• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pengembangan Wilayah

BAB IX Penutup

4. Potensi Pengembangan Wilayah

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 35

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 36

kolam, sawah. dan perairan umum. Penggunaan sawah untuk usaha budidaya ikan banyak terdapat di Kecamatan Talamau, dengan tumpang sari palawija ikan, penggunaan perairan umum untuk keramba terdapat di Kecamatan Ranah Batahan, dan usaha lubuk larangan terdapat diseluruh kecamatan. Jenis komoditi yang banyak diusahakan adalah ikan mas, nila, dan ikan garing.

c) Budidaya ikan air payau sudah mulai di Air Bangis pada tahun 1987 melalui tambak semi intensif seluas 0,5 ha dengan komoditi udang windu. Hasil usaha budidaya ini cukup baik, namun karena sulitnya mendapatkan benur, kurangnya keterampilan, dan keyakinan masyarakat, maka usaha tersebut tidak berlanjut sebagaimana yang diharapkan. Namun, kegiatan budidaya air payau mulai dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat pesisir.

d) Budidaya ikan laut pertama kali dilakukan pada tahun 1987 di sekitar Pulau Panjang dengan komoditi rumput laut. Usaha ini diprakarsai oleh Area Development Project (ADP) yang ada di Pasaman Barat. Secara teknis hasil usaha ini cukup baik, namun karena pada saat itu komoditi rumput laut masih langka dan masyarakat belum juga mengkonsumsi rumput laut sebagai bahan makanan dan minuman, serta skala usaha yang dilakukan masih relatif kecil, maka untuk memasarkan hasil produksi ditemui kendala, karena jumlah produksi yang dihasilkan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan pasar.

e) Usaha budidaya kerapu dengan keramba jaring apung di sekitar Air Bangis.

Keramba jaring apung yang dikembangkan ber jumlah 3 (tiga) unit.

f) Wisata bahari di pantai dan pulau-pulau kecil. Pesisir berpotensi sebagai destinasi wisata terdiri atas Muaro Bingung, Sasak, Sikilang, dan Air Bangis.

Pulau berpotensi sebagai destinasi wisata terdiri atas Pulau Tamiang, Pulau Pigago, Pulau Taluo, dan pulau kecil lainnya.

Dari lima kecamatan pesisir, sebagian besar penduduk yang tinggal di wilayah pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan yang melakukan penangkapan ikan di laut. Kegiatan penangkapan ikan di laut telah dilakukan nelayan secara turun temurun. Namun, karena berbagai keterbatasan di bidang perekonomian, pendidikan, dan faktor sosial budaya serta sulitnya sarana transportasi darat sangat berdampak buruk terhadap perekonomian dan status sosial masyarakat pesisir tersebut.

2. Pengembangan Kawasan Pertanian

Pertanian merupakan sektor ekonomi unggulan dan menjadi penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi pengembangan pada sub-bidang tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

a) Tanaman Pangan

Kawasan tanaman pangan adalah kawasan usaha tanaman panggan disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi oleh kesamaan tipologi agroekosistem untuk mencapai skala ekonomi dan efektifitas manajemen usaha tanaman pangan. Kawasan

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 37

tanaman pangan terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Berdasarkan data BPS, komoditas padi sawah mempunyai luas tanam, luas tanam, produksi, dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingakan padi ladang. Produksi padi sawah dan padi ladang tertinggi terdapat di Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Talamau, Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Kinali, dan Kecamatan Gunung Tuleh.

b) Hortikultura

Komoditas hortikultura Kabupaten Pasaman Barat bermacam-macam.

Produksi sayuran terdiri atas cabe, ketimun, terong, kacang panjang, bayam, buncis, kangkung, dan cabe rawit. Potensi pengembangan pertanian hortikultura terdapat di Kecamatan Talamau, Luhak Nan Duo, Gunung Tuleh, Koto Balingka, Lembah Melintang, dan Ranah Batahan.

c) Perkebunan

Perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas perkebunan tanaman tahunan dan perkebunan tanaman musiman. Komoditas unggulan terdiri atas 1) kelapa sawit, 2) kakao, 3) karet, 4) nilam, 5) aren, 6) kelapa, dan 7) kopi.

Wilayah potensial untuk pengembangan perkebunan terdapat di hampir seluruh wilayah di Kabupaten Pasaman Barat, terutama Sungai Aur, Kinali, Pasaman, dan Luhak Nan Duo.

d) Peternakan

Peternakan di Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Populasi ternak terbesar di Kabupaten Pasaman Barat adalah sapi potong, kambing, kerbau dan unggas, terutama ayam petelur dan ayam pedaging. Daerah pengembangan peternakan adalah Kecamatan Kinali, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kecamatan Luhak Nan Duo, dan Kecamatan Pasaman.

Pengembangan sektor pertanian tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan perkebunan sebagai komoditi andalan dan unggulan di Propinsi Sumatera Barat dalam penetapannya diatur oleh Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 521-849-2019 Tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Propinsi Sumatera Barat dan ditindaklanjuti juga dengan Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Nomor 188.46/204/DTPHP/III/2021 Tentang Penetapan Kawasan Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, maka sentra-sentranya meliputi :

a) Kawasan Tanaman pangan

- Padi meliputi Kec. Talamau, Kec. Kinali, Kec. Lembah Melintang dan Kec.

Ranah Batahan

- Kawasan jagung meliputi Kec. Pasaman, Kec. Luhak Nan Duo, Kec. Kinali, Kec. Lembah Melintang

- Kawasan ubi jalar meliputi Kec. Talamau b) Kawasan Holtikultura

- Kawasan jeruk meliputi Kec. Pasaman dan Kec. Lembah Melintang

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 38

- Kawasan sayur lainnya meliputi Kec. Luhak Nan Duo - Kawasan aneka cabai meliputi Kecamatan Talamau

- Kawasan buah lainnya meliputi Kec. Luhak Nan Duo (alpukat)

- Kawasan manggis meliputi Kec. Talamau, Kec. Gunung Tuleh dan Kec.

Pasaman

c) Kawasan Peternakan

- Kawasan peternakan sapi potong meliputi Kec. Kinali, Kec. Luhak Nan Duo, Kec. Pasaman dan Kec. Sasak Ranah Pasisie

- Kawasan Peternakan Kerbau meliputi Kec. Sasak Ranah Pasisie, Kec.

Kinali dan Kec. Talamau

- Kawasan Peternakan Kambing meliputi Kec. Sasak Ranah Pasisie, Kec.

Kinali, Kec. Talamau, Kec. Sungai Beremas, Kec. Pasaman

- Kawasan Peternakan Unggas meliputi Kec. Kinali, Kec. Talamau, Kec.

Pasaman, Kec. Ranah Batahan, Kec. Lembah Melintang, Kec. Sungai Aur, Kec. Koto Balingka dan Kec. Luhak Nan Duo.

d) Kawasan Perkebunan

- Kawasan Kopi, di Kecamatan Gn. Tuleh, Talamau, Kinali

- Kawasan Kakao, di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kinali, Talamau

- Kawasan Kelapa Sawit, di Kec. Luhak Nan Duo, Pasaman, Kinali, Sasak Ranah Pasisie, Sei. Aur, Lembah Melintang, Koto Balingka, Ranah Batahan, Sei. Beremas , Talamau

- Kawasan Karet, Kec. Sei. Aur, Gunung Tuleh, Talamau, Ranah Batahan - Tanaman Perkebunan Lainnya, (Nilam) di Kecamatan Kinali dan Talamau 3. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman padat berada di wilayah perkotaan, khususnya Kecamatan Pasaman, Luhak Nan Duo, Kinali, dan Lembah Melintang. Kawasan permukiman lebih banyak terkonsentrasi di Ibukota Kecamatan maupun pusat pemerintahan nagari. Kawasan pesisir pantai wilayah Kabupaten Pasaman Barat sebagian besar juga telah dimanfaatkan untuk kawasan permukiman beserta fasilitasnya mencapai 60% dari panjang pantai yang ada. Permukiman di sepanjang pantai dapat dikelompokan menjadi dua (2), yaitu: permukiman yang padat terdapat di Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dan Kecamatan Kinali; dan permukiman yang kurang padat berada pada Kecamatan Koto Balingka, dan Kecamatan Lembah Malintang.

4. Kawasan Industri dan Pariwisata

Kegiatan industri pengolahan sudah berkembang di Kabupaten pasaman Barat. Jumlah industri yang ada sekitar 1.388 unit, dengan jumlah tenaga kerja sekitar 4.069 jiwa, dan nilai produksi sekitar Rp. 228.226.029.000. Jumlah industri terbanyak terdapat di Kecamatan Pasaman 292 unit, Kecamatan Talamau 236 unit, dan Kecamatan Luhak Nan Duo 178 unit

Menurut data BPS Kabupaten Pasaman Barat, objek wisata terdiri atas wisata alam, sejarah, dan agrowisata. Wisata alam meliputi wisata bahari, panorama, cagar alam, danau, dan sumber air panas. Wisata bahari dan cagar alam mempunyai jumlah tertinggi, masing-masing 19 lokasi dan 27 lokasi. Wisata

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 39

sejarah tertinggi adalah sejarah 3 lokasi. Agrowisata hanya 2 lokasi. Wisata bahari terbanyak di Kecamatan Sungai Beremas, cagar alam terbanyak di Kecamatan Pasaman.

Industri wisata yang telah berkembang terdiri atas hotel, penginapan, agen perjalanan, toko cinderamata, rumah makan dan restoran. Jumlah hotel tertinggi terdapat di Kecamatan Pasaman. Penginapan, agen perjalanan, dan toko cinderamata baru terdapat di Kecamatan Pasaman. Rumah makan dan restoran tersebar di seluruh kecamatan, dengan jumlah tertinggi di Kecamatan Pasaman.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 14 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 178);

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 dan Perda Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025, sebagaimana telah diubah dengan Perda Nomor 14 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025, Kabupaten Pasaman Barat termasuk pada Destinasi Pariwisata Propinsi (DPP) Bukittinggi dan sekitarnya, yang mencakup wilayah Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dan Kota Payakumbuh dengan tema utama sebagai kawasan pengembangan Taman Bumi (Geopark), yang meliputi Kawasan Geowisata dan Budaya Pantai Sasak – Talamau dan sekitarnya.

Sementara itu, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 14 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Sumatera Barat (RPIP) Tahun 2018-2038, Kabupaten Pasaman Barat menjadi lokasi pengembangan industri:

1) Industri pengolahan hasil laut dan perikanan a. Pembekuan ikan dan hasil laut lain (laut) b. Pengalengan ikan dan basil laut lainnya (Laut) c. Pengemasan Ikan (tawar)

d. Pengeringan Ikan (tawar) 2) Industri pengolahan kakao

3) Industri Pengelolahan makanan (jagung) 4) Industri Pengolahan Minyak Atsiri

5) Industri Maritim (kapal tangkap, kapal penumpang, komponen kapal)

6) Industri alsintan, (Alat mesin pertanian, alat pengupas, alat penyuling, alat pengering, alat dan mesin rumah tangga)

RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 |II- 40

2.1.2 Demografi