• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harus tersedia strategi pengelolaan untuk penanaman pada areal dengan kemiringan yang curam yang mempertimbangkan kondisi tanah dan iklim setempat

Appendix 1. List of Stakeholder Contacted in the RSPO Certification Process

2. Janjang kosong

4.3 Praktik-praktik yang dilakukan untuk meminimalkan dan mengendalikan erosi serta degradasi tanah

4.3.2 Harus tersedia strategi pengelolaan untuk penanaman pada areal dengan kemiringan yang curam yang mempertimbangkan kondisi tanah dan iklim setempat

Panduan Khusus :

Strategi pengelolaan pada areal tertanam dengan kemiringan yang curam dapat mengacu pada Pedoman Teknis Pembangunan Kelapa Sawit Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2006.

Area dengan kemiringan > 40% harus dihindari.

minor

Pertanyaan a. Apakahterdapat strategi manajemen untuk penanamandi lereng?

b. Apakah strategi manajemen meliputi Identifikasi daerah curam tidak cocok untuk ditanam?

c. Apakah itu termasuk kebijakan penanaman di lereng?

d. Apakah itu termasuk SOP untuk meminimalkan erosi tanah berdasarkan kondisi tanah dan iklim setempat, seperti penggunaan tanaman penutup tanah, daur ulang biomasa, terasering, dan regenerasi alami atau restorasi tanpa

penanaman kembali?

e. Apakah terdapat rekaman pemeriksaan lapangan atas pelaksanaan SOP?

f. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

ASA-4 a. Ya, strategi penanaman di areal lereng dengan pembuatan teras yang diatur didalam pedoman budidaya kelapa sawit PT MP Evans, Bab Persiapan Lahan, Sub Bab VI pembuatan teras untuk area curam dengan slope 20-25°. Berdasarkan kunjungan lapangan ke area TBM di Pangkatan Estate diketahui dilakukan aplikasi kompos jjk dengan dosis 50 kg per pokok sawit.

b. Ya, area dengan kemiringan >25° tidak ditanami dan diperlakukan sebagai area konservasi didalam pedoman budidaya kelapa sawit.

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 192 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

c. Ya, mulai dari area berombak (2-6°), bergelombang (6-12°), berbukit (12-20°), curam (20-25°) dilakukan pembuatan teras antara 4 m s/d 3,5 m didaerah curam, dengan backdrop 10-15°. Diatur didalam pedoman budidaya kelapa sawit.

d. Ya. Teknis konservasi tanah di area lereng dan area sempadan sungai serta rawa diuraikan didalam Buku Pedoman Budidaya Kelapa Sawit PMP Evans Group.

e. Ya. Berdasarkan observasi lapangan ke area pembibitan kelapa sawit di blok V Divisi 2 Pangkatan Estate, diketahui perusahaan telah melakukan pembibitan Mucuna bracteata dan vetiver gras sebagai tanaman penutup tanah dan penahan erosi permukaan. Selain itu, juga dilakukan pemupukan menggunakan kompos janjang kosong kelapa sawit sebagaimana dilakukan di blk NI Divisi 4 Pangkatan Estate. Pada area replanting di Bilah Estate, diketahui perusahaan menerapkan daur ulang biomassa pokok kelapa sawit sisa cincangan yang dimasukkan ke dalam parit discontinue yang dibuat dijalur rumpukan.

f. Tidak. Hal ini menjadi kesesuaian.

RE-CERT a. Apakahterdapat strategi manajemen untuk penanaman di lereng?

b. Apakah strategi manajemen meliputi Identifikasi daerah curam tidak cocok untuk ditanam?

c. Apakah itu termasuk kebijakan penanaman di lereng?

d. Apakah itu termasuk SOP untuk meminimalkan erosi tanah berdasarkan kondisi tanah dan iklim setempat, seperti penggunaan tanaman penutup tanah, daur ulang biomasa, terasering, dan regenerasi alami atau restorasi tanpa

penanaman kembali?

e. Apakah terdapat rekaman pemeriksaan lapangan atas pelaksanaan SOP?

Perusahaan memiliki strategi pengelolaan untuk penanaman pada areal dengan kemiringan yang termuat dalam Pedoman Budidaya kelapa Sawit PT Evans Indonesia. Adapun dalam dokumen tersebut menjelaskan mengenai areal pengelolaan di lahan miring, antara lain :

Klarifikasi kemiringan areal :

- Datar /flat (0-2°) : tidak perlu pembuatan teras konservasi, penanaman dengan jarak standart.

- Berombak/undulating (2°-6°) : penanaman dengan jarak standart dan untuk konservasi air/tanah maka perlu dibuat teras konservasi setiap 4 pokok

- Bergemombang/rolling (6°-12°) : diperlukan teras dengan lebar 4 m dengan kemiringan back drop 10°- 15°.

- Berbukit/hilly (12°-20°) : diperlukan teras dengan lebar 4 m dengan back drop 10°-15°. Pada tempat yang tidak memungkinkan untuk dibuat teras yang lebar, maka diperlukan pembuatan tapak kuda sebagai jalan akses

- Curam /steep (20°-25°) : diperlukan teras dengan lebar 3-3,5 m dengan kemiringan back drop (10°- 15°).

- Kemiringan > 25° : areal ini biasanya tidak ditanami kelapa sawit dan dipelihara sebagai areal konservasi.

Adapun untuk areal berteras, jalan dibuat terlebih dahulu sebelum pembuatan teras. Adapun salah satu tujuan untuk mengalirkan air dari permukaan jalan ke bagian belakang teras sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan dapat mengurangi resiko erosi permukaan jalan.

Dalam Buku pedoman tersebut juga dijelaskan mengenai konservasi dan pengelolaan air. Adapun tujuan konservasi air dan tanah adalah meminimalkan erosi dan hilangnya kesuburan tanah akibat aliran

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 193 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

permukaan. Adapun tanaman konservasi yang umumnya digunakan adalah kacangan dan vetiver grass.

Selian mencegah dampak aliran permukaan terhadap tanah, kacangan juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.

Berdasarkan observasi lapangan ke area TBM kelapa sawit di blokA1 Divisi 1 Pangkatan Estate, diketahui perusahaan telah melakukan penanaman Mucuna bracteata sebagai tanaman penutup tanah dan penahan erosi permukaan. Selain itu, juga dilakukan pemupukan menggunakan kompos janjang kosong kelapa sawit di blok tersebut.

f. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

Tidak

ASA-1.1 g. Apakahterdapat strategi manajemen untuk penanamandi lereng?

h. Apakah strategi manajemen meliputi Identifikasi daerah curam tidak cocok untuk ditanam?

i. Apakah itu termasuk kebijakan penanaman di lereng?

j. Apakah itu termasuk SOP untuk meminimalkan erosi tanah berdasarkan kondisi tanah dan iklim setempat, seperti penggunaan tanaman penutup tanah, daur ulang biomasa, terasering, dan regenerasi alami atau restorasi tanpa penanaman kembali?

Perusahaan memiliki strategi pengelolaan untuk penanaman pada areal dengan kemiringan yang termuat dalam Pedoman Budidaya kelapa Sawit PT Evans Indonesia. Adapun dalam dokumen tersebut menjelaskan mengenai areal pengelolaan di lahan miring, antara lain :

Klarifikasi kemiringan areal :

- Datar /flat (0-2°) : tidak perlu pembuatan teras konservasi, penanaman dengan jarak standart.

- Berombak/undulating (2°-6°) : penanaman dengan jarak standart dan untuk konservasi air/tanah maka perlu dibuat teras konservasi setiap 4 pokok

- Bergemombang/rolling (6°-12°) : diperlukan teras dengan lebar 4 m dengan kemiringan back drop 10°-15°.

- Berbukit/hilly (12°-20°) : diperlukan teras dengan lebar 4 m dengan back drop 10°-15°. Pada tempat yang tidak memungkinkan untuk dibuat teras yang lebar, maka diperlukan pembuatan tapak kuda sebagai jalan akses

- Curam /steep (20°-25°) : diperlukan teras dengan lebar 3-3,5 m dengan kemiringan back drop (10°- 15°).

- Kemiringan > 25° : areal ini biasanya tidak ditanami kelapa sawit dan dipelihara sebagai areal konservasi.

Adapun untuk areal berteras, jalan dibuat terlebih dahulu sebelum pembuatan teras. Adapun salah satu tujuan untuk mengalirkan air dari permukaan jalan ke bagian belakang teras sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan dapat mengurangi resiko erosi permukaan jalan.

Dalam Buku pedoman tersebut juga dijelaskan mengenai konservasi dan pengelolaan air. Adapun tujuan konservasi air dan tanah adalah meminimalkan erosi dan hilangnya kesuburan tanah akibat aliran permukaan. Adapun tanaman konservasi yang umumnya digunakan adalah kacangan dan vetiver grass. Selian mencegah dampak aliran permukaan terhadap tanah, kacangan juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 194 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

Perusahaan (Pangkatan Estate) menunjukkan dokumen pembuatan teras untuk areal berbukit sebagai berikut:

Blok Panjang Teras (meter)

N1 3.128

N2 5.821

N3 6.788

N4 10.586

N5 4.578

N6 3.430

D1 14.839

D2 23.264

Total 72.434

k. Apakah terdapat rekaman pemeriksaan lapangan atas pelaksanaan SOP?

l. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

Berdasarkan observasi lapangan di Blok N1 Divisi 1 Pangkatan Estate, diketahui perusahaan telah melakukan pembuatan teras untuk areal berbukit dan juga telah melakukan penanaman Mucuna bracteata sebagai tanaman penutup tanah dan penahan erosi permukaan. Selain itu, juga dilakukan pemupukan menggunakan kompos janjang kosong kelapa sawit di blok tersebut.

ASA-2.1 g. Apakahterdapat strategi manajemen untuk penanaman di lereng?

h. Apakah strategi manajemen meliputi Identifikasi daerah curam tidak cocok untuk ditanam?

i. Apakah itu termasuk kebijakan penanaman di lereng?

j. Apakah itu termasuk SOP untuk meminimalkan erosi tanah berdasarkan kondisi tanah dan iklim setempat, seperti penggunaan tanaman penutup tanah, daur ulang biomasa, terasering, dan regenerasi alami atau restorasi tanpa

penanaman kembali?

k. Apakah terdapat rekaman pemeriksaan lapangan atas pelaksanaan SOP?

Prosedur maupun strategi manajemen terkait penanaman di lereng masih sama seperti kegiatan audit sebelumnya dalam Pedoman Budidaya kelapa Sawit PT Evans Indonesia. Adapun dalam dokumen tersebut menjelaskan mengenai areal pengelolaan di lahan miring, antara lain :

Klarifikasi kemiringan areal :

- Datar /flat (0-2°) : tidak perlu pembuatan teras konservasi, penanaman dengan jarak standart.

- Berombak/undulating (2°-6°) : penanaman dengan jarak standart dan untuk konservasi air/tanah maka perlu dibuat teras konservasi setiap 4 pokok

- Bergemombang/rolling (6°-12°) : diperlukan teras dengan lebar 4 m dengan kemiringan back drop 10°- 15°.

- Berbukit/hilly (12°-20°) : diperlukan teras dengan lebar 4 m dengan back drop 10°-15°. Pada tempat yang tidak memungkinkan untuk dibuat teras yang lebar, maka diperlukan pembuatan tapak kuda sebagai jalan akses

- Curam /steep (20°-25°) : diperlukan teras dengan lebar 3-3,5 m dengan kemiringan back drop (10°- 15°).

- Kemiringan > 25° : areal ini biasanya tidak ditanami kelapa sawit dan dipelihara sebagai areal konservasi.

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 195 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

Dari hasil observasi di kebun pangkatan, perusahaan sudah melakukan konservasi lahan terutama areal dengan kemiringan tertentu dengan membuat teras konservasi. Dari hasil observasi lapangan juga tidak ditemukan areal dengan kemiringan > 25 derajat yang ditanami oleh pokok sawit.

ASA-3.1

ASA-4.1

4.3.3 Harus tersedia program pemeliharaan jalan. minor

Pertanyaan a. Apakah terdapat program pemeliharaan jalan di kebun dengan mendukung anggaran dan sumber daya?

b. Apakah terdapat catatan pemeliharaan jalan?

c. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

ASA-4 a. Ya, tersedia program perawatan jalan beserta alat yang digunakan, yaitu road grader dan roller.

Rencana dan realisasi tersebut dijabarkan didalam dokumen rencana dan realisasi rawat jalan Program Kerja setiap Divisi. Observasi lapangan di Pangkatan Estate dan Bilah Estate diketahui kondisi jalan kebun dalam kondisi yang terawat.

b. Tersedia peta realisasi perawatan jalan setiap Divisi dan estate periode 2016. Contohnya untuk Bilah Estate di bulan Juli 2016 dilakukan perawatan jalan untuk Divisi 2 sepanjang 1400 m, dan Pangkatan Estate Divisi 1 sepanjang 1000 m.

c. Tidak. Hal ini menjadi kesesuaian.

RE-CERT a. Apakah terdapat program pemeliharaan jalan di kebun dengan mendukung anggaran dan sumber daya?

b. Apakah terdapat catatan pemeliharaan jalan?

Ya. Perusahaan memiliki program dan realisasi pemeliharaan jalan. Program pemeliharaan jalan termuat dalam Rencana dan Realisasi Kerja BMP tahun 2017. Selain itu, terdapat pula peta realisasi perawatan jalan untuk setiap divisi. Misalnya di Pangkatan Estate divisi 1 telah direalisasikan perawatan jalan sepanjang 900 m sampai dengan Agustus 2017. Selama kegiatan audit berlangsung, tidak terdapat kegiatan perawatan jalan.

c. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

Tidak

ASA-1.1 d. Apakah terdapat program pemeliharaan jalan di kebun dengan mendukung anggaran dan sumber daya?

Perusahaan memiliki program pemeliharaan jalan periode Tahun 2018 yang ditunjukkan pada saat kegiatan audit berlangsung, misalnya untuk Bilah Estate Divisi 1 memiliki program perawatan jalan sepanjang 24.300 meter untuk 1 tahun dengan 2 rotasi.

e. Apakah terdapat catatan pemeliharaan jalan?

f. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

Perusahaan menunjukkan dokumen pemeliharaan jalan periode Tahun 2018 untuk unit Bilah Estate Divisi 2. Dari dokumen tersebut diketahui bahwa sampai dengan Bulan Agustus 2018 perusahaan telah melakukan perawatan jalan mekanis sepanjang 32.490 meter.

RSPO – 4006a/1.0/27062018 Page 196 Prepared by Mutuagung Lestari for Pangkatan POM – PT Pangkatan Indonesia (MP Evans Group PLC)

ASA-2.1 g. Apakah terdapat program pemeliharaan jalan di kebun dengan mendukung anggaran dan sumber daya?

Ya, perusahaan memiliki program pemeliharaan jalan untuk setiap estate. Dalam program tersebut memuat rencana perbaikan dan pengerasan jalan menggunakan material base cost. Program pemeliharaan jalan yang dibuat menggunakan 2 metode, yaitu perawatan manual dan perawatan mekanis yang menggunakan alat berat seperti grader dan compactor.

h. Apakah terdapat catatan pemeliharaan jalan?

Ya, contohnya realisasi pemeliharaan jalan di bilah estate dan sennah estate sepanjang 20.000 meter.

i. Apakah ini ketidaksesuaian (minor)?

ASA-3.1

ASA-4.1

4.3.4 Subsiden tanag gambut harus diminimalkan dan dipantau. Program pengelolaan tata air dan penutup

Garis besar

Dokumen terkait