• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru dalam Kemitraan dengan Orang tua

Layanan Pendidikan Anak Usia Dini

E. Peran Guru dalam Kemitraan dengan Orang tua

Merujuk pada Wolfgang & Wolfgang (1992:202-211) Dalam kehidupan keseharian seorang guru tidak pernah terlepas dari sejumlah pertanyaan dari orang tua dan berakhir dengan bagaimana memecahkan masalah tersebut. Pernyataan, pertanyaan, sikap terkadang yang agak merusak adalah tanda-tanda yang mengingatkan kita akan kebutuhan mereka dan kebutuhan anak-anak mereka.

Terpenting adalah bagaimana guru dapat mengatasi masalah para orang tua yang terus berlanjut, memprioritaskan kebutuhan, dan membuat respon yang masuk akal.

Guru anak usia dini dapat mengenali seorang anak yang memiliki kesulitan belajar atau dapat menerima dan menggabungkan anak yang telah menyatakan tidak mampu ke ruang kelas. Anak yang tidak mampu tersebut diperlakukan sama seperti anak yang lainnya. Pola-pola khusus perkembangan anak dan strategi pembelajaran bagi anak usia dini dapat digunakan untuk anak yang tidak berkemampuan. Guru harus mencari sumber informasi yang tersedia termasuk dari orang tua, dokter ahli setempat dan sejumlah referensi di perpustakaan dan kumpulan masyarakat serta segera menemukan apa yang akan dilakukan untuk menolong anak-anak dengan kebutuhan khusus. Jika tingkah laku anak di luar kemampuan pengetahuan guru, maka perlu merujuk pada ahli khusus untuk mendiagnosa dan penyembuhannya.

Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengoptimalkan layanan pada anak dengan kebutuhan khusus:

Sikap Guru yang Selalu Membantu,

Guru perlu mengembangkan hubungan yang berkelanjutan, seperti hubungan-mendengarkan, melawan-memaksa, kemungkinan-konsekuensi, legalitas-pemak-saan ketika terjadi suatu krisis.

Tingkat kekuatan campur tangan guru akan meningkat atau menurun berhubungan dengan level kebutuhan dan tingkat kepentingan dari krisis.

Bertindak Proaktif dengan Orang tua

Guru perlu proaktif untuk memberikan porsi yang lebih besar pada orang tua, agar mereka dapat menjadi orang tua yang lebih baik dalam melakukan apa yang mereka bisa. Untuk itu perlu berbagai cara berkomunikasi untuk menginformasikan semua perkembangan dan kemajuan belajar anak.

Pendidikan integratif, memiliki makna yang beragam, tetapi dalam konteks pendidikan integratif adalah pendidikan yang mengintegrasikan anak-anak dengan kebutuhan khusus bersama anak-anak lainya pada umumnya dalam satu sistem persekolahan (Mulyono, 1999:118). Sekolah integratif menuntut sikap inklusif bagi para guru, orang tua, dan sesama anak, yaitu sikap yang terbuka bagi siapa saja dan sikap yang menghargai pluralitas. Pendidikan integratif-inklusif ini selanjutnya disebut pendidikan inklusif saja karena dalam pendidikan inklusif telah terkandung makna integratif.

Pendidikan inklusif didasarkan atas pandangan bahwa semua anak berhak untuk masuk ke sekolah regular. Tugas sekolah adalah menyediakan kebutuhan semua anak dalam komunitasnya, apa pun derajat kemampuan dan ketidakmampuannya. Dalam pendidikan inklusif semua perbedaan dihargai, termasuk perbedaan ras, etnik, maupun latar belakang sosial dan budaya.

Pendidikan inklusif tidak menuntut anak dengan kebutuhan khusus menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat normal tetapi mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Dalam pendidikan inklusif, pendidikan dipandang sebagai upaya pemberdayaan semua potensi kemanusiaan secara optimum dan terintegrasi agar semua anak kelak dapat memberikan kontribusinya dalam kehidupan masyarakat untuk kemaslahatan hidup bersama.

Bertolak dari pandangan tersebut di ataslah, maka dalam pendidikan inklusif bukan anak yang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum tetapi kurikulumlah yang harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak demi pengembangan semua potensi kemanusiaannya. Konsekuensi dari prinsip semacam itulah maka diperlukan program pembelajaran adaptif atau di Indonesia dikenal sebagai Program Pembelajaran Individual (Individualized Instructional Program), yaitu program pembelajaran yag dirancang berdasarkan kebutuhan khusus anak.

Sebenarnya, dibanyak lembaga pendidikan terdapat berbagai jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi mereka tidak memperoleh layanan sebagaimana mestinya. Berdasarkan hasil penelitian Mulyono (1994:123) dari berbagai jenis anak dengan kebutuhan khusus yang belajar bersama anak lain pada umumnya di lembaga pendidikan ‘sekolah’, yang terbanyak ialah yang tergolong anak dengan kesulitan belajar khusus (specific learning disabilities) 16,6%; anak yang memiliki motivasi belajar kurang 15,97%;

lambat belajar (slow learner) 15,66%; apatis terhadap pelajaran 14,78%; berbakat intelektual (gifted) 11,4%; dan berbakat khusus dalam bidang keterampilan tertentu 7,38%. Selain itu, terdapat anak yang tergolong mengganggu kelas 5,63% dan anak yang tergolong berperilaku impulsif yang diprediksi berpotensi menjadi anak yang gemar berkelahi 2,25%.

Di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar juga banyak anak berisiko (student at risk) yang perlu mendapat perhatian. Anak berisiko ialah anak yang latar belakang, karakteristik, dan perilakunya mengancam atau mengurangi kemampuannya dalam meraih keberhasilan akademik di sekolah (Slavin dalam Mulyono, 2006:199). Menurut Slavin terdapat 3 (tiga) jenis layanan bagi anak-anak berisiko, yaitu: (1) program identifikasi dan intervensi dini (early identification and intervention); (2) program pembelajaran remedial (remedial teaching); dan (3) program pendidikan khusus (special education program).

Namun, sayangnya ketiga jenis layanan tersebut belum menjadi bagian dari sistem Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah juga belum mengakomodasikan kebutuhan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Selain itu, kompetensi guru juga masih perlu ditingkatkan agar guru dapat menerima kehadiran anak-anak dengan kebutuhan khusus di sekolah biasa dan mengakomodasikan kebutuhan individual mereka.

Pentingnya Pendidikan Inklusi

Menurut Foreman dalam Mulyono (1994: 126 ) terdapat 3 (tiga) alasan penting perlunya pelaksanaan pendidikan inklusif, Pertama, hasil-hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa sekolah khusus atau sekolah luar biasa memberikan kemampuan sosial dan akademik yang lebih baik bagi siswa yang menyandang ketunaan bila dibandingkan dengan sekolah regular, terutama bagi siswa yang tergolong cacat ringan. Kedua, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat memperoleh keuntungan dari sekolah inklusif, meskipun mereka tergolong cacat berat dan cacat ganda. Ketiga, telah diterima secara luas tentang hak semua orang untuk berpartisipasi penuh dalam arus utama kehidupan masyarakat (the mainstreaming community).

Untuk itu, di banyak negara di dunia ini, terdapat suatu konsep yang sering digunakan untuk mendeskripsikan suatu sistem layanan pendidikan yang optimal “least restrictive environment”, yaitu suatu lingkungan yang paling tidak membatasi anak dengan kebutuhan pendidikan khusus untuk bergaul, belajar, dan bekerja bersama anak-anak lain pada umumnya. Terdapat 6 (enam) jenis sistem persekolahan yang sesuai dengan konsep tersebut, yaitu: (1) residential school, (2) separate day school, (3) separate school on regular campus, (4) special unit in regular school, (5) special class in regular school, dan (6) regular school. Jenis pertama dan kedua sudah jarang digunakan, saat ini lebih banyak sekolah yang menggunakan 3 jenis yang disebut terakhir.

E. Peran Guru dalam Kemitraan dengan Orang tua

Merujuk pada Wolfgang & Wolfgang (1992:202-211) Dalam kehidupan keseharian seorang guru tidak pernah terlepas dari sejumlah pertanyaan dari orang tua dan berakhir dengan bagaimana memecahkan masalah tersebut. Pernyataan, pertanyaan, sikap terkadang yang agak merusak adalah tanda-tanda yang mengingatkan kita akan kebutuhan mereka dan kebutuhan anak-anak mereka.

Terpenting adalah bagaimana guru dapat mengatasi masalah para orang tua yang terus berlanjut, memprioritaskan kebutuhan, dan membuat respon yang masuk akal.

Guru anak usia dini dapat mengenali seorang anak yang memiliki kesulitan belajar atau dapat menerima dan menggabungkan anak yang telah menyatakan tidak mampu ke ruang kelas. Anak yang tidak mampu tersebut diperlakukan sama seperti anak yang lainnya. Pola-pola khusus perkembangan anak dan strategi pembelajaran bagi anak usia dini dapat digunakan untuk anak yang tidak berkemampuan. Guru harus mencari sumber informasi yang tersedia termasuk dari orang tua, dokter ahli setempat dan sejumlah referensi di perpustakaan dan kumpulan masyarakat serta segera menemukan apa yang akan dilakukan untuk menolong anak-anak dengan kebutuhan khusus. Jika tingkah laku anak di luar kemampuan pengetahuan guru, maka perlu merujuk pada ahli khusus untuk mendiagnosa dan penyembuhannya.

Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengoptimalkan layanan pada anak dengan kebutuhan khusus:

Sikap Guru yang Selalu Membantu,

Guru perlu mengembangkan hubungan yang berkelanjutan, seperti hubungan-mendengarkan, melawan-memaksa, kemungkinan-konsekuensi, legalitas-pemak-saan ketika terjadi suatu krisis.

Tingkat kekuatan campur tangan guru akan meningkat atau menurun berhubungan dengan level kebutuhan dan tingkat kepentingan dari krisis.

Bertindak Proaktif dengan Orang tua

Guru perlu proaktif untuk memberikan porsi yang lebih besar pada orang tua, agar mereka dapat menjadi orang tua yang lebih baik dalam melakukan apa yang mereka bisa. Untuk itu perlu berbagai cara berkomunikasi untuk menginformasikan semua perkembangan dan kemajuan belajar anak.

Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

Ketika Terjadi Kecelakaan

Di dalam kelas, kecelakaan dapat saja terjadi. Kebanyak orang tua tahu bahwa perkelahian merupakan hal yang wajar, tetapi harus ditemukan penyelesaiannya dan membuat anak-anak sadar. Orang tua merasa bahwa jika guru tidak tahu apa yang terjadi berarti guru tidak mengawasi anak-anak dengan baik. Dengan demikian guru harus menceritakan kepada orang tua apa yang sebenarnya terjadi.

Mengatasi Komplain Orang tua

Buatlah yakin bahwa guru harus mengerti bahwa semua komplain orang tua harus dilaporkan dan harus disusun sistem yang baik untuk mendapatkan informasi tersebut dengan mudah.

Pertemuan Orang tua

Berikut adalah hal-hal penting untuk pertemuan dengan orang tua: (1) bersiap-siaplah untuk datang pada pertemuan tersebut, (2) bawa semua data yang diperlukan walaupun tidak akan digunakan semuanya, (3) membuka dan menutup acara dengan sikap yang positif.

Kunjungan Rumah

Mengunjungi rumah murid sebelum tahun ajaran baru akan memberikan kita banyak informasi tentang bagaimana membuat anak-anak merasa betah. Ini dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun.

Latihan

Surveilah 3 anak di sekitarmu dan cobalah menganalisis langkah apa yang dilakukan sekolah mereka untuk proaktif dalam menghormati orang tua dan keterlibatan mereka dalam kegiatan sekolah.

Perpustakaan yang dapat dipinjam

Letakkan di rak buku dan usahakan dalam posisi yang memudahkan dan atau membuat orang tua ingin membacanya. Isi dari rak ini terdiri dari buku yang berhubungan dengan anak atau kaset video yang dapat membantu bagi orang tua. Sangat dianjurkan untuk merekam berbagai pertemuan atau diskusi dengan guru ataupun dengan mendatangkan ahli. Rekaman ini sangat berguna bagi orang tua yang tidak berkesempatan hadir.

Makan bersama Orang tua dan Pameran Seni Karya

Dianjurkan minimal setiap akhir semester rencanakan acara makan bersama orang tua sambil menggelar hasil karya anak, pentas seni untuk menghibur orang tua seperti penampilan nyanyian, drama atau tarian kolosal.

Kerja Bersama di Hari Sabtu

Ayah dan ibu dapat dapat dilibatkan dalam menataulang taman bermain. Hal ini harus direncanakan secara matang dengan semua peralatan dan bahan yang telah dipersiapkan. Seorang anak akan selalu teringat dan bangga serta berkata “ayah saya membuat kursi ini !”

Buku Pesan untuk Orang tua

Buku pesan orang tua harus berisi rencana kegiatan/pekerjaan. Hal demikian memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menulis tiap pesan yang mereka ingin berikan kepada guru setiap pagi.

Hari Hiburan Anak dan Keluarga

Pilihlah satu hari untuk liburan seperti ketika ada sirkus di kota dan pesanlah satu blok tempat duduk di mana semua anggota keluarga dan teman-teman dari sekolahmu dapat duduk bersama-sama.

Kursus Bagi Orang tua

Ada beberapa program pendidikan bagi orang tua di sekolah umum, jika orang tua tertarik dapat saja mengirimkan instruktur untuk mengajar bagi orang tua tersebut.

Pertemuan Orang tua dan Guru

Pertemuan oraang tua dan guru harus direncanakan sepanjang tahun. Pertemuan itu tidak hanya terbatas pada satu bulan tertentu. Gunakanlah pertemuan-pertemuan itu untuk mendemonstrasikan perubahan perubahan yang terjadi dalam perkembangan anak.

Buku Catatan Orang tua dan Daftar Telepon

Buku catatan orang tua merupakan cara yang tepat untuk menginformasikan kepada guru dan orang tua tentang kondisi kelas dan sekolah. Buku itu dapat berisi tentang hal-hal sebagai berikut: Guru dan latar belakang (pendidikan dan pengalaman) mereka, biaya sekolah dan cara pembayaran, kesehatan dan masalah-masalah keamanan, nutrisi, mainan dari rumah, antar jemput, ringkasan program kegiatan dan jadwal harian

Daftar Baby Sitter

Beberapa sekolah memberikan pelayanan dengan memberikan daftar nama dan riwayat hidup orang- orang yang dapat dijadikan pengasuh anak pada akhir minggu.

Ketika Terjadi Kecelakaan

Di dalam kelas, kecelakaan dapat saja terjadi. Kebanyak orang tua tahu bahwa perkelahian merupakan hal yang wajar, tetapi harus ditemukan penyelesaiannya dan membuat anak-anak sadar. Orang tua merasa bahwa jika guru tidak tahu apa yang terjadi berarti guru tidak mengawasi anak-anak dengan baik. Dengan demikian guru harus menceritakan kepada orang tua apa yang sebenarnya terjadi.

Mengatasi Komplain Orang tua

Buatlah yakin bahwa guru harus mengerti bahwa semua komplain orang tua harus dilaporkan dan harus disusun sistem yang baik untuk mendapatkan informasi tersebut dengan mudah.

Pertemuan Orang tua

Berikut adalah hal-hal penting untuk pertemuan dengan orang tua: (1) bersiap-siaplah untuk datang pada pertemuan tersebut, (2) bawa semua data yang diperlukan walaupun tidak akan digunakan semuanya, (3) membuka dan menutup acara dengan sikap yang positif.

Kunjungan Rumah

Mengunjungi rumah murid sebelum tahun ajaran baru akan memberikan kita banyak informasi tentang bagaimana membuat anak-anak merasa betah. Ini dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun.

Latihan

Surveilah 3 anak di sekitarmu dan cobalah menganalisis langkah apa yang dilakukan sekolah mereka untuk proaktif dalam menghormati orang tua dan keterlibatan mereka dalam kegiatan sekolah.

Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

BAB

9

Pengembangan