harus diganti karena hal tersebut dapat menghasilkan sinyal palsu.

Ketentuan untuk pencegahan embun beku dan kondensasi juga diperiksa.

Instalasi Jarak dari Threshold

8.3.50 Jarak optimum PAPI/APAPI dari runway threshold ditentukan oleh:

a) persyaratan untuk menyediakan wheel clearance yang memadai di atas threshold untuk semua jenis pesawat yang mendarat di runway;

b) kebutuhan operasional bahwa PAPI/APAPI kompatibel dengan glide slope non-visual hingga ke jangkauan dan ketinggian minimum; dan

c) perbedaan elevasi antara unit PAPI/APAPI dan runway threshold.

8.3.51 Jarak unit PAPI/APAPI dari runway threshold mungkin memerlukan modifikasi dari jarak optimum setelah mempertimbangkan:

a) sisa panjang runway yang tersedia untuk landing roll pesawat;

b) dan obstacle clearance (lihat Annex 14, Volume 1, Bab 5, 5.3.5.45).

Harmonisasi PAPI/APAPI dengan ILS atau MLS

8.3.52 Jika PAPI atau APAPI dipasang pada runway yang dilengkapi dengan ILS dan/atau MLS, jarak (D1) (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8-6 dan 8-7) dihitung untuk memberikan kompatibilitas optimal antara alat bantu visual dan non-visual untuk kisaran ketinggian mata pilot ke antena pesawat (EAH) yang secara teratur menggunakan runway.

Eye –to-aerial height (EAH)

8.3.53 Tergantung pada posisi sistem PAPI, sehubungan dengan letak awal efektif glide path ILS/MLS, nilai eye-to-aerial untuk jenis pesawat tertentu akan mempengaruhi sejauh mana harmonisasi secara teoritis dapat dicapai. Harmonisasi dapat ditingkatkan dengan melebarkan sektor on slope PAPI dari 20 menit menjadi 30 menit busur.

Koreksi lokasi PAPI/APAPI untuk runway dan sudut slope lainnya

8.3.54 Apabila terdapat perbedaan lebih dari 0,3 m antara elevasi titik threshold dan proyeksi aktual batas bawah pancaran on-slope box B dari unit PAPI, atau box A dari unit APAPI, perlu memindahkan PAPI/APAPI dari posisi nominalnya. Singkatnya, PAPI/APAPI dipindahkan untuk menemukan pusat lensa di suatu tempat pada

"proyeksi yang diperlukan", seperti yang diilustrasikan pada Gambar 8-27 dan dibahas dalam Contoh A. Jarak akan ditingkatkan jika pusat lensa di lokasi yang diusulkan lebih rendah dari elevasi threshold runway dan dapat dikurangi jika lebih tinggi. Perpindahan ditentukan dengan membagi perbedaan ketinggian dengan garis singgung sudut M pada Gambar 8-6 dan 8-7.

Dalam dokumen PR 8 TAHUN 20 (Halaman 75-102)