• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Daerah

BAB IX Penutup

B. Lama Proses Perizinan

1) Pendapatan Daerah

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-3 Sementara itu pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Secara umum perkembangan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Grafik 3.1.

Grafik 3.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja Daerah dan Pembiayaan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016-2020

Sumber: BPKD Kab Pasaman Barat, Data diolah

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-4 Analisis lebih rinci berdasarkan jenis pendapatan daerah menunjukkan bahwa realisasi PAD tahun 2016 berjumlah Rp 91.174,72 juta dan meningkat menjadi Rp 108.856.844.190,82 pada tahun 2020. Berarti, pada periode tersebut terjadi pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 4,85%. Pertumbuhan PAD tertinggi terjadi pada tahun 2017, yaitu sebesar 77,35%. Namun pertumbuhan seperti ini tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya, malah cenderung mengalami penurunan yang signifigan.

Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan meningkat dari Rp 871.533.936.589 pada tahun 2016 dan menjadi Rp 824.449.118.018,00 pada tahun 2020. Berarti dalam periode tersebut terjadi pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar -1,35%. Penurunan dana transfer akibat refocusing APBN pada Tahun Anggaran 2020 berdampak besar terhadap postur APBD Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2020.

Berdasarkan perbandingan kedua kelompok pendapatan daerah tersebut, pertumbuhan rata-rata pertahun PAD jauh lebih baik daripada Dana Perimbangan.

Namun demikian, tingkat ketergantungan Kabupaten Pasaman Barat terhadap sumber dana dari pemerintah pusat relatif masih tinggi, yaitu sebesar 90,10% pada tahun 2020 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1.

Dari empat sumber Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan menunjukkan pertumbuhan penerimaan pertahun yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber pendapatan PAD lainnya. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada tahun 2016 berjumlah Rp 1.761.751.076 dan meningkat menjadi Rp 7.711.662.101 pada tahun 2020, sehingga mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 84,43%. Pajak daerah menunjukkan pertumbuhan tertinggi kedua, yaitu dari Rp.13.693.338.011,57 pada tahun 2016 menjadi Rp.19.462.573.774,59 pada tahun 2020, yang berarti dalam kurun waktu tersebut terjadi pertumbuhan penerimaan daerah dari sektor pajak rata-rata pertahun sebesar 10.53%.

Sementara, pendapatan retribusi daerah menunjukkan pertumbuhan negatif dalam lima tahun terakhir, yakni dari Rp12.716.266.213 pada Tahun 2016 menjadi Rp3.384.931.489,42. Artinya, terjadi penurunan pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar -18,35%. Salah satu penyebab penurunan Retribusi Daerah ini adalah karena perubahan status pengelolaan keuangan RSUD Pasaman Barat menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada tahun 2016, sehingga pendapatan Retribusi RSUD dikategorikan sebagai Lain-Lain PAD yang Sah.

Dilihat dari segi jumlah, Lain-lain PAD yang Sah memberikan kontribusi tertinggi sebagai sumber PAD yang tertinggi di Kabupaten Pasaman Barat, rata-rata 5 tahun terakhir berjumlah 71,93% dari total penerimaan PAD pada Tahun 2020.

Namun dilihat perkembangannya, relatif mengalami peningkatan yang rendah, yaitu dari Rp63.003.361.813 pada tahun 2016 menjadi Rp.78.297.676.825,81 pada tahun 2020, sehingga mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 6,07%.

Pertumbuhan tertinggi jumlah penerimaan Lain-lain PAD yang Sah terjadi pada tahun tahun 2017, yaitu sebesar 113,35%, namun pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan ini mengalami penurunan.

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-5 Salah satu penyebab fluktuasi yang sangat tinggi pada tahun 2018 karena terjadi perubahan perlakuan terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dimana awalnya diperlakukan sebagai pendapatan Hibah, tetapi tahun 2017 diperlakukan sebagai Lain-lain PAD yang Sah, namun tahun berikutnya diubah lagi menjadi pendapatan Hibah. Akibatnya, pada tahun 2017 dan tahun 2018 terjadi fluktuasi penerimaan Lain-lain PAD yang Sah, yang perubahannya sejalan dengan fluktuasi dari penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Pendapatan yang berasal dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam menunjukkan pertumbuhan pertahun yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber pendapatan Dana Perimbangan lainnya. Pendapatan dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam pada Tahun 2016 berjumlah Rp673.166.125 dan meningkat menjadi Rp1.702.480.789,- pada Tahun 2020, sehingga mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 38,23%.

Pendapatan yang berasal dari Dana Alokasi Khusus juga menunjukkan trend kenaikan, Pada tahun 2016, Pendapatan yang berasal dari Dana Alokasi Khusus berjumlah Rp185.632.196.735 dan meningkat menjadi Rp.208.772.537.581 pada tahun 2020, sehingga mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 3,12%.

Sekalipun faktor penyebab peningkatan Dana Alokasi Khusus juga karena adanya peralihan penerimaan untuk sertifikasi guru sebagai DAK Non Fisik, namun kedepan peningkatan DAK dari pemerintah pusat ini perlu diupayakan agar sumber pembiayaan untuk pembangunan daerah Kabupaten Pasaman Barat dapat lebih ditingkatkan.

Pendapatan dari Dana Alokasi Umum justru menunjukkan trend penurunan, yaitu dari Rp.655.854.990.000 pada tahun 2016 menjadi Rp.661.892.619.000 pada tahun 2019, namun pada tahun 2020 terjadi penurunan DAU menjadi Rp.598.772.766.000. Sumber pendapatan dari Dana Bagi Hasil Pajak menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2016, pendapatan dari Dana Bagi Hasil Pajak berjumlah Rp29.373.583.729, dan turun menjadi Rp15.201.333.648, sehingga diperoleh rata-rata penurunan per tahun sebesar -12,06%. Ke depan, perlu upaya dan komitmen yang lebih baik untuk meningkatkan penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Non- Pajak di Kabupaten Pasaman Barat antara lain dengan membuat keijakan yang dapat meningkatkan investasi swasta dan kebijakan yang lebih berorientasikan kepada rakyat banyak sehingga pendapatan mereka meningkat dan pajak yang mereka bayarkan meningkat selanjutnya jumlah yang akan dibagihasilkan ke Kabupaten Pasaman Barat juga meningkat.

Sumber pendapatan Kabupaten Pasaman Barat yang berasal dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, terutama berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi menunjukkan peningkatan, meski tidak begitu signifikan. Pada tahun 2016 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi hanya berjumlah Rp.42.477.783.486 maka pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp.47.457.631.995. Hal ini berarti bahwa setiap tahun terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 2,93%. Secara tidak langsung peningkatan Dana Bagi Hasil dari Provinsi ini menunjukkan semakin banyaknya masyarakat Kabupaten Pasaman memiliki kendaraan, yang berarti semakin banyak yang lebih sejahtera, dan seharusnya juga mampu dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat untuk meningkatkan penerimaan PAD, khususnya Retribusi daerah.

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-6 Informasi kinerja pengelolaan pendapatan Kabupaten Pasaman Barat yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-7 Tabel 3.2

Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah dan Pertumbuhan Rata-Rata Pertahun Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016-2020

No Uraian Tahun Pertumbuhan

2016 2017 2018 2019 2020 Per tahun (%)

I PENDAPATAN 1.069.252.362.654,57 1.074.412.480.794,99 1.169.078.296.398,25 1.207.899.830.099,23 1.099.444.702.466,82 0,71 A PENDAPATAN ASLI DAERAH 91.174.717.113,57 161.699.196.655,99 104.523.535.551,25 104.071.607.688,23 108.856.844.190,82 4,85 Pendapatan Pajak Daerah 13.693.338.011,57 17.971.245.923,02 20.846.294.093,29 20.941.331.211,76 19.462.573.774,59 10,53 Pendapatan Retribusi Daerah 12.716.266.213,00 6.761.627.754,00 6.729.281.989,00 3.100.491.793,00 3.384.931.489,42 -18,35 Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 1.761.751.076,00 2.551.764.917,00 7.078.742.144,00 7.397.804.307,00 7.711.662.101,00 84,43 Lain-lain PAD yang sah 63.003.361.813,00 134.414.558.061,97 69.869.217.324,96 72.631.980.376,47 78.297.676.825,81 6,07 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 91.174.717.113,57 161.699.196.655,99 104.523.535.551,25 104.071.607.688,23 108.856.844.190,82 4,85

B PENDAPATAN TRANSFER 971.428.039.075,00 907.658.284.139,00 1.006.996.758.739,00 1.043.626.655.699,00 927.390.973.926,00 -1,13 1. TRANSFER PEMERINTAHAN

PUSAT-DANA 871.533.936.589,00 835.170.390.501,00 887.119.463.273,00 919.575.539.335,00 824.449.118.018,00 -1,35 Dana Bagi Hasil Pajak 29.373.583.729,00 21.719.258.088,00 24.036.418.603,00 21.955.589.419,00 15.201.333.648,00 -12,06 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber

Daya Alam 673.166.125,00 1.189.551.105,00 1.524.675.595,00 1.844.086.365,00 1.702.480.789,00 38,23

Dana Alokasi Umum 655.854.990.000,00 644.333.727.000,00 644.333.727.000,00 661.892.619.000,00 598.772.766.000,00 -2,18 Dana Alokasi Khusus 185.632.196.735,00 167.927.854.308,00 217.224.642.075,00 233.883.244.551,00 208.772.537.581,00 3,12 Sub Jumlah 871.533.936.589,00 835.170.390.501,00 887.119.463.273,00 919.575.539.335,00 824.449.118.018,00 -1,35

2.TRANSFER PEMERINTAH PUSAT

LAINNYA 57.416.319.000,00 25.173.383.001,00 70.589.479.000,00 69.803.966.000,00 54.884.223.913,00 -1,10

Dana Penyesuaian 57.416.319.000,00 25.173.383.001,00 70.589.479.000,00 69.803.966.000,00 54.884.223.913,00 -1,10

Sub Jumlah 57.416.319.000,00 25.173.383.001,00 70.589.479.000,00 69.803.966.000,00 54.884.223.913,00 -1,10

3. TRANSFER PEMERINTAH

PROVINSI 42.477.783.486,00 50.346.766.002,00 141.178.958.000,00 54.247.150.364,00 48.057.631.995,00 3,28 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 42.477.783.486,00 47.314.510.637,00 49.287.816.466,00 54.247.150.364,00 47.457.631.995,00 2,93