• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tersedia salinan perjanjian-perjanjian yang telah dinegosiasikan lengkap dengan proses Keputusan Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan (lihat Kriteria 2.2, 7.5 dan 7.6) termasuk didalamnya

Appendix 1. List of Stakeholder Contacted in the RSPO Certification Process

3. PT SEMBADA SENNAH MAJU

2.3 Penggunaan lahan untuk kelapas sawit tidak mengurangi hak legal, hak adat atau hak pakai dari pengguna-pengguna lain tanpa melakukan Keputusan Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan

2.3.2 Tersedia salinan perjanjian-perjanjian yang telah dinegosiasikan lengkap dengan proses Keputusan Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan (lihat Kriteria 2.2, 7.5 dan 7.6) termasuk didalamnya

a. Berita acara konsultasi

b. Bukti pernyataan pelepasan hak c. Bukti kompensasi

Lihat panduan khusus 2.3.2

minor

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 144 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

Panduan Khusus:

Salinan dari perjanjian yang telah dinegosiasikan tersebut harus mencakup bukti, paling tidak untuk hal-hal dibawah ini:

a) Rencana kegiatan perusahaan telah disusun melalui proses konsultasi dan diskusi dengan seluruh kelompok yang terkena dampak dalam masyarakat tersebut, dan informasi tersebut diberikan ke seluruh kelompok yang terkena dampak, termasuk mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meibatkan kelompok yang terkena dampak tersebut dalam proses pengambilan keputusan.

b) Perusahaan telah menghormati keputusan masyarakat untuk memberikan ataupun tidak memberikan persetujuan terhadap kegiatan saat keputusan tersebut diambil;

c) Perusahaan telah memastikan bahwa masyarakat terkena dampak memahami dan menerima dampak legal, ekonomi, lingkungan dan sosial dari pemberian izin operasional di lahan masyarakat termasuk dampak terhadap status legal lahan masyarakat dan waktu berakhirnya hak atau konsesi. Perusahaan harus menyampaikan dampak legal berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, diantaranya namun tidak terbatas pada UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960, Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah dimana setelah HGU habis masa berlakunya atau tidak diperpanjang dan atau tidak diperbaharui maka tanah tersebut menjadi milik Negara.

d) Perusahaan telah menyampaikan rencana program kemitraan.

Pertanyaan a. Apakah tersedia salinan dari kesepakatan yang dinegosiasikan dengan pihak yang terkena dampak?

b. Apakah ada bukti bahwa perjanjian dibuat melalui proses FPIC yang tepat?

Apakah perjanjian berisi sebagai berikut :

c. Rencana kegiatan yang dikembangkan dengan pihak – pihak yang terdampak dan bukti bahwa pihak – pihak yang terkena dampak di ikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

d. Bukti pilihan untuk memberikan atau tidak memberikan persetujuan untuk pembangunan?

e. Bukti bahwa masyarakat yang terkena dampak memahami dan menerima implikasi yang terlibat dalam kemungkinan/menolak pengembangan kelapa sawit di tanah mereka (Mis .: status hukum, sosial, lingkungan, ekonomi)

f. Bukti bahwa perjanjian dinegosiasikan dimasukkan secara sukarela tanpa paksaan oleh semua pihak.

g. Bukti bahwa waktu yang cukup diberikan untuk pengambilan keputusan adat dan negosiasi berulang

a. Klausul yang menyatakan bahwa perjanjian yang dinegosiasikan mengikat secara hukum

b. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

ASA-4 a. Adakah salinan dari kesepakatan yang dinegosiasikan dengan pihak yang terkena dampak tersedia?

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa sekitar, sampai dengan saat ini tidak ada perluasan areal perkebunan.

b. Apakah ada bukti bahwa perjanjian dibuat melalui proses FPIC yang tepat?

c. Apakah perjanjian berisi berikut :

- Rencana kegiatan yang dikembangkan dengan pihak – pihak yang terdampak dan bukti bahwa pihak – pihak yang terkena dampak, dan di ikut sertakan dalam pengambilan keputusan

- Bukti bahwa perusahaan fokus pada pengembangan

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 145 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

- Bukti Bahwa pihak yang terdampak mengerti dan menerima konsekuensi berdirinya perkebunan (Apakah mau diterima atau di tolak)

- Bukti bahwa kesepakatan yang dinegosiasikan dimasukkan secara sukarela tanpa paksaan oleh semua pihak

- Bukti bahwa waktu yang cukup diberikan untuk pengambilan keputusan secara adat dan secara negosiasi.

- Klausul yang menyatakan bahwa perjanjian yang dinegosiasikan mengikat secara hokum

Apakan indicator ini menjadi ketidaksesuaian (minor)?

RE-CERT a. Apakah tersedia salinan dari kesepakatan yang dinegosiasikan dengan pihak yang terkena dampak?

b. Apakah ada bukti bahwa perjanjian dibuat melalui proses FPIC yang tepat?

Pangkatan Estate: Hasil wawancara dengan wakil masyarakat Desa Sidorukun dan Desa Perkebunan Pangkatan, tidak pernah terjadi kasus pelanggaran terkait lahan di PT. Pangkatan Indonesia.

Sennah Estate: hasil serupa disampaikan saat wawancara dengan wakil masyarakat Desa Perkebunan Sennah, tidak pernah terjadi sengketa lahan antara masyarakat atau pihak ketiga dengan perusahaan (PT.

SSM).

Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu: tidak pernah terjadi konflik/sengketa lahan.

Apakah perjanjian berisi sebagai berikut :

c. Rencana kegiatan yang dikembangkan dengan pihak – pihak yang terdampak dan bukti bahwa pihak – pihak yang terkena dampak di ikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

d. Bukti pilihan untuk memberikan atau tidak memberikan persetujuan untuk pembangunan?

e. Bukti bahwa masyarakat yang terkena dampak memahami dan menerima implikasi yang terlibat dalam kemungkinan/menolak pengembangan kelapa sawit di tanah mereka (Mis .: status hukum, sosial, lingkungan, ekonomi)

f. Bukti bahwa perjanjian dinegosiasikan dimasukkan secara sukarela tanpa paksaan oleh semua pihak.

g. Bukti bahwa waktu yang cukup diberikan untuk pengambilan keputusan adat dan negosiasi berulang

c. Klausul yang menyatakan bahwa perjanjian yang dinegosiasikan mengikat secara hukum

d. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

ASA-1.1 Berdasarkan kajian dokumen legalitas lahan (SK HGU, Risalah Panitia B), wawancara dengan Disbun kab.

Labuhanbatu, Desa Bilah Hilir, Desa Sennah, Desa Pankatan 10, diketahui bahwa HGU Pangkatan Estate, Sennah Estate dan Bilah Estate diperoleh dari hak erphact, nasionalisasi perusahaan kolonial Belanda.

Dengan kata lain HGU tidak diperoleh dari ganti rugi lahan dengan masyarakat. Selain itu sejak dahulu tidak terdapat hak adat di sekitar perusahaan.

ASA-2.1 Berdasarkan kajian dokumen legalitas lahan (SK HGU, Risalah Panitia B), wawancara dengan Disbun kab.

Labuhanbatu, Desa Bilah Hilir, Desa Sennah, Desa Pankatan 10, diketahui bahwa HGU Pangkatan Estate, Sennah Estate dan Bilah Estate diperoleh dari hak erphact, nasionalisasi perusahaan kolonial Belanda.

Dengan kata lain HGU tidak diperoleh dari ganti rugi lahan dengan masyarakat. Selain itu sejak dahulu tidak terdapat hak adat di sekitar perusahaan.

Data GRTT Bilah dan Senah tidak ada

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 146 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

Pangkatan:

Rekap: 128 GRTT kurun waktu 1968 – 1988 Kelengkapan dalam GRTT:

- Surat pengakuan penerimaan ganti rugi ditandatangani penerima GRTT, 2 saksi, diketahui camat, kepala BPN Labuhan Batu, kasie pengawasan hak tanah BPN Kabupaten Labuhan batu, bupati labuhan batu, kepala inspektorat labuhan batu.

ASA-3.1

ASA-4.1

Garis besar

Dokumen terkait