• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Ditinjau Dari Pendekataan

Dalam dokumen SURAT PENCATATAFI - Repository UPY (Halaman 31-36)

BAB II JENIS-JENIS PENELITIANJENIS-JENIS PENELITIAN

B. Penelitian Ditinjau Dari Pendekataan

Penelitian terutama dalam pendidikan, sering kali diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan klasifikasi ini penelitian dibagi menjadi dua, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan paling nyata antara keduanya adalah dalam penyajian hasil analisis datanya. Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistik, sedangkan hasil penelitian kualitatif disajikan dalam bntuk deskripsi naratif.

Perbedaan kuantitatif dan kualitatif pada dasarnya mengacu pada dua hal, yang pertama mengacu pada sifat pengetahuan, bagaimana orang memahami dari kenyataan dan tujuan akhir dari penelitian.

Yang kedua mengacu pada metode bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis dan jenis generalisasi dari data tersebut.

Penelitian kuantitatif di dasarkan pada pandangan formisme dan mekanisme, sedang penelitian kualitatif didasarkan pada pandangan konstektualisme dan organisme. Pandangan metafisis merupakan alat dasar penalaran konseptual yang memberikan perbandingan dalam pembentukan pengetahuan. Pandangan formisme memusatkan perhatiannya pada bentuk kenyataan, yang dalam idealitasnya mempunyai kesamaan bentuk. Dalam kajian pendidikan, formisme meliputi penyelidikan tentang persamaan karekter tertentu dari suatu kelompok siswa dalam bentuk misalnya preferensi kognitif. Sementara itu, berpikir mekanistis merupakan kelanjutan dari berpikir formistis.

Pandangan ini berasumsi bahwa suatu realitas mempunyai hubungan sebab-akibat, pengaruh, atau korelasi dengan realitas yang lain. Untuk menetapkan tingkat kesamaan dan keeratan hubungan memerlukan data kuantitatif. Dalam pandangan ini kebenaran teori diperoleh bila terdapat kesesuaian antara kenyataan dengan aturan-aturan determinan yang logis.

Pandangan konstektualisme merupakan sistem berpikir yang memusatkan pada kenyataan atau kejadian (event) dalam konteksnya.

Menurut pandangan ini, pengetahuan tentang suatu kejadian dapat

dianggap memadai apabila dikaitkan dnegan konteks di mana ia terjadi.

Penelitian yang didasarkan pada konstektualisme memerlukan data kualitatif, di mana kejadian tidak dapat dihubungkan dengan konteksnya semata-mata dengan menghitung sesuatu. Inti dari konstektualisme adalah penetapan. Kebenaran teori dalam pandangan ini diukur dengan penentuan seberapa jauh interpretasi intuitif bermanfaat dalam menjelaskan kenyataan.

Pandangan yang terakhir yaitu organisme. Pandangan ini mencerminkan dugaan metafisis tentang keutuhan yang menyatu yang pandangannya difokuskan pada penyatuan bagian-bagian ke dalam keutuhan organik. Sebagaimana konstektualisme, organisme menuntut data kualitatif. Kebenaran teori diperoleh berdasarkan rasa keutuhan.

Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat pula dilihat dari tujuan akhir penelitiannya. Kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang ditetapkan didukung oleh bukti-bukti empiris atau tidak.

Bila bukti yang dikumpulkan mendukung maka teori tersebut dapat diterima, sebaliknya bila bukti yang dikumpulkan tidak mendukung maka teori tersebut ditolak sehinga perlu diuji kembali atau direvisi.

Dengan demikian, proses penelitian kuantitatif mengikuti proses berpikir deduktif, yakni diawali dengan penentuan konsep yang abstrak berupa teori yang masih umum sifatnya kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan bukti-bukti atau kenyataan khusus untuk pengujian.

Kesimpulan ditarik berdasarkan pengujian tersebut.

Sementara itu, penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman didapat setelah dilakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus dari penelitian.

Kesimpulan ditarik dari analisis tersebut berupa pemahaman umum yang abstrak sifatnya tentang kenyataan-kenyataan. Dengan demikian, proses penelitian kualitatif mengikuti pola berpikir induktif, yakni berangkat dari pengamatan terhadap kenyataan-kenyataan khusus

kemudian diabstraksikan dalam bentuk kesimpulan yang umum sifatnya.

Dari segi metodologis, prosedur dan langkah-langkah yang dilalui dalam kedua penelitian berbeda satu sama lainnya. Dalam penelitian kuantitatif, prosedur dan langkah-langkah secara detail telah ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum pelaksanaannya. Dengan demikian dalam tahap pelaksanaannya peneliti hanya mengikuti prosedur yang telah ditetapkan tersebut secara konsisten. Sebaliknya, dalam penelitian kualitatif prosedur yang serta langkah-langkah penelitiannya bersifat fleksibel, yakni diputuskan pada saar pelaksanaan sesuai dengan langkah- langkah yang telah dilalui serta situasi yang dihadapi pada setiap tahapan.

Namun demikian, penelitian kualitatif masih harus merencanakan prosedur dan langkah-langkah terlebih dahulu sebagaimana kuantitatif.

Hanya saja sifatnya masih umum, tidak detail dan tidak bersifat kaku sehingga langkah-langkah praktisnya baru diputuskan oleh peneliti pada saat pelaksanaan dengan mempertimbangkan apa yang telah dilalui dan kebutuhan yang dihadapi.

Pembedaan terhadap kedua pendekatan tidaklah mutlak dalam pelaksanaan dan pemahaman terhadap hasil-hasilnya. Dalam banyak penelitian, peneliti yang telah berpengalaman seringkali mengkombinasikan kedua pendekatan dalam menyelidiki suatu masalah penelitian tertentu. Pembedaan ini hanya dimaksudkan sebagai cara yang mudah untuk mengenali dan memahami metode penelitian.

C. Penelitian Ditinjau Segi Metode 1. Penelitian Historis

Penelitian ditunjukkan pada rekonstruksi masa ;lampau secara sistematis dan objektif memahami peristiwa- peristiwa masa lampau.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini susah dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumenmasa lalu.

Kekhususan penelitian historis:

a. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain. Data yang baik adalah data yang otentik, tepat, dan dari sumber-sumber penting

b. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas

c. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan. Data ini disebut data primer, dan bila data yang diperoleh dari sumber sekunder yaitu data dari hasil observasi orang lain, maka di sebut data sekunder.

d. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.pengujian eksternal memeriksa otentiknya data.

Pengujian internal memeriksa berhubungan dengan data.

Pengujian inilah yang membuat penelitian itu tertib 2. Penelitian Filosofis

Prosedur pemecahan masalah yang diselidiki secara rasional melalui perenungan atau pemikiran yang terarah, mendalam dan mendasar tentang hakikat suatu yang ada dan yang mungkin ada, baik dengan menggunakan pola berfikir aliran filsafat tertentu maupun dalam bentuk analisa sistematik berdasarkan pola berfikir induktif, deduktif, fenomenologis dll. Dengan memperhatikan hukum-hukum berfikir logika.

3. Penelitian Observasional

Penelitian yang bertujuan untuk mengamati dan mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi dalam (pada) fenomena natural ataupun sosial, yang terjadi dalam tingkatan waktu tertentu, dan tidak dapat dikendalikan oleh si peneliti, seperti perubahan iklim, pergerakan binatang, pencemaran lingkungan, perubahan perilaku masyarakat, kriminalitas, dsb.

Penelitian observasional dibedakan atas dua jenis yaitu analitik dan diskriptif. Analitik adalah bentuk penelitian yang digunakan dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat. Diskriptif adalahsuatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

4. Penelitian Eksperimental

Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok- kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi atau mengondisikan keadaan sehingga representatif untuk diadakan penelitian. Kemudian diobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh perlakuan atau manipulasi tersebut.

5. Penelitian Ex Post Facto

Disebut juga penelitian kausal komparatif, karena dimaksudkan untuk menyelidiki kausa atau sebab yang mungkin untuk suatu pola perilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada kelompok subjek.

6. Penelitian Action Research.

Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerjaatau kebutuhan praktis lain. Kekhususan dari penelitian ini adalah:

a. Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.

b. Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku. Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.

c. Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk pembaruan (innovasi).

7. Penelitian Survey

Penelitian survei cenderung mengendalikan data yang sifatnya kuantitatif. Misalnya dengan mengumpuulkan informasi dari angket atau kuisioner yang telah disusun variabel-variabelnya. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat disimpulkan hasil surveynya.

Dalam dokumen SURAT PENCATATAFI - Repository UPY (Halaman 31-36)