• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pendidikan

ﺌْﻓَ ْﻷﺍ

A. Pengertian Pendidikan

Sebelum menjelaskan arti pendidikan penulis akan memaparkan terlebih dahulu mengenai apa itu konsep, metode dan simtem dalam Kamus besar Indonesia.

Konsep adalah rancangan buram surat, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.1

Metode adalah cara teraturn dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, kelompok sarjana terhadap bahasa atau linguistik, misal metode preskiptif dan komparatif, prinsip dan prakterk-praktek pengajaran bahasa, misal metode langsung dan tidak langsung.2

Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori dan asas, metode.3

Kata “pendidikan” merupakan kata benda dan kata dasarnya adalah “didik”, kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”.

Istilah pendidikan ini semula berasal dari kata didik dan mendidik.

Secara etimologi mendidik berarti memelihara dan memberi latihan

1Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakart, PT: Balai Pustaka, 1990), cet- 1, h. 519

2Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 652

3Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 950

(ajaran, tuntutan, dan pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan, secara etimologi adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang melalui cara perbuatan mendidik.4

Secara bahasa, pendidikan pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie” yang asal katanya paedagogi yang berarti

“pengulatan dengan anak”. Paduan katanya paedagogos yang berarti paedos (anak) dan agego (saya membimbing). Jelaslah bahwa paedagogos menyatakan seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhan agar dapat berdiri sendiri. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata pendidikan (education) berasal dari educate yang artinya mendidik yakni, memberi peringatan (to elict to giverceto) dan mengembangkan (to evolve to develop).5

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan serta cara mendidik.6

Menurut Abudin Nata, “Tarbiyah atau pendidikan secara harfiah atau ahli kebahasaan mengandung arti mengembangkan, menumbuhkan, memelihara dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Kata ini digunakan oleh Tuhan terhadap seluruh ciptaan-Nya”7. Ki Hadjar Dewantara dalam taman siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan: Pendidikan pada umumnya berarti daya

4Novan Ardy Wijaya dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h.23

5Nik Haryati, Ilmu Pendidikan Islam, (Malang: Gunung Samudra, 2014), cet. Ke-1, h. 3

6Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakart, PT: Balai Pustaka, 1990), cet- 1, h.204

7Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.19

23

upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak, dalam taman siswa tidak boleh dipisah-pisah bagian itu, supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.8

Sedangkan menurut Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa pendidikan dalam arti sempit berupa usaha sadar dari orang dewasa untuk mengembangkan kepribadaian dan keamampuan anak didik untuk mencapai kedewasaannya, sedangkan dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku manusia untuk perkembangan kepribadian dan kemampuannnya.9

Dalam perkembangannya, menurut Rama Yulis isltilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.

Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dilakunkan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.10

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1989 disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Sementara New Internasional of The English Language dikatakan, bahwa pendidikan

8Ki Hajar Dewantoro, Karya Bagian Pertama; Pendidikan, (Yogyakarta:Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977), h.14-15

9Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, (Jakarta Pusat: Kalam Mulia, 2002), cet-2, h.11

10 Nur Fatimah, “Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur´an Menurut H. M. Quraish Shihab” Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 12. Tidak diterbitkan (t.d)

adalah proses pengembangan pengetahuan, skill dan kecakapan dalam rangka meningkatkan kualitas tingkah laku atau sifat-sifat anak didik.11

Dari rumusan ini dapat didefinisi bahwa pendidikan pada intinya adalah kegiatan dalam rangka membetuk kualitas manusia sesuai dengan yang diharapkan oleh suatu bangsa. Karena setiap bangsa memiliki nilai dan pandangan hidup yang berbeda, maka akan dijumpai adanya model manusia yang berbeda-beda pula, sesuai dengan harapannya.

Pendidikan Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia, agar nantinya menjadi orang Islam yang berkehidupan serta mampu melaksanakan peranan dan tugas-tugas hidup sebagai muslim. Dengan singkat, pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan agar manusia menjadi seorang muslim.12 Sedangkan menurut Yusuf Qordhawi sebagaimana yang dikutip oleh Armai Arief, pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal, dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak, dan keterampilannya.13

Beberapa ilmuan Islam mencoba dan menawarkan teorinya tentang definisi pendidikan Islam. Ada beberapa sumbangsih pemikirannya berkenaan dengan pengertian pendidikan Islam, antara lain:

a. Menurut Ahmad Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan ruhani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju

11Abuddin Nata, Kajian Tematik Al-Qur`an Tentang Kontruksi Sosial, (Bandung:

Angkasa, 2008), cet-1, h.259

12Nur Fatimah, “Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur´an Menurut H. M. Quraish Shihab” 2015, h. 14

13Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), cet. Ke- 1, h. 18

25

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Dengan pengertian lain, seringkali beliau menyatakan kepribadaian utama dengan istilah kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih, dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.14

b. Menurut Al-Ghazali, pendidikan Islam adalah suatu pendekatan kepada Allah bukan pangkat atau kemegahan dengan kawan, melainkan pendidikan yang tidak keluar dari pendidikan akhlak.

c. Menurut Muhammad Atthiyah al-Abrasyi, pendidikan Islam adalah mendidik akhlak dan jiwa anak didik, menanamkan rasa fadlilah (keutamaan), membiasakan anak didik dengan kesopanan yang tinggi, ikhlas dan jujur. Jadi, penulis dapat menyimpulkan dari pengertian ini bahwa tujuan pokok pendidikan Islam adalah fadlilah (keutamaan).

Semua pemikiran para pakar di atas memberikan suatu stimulasi agar pendidikan Islam tujuannya benar-benar diarahkan untuk mendidik budi pekerti dan jiwa, mengandung pelajaran akhlak. Pendidikan Islam yang ideal adalah pendidikan yang diajarkan karena mengandung kelezatan-kelezatan ruhani untuk dapat sampai kepada hakikat ilmiah dan akhlak yang terpuji. 15 B. Pendidikan Islam dalam Al-Qur`an

Dari segi bahasa, istilah “pendidikan Islam” tentu berasal dari khazanah bahsa Arab, mengingat dalam bahasa itulah ajaran Islam diturunkan. Menurut yang tercantum dalam Al-Qur`an istilah

14Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma‟rifat, 1980), h. 23-24

15Imran Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h. 60

yang dipakai dan dianggap mencerminkan konsep pendidikan Islam ada tiga macam yaitu ta‟lim, tarbiyah, dan ta‟dib.

Pendidikan dalam bahasa Arab biasa disebut dengan istilah tarbiyah yang berasal berasal dari kata rabba-yarubbu dengan pengertian dasar “tumbuh dan berkembang”. Dengan demikian kata tarbiyah mengandung pengertian dasar “menumbuhkan dan mengembangkan”. Kata rabba beserta cabangnya banyak dijumpai dalam Al-Qur`an16, misalnya dalam QS. Al-Isra‟ [17]:24 dan QS. Asy- Syu‟ara‟ [26]:18.



























“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (QS. Al-Isrâ [17]:24)

Pada ayat di atas disebutkan: “kamâ rabbayânî shaghîrâ, sebagaimana mendidikku diwaktu kecil.” Ayat ini menunjukkan pengasuhan dan pendidikan orang tua kepada anak-anaknya, yang tidak saja mendidik pada domain jasmani, tetapi juga domain rohani.17

Kata rabba juga mengandung pengertian pendidikan (dalam arti pemeliharaan, pengasuhan, dan pembimbingan) dari orang tua kepada anak-anaknya, dengan penuh kasih sayang.18

16Moh. Raqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Intergtaif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2009), cet-1, h.14

17Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, 2017), cet. Ke-5, h. 11

18Ali Mahsun, “Pendidikan Islam Dalam Arus Globalisasi”, dalam jurnal Episteme, Vol 8 No. 2 Desember 2013, h. 264

27

Istilah tarbiyah ini merupakan istilah yang sering digunakan dan paling terkenal, karena istilah ini termasuk yang paling banyak digunakan oleh para ahli pendidikan. Kata Rabb merupakan akar kata dari tarbiyyah yang berarti sumber yang memberikan ilmu pengetahuan. Konsep tarbiyyah pendidikan bersumber dari Allah Swt., kemudian diamanatkan pada rasul untuk diselenggarakan dilingkungan kehidupan manusia. Khusus dalam pendidikan Islam, tugas penyampaian nilai-nilai ajaran itu dibebankan kepada orang tua.

Konsep tarbiyyah pendidikan dititik beratkan pada upaya untuk memberi bimbingan, perlindungan, pemeliharan dan pembentukan nilai-nilai kasih sayang. Oleh karena itu, konsep tarbiyyah menekankan adanya alihan fungsi dan peran orang tua dalam memberikan perlakuan dan pelayanan kependidikan.19

Kata Rabbaniy dalam Al-Qur`an dapat dilihat dalam QS. Al- Maidah ayat 44 yang berbunyi:





















































































“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu

19Nur Fatimah, “Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur`an Menurut H. M. Quraish Shihab”, 2015, h. 30

janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”

Pada ayat di atas, telah menjelaskan bahwasanya kata Rabbaniyun diartikan orang-orang alim, yakni para ulama ahli agama secara khusus terdapat pada penganut agama Yahudi. Dengan demikian, kata Rabbaniy erat kaitannya dengan kegiatan pendidikan.

Rabbani adalah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang sempurna dan mendalam.20























“Fir´aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”

(QS. Asy-Syu‟arâ [26]:18

Pada ayat di atas disebutkan : “alam nurabbika fînâ walîdâ

ayat ini menunjukkan pengasuhan Fir‟aun terhadap Nabi Musa As.

sewaktu kecil, yang mana pengasuhan itu hanya sebatas pada domain jasmani, tanpa melibatkan domain rohani.21

Tarbiyah merupakan derivasi dari kata rabb seperti dinyatakan dalam QS. Al-Fatihah [10]:2 “Alhamdu lilâhi rabbil‟âlamîn”. Allah sebagai Tuhan semestar alam (rubb al-„alamin), yaitu Tuhan yang mengatur dan mendidik seluruh alam. Allah memberikan informasi tentang arti penting perencanaan, penerbitan, dan peningkatan kualitas alam. Manusia diharapkan selalu memuji kepada Rabb yang mendidik alam semesta, karenanya manusia juga harus terdidik agar memiliki kemampuan untuk memahami alam yang telah dididik oleh Allah

20Departemen Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemah, (Bandung: CV penerbit Diponegoro, 2014), cet. Ke-6, h. 115

21Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, h. 11

29

sekaligus mampu mendekatkan diri kepada Allah Swt. sang pendidik sejati. Sebagai makhluk Tuhan, manusia idealnya melakukan internalisasi secara kontinu (istiqomah) terhadap nilai-nilai ilahiah agar memcapai derajat insan kamil (manusia paripurna) sesuai dengan kehendak Allah Swt. Internalisasi tersebut dilakukan melalui pendidikan di mana pendidikan dalam konteks ini terkait dengan gerak dinamis, positif, dan kontinu bagi setiap individu menuju idealitas kehidupan manusia agar mendapat nilai terpuji. Aktivitas pendidikan tersebut meliputi pengembangan kecerdasan pikir (rasio, kognitif), dzikir (efektif, emosi, hati, dan spiritual), dan keterampilan fisik (psikomotorik).22

Pengenggunan istilah ta‟lim untuk menyatakan pendidikan dalam Islam, didasarkan pada penggunaan kata kerja „allama dalam beberapa ayat Al-Qur`an dengan Allah Swt. sebagai fail atau pelaksana dari “kata kerja” tersebut, dan manusia sebagai maf‟ul (sasaran) atau objek dari kata kerja tersebut sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Alaq [96]: 1-5.



















































“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq [96]:1-5)

22Novan Ardy Wijaya dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, h.23

Ayat Al-Qur`an ini merupakan wahyu yang pertama diturunkan oleh Allah Swt., dengan perintah untuk membaca dan belajar dan menegaskan bahwa Dia telah mengajarkan kepada manusia tentang Al-Qur`an beserta segala isinya.23

Istilah ta‟lim adalah isim mashdar dari kata allama- yu‟allimu-ta‟liman. Menurut al-Raghib al-Ashfahani, kata at-ta‟lim adalah at-tanbih an-nafs litashawwur al-ma‟any, yang artinya memperingatkan jiwa untuk menggambarkan berbagai pengertian.

Kata ta‟lim terkadang digunakan untuk pengertian memberitahuan, jika menggunakan kata ta‟lim maka hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang.24 Di dalam Al-Qur`an kata ta‟lim dijumpai pada QS.

Al-Hujurar [49]: 16)

Pada ayat di atas kata at-tuallimu atau at-ta‟lim diartikan sebagai memberitahukan sesuatu. Dengan cara demikian, seseorang yang semula tidak mengetahui menjadi mengetahui. Kata at-ta‟lim terkait erat dengan proses transfer of information (mengalihkan atau mengalirkan informasi). Hasil dari proses at-ta‟lim adalah suatu upaya mendapatkan sesuatu dengan sesungguhnya, yang dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, menemukan arti zat sesuatu, yang intinya tentang sesuatu (substansi); kedua menunjukkan tentang adanya sesuatu yang berbentuk symbol lahiriyah.25

23Ali Mahsun, “Pendidikan Islam Dalam Arus Globalisasi”, dalam jurnal Episteme, Vol 8 No. 2 Desember 2013, h. 263

24 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur`an, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. Ke-1, h. 92

25 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur`an, h. 93

31

Di dalam Al-Qur`an, kata ta‟lim didebut sebanyak 42 kali, yakni dalam QS. Al-Maidah [5]:110, QS. Al- Maidah [5]:4, QS. Al- Baqarah [2]:32, QS. Yusuf [12]:101, QS. An-Nisa [4]:113, QS. Al- Baqarah [2]:239, QS. Thâhâ [20]:71, QS. Yusuf [12]:68, QS. Yasin [36]:69, QS. Al-Baqarah [2]:281, QS. An-Najm [53]:5, QS. Ar- Rahman [55]:4, QS. Ali Imran [49]:16, QS. Al-Hujurat [49]:16, QS.

Yusuf [12]:21, QS. Al-Baqarah [2]:151 dan lain-lain.26 Pengulangan term ini dalam berbagai bentuk dan kesempatan pada dasarnya menegaskan bahwa, masalah pendidikan harus mendapat perhatian dari manusia, sebagai pihak yang membaca sekaligus lawan bicara Allah Swt. pengulangan ini juga menunjukkan bahwa antara satu dengan yang lain saling terkait.27

Berdasarkan ayat-ayat di atas, terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan istilah ta‟lim dalam Al-Qur`an. Pertama, aspek pelaku. Kedua, aspek pekerjaan. Ketiga, aspek yang diajarkan dan yang Keempat, adalah aspek yang dikenai sasaran.28

Tampaknya kata ta‟lim mempunyai makna dan pesan yang sangat penting dalam Al-Qur`an. Pada surah al-„Alaq, kata „allama merupakan kata kerja ketiga setelah kata iqra dan khalaqa yang disebutkan Allah Swt. Selain itu, term ini pula yang digunakan Allah Swt. untuk mengajar dan mendidik Nabi Adam as. tentang berbagai nama, lambang atau simbol serta berbagai sifatnya.

Istilah ta‟dib merupakan bentuk masdar dari kata kerja Addaba berarti mendidik, melatih, memperbaiki, juga memberikan tindakan. Disamping itu, kata ta‟dib yang berasal dari kata Addaba

26Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur`an, h. 94

27Yayuli, “istilah-istilah dalam Perspektif Al-Qur`an dan Hadis Nabi Muhammad Saw.”, dalam Jurnal Suhuf, Vol. 29 No 1 Mei 2017, h. 23

28Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur`an, h 95

berarti akhlak, sopan santun atau budu pekerti. Dengan semikian, pendidikan Islam yang pada dasarnya merupakan usaha untuk melatih dan menanamkan akhlak mulia pada anak-anak, disebut sebagai ta‟dib.29

Konsep ta‟dib juga berimplikasi terhadap pendidikan formal dan informal. Pada pendidikan formal ta‟dib tertuju kepada pendidik dan peserta didik. Kepribadian adab seorang pendidik yang mengharuskan pendidik memiliki adab dan kepribadian yang baik sehingga mampu menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya, sebab adab tidak hanya terbatas pada aspek kognitif saja, tetapi juga meliputi pendidikan moral, spiritual dan sosial.30

Istilah tarbiyah merupakan bentuk dasar dari kata kerja rabba Penggunaan istilah tarbiyah untuk pendidikan Islam didasarkan pada penggunaan kata rabba dalam QS. Al-Isra‟ [17]: 24.

Dengan uraian ketiga istilah yang mempunyai pengertian dasar yang saling berkaitan tersebut dapat digunakan secara bersama- sama dan cocok untuk konsep pendidikan Islam.31