• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Sleman

Dalam dokumen erupsi gunung merapi: perubahan sosial dan (Halaman 100-105)

Sumber: Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2004 Tentang Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi

(http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa Satlak PB-P dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab langsung kepada Bupati. ketua Satlak PB-P mempunyai tugas sebagai pengambil kebijakasanaan dan bertanggung jawab atas kegiatan Satlak PB-P. Ketua Satlak PB-P didampingi Wakil Ketua, Pelaksana Harian. Pelaksana Harian bertugas sebagai koordinator komando dan pengendalian terhadap pelaksanaan yang telah digariskan oleh Ketua/Wakil Ketua Satlak PB-P. Di bawah ketua, wakil ketua dan pelaksana harian ada unsur penunjuang yang terdiri dari Rupusdalops PB-P, Sekertariat, Bidang Pengamatan dan Perencanaan, Bidang Penyiapan Potensi, Operasi dan Logistik,

Ketua Satlak PB-P

SATGAS PB-P Unit OPS PB-P Unit LAK PB-P Wakil Ketua

Pelaksana Harian

Rupusdalops Sekretariat

Bidang Pengamatan

dan Perencanaan

Bidang Penyiapan

Potensi, Operasi dan

Logistik

Bidang Rehabilitasi

dan Rekonstruksi

Bidang Dokumentasi dan Publikasi

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Bidang Dokumentasi dan Publikasi. Di bawah unsur penunjang ada SATGAS PB-P, Unit OPS PB-P, Unit Lak PB-P.

Tugas dari Rupusdalops PB-P adalah menerima, mengumpulkan/

menyebarkan dan mengevaluasi informasi dalam upaya pengambilan keputusan penanggulangan bencana, data potensi penanggulangan bencana, alat transportasi dan peralatan penunjang lainnya dalam penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi. Sekertarias bertugas memberikan pelayanan teknis administratif, menyiapkan rapat koordinasi, menyusun laporan dan mempublikasikan kegiatan Satlak PB-P.173

Bidang Pengamatan dan Perencanaan melakukan pengamatan secara terus- menerus terhadap kemunginan terjadinya bencana, melaporkannya kepada ketua Satlak PB-P, menyusun rencana kegiatan penanggulangan bencana. Bidang Penyiapan Potensi, Operasi dan Logistik bertugas menyusun data potensi sumber daya manusia, sarana prasaranaa yang dimiliki, bersama-sama bidang lain melakukan penyuluhan, menentukan pola operasi dan membantu operasi penanggulangan bencana dan pengungsi, menyiapkan sarana aktivitas bantuan logistik yang diperlukan untuk kelancaran pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban bencana. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi bertugas merencanakan, mempersiapkan dan mengkoordinasikan kegiatan rekonstruksi terhadap bangunan, sarana dan prasarana perekonomian yang rusak/hancur terhadap bencana. Bidang Publikasi dan Dokumentasi memiliki tugas mengkoordinasi penyebarluasan infomasi dan penerangan terhadap kemungkinan terjadinya bencana kepada masayarakat melalui media cetak, media elektronik maupun penerangan langsung kepada masyarakat.174

Di bawah unsur penunjang dalam susunan organisasi Satlak PB-P ada Satuan Operasi yang terdiri dari SATGAS PB-P yang bertugas membantu pelaksanaan penanggulangan bencana tingkat Kabupaten, Unit OPS PB-P

173Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2004 tentang Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

174Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2004 tentang Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

75

bertugas melaksanakan penanggulangan tingkat kecamatan dan Unit LAK PB-P melaksanakan penanggulangan bencana tingkat desa.175

Terkait peristiwa erupsi Gunung Merapi tahun 2006, respon pemerintah dalam menanggulangi erupsi Merapi dengan mengeluarkan Keputusan Bupati Sleman Nomor 83 Tahun 2006 tentang Mekanisme Penanganan Bencana Gunung Api Merapi. Keputusan ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan penanganan bencana Gunung Merapi sehingga jumlah korban dan harta benda dapat diminimalisir secara maksimal, para korban bencana erupsi Merapi dapat ditampung di tempat-tempat pengungsian dan dilayani kebutuhan primernya di penampungan sementara seperti pangan, pakaian, kesehatan, rasa aman dan MCK. Adapun maksud dikeluarkannya Keputusan Bupati Nomor 83 Tahun 2006 ini untuk dijadikan pedoman dalam menyelamatkan jiwa manusia, mengantisipasi bertambahnya jumlah korban, untuk menghindari dan memperkecil risiko behaya, menekan kerugian akibat bencana, memulihkan dan membangun kembali kondisi tata kehidupan masyarakat.176

Berdasar Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, akhirnya pada tahun 2010 Pemerintah Provinsi DIY menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Melalui peraturan daerah ini dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY. BPBD merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang penyelenggaraan penanggulangan bencana yang terdiri dari kepala, unsur pengarah dan unsur pelaksana. Kepala BPBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dijabat oleh Sekertaris Daerah. Tugas dan fungsi dari BPBD adalah merumuskan kebijakan penyelenggaraaan penanggulangan bencana di

175Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2004 tentang Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

176Keputusan Bupati Sleman Nomor 83 Tahun 2006 tentang Mekanisme Penanganan Bencana Api Merapi (http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

daerah dengan cepet, tepat, efektif dan efisien; mengoordinasikan dan melaksanakan penyelengaraan penanggulangan bencana di daerah secara terencana, terpadu dan menyeluruh; dan melaksanakan pengelolaan kegiatan- kegiatan penanggulangan bencana. Tugas unsur pengarah adalah memberikan masukan dan saran kepada kepala BBD dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Sedangkan unsur pelaksana memiliki tugas menyelenggarakan penanggulangan bencana yang meliputi prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana secara terintergritas. Unsur pelaksana dalam BPBD terdiri dari kepala pelaksana, Sekertaris Pelaksana, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan dan Logistik, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional.177

Respon pemerintah Kabupaten Sleman terhadap kenaikan status Gunung Merapi pada tahun 2010 yaitu dengan menetapkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 31 Tahun 2010 tentang Komando Tanggap Darurat Bencana Gunung Api Merapi. Melalui peraturan ini Pemerintah Kabupaten Sleman membentuk Komando Tanggap Darurat Bencana Gunung Merapi. Komando Tanggap Darurat merupakan unsur oprasional penanganan tanggap darurat bencana yang dipimpin oleh seorang komandan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Komando Tanggap Darurat Bencana Merapi dalam melaksanakan tanggap darurat diarahkan oleh pengarah yang berkaitan dengan pelaksanaan operasional dan administratif tanggap darurat. Komando Tanggap Darurat Bencana Gunung Merapi memiliki tugas merencanakan operasi penanganan tanggap darurat bencana; mengajukan permintaan kebutuhan bantuan; melaksanakan dan mengkoordinasikan pengarahan sumber daya untuk penanganan tanggap darurat bencana secara cepat, tepat, efisien, dan efektif;

melaksanakan pengumpulan informasi sebagai dasar perencanaan Komando Tanggap Darurat Bencana; menyebarluaskan informasi mengenai kejadian

177Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

77

bencana dan penanganannya kepada media massa dan masyarakat luas.178 Adapun susunan organisasi Tanggap Daruat Bencana Merapi dapat dilihat pada bagan 3.2.

178Peraturan Bupati Sleman Nomor 31 Tahun 2010 tentang Komando Tanggap Darurat Bencana Gunung Api Merapi (http://jdih.slemankab.go.id, diunduh pada 3 Januari 2018).

Bagan 3.2 Struktur Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana Gunung Api

Dalam dokumen erupsi gunung merapi: perubahan sosial dan (Halaman 100-105)