• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Islam Dalam Hadis

ﺌْﻓَ ْﻷﺍ

C. Pendidikan Islam Dalam Hadis

berarti akhlak, sopan santun atau budu pekerti. Dengan semikian, pendidikan Islam yang pada dasarnya merupakan usaha untuk melatih dan menanamkan akhlak mulia pada anak-anak, disebut sebagai ta‟dib.29

Konsep ta‟dib juga berimplikasi terhadap pendidikan formal dan informal. Pada pendidikan formal ta‟dib tertuju kepada pendidik dan peserta didik. Kepribadian adab seorang pendidik yang mengharuskan pendidik memiliki adab dan kepribadian yang baik sehingga mampu menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya, sebab adab tidak hanya terbatas pada aspek kognitif saja, tetapi juga meliputi pendidikan moral, spiritual dan sosial.30

Istilah tarbiyah merupakan bentuk dasar dari kata kerja rabba Penggunaan istilah tarbiyah untuk pendidikan Islam didasarkan pada penggunaan kata rabba dalam QS. Al-Isra‟ [17]: 24.

Dengan uraian ketiga istilah yang mempunyai pengertian dasar yang saling berkaitan tersebut dapat digunakan secara bersama- sama dan cocok untuk konsep pendidikan Islam.31

33

32

“Telah diriwayatkan kepada kami Muhmmad dia adalah Ibnu Salam, diriwayatkan kepada kami Al-Muharibiy, ia berkata, telah diriwayatkan kepada kami Shalih Ibnu Hayyan ia telah berkata, sesungguhnya seorang laki-laki dari ahli kitab telah berkata kepada Sya‟biy. Lalu berkata as-Sya‟biy berkata telah diberitakan kepadaku Abu Darda‟ dari ayahnya, ia berkata:

Rasulullah Swt. bersabda: “tiga golongan mendapat tiga pahala yaitu: seorang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya kemudian beriman kepada Nabi Muhammad Saw., hamba sahaya apabila menunaikan hak Allah Swt. dan hak tuanya, dan seorang laki-laki yang mempunyai budak wanita yang disetubuhinya, didiknya secara baik, serta diajarnya secara baik kemudian dimerdekakan dan dikawininya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR. al-Bukharî)

Pengertian pendidikan yang ditawarkan dari kata ta‟lim pada hadis ini adalah proses pemindahan seperangkat nilai antar manusia seperti yang dinyatakan oleh Abdul Fattah Jalal dalam Samsul Nizar bahwa pada kata ta‟lim secara implisit selaian menanamkan aspek kognitif dan psikomotorik, juga aspek afektif, karena pada kata ta‟lim juga ditekankan prilaku yang baik (akhlakuk karimah).33

At-Ta‟lim lebih bersifat universal yaitu sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya

32Muhammad bin Ismail Abû „Abdillah al-Ju‟fi al-Bukharî, Shahîh al-Bukharî, (tt.p.

Dâr Thûqi an-Najâh, 1422 H), Juz 1, h. 31

33Yayuli, “istilah-istilah dalam Perspektif Al-Qur`an dan Hadis Nabi Muhammad Saw.”, h. 25

batasan dan ketentuan tertentu. Maka manusia mempunyai kemampuan berpikir dan kemampuan inilah yang menjadi pembeda antar manusia dan binatang, sehingga perlu adanya pembinaan pemikiran yang baik. Pendidikan hendaknya diformat dan dilaksnakan dengan terlebih dahulu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi psikologi peserta didik. Melalui pemgembangan akal, peserta didik akan dapat dibimbing untuk menciptakan hubungan kerja sama social dalam kehidupannya guna mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tuuan tersebut, maka keberadaan pendidikan merupakan bagian integral dari kontruksi sebuah peradaban. Proses ini merupakan upaya mulia karena berhubungan dengan penyebaran ilmu pengetahuan sebagai salah satu tugas manusia yakni khalifah fi ardh.34

Kata ta‟dib adalah bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu yang berarti pendidikan. Ta‟dib juga mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran, dan pengasuhan yang baik.

Penunjukkan ta‟dib pada pengertian ini bisa dilihat pada hadis:

“Telah diriwayatkan kepada kami Muhammad ibnu Muqattil telah diberikan kepada kami Shahih ibnu Hayyin: sesungguhnya

34Munirah, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadis”, dalam jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 19 No. 2 Desember 2016, h. 212

35Muhammad bin Ismail Abû „Abdillah al-Ju‟fi al-Bukharî, Shahîh al-Bukharî, (tt.p.

Dâr Thûqi an-Najâh, 1422 H), Juz 1, h

35

seorang laki-laki dari penduduk Khurasan telah berkata kepada Sya‟biy. Lalu Asy-Sya‟biy berkata telah diberikan kepadaku Abu Darda‟ dari bapakku Musa al-Asy‟ariy r.a. berkata: telah bersabda Rasulullah Saw.: “apbila seorang laki-laki mendidik budaknya secara baik serta diajarnya secara baik, kemudian memerdekakannya dan dikawininya, maka ia mendapat dua pahala, dan apabila ia percaya kepada Isa, lalu percaya kepadaku, maka baginya dua pahala, dan apabila seorang budak bertakwa kepada kepada Tuhannya dan taat kepada majikannya, maka baginya dua pahala”. (HR. Al-Bukhârî)

Pengertian pendidikan yang ditawarkan pada hadis ini adalah proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti. Dengan kata lain bahwa kata ta‟dib lebih terfokus pada upaya pembentukan pribadi muslim yang berkhlak mulia. Demikian jugalebih menajam pada pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia.36 Konsep ini didasarkan pada hadis Nabi yang tersebut di bawah ini:

37

“Tuhanku telah mendidikku, maka aku menyempurnakan pendidikanku”.

Maksud hadis ini adalah Thanku telah membuatku mengenali dan menakui dengan adab yang dilakukan secaar berangsur-angsur ditanam-Nya dalam diriku.38

Istilah tarbiyah nampaknya lebih popular dibanding dengan istilah-istilah yang lain. Istilah tarbiyah secara leksikal mempunyai akar kata di antaranya; pertama, tarbiyah berasal dari kata rabâ ( -

). Istilah ini mempunyai arti perkembangan atau bertambah (

36Munirah, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadis”, h. 212

37Ahmad ibn Muhammad ibn Ibrahim ats-Tsa‟labî, Abu Ishaq, Al-Kasyaf wa al- Bayân „An Tafsir Al-Qur`an, (Libanon: Dâr Ihyâ‟ at-Turâts al-„Arâbî, 2002), Juz. 10, h. 10

38Munirah, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadis”, h. 213

). Dengan demikian istilah tarbiyah dapat diartikan sebagai usaha mengembangkan sesuatu, sehingga bertambah. Demikian pula sebaliknya.39 Kedua, berasal dari kata rabba- yurabbiy bermakna memberi makan, mendidik, baik segi fisik maupun rohani. Ketiga, berasal dari kata rabba-yarubu yang berarti melindungi, menyantuni, mendidik aspek fisik dan moral, dan menjadikannya professional.

Penunjukan kata tarbiyah pada pendidika ini bisa dilihat pada hadis:

“Telah diriwayatkan kepada kami Qutaibah bin Said, diriwayatkan kepada kami Ya‟qub yakni Ibnu Abdurrahman al-Quriy darai Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah Saw. telah bersabda: tidaklah salah seorang bersedekah dengan kurma dari usahanya yang baik melinkan Allah Swt.

Mengambilnya dengan tangan kanannya, lalu mendidiknya sebagaimana ia mendidik hingga menjadi seperti gunung atau yang lebih besar lagi.” (HR. Muslim)

Kata tarbiyah di sini mengandung pengertian mendidik, mengasuh, memelihara dan membina. Dengan kata lain, mendidik, baik segi fisik maupun rohani. Kata rabba in digunakan juga untuk Tuhan, mungkin karena Tuhan bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, bahkan menciptakan.

Dari hal ini juga bisa dikatakan tarbiyah mempunyai empat unsur pendekatan, yakni:

39Yayuli, “istilah-istilah dalam Perspektif Al-Qur`an dan Hadis Nabi Muhammad Saw.”, h. 26

40 Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, jilid XII; (Bairut: Dâr Ihyâu at- Turats al-„Arâbî, 262 H), h. 702

37

1. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa.

2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan.

3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.

4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap.

Jadi, tarbiyah suatu bentuk pembinaan manusia yang dilakukan secara bertahap dan secara kontinu menuju terbentuknya manusia yang bertakwa kepada Rabb-Nya. Melalui pembinaan fiqriyyah (akal) sulukiyah (akhlak), dan jasadiyah. Dengan demikian, manusia perlu pengajaran, pendidikan, tarbiyah, pembinaan dan peringatan, agar manusia sadar dan menempatkan posisi fitrahnya sesuai yang diinginkan Allah Swt.41