• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Desa Adat

Dalam dokumen PEMERINTAHAN DESA - UIR (Halaman 156-159)

BAB XVII DESA ADAT

B. Penyelenggaraan Desa Adat

Dalam proses penetapan suatu kesatuan masyarakat hukum adat menjadi suatu “desa adat” dilakukan melalui Peraturan Dae­

rah Kabupaten/Kota masing­masing, Prosedur dan proses peneta­

pan terhadap suatu desa adat setelah penetapan desa adat, maka dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor. Selanjutnya Penggabungan terhadap suatu desa adat dapat dilakukan atas prakarsa dan kesepaata antar­desa adat, prosedur dari penetapan kesatuan masyarakat hukum adat ditetapkan menjadi desa adat telah diatur pada Pasal 98 Undang­Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang berbunyi sebagai berikut;

1. Desa Adat ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/

Kota.

2. Pembentukan Desa Adat setelah penetapan Desa Adat seba­

gaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mem ­ perhatikan faktor penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan ke masyarakat­

an Desa, serta pemberdayaan masyarakat Desa dan sarana prasarana pendukung.

Berdasarkan ketentuan pada pasal tersebut di atas, maka ter­

kait dengan keberadaan dari desa adat dalam sistem pemerintah­

an daerah di Indonesia, dapat dinyatakan hal­hal sebagai berikut;

– Setelah memenuhi segala persayaratan dan telah melalui se luruh prosedur yang telah ditetapkam dalam peraturan perundang­undangan, maka Desa Adat tersebut ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah masing­masing.

– Setelah penetapan desa adat melalui Peraturan Daerah masing­masing, maka pembentukan desa adat dilakukan de­

ngan memperhatikan faktor­faktor antara lain;

1. Penyelenggaraan pemerintahan desa 2. Pelaksanaan pembangunan desa 3. Pembinaan kemasyarakatan desa 4. Pemberdayaan masyarakat desa 5. Sarana dan prasarana pendukung.

Sehubungan dengan perubahan status desa adat menjadi suatu kelurahan, maka terlebih dahulu harus melalui status desa terlebih dahulu, begitu juga sebaliknya perubahan status dari ke­

lurahan menjadi status desa adat juga harus melalui status desa terlebih dahulu.

Selain dari pembentukan suatu desa adat, maka dalam U ndang­Undang tentang desa ini juga diatur tentang peng­

gabungan desa adat, hal ini dapat terlihat dengan jelas pada Pasal 99 Undang­Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang menyatakan bahwa;

1. Penggabungan Desa Adat dapat dilakukan atas prakarsa dan kesepakatan antar­Desa Adat.

2. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memfasilitasi pelaksa­

naan penggabungan Desa Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Berdasarkan ketentuan pada pasal tersebut di atas, maka ter­

kait dengan aturan tentang penggabungan dari suatu desa adat, dapat dinyatakan hal­hal sebagai berikut;

– Penggabungan terhadap desa adat dilakukan atas prakarsa dan kesepakatan antar desa­ adat, oleh karena itu pemerintah tidak boleh memprakarsai pembentukan desa adat.

– Pemerintah daerah kabupaten/kota berfungsi dan berperan dalam memfasilitasi program dan pelaksanaan terhadap penggabungan desa adat.

Sekanjutnya terkait dengan status desa adat dalam suatu sistem pemerintahan daerah, maka Pasal 100 Undang­Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, telah menyatakan sebagai berikut:

1. Status Desa dapat diubah menjadi Desa Adat, kelurahan dapat diubah menjadi Desa Adat, Desa Adat dapat diubah men jadi Desa, dan Desa Adat dapat diubah menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa masyarakat yang bersangkutan melalui Musyawarah Desa dan disetujui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

2. Dalam hal Desa diubah menjadi Desa Adat, kekayaan Desa beralih status menjadi kekayaan Desa Adat, dalam hal kelu­

rahan berubah menjadi Desa Adat, kekayaan kelurahan ber­

alih status menjadi kekayaan Desa Adat, dalam hal Desa Adat berubah menjadi Desa, kekayaan Desa Adat beralih status menjadi kekayaan Desa, dan dalam hal Desa Adat ber­

u bah menjadi kelurahan, kekayaan Desa Adat beralih status menjadi kekayaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Berdasarkan ketentuan pada pasal tersebut di atas, maka ter­

kait dengan keberadaan dari suatu desa adat, dapat dinyatakan hal­hal sebagai berikut:

– Dari sisi status desa, maka status desa adat dapat diubah men jadi desa adat, begitu juga kelurahan dapat juga di­

ubah menjadi desa adat, dan desa adat dapat diubah men­

jadi kelurahan berdasarkan prakarsa masyarakat yang ber­

sang kutan melalui musyawarah desa dan disetujui oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

– Terkait dengan kekayaan desa, maka dalam hal perubahan status, maka;

1. Apabila desa diubah status menjadi desa adat, maka kekayaan desa beralih menjadi kekayaan desa adat.

2. Apabila dalam hal kelurahan berubah status menjadi desa adat, maka kekayaan kelurahan beralih status men jadi kekayaan desa adat,

3. Dalam hal desa adat berubah status menjadi desa, maka kekayaan desa adat beralih status menjadi kekayaan desa.

4. Selanjutnya dalam hal desa adat berubah status menjadi kelurahan, maka kekayaan desa adat beralih status menjadi kekayaan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Dalam hal apabila suatu desa adat telah terbentuk, maka perlu penataan terhadap desa adat ini oleh unsur pemerintah, unsur pemerintah daerah provinsi, unsur pemerintah kabupaten/

kota, penataan desa adat ini telah diatur pada Pasal 101 Undang­

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang menyatakan bahwa;

1. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat melakukan penataan Desa Adat.

2. Penataan Desa Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

3. Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai lampiran peta batas wilayah.

Berdasarkan ketentuan pada pasal tersebut di atas, maka ter­

kait dengan penataan terhadap desa adat dapat dinyatakan hal­

hal sebagai berikut;

– Unsur pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerin­

tah daerah kabupaten/kota dapat melakukan penata an desa adat sesuai dengan peraturan perundang­undangan.

– Teknis dan prosedur dari proses penataan desa adat oleh unsur pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan peme­

rintah daerah kabupaten/kota diatur dan ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah masing­masing.

– Terkait dengan Peraturan Daerah tentang pengaturan pe­

nataan terhadap desa adat oleh unsur pemerintah, pemerin­

tah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota harus disertai dengan lampiran peta batas wilayah.

Peraturan daerah terkait dengan penataan desa tersebut per­

lu berpedoman pada ketentuan terkait dengan peraturan daerah

penataan desa adat, seperti yang diatur pada Pasal 102 Undang­

Undang Nomor 6 Tahun 2014, yang berbunyi sebagai berikut;

“Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (2) berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17.”

Dalam dokumen PEMERINTAHAN DESA - UIR (Halaman 156-159)