• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX Penutup

B. Lama Proses Perizinan

3. Pilar Lingkungan

Pilar pembangunan lingkungan mencakup enam tujuan, yaitu Tujuan 6, Tujuan 11, Tujuan 12, Tujuan 13, Tujuan 14 dan Tujuan 15. Dalam hal ini Tujuan 14, yakni ekosistem laut tidak menjadi kewenangan kabupaten, seperti telah

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 150

dijelaskan di atas. Capaian indikator untuk masing-masing TPB/SDGs dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 2.94

Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Lingkungan

TPB/SDGs SS SB BK NA Jumlah

IndikatorTPB 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak 2 11 0 5 18 11. Kota dan Pemukiman yang

Berkelanjutan 3 4 4 2 13

12. Konsumsi dan Produksi yang

Bertanggung Jawab 0 3 0 2 5

13. Penanganan Perubahan Iklim 1 1 0 0 2

15. Ekosistem Daratan 0 2 0 2 4

Jumlah 6 21 4 11 42

Sumber : Hasil Analisis (2020) 4. Pilar Hukum dan Tata Kelola

Indikator yang merupakan pilar hukum dan tata Kelola adalah Tujuan 16, yakni Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan Akses Keadilan untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan (Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh). Capaian indikator untuk TPB/SDGs 16 ini dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Grafik 2.34. Grafik Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Hukum dan Tata Kelola Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 151

Pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Pasaman Barat terintegrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs mengalami berbagai tantangan disebabkan oleh :

a) Tidak tercapainya target pada indikator yang telah ditetapkan dan dilaksanakan pada OPD sebanyak 79 indikator (35,01%)

b) indikator yang belum memiliki data sebanyak 62 indikator (28,18%)

Sedangkan untuk kesesuaian capaian indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) kegiatan pada OPD Kabupaten Pasaaman Barat yang sudah sesuai dan mencapai target adalah sebanyak 73 indikator (33,18%).

Berikut dapat dilihat capaian jumlah indikator yang telah mencapai target nasional. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terhadap data indikator TPB/SDGs pada OPD yang berwenang dapat dilihat bahwa indikator yang sudah dilaksakan dan mencapai target adalah sebanyak 73 indikator (33,18%), indikator yang sudah dilaksanakan dan belum mencapai target adalah sebanyak 79 indikator (35,91%), dan indikator yang belum memiliki data adalah sebanyak 62 indikator (28,18%). Pada gambar berikut dapat dilihat proporsi capaian indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan hasil penilaian dan analisis terhadap capaian indikator TPB/SDGs yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target di Kabupaten Pasaman Barat adalah sebanyak 76 indikator atau dengan persentase 34,55%. Lebih jelasnya, jumlah indikator dengan capaian pada setiap TPB/SDGs yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.95

Jumlah Indikator pada Setiap TPB/SDGs yang Sudah Dilaksanakan dan Mencapai Target Nasional (SS) di Kabupaten Pasaman Barat

No.

TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Jumlah

Indikator Pilar

1 Tanpa Kemiskinan 9 Sosial

2 Tanpa Kelaparan 4 Sosial

3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera 15 Sosial

4 Pendidikan Berkualitas 3 Sosial

5 Kesetaraan Gender 6 Sosial

6 Air Bersih dan Sanitasi Layak 2 Lingkungan 7 Energi Bersih dan Terjangkau 0 Ekonomi 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan

Ekonomi 6 Ekonomi

9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur 4 Ekonomi

10 Berkurangnya Kesenjangan 6 Ekonomi

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 152 No.

TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Jumlah

Indikator Pilar

11 Kota dan Permukiman yang

Berkelanjutan 3 Lingkungan

12 Konsumsi dan Produksi yang

Bertanggung Jawab 0 Lingkungan

13 Penanganan Perubahan Iklim 1 Lingkungan

15 Ekosistem Daratan 0 Lingkungan

16 Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh

10 Hukum dan Tata Kelola

17 Kemitraan untuk mencapai Tujuan 7 Ekonomi

Jumlah 76

Sumber: KLHS Pasaman Barat Tahun 2020

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-1

BAB 3

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mendefinisikan Keuangan Daerah sebagai “semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik daerah berhubung dengan hak dan kewajiban daerah tersebut”. Untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan keuangan daerah, maka diperlukan analisis pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan untuk menganalisis kinerja keuangan. Daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal (fiscal capacity) agar mampu mencukupi kebutuhan fiskalnya (fiscal need) sehingga tidak mengalami defisit fiskal (fiscal gap).

Pengelolaan keuangan daerah berkaitan erat dengan sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan daerah dengan ruang lingkup meliputi kebijakan keuangan daerah pada pengelolaan pendapatan daerah, pengelolaan belanja daerah dan pengelolaan pembiayaan daerah sehingga dapat membiayai strategi pembangunan melalui program dan kegiatan sesuai dengan visi dan misi kepala daerah terpilih.

Pengelolaan Keuangan Kabupaten Pasaman Barat mengacu kepada peraturan- peraturan pengelolaan keuangan yang terkait, meliputi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas System Keuangan; serta peraturan perundangan undangan yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, struktur APBD Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas: (1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah; (2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-2 Keuangan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2016 – 2021

Kinerja keuangan daerah pada masa-masa lalu menggambarkan kemampuan pendanaan pembangunan pemerintahan daerah selama ini. Derajat Otonomi Fiskal Daerah (DOFD) sebagai salah satu indikator untuk menganalisis kemampuan keuangan daerah diukur melalui kontribusi realisasi PAD terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Kesinambungan penyelenggaraan pembangunan di masa datang ditentukan sejauh mana kemandirian pembiayaan tersedia untuk melaksanakan pembangunan daerah. Selama empat tahun terakhir, Kabupaten Pasaman Barat pernah menghasilkan kemampuan keuangan yang relatif tinggi sebesar dua digit, yaitu sebesar 15,05% pada tahun 2017. Namun kinerja ini tidak mampu dipertahankan, karena pada tahun-tahun berikutnya, kemampuan keuangan Pasaman Barat hanya satu digit saja, yaitu 8,94% pada tahun 2018. Kondisi keuangan Pasaman Barat kemudian turun menjadi 8,62% pada tahun 2019, dan sedikit meningkat menjadi 9,90% pada tahun 2020. Tabel 3.1 memperlihatkan bagaimana perkembangan Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Pasaman Barat selama lima tahun terakhir.

Tabel 3.1

Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016-2020

Tahun PAD Pendapatan Persentase

2016 91.174.717.113,57 1.069.252.362.654,57 8,53 2017 161.699.196.655,99 1.074.412.480.794,99 15,05 2018 104.523.535.551,25 1.169.078.296.398,25 8,94 2019 104.071.607.688,23 1.207.899.830.099,23 8,62 2020 108.856.844.190,82 1.099.444.702.466,82 9,90 Sumber: BPKD Kab Pasaman Barat, Data diolah

Pada Tabel 3.1 tergambar bahwa derajat otonomi fiskal Kabupaten Pasaman Barat meningkat pada tahun 2020. Peningkatan derajat otonomi fiscal ini terjadi karena adanya pengurangan dana transfer pusat sebagai akibat pengalihan pemanfaatan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk penanganan Covid- 19. Akibatnya, sumbangan PAD terhadap pendapatan daerah mengalami kenaikan.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah. Pendapatan Daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 | III-3 Sementara itu pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Secara umum perkembangan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Grafik 3.1.

Grafik 3.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja Daerah dan Pembiayaan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016-2020

Sumber: BPKD Kab Pasaman Barat, Data diolah