• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Novita Sari

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II BAHASA INDONESIA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.

Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.

Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.

Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur.

Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).

(2)

2.2 Penulisan Huruf

2.2.1 Huruf Kapital atau Huruf Besar

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh : Saya membaca buku.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh : Adik bertanya, “ Kenapa kita pulang ?”

c. Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh : Tuhan merahmati hamba- Nya.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti nama orang.

Contoh : Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Sulaiman, e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat yang

diikuti nama orang.

Contoh : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Adam Malik, Profesor Surono, Sekretaris Jenderal PBB, Gubernur Jawa Barat

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagai nama orang.

Contoh : Muhammad Maulana Rizki, Syarifah Masitoh

g. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Arab.

h. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan peristiwa sejarah.

Contoh : tahun Masehi, bulan Januari, hari Selasa, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan.

(3)

i. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi.

Contoh ; Peta Sumatra, Danau Toba, Sungai Musi.

j. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi

Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar Republik Indonesia.

k. Huruf Kapital dipakai sebagai Huruf pertama nama semua kata didalam nama buku,majalah,surat kabar , kecuali kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang untuk,yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot Subroto , Gaul ,Analisa l . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama

gelar,pangkat, dan sapaan.

Contoh:

Dr. doktor

S.E. sarjana ekonomi S.H. sarjana hukum S.S. sarjana sastra

S.Kp. sarjana keperawatan

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan.

Contoh :

Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"

Besok Paman akan datang.

Surat Saudara sudah saya terima.

"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.

(4)

2.2.2 Huruf Miring

a. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan

Buku Negarakertagama karangan Prapanca

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata.

Contoh: Huruf pertama kata ajeng ialah a

Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.

Contoh: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana 2.3 Penulisan Kata

2.3.1 Kata Dasar

Kata Dasar di tulis sebagai satu kesatuan.

Contoh : pagar, rumah, tanah 2.3.2 Kata Turunan

(1) Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar.

Contoh: berduri, diangkat.

(2) Awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata.

Contoh: bertanggung jawab, membabi buta.

(3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka kata-kata itu ditulis serangkai.

Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.

(5)

(4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu ditulis serangkai.

Contoh: Pancasila, antarkota.

2.3.3 Kata Ulang

Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Contoh: lari-lari, sayur-mayur.

[

2.3.4 Gabungan Kata

(1) Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.

(2) Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.

Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.

(3) Gabungan kata yang sudah di anggap satu kata di tulis serangkai.

Contoh: Alhamdulillah, akhirulkalam, daripada, bumiputra.

2.3.5 Kata Ganti ku, kau, mu dan nya

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh : Buku ini ku baca.

Jangan sampai kau melupakan hal itu!

Itu bukan milikmu.

2.3.6 Kata Depan di, ke dan dari

Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh : Erva berdiri di depan tugu Monas Kiki pergi ke Jakarta.

Dian berasal dari Sumatera Utara.

(6)

2.3.7 Kata Sandang si dan sang

Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh : Anak itu digelari sang pengembara.

Syarifah tidak menyukai si malas itu.

2.4 Penulisan Singkatan dan Akronim 2.4.1 Singkatan

Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.

Contoh :

A.H. Nasution H. Hamid Suman Hs.

W.R. Supratman M.Hum.

M.Si.

S.E.

S.Sos.

S.Kom.

S.K.M.

Bpk.

Sdr.

Kol.

Abdul Haris Nasution Haji Hamid

Suman Hasibuan

Wage Rudolf Supratman magister humaniora magister sains sarjana ekonomi sarjana sosial sarjana komunikasi

sarjana kesehatan masyarakat bapak

saudara kolonel

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Contoh : DPR PBB

Dewan Perwakilan Rakyat Perserikatan Bangsa-Bangsa

(7)

WHO PGRI PT SD KTP

World Health Organization

Persatuan Guru Republik Indonesia perseroan terbatas

sekolah dasar

kartu tanda penduduk

1). Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.

Contoh :

jml. jumlah

kpd. kepada

kepada tanggal

hlm. halaman

yg. yang

No. nomor

2). Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.

Contoh :

dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya dst. dan seterusnya sda. sama dengan atas ybs. yang bersangkutan Yth. Yang terhormat Catatan:

Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah.

d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim

digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Contoh :

a.n. atas nama

(8)

d.a.

u.b.

u.p.

dengan alamat untuk beliau untuk perhatian

e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik.

Contoh : Cu cm kg kVA l Rp

kuprum sentimeter kilogram kilovolt-ampere liter

r 2.4.2 Akronim

Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Contoh : LIPI LAN PASI SIM

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lembaga Administrasi Negara

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia surat izin mengemudi

b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.

Contoh :

Bulog Bappenas Iwapi Kowani

Badan Urusan Logistik

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

Kongres Wanita Indonesia

(9)

c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil.

Contoh :

pemilu iptek rapim rudal tilang radar

pemilihan umum

ilmu pengetahuan dan teknologi rapat pimpinan

peluru kendali bukti pelanggaran

radio detecting and ranging

2.5 Penulisan Angka dan Lambang Bilangan 2.5.1Angka

1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.

Dalam tulisan umumnya digunakan angka Arab dan angka Romawi.

Contoh :

Angka Arab : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dst Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, dst.

2. Angka digunakan untuk menyatakan a. ukuran panjang, berat, luas, dan isi b. satuan waktu

c. nilai uang d. kuantitas Contoh :

12 centimeter 10 liter 12 jam

3. Angka biasanya dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, kamar, atau alamat.

(10)

Contoh :

Jalan Terapi II No 34 Hotel Salak kamar 219

4. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

Contoh :

Bab II, pasal 27, halaman 129 Surat Al Baqarah ayat 283 2.5.2 Lambang Bilangan

1. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut : a. Bilangan Utuh

Contoh :

Dua puluh tiga 23 Delapan belas 18

2. Bilangan Pecahan Contoh :

Setengah ½ Sepertiga ⅓

3. Penulisan lambang bilangan tingkat Contoh :

Sultan Hamengkubuwono X Awal abad XX

Dalam kehidupan di abad ke-21 Daerah tingkat II

Di tingkat 2 gedung itu Mahasiswa tingkat ke-2 Kantor di tingkat II itu

4. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an Contoh :

Tahun 60-an atau tahun enam puluhan Uang 1.000-an atau uang seribuan

(11)

Lima uang 100-an atau lima uang seratusan

5. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam perincian dan pemaparan.

Contoh :

Andi menonton film Laskar Pelangi sampai lima kali.

Paman memesan dua ratus lima puluh batu bata.

6. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Contoh :

Tujuh puluh lima anak mengikuti lomba mewarnai.

bukan

75 anak mengikuti lomba mewarnai.

7. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagaian supaya lebih mudah dibaca.

Contoh :

Perusahan itu medapat pinjaman sebesar 350 juta rupiah dari Bank Merdeka

8. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akte dan kuitansi.

Contoh :

Jumlah siswa di SD Pelangi adalah 469 siswa.

bukan

Jumlah siswa di SD Pelangi adalah 469 (empat ratus enam puluh sembilan siswa)

9. Jika bilangan dilambangkan dengan angka atau huruf, penulisannya harus tepat.

Contoh :

Saya lampirkan tanda terima pembayaran sewa mobil sebesar Rp. 575.850,- (lima ratus tujuh puluh lima ribu delapan ratus lima puluh rupiah)

2.6 Penulisan Tanda Baca

(12)

2.6.1 Tanda Titik (.)

Tanda titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri atas titik kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah kalimat, seperti di akhir kalimat.

a. Tanda Titik Dipakai pada Akhir Kalimat yang Bukan Pertanyaan atau Seruan

Contoh:

1) Saya suka makan nasi goreng.

2) Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.

b. Tanda Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Nama Orang Contoh:

1) Irwan S. Gatot 2) George W. Bush

Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.

Contoh : - Anthony Tumiwa

a. Tanda Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Gelar, Jabatan, Pangkat, dan Sapaan

Contoh:

1) S.pd.

2) Dr. (Doktor) 3) Ny. (Nyonya)

4) S.E. (Sarjana Ekonomi)

(13)

d. Tanda Titik Dipakai pada Singkatan Kata atau Ungkapan yang sudah sangat Umum Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Contoh:

1) dll. (dan lain-lain) 2) dsb. (dan sebagainya) 3) tgl. (tanggal)

Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu

Contoh:

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

f. Tanda Titik tidak Dipakai untuk Memisahkan Angka Ribuan, Jutaan, dan seterusnya yang tidak Menunjukkan Jumlah

Contoh :

1) Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

2) Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.

g. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan

Yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh:

1) Sekjen : (Sekretaris Jenderal) 2) UUD : (Undang-Undang Dasar) 3) SMA : (Sekolah Menengah Atas) 4) WHO : (World Health Organization)

(14)

h. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya

Contoh:

1) Latar Belakang Pembentukan 2) Sistem Acara

2.6.2 Tanda Koma (,)

Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah.

Penggunaan Tanda Koma

a. Tanda Koma Dipakai diantara Unsur-Unsur dalam suatu Perincian atau Pembilangan

Misalnya:

1) Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

2) Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.

3) Satu, dua, dan tiga!

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti `tetapi` atau

`melainkan`

Misalnya:

1) Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

2) Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

c. Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Anak Kalimat dari Induk Kalimatnya

Misalnya:

1) Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

(15)

2) Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

d. Tanda Koma Dipakai di belakang Kata atau Ungkapan Penghubung Antarkalimat yang terdapat pada Awal Kalimat. Termasuk di dalamnya

`oleh karena itu`, `jadi`, `lagi pula`, `meskipun begitu`, `akan tetapi`

Misalnya:

1) ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

2) ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.

e. Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Kata seperti O, Ya, Wah, Aduh, Kasihan dari Kata yang Lain yang terdapat di dalam Kalimat

Misalnya:

1) O, begitu?

2) Wah, bukan main!

3) Hati-hati, ya, nanti jatuh.

f. Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Petikan Langsung dari bagian lain dalam Kalimat

Misalnya:

1) Kata Ibu, "Saya gembira sekali."

2) "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."

g. Tanda Koma Dipakai di antara Nama dan Alamat, Bagian-bagian Alamat, Tempat dan Tanggal, dan Nama Tempat dan Wilayah atau Negeri yang Ditulis Berurutan.

Misalnya:

1) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.

2) Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor 3) Surabaya, 10 Mei 1960

4) Kuala Lumpur, Malaysia

h. Tanda Koma Dipakai untuk Menceraikan Bagian nama yang Dibalik Susunannya dalam Daftar Pustaka

Misalnya:

(16)

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Djilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

i. Tanda Koma Dipakai di antara Bagian-bagian dalam Catatan Kaki Misalnya:

W.J.S. Poerdarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 197), hlm.4.

j. Tanda Koma Dipakai di antara Nama Orang dan Gelar Akademik yang Mengikutinya untuk Membedakannya dari Singkatan Nama Diri, Keluarga, atau Marga

Misalnya:

1) B. Ratulangi, S.E.

2) Ny. Khadijah, M.A.

2.6.3 Tanda Seru (!)

Tanda seru adalah tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering menandai akhir suatu kalimat. Tanda seru umum ditemukan di berbagai bahasa dan sistem tulisan, meskipun dengan variasi makna dan simbol.

Fungsi tanda seru :

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

Misalnya :

1) Jangan letakan benda itu di depan saya ! 2) Tutup pintu itu!

3) Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya.

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

(17)

2.6.4 Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar.

Fungsi dan pemakaian titik koma yaitu :

1) Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.

2) Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Misalnya :

1) Hari makin sore; kami belum selesai juga.

2) Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.

3) Malam makin larut; kami belum selesai juga.

4) Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur;

adik belajar di kamar.

2.6.5 Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda.

Sebagai aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut.

Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

b. Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

c. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.

Penggunaan Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda Titik Dua Dipakai pada Akhir suatu Pernyataan Lengkap bila Diikuti Rangkaian atau Pemerian

(18)

Misalnya :

1) Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

2) Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

b. Tanda Titik Dua Dipakai Sesudah Kata atau Ungkapan yang Memerlukan Pemerian

Misalnya :

1) Ketua: Borgx

2) Wakil Ketua: Hayabuse 3) Sekretaris: Ivan Lanin

4) Wakil Sekretaris: Irwan Gatot 5) Bendahara: Rinto Jiang 6) Wakil bendahara: Rex

c. Tanda Titik Dua Dipakai dalam Teks Drama sesudah Kata yang Menunjukkan Pelaku dalam Percakapan.

Misalnya :

1) Borgx: "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"

2) Rex : "Siap, Boss!"

d. Tanda Titik Dua Dipakai (i) di antara Jilid atau Nomor dan Halaman, (ii) di antara Bab dan Ayat dalam Kitab-kitab Suci, atau (iii) di antara Judul dan Anak Judul suatu Karangan

Misalnya :

(i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) Surah Yasin: 9

(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

(19)

e. Tanda Titik Dua Dipakai untuk Menandakan Nisbah (angka banding) Misalnya :

Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

2.6.6 Tanda Hubung (-)

a.Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris

Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada ju-ga cara yang baru.

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.

Misalnya:

Beberapa pendapat mengenai masa –lah itu telah disampaikan.

Walaupun sakit, mereka tetap ti-dak mau beranjak.

b. Tanda Hubung Menyambung Awalan dengan Bagian Kata di Belakangnya atau Akhiran dengan Bagian Kata di depannya pada Pergantian Baris

Misalnya:

Kini ada cara yang baru untuk meng-ukur panas.

Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bulu-kumba.

Senjata ini merupakan alat pertahan-an yang canggih.

b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:

Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.

Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

(20)

c. Tanda Hubung Menyambung Huruf Kata yang Dieja Satu-satu dan Bagian- bagian Tanggal.

Misalnya:

p-a-n-i-t-i-a 8-4-1973

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan

1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital.

2) ke- dengan angka.

3) angka dengan –an.

4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan 5) nama jabatan rangkap

Misalnya :

se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara

f. Tanda hubung digunakan untuk memisahkan suku kata

Contoh :

Pra-mu-ka In-do-ne-sia

2.6.7 Tanda Elipsis (…)

Tanda elipsis adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kata atau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis). Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).

Berikut ini penggunaan tanda titik dalam kata atau kalimat : a. Untuk menandai jika ada bagian dari kalimat yang dihilangkan

(21)

Contoh :

Cara cepat mendatangkan pengunjung ke website anda … harus diperhatikan betul.

Cara mudah membuat tampilan website menarik ….

b.Catatan; dalam contoh kedua, ada empat titik, bukan tiga sesuai ketentuan.

Penjelasannya, tiga titik untuk menandai bagian yang dihilangkan dan satu titik lagi untuk mengakhiri kalimat.

c. Tanda elipsis juga dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Biasanya kita jumpai dalam kutipan langsung.

Contoh :

“Kalau begitu … mari kita lanjutkan saja diskusi tentang bisnis online ini!”

“Kalau tidak mau dipaksa belajar … ya, mau bagaimana lagi?”

Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut : Mengambarkan kalimat yang terputus-putus.

Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Contoh :

“PLAK … ALHAMDULLLIILAHH ….” Kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.

2.6.8 Tanda Tanya (?)

Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.

Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh :

a. Siapa Presiden Indonesia saat ini?

b. Kamu belajar cara bisnis online dimana?

(22)

c. Siapa yang mengajari kamu cara membuat website?

2.6. 9 Tanda Kurung ( )

Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.

Tanda kurung siku digunakan untuk:

a. Mengapit keterangan atau penjelasan.

Contoh:

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

b. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

Contoh:

Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Contoh:

Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

d. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

Contoh:

Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

2.6.10 Tanda Petik (“…”)

(23)

Tanda petik atau tanda kutip adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipan, frasa, atau kata. Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda petik umumnya merujuk pada tanda petik ganda atau disebut juga tanda petik dua.

Tanda petik (dua) digunakan untuk :

Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh:

"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"

Kata Tono, "Saya juga minta satu."

Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Contoh :

Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.

Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Contoh:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam."

Sedangkan tanda petik tunggal digunakan untuk :

e. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Contoh:

Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

(24)

“Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.

Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh:

feed-back 'balikan'.

2.6.11 Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.

Tanda garis miring ini dipakai:

a. Di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contoh:

1) No. 7/PK/1973 2) Jalan Kramat III/10

3) tahun anggaran 1985/1986

Sebagai pengganti kata atau, tiap.

Contoh:

1) Dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut).

2) Harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar).

2.6.12 Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)

Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata atau penyingkatan bagian angka tahun.

Contoh :

1) Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45.

2) Ali 'kan kusurati. ('kan = akan) 3) Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

(25)

4) 1 Januari '88 ('88 = 1988)

Referensi

Dokumen terkait

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri , Iwapi.2. Akronim yang bukan

atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital (Iwapi, Kowani, Bappenas)..  Akronim yang bukan nama diri yang

LAN.. b.Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.E.

Singkatan Nama Resmi Lembaga Pemerintahan dan Ketatanegaraan, Badan atau Organisasi, serta Nama Dokumen Resmi yang Terdiri atas Huruf Awal Kata Ditulis dengan

• Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal yang

tanda dengan titik. Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur

b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. 1) Akronim nama

Singkatan Nama Resmi Lembaga Pemerintahan dan Ketatanegaraan, Badan atau Organisasi, serta Nama Dokumen Resmi yang Terdiri atas Huruf Awal Kata Ditulis dengan